BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU 2.1 Letak Geografis Desa Asam Jawa Desa Asam Jawa berada di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Desa ini merupakan daerah yang memiliki luas daerah 6.600 Ha, dimana lahan di desa ini terbagi atas 5.800 Ha merupakan lahan perkebunan dan 800 Ha adalah permukiman masyarakat, oleh karena itu desa Asam Jawa terbagi atas 22 dusun didalamnya. 10 Desa Asam Jawa ini berada di ketinggian 750 mdpl. Daerah yang ada di desa ini umumnya memiliki tanah yang datar dan hanya sedikit daerah yang tanahnya memiliki kemiringan. Suhu di desa Asam Jawa ini umumnya hanya berkisar rata-rata 29 o -33 o C yang merupakan suhu beriklim tropis, daerah ini dapat dikatakan memiliki suhu tropis yang cocok untuk ditanami komoditi kelapa sawit ada. Curah hujan yang ada di desa Asam Jawa ini berada pada kisaran 1000-1500 mm/thn, curah hujan yang dapat dikatakan tinggi ini sangat cocok untuk ditanami komoditi-komoditi perkebunan yang banyak menyerap air tanah. 10 Arsip kantor kepala desa Asam Jawa, makalah seminar Sejarah Desa Asam Jawa tahun 2016 (tidak diterbitkan). Dusun yang ada di desa Asam Jawa yaitu: Dusun Teluk Pinang, Kampung Beringin, Kampong Mangga, Asam Jawa Barat, Asam Jawa Timur, Bakti Aek Batu, AL Amin Aek Batu, Cinta Makmur, Aek Batu Selatan, Aek Batu Utara, Aek Batu Timur, Milano, Herfinta, Tasik Rejo, Aek Torop Barat, Aek Torop Timur, Sumberjo I, Sumberjo II, Sumberjo III, Sumberjo IV, Sumberjo V, Sumberjo Pirbun. 14
Desa Asam Jawa dikelilingi daerah-daerah lain yang ada disekitarannya. Daerah-daerah yang berbatas langsung dengan desa ini yaitu: - Disebelah utara berbatasan dengan Desa Bunut - Disebelah selatannya berbatasan dengan desa Pasit Tuntung - Disebelah timur berbatasan dengan desa Aek Batu - disebelah baratnya berbatasan dengan kelurahan Kota Pinang. Jika dilihat dari perbatasan-perbatasannya, desa Asam Jawa dikelilingi oleh desa-desa maupun ibukota kabupaten yang menunjang perkembangan desa tersebut.jarak antara desa Asam Jawa ke ibukota kecamatan 11 Km serta jarak ke ibukota kabupaten yaitu 30 Km. 11 Sebelum adanya pemekaran di Kabupaten Labuhan Batu Selatan, desa Asam Jawa ini merupakan desa yang tergabung kedalam Kecamatan Kota Pinang, dan merupakan desa yang terpencil dan dapat dikatakan terisolasi. Hal itu dikarenakan pada tahun 1980 an, di Kota Pinang memiliki satu sungai yang bernama Sungai Barumun, dimana pada saat itu sungai ini belum memiliki jembatan yang dapat dilewati transportasi darat untuk sampai ke desa Asam Jawa. Oleh karena itu, masyarakat pada masa sebelum adanya jembatan di sungai tersebut ketika hendak 11 Pada tahun 1980-1998 ibukota kecamatan dari desa Asam Jawa berada di Kota Pinang, serta ibukotanya masih di Rantau Prapat. 15
menyeberang dari Kota Pinang menuju desa Asam Jawa ataupun sebaliknya harus menyewa Panton 12 sebagai alat transportasi. Sungai Barumun juga menjadi salah satu yang berperan penting dalam hal transportasi masyarakat di desa Asam Jawa dikarenakan akses untuk masuk ke desa ini umumnya hanya melalui sungai itu saja. Salah satu faktor yang mendukung berkembang pesatnya perkebunan yang ada di desa Asam Jawa ialah letak geografisnya yang sangat cocok untuk menanam komoditi kelapa sawit. Faktor-faktor yang mendukung dapat berkembang pesatnya komoditi kelapa sawit adalah kesesuain lahan yang ditentukan oleh letak geografis, tofografi serta ketersediaan air yang banyak. 14 Strategis serta suburnya tanah yang dimiliki desa Asam Jawa ini memberikan dampak yang besar bagi perkembangan desa Asam Jawa yang semula hanya terdiri dari hutan-hutan yang lebat dan sedikit penghuninya. Selain sawit yang menjadi komoditas utama perkebunan di desa Asam Jawa, setidaknya ada beberapa komoditas lain yang dikembangkan didesa Asam Jawa tersebut, komoditas-komoditas itu ialah karet, kopi robusta, kakao, kelapa, serta pinang. Banyaknya komoditas tanaman perkebunan di desa Asam Jawa itu juga tidak 13 12 Panton/perahu merupakan alat transportasi masyarakat untuk dapat menyeberang ketikaberpergian dari Kota Pinang menuju desa Asam Jawa ataupun sebaliknya. 13 Wawancara dengan H. Dahlan Harahap yang merupakan mantan Sekdes Desa Asam Jawa pada tahun 1977-1980. 14 Sjafrul Latif, dkk, Op.cit., hal.2. 16
terlepas dari faktor keadaan geografis dan iklim yang ada di desa Asam Jawa yang sangat cocok ditanami enam komoditas tersebut. 2.2 Penduduk Desa Asam Jawa Penduduk merupakan salah satu faktor penting dalam suatu perjalanan kehidupan suatu negara, provinsi, kabupaten, kecamatan, desa, dan lain sebagainya.adanya penduduk dalam satu wilayah dapat memberikan suatu pengaruh terhadap perkembangan wilayah yang ditempati.penduduk mempunyai peranan penting dalam berkontribusi mengembangkan suatu wilayah.pertambahan penduduk dan peningkatan mutu pendidikan merupakan beberapa faktor penting yang dapat memajukan suatu wilayah. Hal itu dikarenakan dengan banyaknya jumlah penduduk yang memiliki mutu pendidikan yang baik akan memberikan banyak pemikiranpemikiran untuk membangun wilayah yang ditempati menjadi sebuah wilayah yang makmur serta nyaman untuk ditempati. Tahun 1980 desa Asam Jawa memiliki penduduk tidak kurang dari 250 kepala keluarga. 15 Keadaan penduduk desa Asam Jawa pada saat itusangat memprihatinkan karena pada saat itu masyarakatnya mengalami ketertinggalan dalam segi mutu pendidikan dan perkembangan daerahnya.hal itu dikarenakan sulitnya akses untuk dapat masuk ke desa tersebut sehingga untuk melakukan eksplorasi terhadap desa tersebut sangat sulit dilakukan.pemukiman-pemukiman pada masa itupun masih sangat sunyi dan antar satu rumah berjarak cukup jauh, bahkan untuk menempuh ke 15 Wawancara dengan H. Dahlan Harahap yang merupakan mantan Sekdes Desa Asam Jawa pada tahun 1977-1980, 10 Mei 2016. 17
satu rumah dengan rumah yang lainnya memerlukan alat transportasi seperti sepeda maupun sepeda motor.akibat dari keadaan tersebut masyarakat pada masa itu masih sangat sulit untuk bersosialisasi antar masyarakatnya. Tabel 1 Jumlah penduduk di Kecamatan Kota Pinang 1992-1998 Tahun Jumlah (Jiwa) 1992 121.219 1993 122.853 1994 123.988 1995 125.197 1996 127.141 Sumber: Data BPS, Labuhan Batu dalam Angka, dari tahun 1992-1998 Dari data diatas dapat terlihat terjadi peningkatan jumlah penduduk dari tahun 1992-1996, hal itu dikarenakan semakin banyaknya masyarakat dari luar daerah desa Asam Jawa yang berminat untuk menjalankan serta mengembang perkebunan kelapa sawit 18
Tabel 2 Jumlah penduduk kecamatan Kota Pinang dari tahun 1992-1998 berdasarkan jenis kelamin dewasa dan anak-anak Tahun Dewasa Anak-Anak Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan 1992 34.084 33.065 27.661 26.411 1993 34.747 34.121 27.277 26.708 1994 34.852 34.746 27.410 26.980 1995 35.165 35.092 27.629 27.311 1996 35.615 35.512 28.378 27.636 Sumber: Data BPS, Labuhan Batu dalam Angka, dari tahun 1992-1998 Dari tabel diatas menunjukkan, masyarakat di Kecamatan Kota Pinang tersebut mayotitas memiliki penduduk yang berusia produktif lebih banyak dibandingkan dengan yang masih anak-anak. Dilihat dari jumlah laki-laki dan wanita dewasa, penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak disbanding dengan wanitanya. Hal tersebut dapat menunjang perkembangan perkebunan kelapa sawit karena pada umumnya penanaman kelapa sawit merupakan kerjaan yang cukup berat dan dapat maksimal pengerjaannya apabila dikerjakan oleh laki-laki.perkembangan kepadatan penduduknya pun tiap tahun mengalami kemajuan dilihat dari bertambahnya jumlah penduduk di tiap tahunnya. 19
2.3 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Asam Jawa Indonesia memiliki beragam daerah yang masing-masingnya memiliki potensi alam serta sumber daya manusia yang berbeda dan tidak sama satu dengan yang lainnya. Oleh kaena perbedaan-perbedaan tersebut juga mempengaruhi mata pencaharian penduduknya masing-masing tergantung dari potensi alam serta mutu pendidikan yang dimiliki masyarakatnya.di Indonesia ada beberapa mata pencaharian utama yang dilakukan penduduknya, diantaranya ialah menjadi nelayan, penambang, serta petani.dari ketiga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penduduk Indonesia pada umumnya menggunakan potensi alam saja untuk dijadikan mata pencahariannya. Begitu jugamasyarakat di desa Asam Jawa juga merupakan salah satu contoh masyarakat yang mata pencahariannya masih mengutamakan potensi alamnya yang sangat subur.masyarakat didesa ini pada umumnya ialah mengusahakan pada bidang pertanian maupun perkebunan.komoditas tanaman pertanian yang pernah dibudidayakan menjadi perkebunan di desa ini mayoritas ditanami karet, kelapa sawit, serta komoditi tanaman pangan seperti sawah, namun mayoritas perkebunan terbanyak adalah lahan kelapa sawit. Mata pencaharian penduduk desa Asam Jawa sebelum adanya perkebunan kelapa sawit berasal dari bercocok tanam karet serta bercocok tanam sawah dan komoditas lainnya yang jumlah luas areal lahannya masih kecil. Sebelum mengenal pertanian kelapa sawit masyarakat di desa Asam Jawa mayoritas penduduk pada saat itu melakukan bercocok tanam karet sebagai mata pencaharian utama masyarakatnya. 20
Perkebunan karet yang ada pada saat itu merupakan mayoritas perkebunan karet rakyat dengan adanya perkebunan yang dimiliki oleh perusahaan pemerintah maupun yang dimiliki swasta disekitarnya, sehingga pada umumnya perkebunan karet tersebut nampak tidak teratur dalam penanamannya.hingga akhirnya, pada tahun 1980 pemerintah menggalakkan perusahaan yang dimiliki pemerintah (BUMN) untuk membuka lahan perkebunan kelapa sawit di desa tersebut. Selain dari perkebunan, mata pencaharian masyarakat di desa Asam Jawa juga ada yang PNS maupun karyawan perusahaan-perusahaan milik swasta maupun pemerintah yang berdiri disana.oleh karena itu sebagian masyarakat di desa ini tidak hanya bergantung kepada hasil-hasil dari perkebunan yang telah ada sebelumnya.bahkan di desa Asam Jawa ini ada sebagian masyarakatnya memiliki dua mata pencaharian sekaligus dalama satu rumah tangga serta masing-masing suamiistri mempunyai penghasilannya yang satu menjadi PNS dan suaminya membeli lahan untuk menanam kelapa sawit. Adanya pekerjaan lain yang didapat masyarakat tersebut dapat membantu serta menutupi untuk kehidupan sehari-hari mereka maupun untuk pemeliharaan lahan perkebunan kelapa sawitnya. Tabel. 3 Jenis mata pencaharian masyarakat yang berada di Desa Asam Jawa Jenis Mata Pencaharian Jumlah Penduduk (Jiwa) Petani 1.975 Pedagang 561 Buruh Petani 393 21
Penjahit 17 PNS 107 Aparat Negara 6 Perangkat Desa 7 Buruh Industri 505 Sumber: Arsip Kantor Kepala Desa 2.3 Pemerintahan Pemerintahan di desa Asam Jawa pada umumnya memiliki sistem yang sama dengan desa-desa yang lainnya, dimana pemerintahan di desa ini dipimpin oleh kepala desa dengan dibantu perangkat-perangkat desa lainnya seperti sekretaris desa, ketua RT maupun RW, dan lain sebagainya. Sistem pemerintahan di desa ini pada tahun 1970 belum semodern seperti sekarang ini, pada awalnya desa ini hanya dipimpin oleh seorang penghulu 16 memadai untuk memudahkan dalam membantu pembangunan desa. Pada saat itu desa ini memang belum menjadi sebuah desa melainkan hanya sebuah dusun kecil. Pada tahun 1977, barulah desa ini terbentuk dimana kepala desa resmi pertamanya adalah bapak almahrum Dongoran Hasibuan serta yang menjadi sekretarisnya ialah bapak Dahlan Harahap. Bapak tersebut menjadi kepala desa Asam Jawa dimulai dari tahun 1977 dan berakhir pada tahun 1980. Sebelum adanya kepala desa, desa Asam Jawa dipimpin oleh seorang penghulu, dimana nama penghulusaja tanpa ada perangkat-perangkat desa yang 16 Penghulu menurut masyarakat di desa Asam Jawa merupakan kepala suku dari desa Asam Jawa yang sebelumnya masih berbentuk dusun. 22
penghulu tersebut yaitu penghulu Sarip (tidak diketahui tahun mulai memimpin) dan penghulu nalang yang memimpin ditahun 1950-1977, pada saat itu desa Asam Jawa masih hanya sebuah dusun kecil. Menurut bapak H. Dahlan Harahap, pemerintahan di desa Asam Jawa pada masa mereka menjabat masih sangat tradisional, dimana belum adanya fasilitasfasilitas yang memungkinkan untuk melakukan pembangunan terhadap desa Asam Jawa. Pemerintahan pada masa itu sangat sulit untuk mengembangkan daerahnya oleh karena keterbatasan dana dan keterbatasan sumber daya alam maupun manusianya. 23