BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bisa terjadi pada anak dimana apabila anak terkena pidana. Adapun pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Rakhman Firdaus, 2016

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa.

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan amanah dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

P, 2015 PERANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KLAS IIA BANDUNG DALAM UPAYA MEREHABILITASI NARAPIDANA MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 SLB Golongan A di Jimbaran. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

I. PENDAHULUAN. disegala bidang. Salah satu dari pembangunan Nasional di Indonesia adalah di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada dasarnya merupakan pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Shinta Yunita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok berupa latar

BAB I PENDAHULUAN. 2. Persamaan perlakuan dan pelayanan; 5. Penghormatan harkat dan martabat manusia;

2015 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PPKN UNTUK PEMBINAAN KARAKTER SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi semakin menyuguhkan dinamika perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang memiliki konstitusi tertinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. bagi generasi penerus perjuangan bangsa ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN. CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan)

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya mendapatkan perlakuan yang sama seperti siswa normal. Siswa SLB

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang. merupakan bagian dari upaya membangun karakter dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan bermasyarakat, tidak lepas dari kaidah hukum yang mengatur

PEMIKIRAN POLITIK DAN GERAKAN SOSIOKULTURAL KEWARGANEGARAAN KAUM INTELEKTUAL MUSLIM NEO-MODERNIS DALAM PENGUATAN DEMOKRASI DAN CIVIL SOCIETY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ani Sumarni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa muda pada umumnya dapat dipandang sebagai salah satu tahap

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini kecenderungan prilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang anak masih mudah ditemukan. Berbagai kasus kriminal yang pernah terjadi tidak sedikit berakibat pada pidana penjara seorang anak. Kenyataan ini menunjukkan bahwa masalah kenakalan anak (juvenile delinquency) merupakan salah satu masalah sosial yang sangat kompleks dan menyeluruh, yang dapat menghambat laju pembangunan, karena masalah tersebut dapat mengganggu ketertiban, ketenteraman, serta keamanan baik jasmani, rohani maupun sosial dalam kehidupan bersama, secara langsung maupun tidak langsung. Lembaga Pemasyarakatan Anak (LAPAS Anak) merupakan salah satu institusi sosial yang didirikan oleh pemerintah bersama masyarakat guna melaksanakan tugas-tugas pendidikan dan pembinaan terhadap anak yang bermasalah dengan hukum agar dapat kembali menjadi seorang warga negara yang baik. Tujuan mulia tersebut didasari oleh pandangan bahwa anak merupakan amanah sekaligus karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa harus kita bina, pelihara dan kita jaga karena di dalam dirinya melekat harkat, martabat, potensi serta hak-hak sebagai manusia yang harus kita junjung tinggi. Sebagaimana dikemukakan oleh Atmaja (2007:4) yang memberikan pemahaman pentingnya membina, menjaga, memelihara serta memenuhi hak-hak anak, sebab menurut beliau bahwa :...jika kita melihat dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak dapat dipungkiri bahwa anak Indonesia adalah harapan dan masa depan bangsa serta generasi penerus cita-cita bangsa Indonesia, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidupnya, berhak untuk tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan diri. 1

Karena anak adalah generasi penerus bangsa, yang mampu menjamin untuk meneruskan cita-cita pembangunan negara, yang mempunyai harkat, martabat, potensi serta hak asasi layaknya orang dewasa, maka setiap anak wajib untuk dilindungi dan dibina dalam mendukung perkembangannya. Tidak terkecuali perlindungan dan pembinaan terhadap anak didik pemasyarakatan yang berada di LAPAS Anak agar kembali menjadi warga negara yang baik. Anak yang berada di LAPAS Anak secara sosial adalah anak yang bermasalah dengan hukum. Yakni dengan ciri-ciri anak yang cacat kepribadiannya, putus asa akan masa depan, anak yang hilang motivasi untuk kembali berprestasi dan sukses di dalam kehidupannya, anak yang merasa malu dan kurang percaya diri untuk berpartisipasi di dalam kehidupan bermasyarakat, serta anak yang merasa termarjinalkan dari kehidupan masyarakat. Sehingga dengan berbagai karakteristik tersebut, maka proses pembinaan untuk mengembalikan anak menjadi warga negara yang baik serta pembangunan karakter anak merupakan kebutuhan dan tantangan yang mendesak untuk diwujudkan oleh setiap LAPAS Anak di Indonesia. Tujuan utama dibentuknya LAPAS Anak di Indonesia bukan semata-mata sebagai tempat penampungan bagi anak-anak yang bermasalah dengan hukum, namun jauh lebih mulia tujuan negara membentuk LAPAS Anak di Indonesia adalah untuk meningkatkan kualitas anak didik pemasyarakatan agar menyadari kesalahan yang dilakukannya, dapat memperbaiki dirinya, serta adanya keinginan untuk tidak melakukan dan mengulangi berbagai bentuk tindak pidana lainnya. Selain itu LAPAS Anak juga bertujuan mempersiapkan anak agar dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat berpartisipasi dan berperan aktif dalam pembangunan, serta dapat hidup secara wajar sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab setelah selesai menjalani masa hukumannya. Sedangkan tugas LAPAS Anak adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan terhadap anak didik pemasyarakatan. 2

Hasil penelitian yang dilakukan di LAPAS Anak Klas II.B Kalbar memberikan gambaran awal bahwa data terakhir penghuni pada maret 2013 berjumlah 35 anak meliputi berbagai kasus, diantaranya kasus pencurian 9 anak, asusila 17 anak, narkoba 7 anak, dan kasus perkelahian/penganiayaan 2 anak. Kenyataan tersebut mengindikasikan bahwa tingkat kriminalitas yang dilakukan oleh anak di wilayah hukum Kalimantan Barat tergolong besar. Sehingga menuntut keseriusan pihak LAPAS Anak Klas IIB Kalbar dalam melaksanakan pembinaannya. Disisi lain, dari aspek keamanan, ketertiban, dan ketentraman di masyarakat, tentu kasus-kasus di atas sangat mengkhawatirkan apabila tidak disikapi dengan program pembinaan yang benar. Pembinaan terhadap anak yang berada di LAPAS Anak Klas II.B Kalbar agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya dalam menjamin kelangsungan pembangunan negara serta pencapaian cita-cita negara secara sadar harus selalu diupayakan, sebab pengabaian terhadap pembinaan anak didik pemasyarakatan agar menjadi warganegara yang baik akan menimbulkan berbagai gejala yang jauh lebih kompleks. Seperti kurang mampunya anak berperan dan berpartisipasi di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang tentunya akan mempersulit posisi anak dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan global setelah anak tersebut selesai menjalani masa pembinaannya. Pada dasarnya penelitian ini mendeskripsikan secara menyeluruh berbagai program pembinaan yang dilakukan oleh LAPAS Anak Klas II.B Kalbar yang merupakan konsep dan praktik Pendidikan Kewarganegaraan. Berdasarkan hasil penelitian pendahulun, peneliti menemukan berbagai program pembinaan yang dilaksanakan oleh LAPAS Anak Klas IIB Kalbar yang merupakan konsep dan praktik Pendidikan Kewarganegaraan seperti kegiatan keagamaan (siraman rohani, mengaji, sholat, ke gereja), kegiatan pendidikan (bimbingan belajar, pendidikan budi pekerti, sosialisasi hukum), kegiatan kesenian (bermain musik), kegiatan kesehatan (olah raga), kegiatan pertanian (berkebun), kegiatan pelatihan kerja (kegiatan pertukangan), serta kegiatan-kegiatan lainnya. 3

Dalam kaitan Pendidikan Kewarganegaraan dapat disikapi sebagai program pendidikan kemasyarakatan, maka kegiatan-kegiatan pembinaan seperti di atas memiliki keterkaitan dengan ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan yakni sebagai tradisi citizenship education. Berbagai program pembinaan yang dilaksanakan oleh LAPAS Anak Klas II.B Kalbar sebagaimana diatas pada akhirnya bermuara pada pembentukan pribadi warga negara Indonesia yang baik. Yakni warga negara Indonesia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, serta sikap kewarganegaraan meliputi warga negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, warga negara yang mengetahui hak-hak dan kewajibannya, warga negara yang memiliki kecerdasan (intelektual, emosional, sosial, spritual), memiliki kepedulian kepada warga negara yang lain, memiliki rasa bangga serta tanggung jawab, senantiasa didasari oleh etika dalam berhubungan dengan sesamanya, mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Dewasa ini konsep dan praktek Pendidikan Kewarganegaraan tidak terbatas pada dunia pendidikan formal saja. Tetapi juga terjadi didalam pendidikan nonformal, organisasi keagamaan. organisasi kemasyarakatan serta di lingkungan masyarakat. Atas dasar keluasan cakupan Pendidikan Kewarganegaraan dalam kedudukannya sebagai citizenship education tersebut, maka konsep dan praksis Pendidikan Kewarganegaraan dapat terjadi dimana saja tak terkecuali di Lembaga Pemasyarakatan Anak. Sebagaimana dikemukakan oleh Sapriya (2012:30-31) berkaitan dengan tiga domain yang dilahirkan oleh konsep citizenship education, memberikan batasan secara jelas mengenai ruang lingkup dari ketiga domain citizenship education bahwa: Domain akademis adalah berbagai pemikiran tentang pendidikan kewarganegaraan yang berkembang dilingkungan komunitas ilmiah. Domain kurikuler adalah konsep dan praksis PKn dalam dunia pendidikan formal dan nonformal. Domain sosial-kultural adalah konsep dan praksis PKn di lingkungan masyarakat. 4

Dalam kaitannya dengan konsep dan praksis PKn dalam program pembinaan di LAPAS Anak Klas II.B Kalbar, penjelasan yang dikemukakan di atas dapat menjadi dasar teori mengenai ruang lingkup PKn dalam kedudukannya sebagai citizenship education yang di praktekkan di LAPAS Anak Kalbar. Sejalan dengan gagasan diatas, Cogan (Winataputra & Budimansyah, 2012:11) menegaskan bahwa : Civic Education secara umum menunjuk pada jenis-jenis kegiatan belajar yang terjadi dalam konteks struktur sekolah formal. Dalam posisi ini Civic Education diperlakukan sebagai mata pelajaran dasar yang dirancang untuk mempersiapkan para pemuda warganegara untuk dapat melakukan peran aktif dalam masyarakat, kelak setelah mereka dewasa. Sedangkan Citizenship Education/Education for Citizenship merupakan istilah generik yang mencakup pengalaman belajar disekolah dan diluar sekolah, seperti yang terjadi dilingkungan keluarga, dalam organisasi kemasyarakatan, dan dalam media. Oleh karena itu oleh Cogan disimpulkan Citizenship Education/Education for Citizenship merupakan suatu konsep yang lebih luas dimana Civic Education termasuk bagian penting didalamnya. Dari gagasan diatas, dapat dipahami bahwa konsep civic education digolongkan sebagai mata pelajaran dasar yang diajarkan didalam sekolah formal. Sedangkan citizenship eduacation adalah hasil atau produk dari keseluruhan proses belajar disekolah dan diluar sekolah dalam bentuk pengalaman belajar siswa. Oleh sebab itu, berangkat dari kedua pandangan di atas, tidak berlebihan dikatakan bahwa berbagai program pembinaan yang dilaksanakan oleh LAPAS Anak Klas IIB Kalbar juga merupakan pengembangan konsep-konsep dan praksis PKn dalam kedudukannya sebagai citizenship education dalam rangka membentuk anak menjadi warga negara yang baik. Kemudian gagasan mengenai konsep PKn dalam kedudukannya sebagai citizenship education juga dikemukakan oleh Winataputra (Samsuri et al, 2012:73) dimana menurutnya bahwa :...di Indonesia, pendidikan kewarganegaraan dalam pengertian sebagai Citizenship Education, secara substantif dan pedagogis didesain untuk 5

mengembangkan warganegara yang cerdas dan baik untuk seluruh jalur dan jenjang pendidikan. Dari pandangan yang diuraikan di atas, dapat dipahami bahwa di Indonesia PKn dalam kedudukannya sebagai citizenship education didesain untuk mengembangkan warga negara Indonesia melalui kelompok sosial dan kegiatan di masyarakat agar menjadi warga negara yang cerdas dan baik. Anak yang berada di LAPAS Anak Klas II.B Kalbar (baik anak pidana, anak negara, anak sipil) adalah anak yang harus tetap dibina agar menjadi warga negara Indonesia yang baik. Hal tersebut menjadi sangat penting mengingat bahwa anak tersebut nantinya setelah selesai menjalani masa pembinaannya akan kembali kedalam kehidupan masyarakatnya untuk menjadi bagian dari masyarakatnya. Yang harapannya mampu berperan dan berpartisipasi secara penuh dalam pembangunan nasional, melanjutkan cita-cita bangsa serta mengisi kemerdekaan dengan aktifitas dan hal-hal yang positip sebagaimana ciri manusia Indonesia yang seutuhya. Sehingga setiap upaya yang dilakukan oleh LAPAS Anak dalam membina anak menjadi warga negara yang baik harus senantiasa mendapat dukungan dari seluruh komponan bangsa. Berangkat dari semua pemaparan diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat tesis dengan judul Revitalisasi Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Program Pembinaan Warga Negara Indonesia Muda di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pemasyarakatan Anak Kelas II.B Kalimantan Barat. yang merupakan Studi Deskriptif di Lembaga B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka secara umum rumusan masalah penelitian ini yaitu: Bagaimanakah Upaya Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan dalam Program Pembinaan Warga Negara Muda di Lembaga Pemasyarakatan Anak. 6

Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan, maka masalah pokok tersebut dijabarkan dalam sub-sub masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengembangan program Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembinaan warga negara muda di LAPAS Anak Klas IIB Kalbar? 2. Program apa sajakah yang dilaksanakan LAPAS Anak Klas IIB Kalbar dalam membina pengetahuan, keterampilan, serta sikap warga negara muda? 3. Bagaimanakah tantangan dan persoalan serta solusi LAPAS Anak Klas IIB Kalbar dalam melaksanakan pembinaan warga negara muda? C. Pertanyaan Penelitian Untuk memudahkan mengenali kearah mana yang hendak dicapai dari penelitian ini maka, adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perencanaan program Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembinaan warga negara muda di LAPAS Anak Klas IIB Kalbar? 2. Bagaimanakah pelaksanaan program Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembinaan warga negara muda di LAPAS Anak Klas II.B Kalbar? 3. Bagaimanakah proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan antara para pembina dan anak sebagai warga belajar? 4. Bagaimanakah keberhasilan program pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap warga negara muda di LAPAS Anak Klas IIB Kalbar? 5. Program apa sajakah yang dilaksanakan LAPAS Anak Klas IIB Kalbar dalam membina pengetahuan, keterampilan, serta sikap warga negara muda? 6. Bagaimanakah tantangan dan persoalan serta solusi LAPAS Anak Klas IIB Kalbar dalam melaksanakan pembinaan warga negara muda? D. Tujuan Penelitian 7

1. Tujuan Umum. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai upaya pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan dalam program pembinaan warga negara Indonesia muda di LAPAS Anak Klas II.B Kalbar. 2. Tujuan Khusus. Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui bagaimanakah pengembangan program Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembinaan warga negara muda di LAPAS Anak Klas IIB Kalbar. 2. Mengetahui program apa sajakah yang dilaksanakan LAPAS Anak Klas IIB Kalbar dalam membina pengetahuan, keterampilan, serta sikap warga negara muda. 3. Mengetahui bagaimanakah tantangan dan persoalan serta solusi LAPAS Anak Klas IIB Kalbar dalam melaksanakan pembinaan warga negara muda? E. Manfaat Penelitian Peneliti mengharapkan penelitian ini akan bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaatnya sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan manfaat secara ilmiah seputar pengembangan program Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembinaan warga negara Indonesia muda di LAPAS Anak Klas IIB Kalbar yang dapat menambah khasanah keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan. 2. Manfaat Praktis 8

Keberhasilan penelitian ini diharapkan di samping memberikan manfaat teoritis juga memberikan manfaat praktis, adapun manfaat praktis dari penelitian ini di antaranya adalah: a. Terhadap Peneliti, penelitian ini sebagai wahana untuk memperkaya khasanah keilmuan peneliti. b. Bagi Sekolah Pasca Sarjana Prodi PKn, penelitian ini sebagai sumbangan keilmuan dalam rangka melihat pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembinaan warga negara muda di LAPAS Anak Kalbar. c. Bagi LAPAS Anak Klas IIB Kalbar, penelitian ini diharapkan menjadi kajian bersama dalam melihat pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembinaan warga negara muda di LAPAS Anak Kelas II.B Kalbar. d. Bagi Warga Negara Muda, penelitian ini akan merumuskan pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan di LAPAS Anak Klas IIB Kalbar yang dapat membantu pembentukan anak menjadi warga negara yang baik. e. Bagi Masyarakat, penelitian ini berusaha membantu keinginan masyarakat agar warga negara muda yang dibina di LAPAS Anak Klas II.B Kalbar dapat kembali menjadi warga negara yang baik. F. Struktur Organisasi Tesis Tesis yang akan ditulis terdiri dari 5 bab, yakni: bab I tentang pendahuluan, bab II tentang kajian pustaka, bab III tentang metode penelitian, bab IV tentang hasil penelitian dan pembahasan serta bab V tentang kesimpulan dan rekomendasi. Untuk lebih jelasnya, pembahasan dari kelima bab ini secara singkat dijelaskan dibawah ini. Bab I tentang pendahuluan.bab ini secara rinci mendeskripsikan latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan tesis. 9

Bab II tentang kajian pustaka.pada bab ini terbagi dalam beberapa sub bab yaitu: (1) hakikat dan makna PKn. Topik yang ditulis mengenai visi dan misi PKn, tujuan dan program PKn, PKn sebagai program pendidikan persekolahan, PKn sebagai program pendidikan masyarakat. (2) karakteristik warga negara yang baik. Topik yang ditulis mengenai batasan warga negara, syarat-syarat kewarganegaraan, macam-macam kewarganegaraan, warga negara Indonesia yang baik. (3) Eksistensi Lembaga Pemasyarakatan Anak. Topik yang ditulis mengenai sejarah, asas, tujuan, tugas, dan fungsi lembaga pemasyarakatan anak. (4) hasil penelitian yang relevan, (5) Paradigma Penelitian. Bab III membahas tentang metode penelitian. Adapun sub bab yang dibahas dalam bab ini mencakup pendekatan dan metode penelitian, teknik pengumpul data penelitian, defenisi operasional, instrumen penelitian, teknik analisis data, lokasi dan subjek penelitian, pengujian keabsahan data. Bab IV membahas tentang hasil dan pembahasan penelitian. Pada bab ini dibahas tentang gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian. Bab V berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi. Pada bab ini dibagi menjadi dua sub bab yaitu:(1) kesimpulan dan (2) rekomendasi. 10