ZIKIR Oleh Nurcholish Madjid

dokumen-dokumen yang mirip
SALAM PADA TUHAN Oleh Nurcholish Madjid

TAKWA, ZIKIR, DAN IKHLAS

TAKWA DAN IKHLAS Oleh Nurcholish Madjid

OByEKTIVIKASI SALAM Oleh Nurcholish Madjid

ASAS HIDUP TAKWA Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

PUASA SIA-SIA Oleh Nurcholish Madjid

TIDAK SEKADAR PUASA BADANI

KEADILAN SEBAGAI HUKUM ALAM

EFEK KESEHARIAN TAKWA

METAFORA LAILATUL QADAR

ILMU PERTANDA Oleh Nurcholish Madjid

AYAT ASAS Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

PENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid

MAKNA IDUL FITRI Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

MENAHAN MARAH Oleh Nurcholish Madjid

MENYELAMI KALBU AGAMA

BEBERAPA SEGI AJARAN DALAM AL-QUR AN DAN PEMECAHAN PERSOALAN UMAT MANUSIA DEWASA INI

FITRAH Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

MENGHAYATI AKHLAK ALLAH

PESAN TAKWA Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Kebebasan Ruhani Oleh Nurcholish Madjid

Dalam sejarah pemikiran Islam klasik, ada kontroversi qadarîyahjabarîyah

JENJANG PUASA NAFSANI

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Kemana Tujuan Hidupmu?

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

Kewajiban Menunaikan Amanah

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

HIDUP BERASAS TAKWA Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

TAKDIR BUKAN FATALISME

BAB I PENDAHULUAN. informasi seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi dan informasi ini telah

Masih Spiritualitas Bisnis

Jalan Lurus. Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

dengan dunianya? Mereka saling menonjolkan

ORIENTASI PRESTASI, BUKAN PRESTISE

SMK Muhammadiyah Pangkalan Bun tampak depan

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

IMAN KEPADA HARI KEMUDIAN

UMAT Tengah. Oleh Nurcholish Madjid

SYAHADAT Oleh Nurcholish Madjid

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

A: Sebagaimana kita telah rembuk kemarin malam, apakah akan dilanjutkan juga musyawarah kita ini?

Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada (Al-Hajj: 46).

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

DAFTAR TERJEMAH. 1 1 Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku.( surah Adz Dzariyaat ayat 56)

Kasih Sayang Nabi Muhammad? Kepada Umatnya

Sifat Surga dan Penghuninya

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah sajalah hati akan menjadi tenteram (QS Ar Ra d : 28).

Relativitas Waktu. (Bagian kedua dari dua tulisan) Oleh Nurcholish Madjid

Bersegera Menuju Masjid di Hari Jumat dan Meninggalkan Aktivitas Duniawi

*** Tunaikanlah Amanah

Merasakan Manisnya Keimanan

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

PENDIDIKAN TASAWUF DAN AKHLAK BAGI ANAK

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Gaya Hidup Islami dan Jahili

Shalat Adalah Kewajiban Yang Sudah Ditentukan Waktunya

Pendidikan Tauhid Sejak Dini

Bab I Apa Sih Kuncinya?

Tauhid Yang Pertama dan Utama

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati

Muhasabah dan Muraqabah, Jalan Menuju Takwa

Perintah Pertama di Dalam Alquran

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah.

Motivasi Untuk Bertaubat

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan. Dalam hal kegiatan

Begitu Singkatnya Umur Manusia

Umur Untuk Amal Shaleh

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

malam bentangkan gelap, ia berdiri menyesali diri karena takut tiada tara menjadi teman kesedihan pada siang hari

Allah berfirman. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada.

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

Ramadhan dan Taubat Kepada Allah

Transkripsi:

c Menghormati Kemanusiaan d ZIKIR Oleh Nurcholish Madjid Sidang Jumat yang terhormat. Dalam kesempatan khutbah kali ini, saya ingin meneruskan pembicaraan kita mengenai takwa. Unsur paling penting dalam takwa ialah ingat kepada Allah. Dalam bahasa Arabnya disebut zikir. Banyak sekali ayat al-qur an yang berisi pembicaraan dan perintah melakukan zikir. Al-Qur an memberikan gambaran bahwa ibadat shalat diperintahkan supaya kita berzikir kepada Allah. Supaya kita ingat kepada-nya. Firman Allah kepada Nabi Musa menyatakan: Tegakkanlah shalat untuk mengingat Aku, (Q 20:14). Kemudian ada gambaran mengenai kaum munafik, yang disebutkan sebagai: Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka mengingat Allah kecuali sedikit sekali, (Q 4:142). Maka dari itu ada firman Allah yang memperingatkan kita jangan sampai lupa kepada-nya. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik, (Q 59:19).

c Nurcholish Madjid d Dengan demikian, zikir begitu penting dalam ajaran agama kita. Zikir merupakan salah satu inti ajaran agama. Keberagamaan itu tidak mungkin tanpa kita selalu ingat kepada Allah swt. Dalam al-qur an disebutkan, ciri-ciri kaum yang dipuji sebagai ulul albab (ulū al-albāb) mereka yang memiliki pikiran-pikiran mendalam adalah mereka yang selalu ingat kepada Allah. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan terbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhanku tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka, (Q 3:191). Zikir kepada Allah tidak mengenal ruang dan waktu. Selamanya dan di mana saja kita harus ingat kepada Allah swt. Bila kita lupa kepada Allah, maka Allah akan membuat kita lupa akan diri kita sendiri. Hanya dengan ingat kepada Allah, kita mengetahui dan menginsafi bahwa hidup berasal dari Allah dan akan kembali kepada-nya. Itulah makna ungkapan yang sering kita baca, innā li l-lāh-i wa innā ilayh-i rāji ūn. Al-Qur an mengatakan, Apakah kamu mengira Kami menciptakan kamu ini sia-sia ( abasa)? Tidak! Orang yang memiliki makna hidup akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang kuat. Seluruh tingkah lakunya akan bermakna, termasuk penderitaannya. Orang yang menderita untuk suatu makna, untuk suatu tujuan, akan tetap bahagia daripada orang yang meskipun tidak menderita tapi hidupnya tidak mempunya arti, tidak mempunyai makna. Ada ungkapan dalam literatur kesufian Jawa yang relevan. Bahwa Tuhan adalah Sangkan Paran. Sangkan artinya asal, Paran artinya tujuan. Ini adalah penggantian kalimat dari terjemahan kalimat al-qur an, innā li l-lāh-i wa innā ilayh-i rāji ūn. Kita sesungguhnya terikat oleh suatu antara kita dengan Allah swt. Sebut saja perjanjian primordial. Perjanjian yang terjadi sebelum kita lahir, yang digambarkan dalam al-qur an:

c Menghormati c Zikir Kemanusiaan d d Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan), (Q 7:172). Suatu gambaran dalam al-qur an mengenai keadaan kita sebelum kita lahir. Kita pernah dipanggil oleh Allah dalam suatu alam ruhani, ketika kita masih dalam wujud ruhani. Dan dimintakan persaksian kepada kita. Karena perjanjian tersebut terjadi di alam ruhani, maka tidak menjadi kesadaran hidup kita sekarang ini yang berada di alam jasmani. Tetapi perjanjian ruhani itu mempengaruhi hidup kita serta menentukan rasa bahagia dan sengsara kita dalam arti yang paling hakiki. Maka begitu lahir di dunia, kita terikat oleh perjanjian ini. Ia kemudian tumbuh dalam diri kita sebagai dorongan ruhani untuk kembali kepada Tuhan memenuhi janji itu. Semua orang ingin kembali kepada Tuhan. Hidup ini adalah perjalanan ingin kembali. Kembali ke asal. Hidup ini bisa diumpamakan seperti anak kecil yang menangis, lalu dilihat ibunya, dan didekaplah ia oleh sang ibu, maka dia akan diam. Dia kembali ke ibunya. Kita semua ingin kembali pulang. Pulang itu adalah suatu gejala psikologis, bukan gejala fisik. Kalau seseorang tidak berhasil pulang, ia disebut tersesat. Ketersesatannya itu tidak bisa ditebus. Meskipun ia ditampung di rumah yang lebih mewah dari rumahnya sendiri, ia akan tetap sengsara. Ia tetap ingin pulang. Pulang itu adalah gejala psikologis. Ada pepatah dalam bahasa Inggris home sweet home, kediaman adalah rumah yang paling enak. Kata Nabi Muhammad, baytī jannatī, rumahku adalah surgaku. Rumah, selain mempunyai bentuk fisik berupa pintu, dinding, dan atap, juga memiliki makna psikologis yang disebut home, bukan

c Nurcholish Madjid d house. Oleh karena itu, dalam bahasa Inggris tidak ada perkataan go house, tetapi go home, artinya pulang. Sebagai gejala psikologis, pulang adalah suatu pemenuhan hasrat untuk kembali ke asal. Hal itu menimbulkan suatu ketenteraman dan kebahagiaan. Setiap orang ingin kembali ke kampung, kembali ke keluarga. Bahkan siapa saja yang pergi ke luar negeri, selalu ada keinginan lekas pulang ke negeri asal. Semua proses kembali ini, yang paling mutlak ialah kembali kepada Allah swt. Dimensinya spiritual. Anak kecil yang berhenti menangis karena berhasil didekap ibunya, lebih merupakan gejala psikologis semata. Tetapi kalau kita berhasil berada dalam dekapan Allah swt, itu adalah pengalaman ruhani yang jauh lebih dalam. Dalam al-qur an disebutkan, orang yang ingat kepada Allah hatinya akan tenteram. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram, (Q 13:28). Orang-orang yang sesat dalam istilah keagamaan disebut dlāllūn. Yaitu orang yang tidak sanggup kembali ke asal. Dalam makna lain, dlāllūn adalah mereka yang tidak sanggup kembali kepada Allah, karena tidak pernah mencoba membangun hubungan yang baik dengan Allah melalui ibadat. Maka salah satu unsur penting takwa adalah zikir, yang merupakan wujud keinginan kembali kepada Allah swt. Dengan zikir, kita menginsafi hadirnya Allah dalam hidup kita. Allah selalu hadir bersama kita. Allah adalah wujud yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Dan dia bersamamu di mana pun kamu berada. Dan Allah Maha Mengetahui tentang segala sesuatu yang engkau kerjakan, (Q 57:4). Maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah, (Q 2:115).

c Menghormati c Zikir Kemanusiaan d d Kalau kita menyadari hadirnya Tuhan dalam setiap detik kehidupan kita, maka kita akan dibimbing ke arah budi pekerti luhur. Ke arah al-akhlāq al-karīmah. Ada sebuah hadis yang mengatakan: Nabi bersabda: Tahukah kalian apa yang paling banyak menyebabkan manusia masuk surga? Yaitu bertakwa kepada Allah dan berbudi luhur, (HR Ahmad). Inilah bagian sangat penting dari takwa, yang harus kita tumbuhkan dalam diri kita sendiri. Semua itu tidak terjadi begitu saja. Meskipun benih takwa ada dalam ruhani kita yang paling dalam, tetapi seperti halnya semua bakat yang secara laten ada dalam diri kita, ia hanya akan berkembang kalau dilatih dan ditumbuhkan. Sama dengan potensi kecerdasan. Sejak kecil kita mempunyai bakat untuk belajar dan memahami sesuatu. Akan tetapi kita tetap memerlukan pendidikan untuk betul-betul mengembangkan kecerdasan otak kita. Sejak kecil kita mempunyai bakat cinta kepada sesama manusia. Tetapi itu pun baru tumbuh menjadi sikap yang mapan apabila dikembangkan melalui latihan dan pendidikan. Sejak dari lahir kita punya benih keinginan untuk kembali kepada Allah swt. Itu harus kita latih melalui berbagai ibadat, bacaan, atau zikir yang diajarkan agama. Sehingga potensi takwa kita benarbenar manifes. [v]