BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBAGIAN HASIL USAHA ANTARA PIHAK BMT DENGAN PIHAK NASABAH DAN ANALISIS KESESUIAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI. Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISISIS MEKANISME PENCAIRAN DANA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN AGUNAN CAST COLLATERAL DI KSPPS ARTHAMADINA, BATANG.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro. menambah modal usaha nasabah dengan harapan agar usahanya lebih

BAB IV PEMBAHASAN Syarat dan Ketentuan Pembiayaan Mikro Syariah Di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Kejajar Wonosobo.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB 5 PENUTUP. Pembiayaan Mudharabah (Studi Kasus pada Koperasi Jasa Keuangan. Syariah Muamalah Berkah Sejahtera Surabaya), maka penulis dapat menarik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedur pemberian pembiayaan murabahah pada Bank Syariah

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN PADA PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

BAB IV. Analisis Hasil Penelitian. A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki

BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Bai Bitsaman Ajil Pada Pembiayaan Multiguna Di KSPPS BMT Walisongo Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MUDHARABAH dan MUSYARAKAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C. Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI.

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS TERHADAP PRODUK PEMBIAYAAN USAHA BAGI HASIL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Minat Nasabah Terhadap Akad Mudharabah untuk Usaha di BPRS Gala

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah.

BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI PEDAGANG KECIL DI PASAR KLIWON TENTANG PEMANFAATAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT FASTABIQ CABANG KUDUS

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan

BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG

BAB III PEMBAHASAN. Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS. Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW)

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB V PEMBAHASAN. kegiatan operasional yang berlangsung di kantor Koperasi Simpan Pinjam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB IV PEMBAHASAN. A. Mekanisme Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar ) 1. Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar )

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Linkage Program ib Hasanah pada BNI Syariah Cabang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BMT Walisongo Mijen Semarang dilandasi dengan prinsip kehati-hatian

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

Divisi Produk & Prosedur Pembiayaan. Sistem perbankan syariah beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil,

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB IV PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA UNTUK USAHA DAGANG DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) KANTOR CABANG PAYAKUMBUH

Mura>bah}ah oleh BMT Dana Mentari, sebagaimana diterbitkan dalam

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil

BAB IV ANALISIS PROSEDUR MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA JAMINAN PADA GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG PEKALONGAN

BAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan

Transkripsi:

47 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra Sejahtera Subah-Batang Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan syariah kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif. Dalam pembiayaan ini lembaga keuangan syariah sebagai shahibul maal, sedangkan pengusaha bertidak sebagai mudharib. Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian dana, dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Jumlah dana harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tunai, lembaga keuangan syariah sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat mudharabah kecuali jika mudharib melakukan kesalahan yang disengaja atau meyalahi jaminan. Berikut ini adalah mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal kerja sebagai berikut. 1. Prosedur Pembiayaan Prosedur pembiayaan adalah suatu gambaran sifat atau metode untuk melaksanakan kegiatan pembiayaan. Prosedur pembiayaan di KJKS Mitra Sejahtera meliputi hal-hal berikut. a. Aplikasi Pembiayaan 47

48 Dalam aplikasi pembiayaan anggota dan calon anggota yang akan mengajukan pembiayaan harus mengisi formulir permohonan pembiayaan yang disediakan oleh KJKS Mitra sejahtera. Anggota dan calon anggota yang mengajukan pembiayaan harus memenuhi persyaratan pembiayaan yang telah ditetapkan oleh KJKS Mitra Sejahtera. Persyaratan tersebut antara lain: 1) Syarat-syarat administrasi Syarat pengajuan untuk pembiayaan modal kerja atau investasi bagi badan usaha yaitu: a. Fotocopy identitas pengurus b. Akta pendirian c. Legalitas usaha (SIUP, SITU, TDP/TDR, dsb) d. Laporan keuangan 3 tahun terakhir e. Laporan aktivitas usaha (minimal 6 bulan terakhir) f. Proyek usaha (minimal 12 bulan yang akan datang) g. Fotocopy rekening tabungan 3 bulan terakhir. 2) Bagi perorangan a. Fotocopy identitas nasabah (KTP/SIM/PASPORT, dsb) b. Kartu keluarga (KK) c. Legalitas usaha d. Fotocopy rekening tabungan 3 bulan terakhir e. Fotocopy dokumen surat jaminan sepeda motor, mobil, sertifikat (sebelum dokumen asli diserahkan).

49 3) Pengajuan untuk pembiayaan konsumtif (hanya bagi perorangan) a. Fotocopy identitas nasabah (KTP/SIM/PASPORT, dsb) b. Kartu keluarga (KK) c. Legalitas usaha/sk kerja d. Fotocopy rekening tabungan 3 bulan terakhir e. Surat perhitungan pajak tahunan. 46 2. Analisis Pembiayaan Untuk mengajukan permohonan pembiayaan, maka calon anggota harus mengajukan pembiayaan secara tertulis dengan cara mengisi blangko permohonan pembiayaan. Kemudian dari blangko permohonan dan syarat-syarat pengajuan tersebut oleh petugas bagian pembiayaan akan melakukan survey secara administratif yaitu melihat secara langsung kondisi rumah atau langsung ke tempat usaha yang dimiliki dan mengajukan beberapa pertanyaan yang diperlukan dalam menganalisis pembiayaan. Dengan demikian, secara tidak langsung pihak KJKS Mitra Sejahtera akan dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan dana financing/pembiayaan yang akan diberikan diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Character (Karakter) Karakter menggambarkan watak dan kepribadian calon anggota. KJKS Mitra Sejahtera perlu melakukan analisis terhadap karakter calon anggota dengan tujuan untuk mengetahui bahwa calon anggota mempunyai keinginan untuk 46 Dedi Indrianto, bagian pembiayaan KJKS Mitra Sejahtera Kabupaten Batang, Wawancara pribadi pada tangga 11 agustus 2015.

50 memenuhi kewajibannya untuk membayar kembali pembiayaan yang telah diterima hingga lunas dengan jangka waktu yang telah ditentukan. 2. Capacity Analisis terhadap Capacity ini ditunjukan untuk mengetahui kemampuan dari anggota dalam pengembalian dana financing atau pembiayaan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. 3. Capital Capital merupakan jumlah modal yang dimiliki calon anggota dalam menjalankan usahanya. Semakin besar modal yang dimilki calon anggota akan semakin meyakinkan bagi bank akan keseriusan calon anggota dalam mengajukan pembiayaan dan pembayaran. 4. Condition Condition merupakan analisis terhadap kondisi perekonomian akan usaha dari calon anggota yang mengajukan pembiayaan. 5. Collateral Collateral merupakan jaminan yang diberikan oleh calon anggota atas pembiayaan yang diajukan. Apabila nasabah tidak dapat membayar angsurannya, maka bank sayariah dapat melakukan penjualan terhadap jaminannya. 3. Keputusan Persetujuan Layak atau Tidak Dari hasil survai diserahkan kepada tim komite yang terdiri dari bagian keuangan, pemasaran dan bagian pembiayaan. Hasil survai tersebut akan

51 dianalisis lebih lanjut untuk menentukan layak atau tidak layak untuk diberikan pembiayaan. Apabila salah satu tim komite ada yang tidak menyetujui atas pembiayaan yang diajukan maka pencairan akan ditunda. Setelah disetujui oleh tim komite, berkas-berkas permohonan pembiayaan diajukan ke manajer KJKS Mitra Sejahtera. Manajer akan menganalisis ulang terhadap berkas-berkas pembiayaan dan mengambil keputusan apakah pembiayaan tersebut layak atau tidak layak. Apabila pembiayaan layak, maka dapat dilanjutkan ke tahap akad. Akan tetapi, jika pembiayaan tidak layak, KJKS Mitra Sejahtera akan memberikan surat penolakan permohonan pembiayaan kepada anggota dan calon anggota. 4. Akad Pembiayaan Dalam akad pembiayaan ini berisikan dana financing/pembiayaan antara KJKS dengan nasabah yang dilanjutkan penandatanganan kedua belah pihak. 5. Pencairan Setelah akad disetujui dan ditandatangani maka realisasi pembiayaan akan dilakukan kepada nasabah dan pemberian kartu angsuran sebagai tanda bukti pengangsuran. 6. Pelunasan Pembiayaan Pelunasan pembiayaan adalah terpenuhinya semua kewajiban nasabah terhadap KJKS yang berakibat terhapusnya ikatan perjanjian pembiayaan.

52 Pembiayaan yang telah diberikan kepada nasabah di KJKS Mitra Sejahtera dapat dibayar dengan mengangsur secara bulanan. 47 B. Penerapan Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra Sejahtera Subah-Batang Sebagaimana yang kita ketahui bahwa KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang memiliki dua fungsi utama yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana. Dalam hal ini lebih dikaitkan dengan pembiayaan Mudharabah. Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Akad ini mempertemukan antara orang yang tidak memiliki dana tetapi memiliki kemampuan untuk mengelolanya dengan orang yang memiliki dana tetapi tidak memliki kemampuan untuk mengelolanya. Berikut ini adalah penerapan akad mudharabah dalam pembiayaan modal kerja sebagai berikut. 1. Penentuan Nisbah Bagi Hasil KJKS Mitra Sejahtera dalam menentukan nisbah bagi hasil dengan mudharib (Nasabah) dilakukan atas dasar kesepakatan saat dilakukan kontrak. Penentuan nisbah bagi hasil ini tergantung pada saat tawar-menawar (negosiasi). Dengan demikian, nisbah ini bervariasi, bisa 50:50, 60:40, 70:30, 45:55. Apabila usaha yang dikelola oleh mudharib memperoleh keuntungan yang besar maka KJKS pun akan 47 Dedi Indrianto, bagian pembiayaan KJKS Mitra Sejahtera Kabupaten Batang, Wawancara pribadi pada tangga 11 agustus 2015.

53 memperoleh keuntungan yang besar pula, tetapi apabila usaha yang dikelola mudharib memperoleh keuntungan yang sedikit maka keuntungan KJKS pun akan sedikit. Dalam pembagian bagi hasil KJKS Mitra Sejahtera dapat dilakukan dengan dua cara yaitu profit sharing dan revenue sharing. Profit sharing merupakan porsi nisbah bagi hasil antara pihak KJKS dengan anggota yang dikalikan dengan semua pendapatan yang belum dikurangi oleh biaya, sedangkan revenue sharing merupakan porsi nisbah bagi hasil antara pihak KJKS dengan anggota yang dikalikan dengan laba bersih anggota. Dalam hal ini KJKS Mitra Sejahtera menggunakan revenue sharing sebagai pembagian keuntungan. Tetapi dalam kenyataannya KJKS Mitra Sejahtera memberikan potongan kepada anggota berupa biaya administrasi yang besarnya tergantung pada jarak survai tempat tinggal atau survai tempat usaha dari kantor KJKS Mitra Sejahtera. Dan KJKS Mitra Sejahtera memberlakukan potongan untuk mendapatkan sertifikat sebagai anggota KJKS Mitra Sejahtera. 48 48 Dedi Indrianto, bagian pembiayaan KJKS Mitra Sejahtera Kabupaten Batang, Wawancara pribadi pada tangga 20 Agustus 2015.

54 Tabel 1.4 Menurut fatwa No.7/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan mudharabah dengan penerapan di KJKS Mitra Sejahtera No Fatwa DSN Sesuai/belum sesuai Penerapan di KJKS Mitra Sejahtera 1. Pembiayaan mudharabah adalah Sesuai Pembiayaan mudharabah di KJKS pembiayaan yang disalurkan oleh LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif. Mitra Sejahtera disalurkan kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif. 2. Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal membiayai 100% kebutuhan suatu usaha, sedangkan Belum sesuai dalam pembiayaan ini KJKS tidak memberikan 100%, melainkan KJKS memberikan potongan berupa biaya mudharib bertindak sebagai administrasi yang besarnya tergantung pengelola usaha. pada jarak dari kantor KJKS ke survai tempat usaha/ survai tempat tinggal. 3. Jangka waktu usaha, tata cara Sesuai KJKS dalam memberikan jangka pengembalian dana dan pembagian waktu usaha, tata cara pengembalian keuntungan ditentukan berdasarkan dana dan pembagian keuntungan kesepakatan kedua belah pihak melalui prosentase dari keuntungan. ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak melalui prosentase dari keuntungan. 4. Mudharib boleh melakukan Sesuai Di KJKS Mitra Sejahtera Mudharib berbagai macam usaha yang telah boleh melakukan berbagai macam disepakati bersama dan sesuai usaha yang telah disepakati bersama dengan syariah dan LKS tidak ikut serta dalam manajemen usaha tetapi mempunyai hak untuk melakukan dan sesuai dengan syariah dan LKS tidak ikut serta dalam manajemen usaha tetapi mempunyai hak untuk

55 pembinaan dan pengawasan. melakukan pembinaan dan pengawasan. 5. Jumlah dana pembiayaan harus bentuk tunai dan bukan utang. Sesuai Jumlah dana yang diberikan KJKS berbentuk tunai dan bukan utang. 6. LKS sebagai penyedia dana Belum sesuai Dalam penerapan di KJKS Mitra menanggung semua kerugian akibat Sejahtera sebagai penyedia dana jika dari mudharabah kecuali jika terjadi kesalahan atau kerugian yang mudharib melakukan kesalahan dilakukan atau tidak dilakukan oleh yang sengaja, lalai atau menyalahi mudharib pihak KJKS tidak aturan. menanggung semua kerugian, melainkan melalui musyawarah dengan mudharib untuk menentukan jalan keluar dari masalah tersebut. Tetapi dalam musyawarah tersebut pihak KJKS menetapkan bahwa pokok pinjaman dari nasabah harus kembali terlebih dahulu dengan jangka waktu yang telah disepakati dalam musyawarah tersebut. 49 Contoh perhitungan pembiayaan mudharabah Bapak Nur merupakan pedagang di pasar yang sedang berkembang. Bapak Nur bermaksud ingin menambah modalnya dengan cara mencari pinjaman. Untuk itu Bapak Nur datang ke KJKS Mitra Sejahtera dan mengutarakan keinginannya. Bapak Nur membutuhkan tambahan modal sebesar Rp. 1.000.000 dengan jaminan 49 Dedi Indrianto, bagian pembiayaan KJKS Mitra Sejahtera Kabupaten Batang, Wawancara pribadi pada tangga 29 September 2015.

56 BPKB Sepeda Motor. Setelah diananlisis oleh pengelola dan ada kesepakatan nisbah bagi hasil 38% untuk Bank dan 62% untuk Nasabah, dari hasil itu pembiayaan ini layak untuk disetujui. Pokok pinjaman Rp 1.000.000 x 10% = Rp. 100.000 Proyeksi hasil Rp 100.000 Nisbah bagi hasil 38% untuk Bank dan 62% untuk Nasabah Perhitungan KJKS Mitra Sejahtera sebagai berikut: Bagi hasil untuk KJKS = Proyeksi Hasil x 38% = Rp 1.00.000 Rp 38% = Rp 38.000 Bagi hasil untuk anggota =Proyeksi Hasi x 26% = Rp 100.000 62% = Rp 62.000

57 Tabel 1.5 Simulasi penetapan bagi hasil KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang bulan Pokok Proyeksi Saldo nasabah KJKS Total hasil pokok 62% 38% Angsuran 1 Rp 83.333 Rp 100.000 Rp 916.667 Rp 62.000 Rp 38.000 Rp 121.333 2 Rp 83.333 Rp 91.667 Rp 833.333 Rp 56.833 Rp 34.833 Rp 118.166 3 Rp 83.333 Rp 83.333 Rp 750.000 Rp 51.666 Rp 31.666 Rp 114.999 4 Rp 83.333 Rp 75.000 Rp 666.667 Rp 46.500 Rp 28.500 Rp 111.833 5 Rp 83.333 Rp 66.667 Rp 583.333 Rp 41.333 Rp 25.333 Rp 108.666 6 Rp 83.333 Rp 58.333 Rp 500.000 Rp 36.166 Rp 22.166 Rp 105.499 7 Rp 83.333 Rp 50.000 Rp 416.667 Rp 31.000 Rp 19.000 Rp 102.333 8 Rp 83.333 Rp 41.667 Rp 333.333 Rp 25.833 Rp 15.833 Rp 99.166 9 Rp 83.333 Rp 33.333 Rp 250.000 Rp 20.666 Rp 12.666 Rp 95.999 10 Rp 83.333 Rp 25.000 Rp 166.667 Rp 15.500 Rp 9.500 Rp 92.833 11 Rp 83.333 Rp 16.667 Rp 83.333 Rp 10.333 Rp 6.333 Rp 89.666 12 Rp 83.333 Rp 8.333 - Rp 5.166 Rp 3.166 Rp 86.499 Rp 1.000.000 Rp 650.000 Rp 402.996 Rp 235.596 Rp 1.246.992 Ketentuan: Biaya administrasi Rp.30.000

58 Sertifikat menjadi anggota Rp. 100.000 Untuk pinjaman Rp. 1.000.000 nasabah mendapat potongan biaya administrasi dan sertifikat menjadi anggota Rp. 130.000, maka nasabah menerima jumlah total pinjaman sebesar Rp. 870.000. Tabel 1.6 Biaya Administrasi Pembiayaan No Komponen Biaya Ketentuan Biaya Minimal 1. Surve tempat tinggal Disesuaikan dengan jarak dari kantor KJKS Mitra Sejahtera Plafond 2.000.000 tidak dikenakan Rp. 0 biaya survai Jarak pada range 5 km Rp. 50.000 Jarak pada rang > 5 km & 15 km Rp. 75.000 Jarak pada rang > 15 km & 30 km Rp. 100.000 Jarak range > 30 km Rp. 150.000 2. Surve tempat usaha Dikenakan apabila berbeda tempat dengan tempat tinggal Plafond 2.000.000 tidak dikenakan Rp. 0 biaya survai Jarak pada range 5 km Rp. 50.000

59 Jarak pada rang > 5 km & 15 km Rp. 75.000 Jarak pada rang > 15 km & 30 km Rp. 100.000 Jarak range > 30 km Rp. 150.000 *Biaya administrasi dapat berubah sesuai jarak survai tempat tinggal atau tempat usaha dari kantor KJKS Mitra Sejahtera. 2. Komponen denda keterlambatan angsuran Dari hasil musyawarah bersama antara Direksi, SPI, Manajer Cabang, Divisi Pembiayaan dan Pemasaran tentang tarif biaya pembiayaan yang selama ini diberlakukan sebagai berikut. Tabel 1.7 Denda Keterlambatan Angsuran NO KOMPONEN KETENTUAN BIAYA BIAYA MINIMAL 1. Denda Keterlambatan Angsuran Plafond < Rp. 3 juta Plafond Rp. 3 juta - < Rp. 10 juta Plafon Rp. 10 juta - < Rp. 25 juta Plafond Rp. 25 juta - < Rp. 50 juta Plafond Rp. > 50 juta Rp. 100 juta Rp. 12.500/bln Rp. 25.000/bln Rp. 50.000/bln Rp. 100.000/bln Rp. 150.000/bln

60 >Rp. 100 juta Rp. 200.000/bln 3. Proses Penyelamatan Pembiayaan Bermasalah Proses penyelamatan pembiayaan adalah usaha KJKS untuk mencegah kemungkinan timbulnya kerugian lebih lanjut atas suatu pembiayaan yang tidak lancar melalui pengeloaan hubungan dengan mudharib atau nasabah. Berikut ini adalah proses penyelamatan pembiayaan di KJKS Mitra Sejahtera. a. Rescheduling (penjadwalan ulang) Rescheduling merupakan upaya penyelamatan pembiayaan dengan cara melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian, di KJKS penjadwalan ulang biasanya dilakukan apabila anggota belum mampu melunasi tunggakan pembiayaan ketika keringanan yang diberikan telah habis. b. Penanganan Pembiayaan Penanganan tersebut dilakukan terhadap pembiayaan yang disebabkan oleh faktor eksternal seperti bencana alam. Penanganan yang akan dilakukan oleh KJKS Mitra Sejahtera adalah pemberian layanan berupa pengembalian pokok pinjaman saja tanpa disertai bagi hasil. Apabila tahap penanganan dan penyelamatan tersebut tidak berhasil dan anggota tidak bisa melunasi pembiayaan, KJKS akan melakukan penyelesaian pembiayaan dengan cara sebagai berikut.

61 1. Menjual Barang Jaminan Sebelum menjual barang jaminan, pihak KJKS Mitra Sejahtera harus berunding terlebih dahulu dengan anggota untuk mencari jalan keluar dalam penyelesaian pembiayaan tersebut. Apabila anggota menyetujui penyelesaian pembiayaan dengan penjualan barang jaminan, maka KJKS dapat menjual barang jaminan tersebut, tapi selama ini KJKS Mitera Sejahtera belum pernah melakukan penyelesaian pembiayaan dengan cara penjualan barang jaminan karena KJKS Mitra Sejahtera lebih mengutamakan penagangan dan penyelamatan pembiayaan. 2. Menyita Barang Jaminan Prosedur ini hanya dapat dilakukan jika sebelumnya telah ada perjanjian secara tertulis untuk menyita barang yang senilai dengan nilai pinjaman, di KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang menyita barang yang senilai dengan nilai pinjaman belum pernah dilakukan karena KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang lebih memerlukan upaya rescheduling dan harus tetap ada sebagai persyaratan perjanjian. 50 Pada penelitian ini, peneliti memilih KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang sebagai onjek penelitian karena peneliti tertarik dengan penerapan akad mudharabah dalam pembiayaan modal kerja. Di mana KJKS Mitra Sejahtera mensyaratkan jaminan pada pembiayaan Mudharabah. Langkah- 50 Dedi Indrianto, bagian pembiayaan KJKS Mitra Sejahtera Kabupaten Batang, Wawancara pribadi pada tangga 15 September 2015.

62 langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk melakukan penelitian di KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang adalah sebagai berikut. a. Tanggal 16 desember 2014, peneliti memberikan surat permohonan izin kepada KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang. b. Tanggal 6 Februari 2015, peneliti melakukan wawancara terkait penelitian di KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang. c. Tanggal 11 Agustus 2015, peneliti melakukan wawancara terkait penelitian di KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang. d. Tanggal 13 Agustus 2015, peneliti melakukan observasi lapangan pada KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang. e. Tanggal 20 Agustus 2015, penelitian melakukan wawancara kepada nasabah KJKS Mitra Sejahtera dan melakukan dokumentasi dengan karyawan dan nasabah KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang. f. Tanggal 15 September 2015, peneliti melakukan perlengkapan dokumen pada penelitian di KJKS Mitra Sejahtera Subah Batang. Dari penjelasan di atas, dalam penanganan pembiayaan KJKS Mitra Sejahtera memberikan upaya keringanan-keringanan, misalnya menunda jadwal angsuran (rescheduling).