BAB II GAMBARAN UMUM DESA BANDAR TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI DOMPU,

PEMERINTAH KOTA BATU

DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PERMUSYAWARATAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI MUSI RAWAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 01 TAHUN 2008 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 3 TAHUN 2007 WALIKOTA PRABUMULIH,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI CIAMIS

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

Dengan persetujuan bersama. DEWAN PERMUSYAWARATAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN dan BUPATI MUSI BANYUASIN MEMUTUSKAN :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SABU RAIJUA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

II. TINJAUAN PUSTAKA

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN LEMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI FLORES TIMUR,

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SELAYAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 10 TAHUN 2006 BUPATI SUKAMARA,

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKALIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN,

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 13

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 22 Tahun 2006 Serie : E Nomor : 15 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI LOMBOK TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006 NOMOR: 6

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) BUPATI SITUBONDO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 6 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2005 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 7 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 22 TAHUN 2006 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG (BPK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM DESA BANDAR TENGAH II.1 Gambaran Umum Desa Bandar Tengah II.1.1 Sejarah Desa Bandar Tengah Desa Bandar Tengah merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bandar Khalipah, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Pada awalnya Desa Bandar Tengah bernama Kampung Dalu-Dalu tujuh karena terdapat pohon dalu-dalu sebanyak 7 (tujuh) pohon di Desa Bandar Tengah, dengan masa kepemimpinan Pengulu Siden selama 10 tahun pada tahun 1935. Kemudian dilanjutkan dengan kepemimpinan Pengulu Mat Kenan (anak dari Pengulu Siden), dengan masa kepemimpinan 15 (lima belas) tahun. Setelah berakhirnya masa jabatan Pengulu Mat Kenan dilanjutkan dengan Pengulu Abdul Rahman (anak dari Pengulu Mat Kenan). Pada masa kepemimpinan Pengulu Abdul Raahman terdapat dua buah pohon mangga yang sangat besar ditengah-tengah Kampung Dalu-dalu tujuh yaitu Kampung Manggadua Dalam. Dan jarak antara pohon mangga tersebut dengan Bandar Khalipah dan Binjai adalah 8 km dan persis di tengah kampung tersebut. Dan sejak itulah pada masa kepemimpinan Pengulu Abdul Rahman disahkannya Kampung Dalu-Dalu Tujuh menjadi Desa Bandar Tengah. Tokoh-tokoh yang berperan dalam terbentuknya Desa Bandar Tengah adalah: 32

1. Lobeh Jantan 2. Khatib Yahya 3. Imam Densa 4. Abdul Hamid Masa kepemimpinan pengulu (kepala desa) Bandar Tengah awal mulanya adalah turun temurun bukan melalui pemilihan atau pelantikan. Dan pada akhirnya tahun 1950 dimulai pemilihan dan dilantik secara sah Abdul Rahman menjadi pengulu (kepala desa) Bandar Tengah. Dan semenjak itulah setiap kali pemilihan kepala desa Bandar Tengah dilakukan pemungutan suara. Selanjutnya dapat ditambahkan bahwa asal perolehan tapak perkantoran Kepala Desa Bandar Tengah Kecamatan Bandar Khalipah adalah hibah dari Lobeh Jantan seluas ± 400 m 2. Dan sejak awalnya dibentuk Desa Bandar Tengah pada tahun 1935, Desa Bandar Tengah telah dipimpin oleh beberapa kepala desa, antara lain: 1. Siden 2. Mat Kenan 3. Abdul Rahman 4. Tambunan (Kertaker) 5. Adeli Sinaga 6. Ernis Manalu 7. Risman Sihombing 8. Rozali Saragih, SH 33

9. Fiktor Situmorang (Kertaker/Plh) 10. Drs. Fajar Simbolon (Kertaker/Plh) 11. Salamah 12. Lokot Simbolon, S.Sos (Kertaker/Plh) 13. Setia Budi Aruan, A.Md II.1.2 Keadaan Geografis Desa Desa Bandar Tengah memiliki luas wilayah sebesar 2.955 Ha yang terdiri dari 18 dusun yaitu: Dusun Titi Merah, Dusun Sosor Toba, Dusun Aek Nauli, Dusun Mangga Dua Dalam, Dusun Toba Satu, Dusun Siboga Baru, Dusun Baru Mangga Dua, Dusun Silaban, Dusun KM 15, Dusun Pasar Balok, Dusun Hutabagasan, Dusun Sijambur, Dusun Kebon Sei Birong, Dusun Simpang Sei Birung, Dusun Pekan Sei Birung, Dusun Pokok Jengkol, Dusun Benteng, Dusun Baru. Adapun jarak desa ke kecamatan ± 4 km dan ke kabupaten ± 30 km. Secara geografis, batas wilayah Desa Bandar Tengah ialah sebagai berikut: Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah timur Sebelah barat : berbatasan dengan Desa Juhar : berbatasan dengan Desa Penggalangan : berbatasan dengan Desa Sidomulyo : berbatasan dengan Desa Paya Lombang 34

Sumber: Profil Desa Bandar Tengah Tahun 2012 II.2 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk Desa Bandar Tengah II.2.1 Keadaan Penduduk Desa Bandar Tengah Keadaan penduduk Desa Bandar Tengah di Kecamatan Bandar Khalippah ialah berjumlah 8.536 jiwa atau 2.212 KK. Jumlah perempuan di Desa Bandar Tengah lebih besar dari jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki. Jenis kelamin laki-laki berjumlah 4.173 jiwa sedangkan jumlah penduduk yang berjenis 35

kelamin perempuan berjumlah 4.363 jiwa. Sedangkan untuk jumlah penduduk berdasarkan umurnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur NO Golongan Umur Jumlah 1 0-10 2793 2 11-20 1243 3 21-30 1210 4 31-40 1411 5 41-50 1027 6 51-60 477 7 60 + 375 Jumlah 8.536 Sumber: Profil Desa Bandar Tengah Tahun 2012 II.2.2 Sistem Kepercayaan Desa Bandar Tengah merupakan suatu desa yang masyarakatnya sangat majemuk, baik dari segi sosial budaya, suku maupun agama. Mayoritas agama di desa ini ialah beragama Islam sebanyak 4.673, sedangkan untuk beragama Kristen Protestan sebanyak 3.067 dan juga Katolik sebanyak 796. Walaupun agama Islam yang menjadi agama mayoritas di desa ini, keharmonisan diantara kehidupan masyarakat tetap terjalin dan saling menghargai perbedaan serta tidak terjadi diskriminasi terhadap kaum minoritas. II.2.3 Mata pencaharian Penduduk Desa Bandar Tengah memiliki beragam mata pencaharian, namun mayoritas dari penduduk adalah petani padi dan perkebunan sawit, hal ini sesuai dengan keadaan geografis daerahnya berupa daerah pertanian. Kebun dan 36

sawah merupakan tujuan utama aktivitas warga dalam mengisi kebutuhan pokok sehari-hari. II.3 Sarana dan Prasarana Gambaran umum sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Bandar Tengah saat ini dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, antara lain: sarana keagamaan, sarana pendidikan, dan prasarana transportasi. II.3.1 Sarana Keagamaan Di Desa Bandar Tengah terdapat 26 unit tempat ibadah yaitu 6 unit diantaranya adalah Mesjid dan 6 unit Mushalla, dimana Mushalla dan Mesjid ini merupakan sebagai tempat ibadah umat Islam. Dan 14 unit rumah ibadah untuk beragama Kristen. II.3.2 Sarana Pendidikan Di Desa Bandar Tengah hanya terdapat 11 sarana pendidikan, yaitu 1 unit TK.PAUD yang berada di kantor kepala desa, 7 unit Sekolah Dasar (SD), 1 unit Sekolah Menengah Pertama, 2 unit Sekolah Menengah Atas (SMA) yang terdiri dari: SMA Swasta Aliyah dan SMA Negeri 1 Bandar Khalipah. Sarana pendidikan di desa ini masih belum memadai sehingga beberapa masyarakat memilih untuk menyekolahkan anaknya ke daerah lain seperti ke kabupaten/kotamadya yang terdekat dengan Desa Bandar Tengah seperti: Kota Tebing Tinggi. 37

II.3.3 Sarana Kesehatan Sarana kesehatan yang ada di Desa Bandar Tengah adalah Puskesmas Pembantu (1 unit), Pusat Kesehatan Desa (1 unit), Balai desa (1 unit). Namun untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih memadai, masyarakat harus ke Kotamadya Tebing Tinggi yang jarak tempuhnya dengan naik kenderaan bus kira-kira 1 jam perjalanan karena di tempat tersebut sudah ada rumah sakit daerah dan juga rumah sakit perkebunan swasta. II.3.4 Prasarana Transportasi Sarana transportasi umum di Desa Bandar Tengah ini yaitu mini bus dan sepeda motor dimana hampir dimiliki setiap kepala keluarga, mini bus tersebut dipergunakan untuk mengangkut penumpang ke kecamatan, ke desa lain atau ke daerah-daerah luar seperti Kotamadya Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kabupaten Batubara. Dan kemudian sarana dan prasarana tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 2.2 Data Sarana dan Prasarana Desa Bandar Tengah NO Jumlah sarana dan prasarana 1 Tempat Ibadah - Mesjid - Mushalla - Gereja 2 Pendidikan - SMA Negeri - SMA Swasta - SMP Negeri - SD - TK.PAUD 3 Kesehatan Jumlah (unit) 6 6 14 1 1 1 7 1 38

- Puskesmas Pembantu 1 - Pusat Kesehatan Desa 1 - Balai Desa 1 Jumlah 40 Sumber: Profil Desa Bandar Tengah Tahun 2012 II.4 Struktur Pemerintah Desa Bandar Tengah Sistem Pemerintahan Desa diatur dalam Undang-Undang nomor 5 tahun 1979 dimana Pemerintahan desa terdiri atas kepala desa dan lembaga musyawarah desa. Dalam pelaksanaan tugasnya, pemerintah desa dibantu oleh perangkat desa. Perangkat desa terdiri atas sekretariat desa dan juga kepala dusun. Sekretaris desa diisi dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan, pembentukan, penghapusan dan penggabungan desa dengan memperhatikan asal-usul dan prakarsa masyarakat. Dan di Desa Bandar Tengah ini terdiri dari 18 dusun yang dipimpin oleh seorang kepala dusun di tiap dusun. Kepala Dusun dipilih langsung oleh masyarakat sesuai dengan dusunnya dan pengangkatannya ditetapkan oleh keputusan kepala desa dengan masa jabatan 5 tahun dan setelah itu dipilih kembali. Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa dan perangkat desa diatur dengan peraturan daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Adapun pemerintah desa terdiri dari: 1. BPD (Badan Permusyawaratan Desa). Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD dapat dianggap 39

sebagai "parlemen" di tingkat desa. BPD merupakan lembaga baru di desa pada era otonomi daerah di Indonesia. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota BPD adalah 6 tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya. Pimpinan dan Anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa. Ketua BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam Rapat BPD yang diadakan secara khusus. BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. 1) Wewenang BPD antara lain: 1. Membahas rancangan peraturan desa bersama Kepala Desa. 2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa. 3. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa. 4. Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa. 5. Menggali,menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat. 6. Penggunaan nama/istilah BPD tidak harus seragam pada seluruh desa di Indonesia, dan dapat disebut dengan nama lain. 40

2) Hak dan kewajiban anggota BPD Anggota BPD mempunyai hak : 1. Mengajukan rancangan peraturan desa. 2. Mengajukan pertanyaan. 3. Menyampaikan usul dan pendapat. 4. Memilih dan dipilih. 5. Memperoleh tunjangan. Anggota BPD mempunyai kewajiban : 1. Mengamalkan pancasila, melaksanakan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-undangan. 2. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. 3. Mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat. 5. Memproses pemilihan kepala desa. 6. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan. 7. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat. 41

8. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan. 3) Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil karena didalam melakukan suatu votting suara untuk membuat suatu keputusan tidak terjadi jumlah suara yang sama, sehingga teradapat pemenang dan yang kalah dan juga dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk, dan kemampuan keuangan desa. 2. Kepala Desa. Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan /yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 tahun dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan. Kepala Desa juga memiliki wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD. Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) oleh penduduk desa setempat. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Desa yaitu: 1) Tugas kepala desa a. Menjalankan urusan rumah tangganya b. Menjalankan urusan pemerintahan dan pembinaan masyarakat c. Menumbuhkan dan mengembangkan semangat jiwa gotong royong. 42

2) Fungsi kepala desa a. Kegiatan dalam rumah tangganya sendiri. b. Menggerakkan partisipasi masyarakat. c. Melaksanakan tugas dari pemerinath diatasnya. d. Keamanan dan ketertiban masyarakat. e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pemerintah diatasnya. Pelaksanaan pelantikan kepala desa terpilih dapat dilakukan di desa di hadapan masyarakat. Karena pelaksanaan pemilihan kepala desa harus dilakukan di depan masyarakat agar didalam pemilihan tidak ada tindakan kecurangan, sehingga masyarakat bisa lebih percaya bahwa kepala desa telah terpilih murni dari kemenangan jumlah suara masyarakat. Yang berhak melantik kepala desa adalah bupati atau walikota yang disampaikan oleh BPD malalui camat. Pelantikan paling lama 15 hari hari terhitung tanggal penerbitan keputusan bupati/walikota. Pelantikan dilaksanakan di depan masyarakat, selanjutnya sebelum memangku jabatan kepala desa mengucapkan sumpah/janji jabatan. Masa jabatan kepala desa yaitu 6 tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya. 3. Sekretariat Desa. 1. Kedudukan sekretaris desa: a. Urusan staf sebagai orang kedua 43

b. Memimpin sekretariat desa 2. Tugas sekretariat desa: a. Memberikan pelayanan staf b. Memimpin administrasi desa 3. Fungsi sekretariat desa: a. Kegiatan surat menyurat, kearsipan dan pelaporan. b. Kegiatan pemerintahan dan keuangan desa. c. Administrasi pendudukan. d. Administrasi umum. e. Melaksanakan fungsi kepala desa apabila berhalangan dan sekretaris desa bertanggung jawab kepada kepala desa. 4. Kepala Urusan 1. Kedudukan kepala urusan adalah sebagai unsur pembantu sekretaris desa dalam bidang tugasnya. 2. Tugas kepala urusan adalah membantu sekretaris desa dalam bidang tugasnya. 3. Fungsi kepala urusan adalah a. Kegiatan sesuai dengan unsur bidang tugas. b. Pelayanan administrasi terhadap kepala desa. 5. Kepala Dusun 1. Kedudukan kepala dusun adalah sebagai pelaksana tugas kepala desa di wilayahnya. 44

2. Fungsi kepala dusun adalah: a. Melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. b. Melaksanakan keputusan desa di wilayah kerjanya. c. Melaksanakan kebijaksanaan kepala desa. Berikut struktur organisasi pemerintahan desa di Desa Bandar Tengah: 45

46