BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dismenorheayaitu nyeri di perut bagian bawah ataupun di punggung bagian bawah akibat dari gerakan rahim yang meremas remas (kontraksi) dalam usaha untuk mengeluarkan lapisan dinding rahim yang terlepas (Faizah, 2010). Dismenorhea biasanya dirasakan pada wanita yang mengalami haid pertama atau haid selanjutnya, umumnya berupa keadaan yang kurang nyaman yaitu nyeri pada bagian otot perut, kram, mual, pusing dan rasa nyeri pada daerah persendiaan pinggul.nyeri haid normal wajar dirasakan pada wanita yang mengalami haid namun jika nyeri haid ini sudah sangat menggangguaktivitas maka nyeri seperti ini sudah tidak normal.bagi sebagian wanitasaat menjelang menstruasi sering merasakan tidak nyaman bahkan dirasakan hingga bagian pinggang,mual dan pusing (Kasdu, 2005). Dismenorheabanyak dialami wanita khususnya para remaja atau wanita dengan masa produktifitasyang tinggi.menurutwidya dkk (2001) 52% pelajar wanita diyogyakarta tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan baik selama menstruasi.survey di Amerika Serikat diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenorhea, dan 10-15% diantaranya mengalami dismenorhea berat. Pada pekerja wanita kantor di Denpasar Bali 30% - 40% para wanitaabsen kerja karena haid yang dirasakan mengganggu aktivitas kerja (Yanuar, 2009). Di Indonesia angka kejadian 1
2 dismenorheasebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89%dismenorhea primer dan 9,36% dismenorhea sekunder (Depkes, 2008). Hampir 50%wanitamengalami nyeri haid pada hari pertama haid atau hari selanjutnya.hal ini dikarenakan belum luasnya pengetahuan,penanganan dan faktor pencetus nyeri tersebut.nyeri haid dibagi menjadi 2 yaitu nyeri haid primer dan nyeri haid sekunder.nyeri haid primer biasanya muncul pada haid pertama atau kedua, nyerinya bersifat kolik atau kram dimana dirasakan pada bagian perut bawah.ada beberapa faktor pencetus dismenorhea primer yaitu prostaglandinterus yang tinggi dan faktor psikologis.belum diketahui mengapa prostaglandin bisa menyebabkan nyeri haid pada wanita.padawanita yang mengalami nyeri haid terjadi peningkatan prostaglandin 4 kali lebih tinggi dari wanita tanpa keluhan nyeri haid (Siswandi, 2007).Nyeri sekunder yaitu nyeri yang disebabkan oleh adanya kelainan pada rahim atau kandungan (Arifin, 2007). Dismenorhea tidak hanya dirasakan pada wanita yang sudah bekerja melainkan para remaja juga banyak mengalaminya sehingga mengganggu aktivitas belajar, kurangnya informasi menyebabkan salah persepsi yang memperburuk rasa sakit dan peningkatan derajat dismenorhea. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, dari keterangan siswi SMA di Purbalingga dari 16 siswi yang diwawancarai, 10 diantaranya mengalami dismenorhea bahkan ada yang ijin sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran (Pramitha, 2010). Dismenorhea dikalangan remaja masih sangat tinggi sehingga diperlukan usaha untuk menanggulangi ataupun mengurangi nyeri
3 tersebut. Ada beberapa usaha untuk mengurangi keluhan dismenorhea seperti mengkonsumsi obat obatan, kompres hangat, olah raga dan salah satunya fisioterapi. Ada beberapa penanganan fisioterapi untuk mengurangi keluhan saat haid seperti terapi latihan, kompres hangat. Penanganan pertama yaitu dengan metode massage otot perut inilah yang bisa diaplikasikan pada penderita nyeri haid primer. Metode massage adalah sebuah teknik manipulasi dengan tujuan merelaksasi otot, memperlancar sirkulasi darah, memperbaiki fleksibilitas dan mengurangi nyeri (Iin, 2008). Pengaruh fisiologis dari gosokan yang kuat mempengaruhi sirkulasi darah pada jaringan yang paling dalam dan pada otot-otot merupakan metodemassage yang aman, mudah, tidak perlu banyak alat, tidak perlu biaya, tidak memiliki efek samping dan dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang (Nisofa, 2002). Metode massage perut memiliki beberapa teknik yaitu metode effluerage, metode deep back massage, firm counter pressure, abdominal lifting. Salah satu metode yang digunakan untuk mengurangi keluhan dismenorhea yaitudengan memijatan daerah perut menggunakan teknik effleurage,dengan penekanan yang lembut dimana dapat mengurangi nyeri khususnya untuk para remaja.teknik effleurage dapat melancarkan sirkulasi darah dan merilekskan otot-otot perut yang kram (Cassar, MP, 1999).Teknik ini berupa stimulasi atau rangsangan pada kulit perut dengan melakukan usapan lembut oleh jari-jari tangan dan telapak tangan, dengan arah gerakan seperti kupu-kupu dan sirkuler dengan diikuti pernafasan perut (Potter & Perry, 2006).Berdasarkan penelitian Zulfiah (2013) terdahulu metode massage teknik effluarge mampu mengurangi dismenorhea hingga 3 tingkat. Maka peneliti tertarik untuk meneliti penanganan fisioterapi dengan metode massage perut untuk mengurangi nyeri haid atau
4 dismenorhea. Penanganan kedua menggunakankompres hangat, metode ini memberikan rasa hangat kepada pasien yang membuat pasien merasa nyaman untuk mengurangi nyeri dengan menggunakan cairan yang berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah. Dewasa ini,kompres hangat sudah banyak digunakan untuk mengurangi berbagai nyeri seperti sakit kepala, kram kaki, nyeri leher dan untuk pengobatan sinusitis. Kompres hangat juga akan menghasilkan efek fisiologis untuk tubuh yaitu efek vasodilatasi, peningkatan metabolisme tubuh namun pada kompres hangat tidak ada gerakan dan sentuhan yang mampu lebih cepat memblok nyeri dengan terlepasnya endorphin. Pada penelitian Mulzizah (2012) mengenai pengaruh kompres hangat terhadap penurunan intensitas disminorhea primer mahasiswi prodi kebidanan, ada penurunantingkat VAS hingga 3 tingkat. Dari penelitian terdahulu maka peneliti menggunakan kompres hangat untuk membandingkan metode massage perut teknik effluarge mengurangi dismenorhea. Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat topik inisebagai bahan penelitian. Penulis membagi dua kelompok mahasiswi yaitu kelompok pertama diberikan metode massage perut dengan teknik effluarge dan kelompok kedua dengan kompres hangat. Untuk mengetahui efek dari metode massage perut dengan teknik effluarge. Penulis memilih sampel para mahasiswi STIKES Bali karena terdapat asrama yang mendukung peneliti mengumpulkan sampel dan tingkat keluhan dismenorhea yang tinggi pada remaja atau mahasiswi.
5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu apakah metode massage perut teknik effluarge lebih baik dari kompres hangat untuk mengurangi dismenorhea primer pada mahasiswa STIKES Bali di Denpasar?. 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui efektivitas metode massage perut dengan teknik effluargelebih baik dari kompres hangat terhadap penurunan dismenorheaprimer khususnya pada mahasiswi STIKES Denpasar. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Bagi IPTEK Dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut sebagai dasar untuk lebih memantapkan memberikan informasi bahwa penanganan fisioterapi dengan metodemassage dapat membantu mengurangi dismenorhea pada mahasiswi. 2. Bagi Institusi (Prodi S1 Fisioterapi) Bagi pendidikan prodi S1 Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar untuk dapat mengembangkan ilmu,skill, dan teori fisioterapi kedokteran.
6 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian dapat diharapkanmenambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang pengaruh metodemassage daerah perut untuk mengurangi dismenorheakhususnya untuk mahasiswi, sekaligus sebagai bahan masukan atau sumber data penelitian untuk mendorong pihak yang berkepentingan melakukan penelitian selanjutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini digunakanpara remaja putri untuk menambah wawasancara mengurangi dismenorhea nonfarmakologi dengan metodemassage yang dilakukan pada bagian perut.