BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif memungkinkan peneliti mendekati data sehingga mampu mengembangkan komponen-komponen keterangan yang analistis, konseptual dan kategoris dari data itu sendiri dan bukannya teknik-teknik yang telah dikonsepsikan sebelumnya. Penelitian ini penelitian yang hanya memaparkan situasi sosial dan peristiwa. Dalam hal ini peneliti menempatkan diri sebagai pengamat. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan karena suatu peristiwa yang menarik perhatian peneliti, tetapi belum ada kerangka teoritis untuk menjelaskannya. Penelitian semacam ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 1 Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan atau memaparkan makna-makna yang terkandung dalam film yang menjadi objek penelitian. 1 Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka Jakarta, 2003, Hal 73 38
39 3.2. Metode Penelitian Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan metode penelitian analisis semiotik, disini peneliti menggunakan semiotika Roland Barthes. Menurut Barthes, semiotik dapat pula disebut sebagai Cultur Meaning, artinya semiotik selalu dikait-kaitkan dengan kebudayaan. Pendekatan semiotik yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Roland Barthes. Dengan pertimbangan, semiotik melihat media sebagai struktur keseluruhan, ia mencari makna yang laten atau konotatif. Denis Mcquail berpendapat karakteristik utama dalam pendekatan semiotika bahwa semiotika merupakan suatu analisa yang bersifat kualitatif bukan kuantitatif. 2 Menurut Basrowi Sadikin penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. 3 Metode semiotika pada dasarnya bersifat kualitatif-interpretatif (interpretation), yaitu sebuah metode yang memfokuskan dirinya pada tanda dan teks sebagai objek kajiannya, serta bagaimana peneliti menafsirkan dan memahami kode (decoding) dibalik tanda dan teks tersebut. Metode analisis teks (textual analysis) adalah salah satu dari metode interpretatif tersebut. 4 2 Denis Mcquail, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Erlangga, 1987, Hal 183 3 Basrowi Sadikin, Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro, Surabaya: Insan Cendekia, 2002, Hal 1 4 Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna, 2003, Hal 270
40 39 3.3. Subyek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini yaitu setiap adegan dalam film Mereka Bilang, Saya Monyet! yang dapat mewakili tanda-tanda dari segi visual yang dapat dimaknai sebagai konstruksi realitas terhadap perempuan. 3.4. Unit Analisis Penelitian ini memfokuskan pada penggambaran yang diambil dari data yang berupa VCD film Mereka Bilang, Saya Monyet!, yang nantinya melalui potongan-potongan gambar, dapat memaparkan tanda-tanda atau simbol yang berupa gambar, teks, atau dialog dengan pendekatan semiotika Roland Barthes, sehingga dapat menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. 3.5. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. 3.5.1. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari observasi obyek penelitian dengan cara mengamati dan menganalisa data yang ada, yaitu 1 keping VCD (Video Compact Disk) film Mereka Bilang, Saya Monyet!. VCD tersebut diputar, kemudian frame dari scene yang dianggap mewakili makna dipotong. Selanjutnya peneliti melakukan pencermatan pada obyek yaitu dengan mengamati, menganalisa dan
41 39 mencatat tanda-tanda yang teraudiovisualkan pada film Mereka Bilang, Saya Monyet!. 3.5.2. Data Sekunder Teknik pengumpulan data sekunder yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu melalui studi kepustakaan meliputi buku, majalah, jurnal serta mencari informasi melalui internet serta media massa lainnya. 3.6. Definisi Konsep 3.6.1. Film Film atau gambar bergerak adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual dibelahan dunia ini. Film ditemukan dari hasil penggambaran prinsipprinsip fotografi dan proyektor. 5 Film merupakan karya sinematografi yang memanfaatkan media celluloid sebagai penyimpanan. Pada istilah lain film pun tidak lagi sebagai media penyimpanan bentuk karya audio visual namun lebih diartikan sebagai suatu genre seni bercerita berbasis audio visual atau cerita yang dituturkan pada penonton melalui gambar bergerak. 6 3.6.2. Konstruksi Realitas Istilah konstruksi realitas sosial (social construction of reality) menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann melalui bukunya yang berjudul The Social Construction of Reality: A Treatise in the 5 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009, Hal 143 6 Ilham Zoebazary, Kamus Istilah Televisi dan Film, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010, Hal 104
4239 Sociological of Knowledge (1966). Mereka menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, dimana individu menciptakan secara terus-menrus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif. Asal usul konstruksi sosial dari filsafat konstruktivisme yang dimulai dari gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Menurut von Glasersfeld, pengertian konstruktif kognitif muncul pada abad ini dalam tulisan Mark Baldwin yang secara luas diperdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget. Namun apabila ditelusuri, sebenernya gagasan-gagasan pokok konstruktivisme sebenarnya telah dimulai oleh Giambatissta Vico, seorang epistemology dari Italia, ia adalah cikal bakal konstruktivisme (Suparno, 1997: 24). 7 3.6.3. Perempuan Feminisme adalah sebuah gerakan wanita yang menuntut emansipasi atau kesamaan hak dengan pria. Ditinjau secara etimologis, istilah feminisme berasal dari bahasa latin femina yang berarti perempuan. Kata tersebut diadopsi dan digunakan oleh berbagai bahasa di dunia. Munculnya bias gender dalam bentuk penampakannya terhadap perendahan martabat kaum perempuan terus menjadi kajian serius sejumlah pakar. Dalam ranah penelitian, pendekatan gender adalah pendekatan yang mencoba memahami objek masalah dan fenomena sosial budaya tanpa mengenal diskriminasi, subordinasi, marginalisasi, dan stereotype. 8 7 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa, Iklan Televisi, Dan Keputusan Konsumen Serta Kritik Terhadap Peter L. Berger & Thomas Luckmann, Jakarta: Kencana, 2008, hal.13 8 Kun Wazis, Media Massa dan Konstruksi Realitas, Yogyakarta: Aditya Media Publishing, 2012, Hal 113
43 39 3.6.4. Drama Tema ini mengangkat aspek-aspek human interest sehingga sasarannya adalah perasaan penonton untuk meresapi kejadian yang menimpa tokohnya. Tema ini dikaitkan dengan latar belakang kejadiannya, seperti jika kejadian yang ada disekitar keluarga maka disebut drama keluarga. 3.7. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, studi pustaka dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Hal ini bertujuan agar data yang telah diperoleh lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis semiotika. Semiotika merupakan metode yang secara spesifik membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan tanda (sign). Analisis semiotika Roland Barthes adalah untuk menganalisis makna-makna yang tersirat dari pesan komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang baik secara verbal maupun non verbal. Semiotika diterapkan pada tanda-tanda, simbol-simbol, lambang yang tidak memiliki arti pada dirinya sendiri. Karena fokus kajian Roland Barthes terletak pada sistem tanda tingkat kedua atau metabahasa. Sesuai dengan semiotika Roland Barthes, bila hendak menemukan maknanya, maka yang dilakukan pertama-tama adalah data dimaknakan secara
44 39 denotatif yang kemudian baru dimaknakan secara konotatif. Untuk langkah yang terakhir adalah memaparkan mitos yang tersirat dalam pembungkus tanda. Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan sistem pengkodingan dimana dibantu dengan tabel manifestasi unsur perempuan yang terdiri dari tiga kolom yang berbeda yang dipisahkan berdasarkan nomor adegan, visual dan deskripsi dalam film tersebut. No. Adegan Visual Deskripsi Tabel 3.1 Contoh Tabel Denotatif Unsur Realitas Perempuan dalam Film Mereka Bilang, Saya Monyet! Yang kemudian disesuaikan dengan teori tanda Barthes, dimana tabel tersebut akan menjadi sistem pemaknaan tataran pertama. No. Adegan Dialog Bentuk Kekerasan Perempuan Tabel 3.2 Contoh Tabel Konotatif Unsur Realitas Perempuan dalam Film Mereka Bilang, Saya Monyet! Yang kemudian disesuaikan dengan teori tanda Barthes, dimana tabel tersebut akan menjadi sistem pemaknaan tataran kedua. Setiap pemaknaan ketiga menggunakan tataran mitos (Myth) unsure perempuan yang akan disesuaikan dengan teori tanda Barthes.