BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU

dokumen-dokumen yang mirip
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Lampung Barat, Balik Bukit adalah Kecamatan yang terletak di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004).

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. Tidak terlepas dari struktur perekonomian Indonesia yang merupakan Negara

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Rembang. geografis Kabupaten Rembang terletak pada garis koordinat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta dengan jarak 20,2 km dari ibukota provinsi daerah istimewa

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

BAB II SEJARAH DAN KONDISI MASYARAKAT DESA SABUNGAN. Desa Sabungan merupakan desa yang berada nama suatu wilayah di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. menjadi 5 wilayah Binaan Penyuluhan Pertanian. Letak Kecamatan

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

KEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Susukan merupakan salah satu Kecamatan yang berada di

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MERAK KECAMATAN SUKAMULYA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU 2.1 Letak Geografis Desa Asam Jawa Desa Asam Jawa berada di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Desa ini merupakan daerah yang memiliki luas daerah 6.600 Ha, dimana lahan di desa ini terbagi atas 5.800 Ha merupakan lahan perkebunan dan 800 Ha adalah permukiman masyarakat, oleh karena itu desa Asam Jawa terbagi atas 22 dusun didalamnya. 10 Desa Asam Jawa ini berada di ketinggian 750 mdpl. Daerah yang ada di desa ini umumnya memiliki tanah yang datar dan hanya sedikit daerah yang tanahnya memiliki kemiringan. Suhu di desa Asam Jawa ini umumnya hanya berkisar rata-rata 29 o -33 o C yang merupakan suhu beriklim tropis, daerah ini dapat dikatakan memiliki suhu tropis yang cocok untuk ditanami komoditi kelapa sawit ada. Curah hujan yang ada di desa Asam Jawa ini berada pada kisaran 1000-1500 mm/thn, curah hujan yang dapat dikatakan tinggi ini sangat cocok untuk ditanami komoditi-komoditi perkebunan yang banyak menyerap air tanah. 10 Arsip kantor kepala desa Asam Jawa, makalah seminar Sejarah Desa Asam Jawa tahun 2016 (tidak diterbitkan). Dusun yang ada di desa Asam Jawa yaitu: Dusun Teluk Pinang, Kampung Beringin, Kampong Mangga, Asam Jawa Barat, Asam Jawa Timur, Bakti Aek Batu, AL Amin Aek Batu, Cinta Makmur, Aek Batu Selatan, Aek Batu Utara, Aek Batu Timur, Milano, Herfinta, Tasik Rejo, Aek Torop Barat, Aek Torop Timur, Sumberjo I, Sumberjo II, Sumberjo III, Sumberjo IV, Sumberjo V, Sumberjo Pirbun. 14

Desa Asam Jawa dikelilingi daerah-daerah lain yang ada disekitarannya. Daerah-daerah yang berbatas langsung dengan desa ini yaitu: - Disebelah utara berbatasan dengan Desa Bunut - Disebelah selatannya berbatasan dengan desa Pasit Tuntung - Disebelah timur berbatasan dengan desa Aek Batu - disebelah baratnya berbatasan dengan kelurahan Kota Pinang. Jika dilihat dari perbatasan-perbatasannya, desa Asam Jawa dikelilingi oleh desa-desa maupun ibukota kabupaten yang menunjang perkembangan desa tersebut.jarak antara desa Asam Jawa ke ibukota kecamatan 11 Km serta jarak ke ibukota kabupaten yaitu 30 Km. 11 Sebelum adanya pemekaran di Kabupaten Labuhan Batu Selatan, desa Asam Jawa ini merupakan desa yang tergabung kedalam Kecamatan Kota Pinang, dan merupakan desa yang terpencil dan dapat dikatakan terisolasi. Hal itu dikarenakan pada tahun 1980 an, di Kota Pinang memiliki satu sungai yang bernama Sungai Barumun, dimana pada saat itu sungai ini belum memiliki jembatan yang dapat dilewati transportasi darat untuk sampai ke desa Asam Jawa. Oleh karena itu, masyarakat pada masa sebelum adanya jembatan di sungai tersebut ketika hendak 11 Pada tahun 1980-1998 ibukota kecamatan dari desa Asam Jawa berada di Kota Pinang, serta ibukotanya masih di Rantau Prapat. 15

menyeberang dari Kota Pinang menuju desa Asam Jawa ataupun sebaliknya harus menyewa Panton 12 sebagai alat transportasi. Sungai Barumun juga menjadi salah satu yang berperan penting dalam hal transportasi masyarakat di desa Asam Jawa dikarenakan akses untuk masuk ke desa ini umumnya hanya melalui sungai itu saja. Salah satu faktor yang mendukung berkembang pesatnya perkebunan yang ada di desa Asam Jawa ialah letak geografisnya yang sangat cocok untuk menanam komoditi kelapa sawit. Faktor-faktor yang mendukung dapat berkembang pesatnya komoditi kelapa sawit adalah kesesuain lahan yang ditentukan oleh letak geografis, tofografi serta ketersediaan air yang banyak. 14 Strategis serta suburnya tanah yang dimiliki desa Asam Jawa ini memberikan dampak yang besar bagi perkembangan desa Asam Jawa yang semula hanya terdiri dari hutan-hutan yang lebat dan sedikit penghuninya. Selain sawit yang menjadi komoditas utama perkebunan di desa Asam Jawa, setidaknya ada beberapa komoditas lain yang dikembangkan didesa Asam Jawa tersebut, komoditas-komoditas itu ialah karet, kopi robusta, kakao, kelapa, serta pinang. Banyaknya komoditas tanaman perkebunan di desa Asam Jawa itu juga tidak 13 12 Panton/perahu merupakan alat transportasi masyarakat untuk dapat menyeberang ketikaberpergian dari Kota Pinang menuju desa Asam Jawa ataupun sebaliknya. 13 Wawancara dengan H. Dahlan Harahap yang merupakan mantan Sekdes Desa Asam Jawa pada tahun 1977-1980. 14 Sjafrul Latif, dkk, Op.cit., hal.2. 16

terlepas dari faktor keadaan geografis dan iklim yang ada di desa Asam Jawa yang sangat cocok ditanami enam komoditas tersebut. 2.2 Penduduk Desa Asam Jawa Penduduk merupakan salah satu faktor penting dalam suatu perjalanan kehidupan suatu negara, provinsi, kabupaten, kecamatan, desa, dan lain sebagainya.adanya penduduk dalam satu wilayah dapat memberikan suatu pengaruh terhadap perkembangan wilayah yang ditempati.penduduk mempunyai peranan penting dalam berkontribusi mengembangkan suatu wilayah.pertambahan penduduk dan peningkatan mutu pendidikan merupakan beberapa faktor penting yang dapat memajukan suatu wilayah. Hal itu dikarenakan dengan banyaknya jumlah penduduk yang memiliki mutu pendidikan yang baik akan memberikan banyak pemikiranpemikiran untuk membangun wilayah yang ditempati menjadi sebuah wilayah yang makmur serta nyaman untuk ditempati. Tahun 1980 desa Asam Jawa memiliki penduduk tidak kurang dari 250 kepala keluarga. 15 Keadaan penduduk desa Asam Jawa pada saat itusangat memprihatinkan karena pada saat itu masyarakatnya mengalami ketertinggalan dalam segi mutu pendidikan dan perkembangan daerahnya.hal itu dikarenakan sulitnya akses untuk dapat masuk ke desa tersebut sehingga untuk melakukan eksplorasi terhadap desa tersebut sangat sulit dilakukan.pemukiman-pemukiman pada masa itupun masih sangat sunyi dan antar satu rumah berjarak cukup jauh, bahkan untuk menempuh ke 15 Wawancara dengan H. Dahlan Harahap yang merupakan mantan Sekdes Desa Asam Jawa pada tahun 1977-1980, 10 Mei 2016. 17

satu rumah dengan rumah yang lainnya memerlukan alat transportasi seperti sepeda maupun sepeda motor.akibat dari keadaan tersebut masyarakat pada masa itu masih sangat sulit untuk bersosialisasi antar masyarakatnya. Tabel 1 Jumlah penduduk di Kecamatan Kota Pinang 1992-1998 Tahun Jumlah (Jiwa) 1992 121.219 1993 122.853 1994 123.988 1995 125.197 1996 127.141 Sumber: Data BPS, Labuhan Batu dalam Angka, dari tahun 1992-1998 Dari data diatas dapat terlihat terjadi peningkatan jumlah penduduk dari tahun 1992-1996, hal itu dikarenakan semakin banyaknya masyarakat dari luar daerah desa Asam Jawa yang berminat untuk menjalankan serta mengembang perkebunan kelapa sawit 18

Tabel 2 Jumlah penduduk kecamatan Kota Pinang dari tahun 1992-1998 berdasarkan jenis kelamin dewasa dan anak-anak Tahun Dewasa Anak-Anak Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan 1992 34.084 33.065 27.661 26.411 1993 34.747 34.121 27.277 26.708 1994 34.852 34.746 27.410 26.980 1995 35.165 35.092 27.629 27.311 1996 35.615 35.512 28.378 27.636 Sumber: Data BPS, Labuhan Batu dalam Angka, dari tahun 1992-1998 Dari tabel diatas menunjukkan, masyarakat di Kecamatan Kota Pinang tersebut mayotitas memiliki penduduk yang berusia produktif lebih banyak dibandingkan dengan yang masih anak-anak. Dilihat dari jumlah laki-laki dan wanita dewasa, penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak disbanding dengan wanitanya. Hal tersebut dapat menunjang perkembangan perkebunan kelapa sawit karena pada umumnya penanaman kelapa sawit merupakan kerjaan yang cukup berat dan dapat maksimal pengerjaannya apabila dikerjakan oleh laki-laki.perkembangan kepadatan penduduknya pun tiap tahun mengalami kemajuan dilihat dari bertambahnya jumlah penduduk di tiap tahunnya. 19

2.3 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Asam Jawa Indonesia memiliki beragam daerah yang masing-masingnya memiliki potensi alam serta sumber daya manusia yang berbeda dan tidak sama satu dengan yang lainnya. Oleh kaena perbedaan-perbedaan tersebut juga mempengaruhi mata pencaharian penduduknya masing-masing tergantung dari potensi alam serta mutu pendidikan yang dimiliki masyarakatnya.di Indonesia ada beberapa mata pencaharian utama yang dilakukan penduduknya, diantaranya ialah menjadi nelayan, penambang, serta petani.dari ketiga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penduduk Indonesia pada umumnya menggunakan potensi alam saja untuk dijadikan mata pencahariannya. Begitu jugamasyarakat di desa Asam Jawa juga merupakan salah satu contoh masyarakat yang mata pencahariannya masih mengutamakan potensi alamnya yang sangat subur.masyarakat didesa ini pada umumnya ialah mengusahakan pada bidang pertanian maupun perkebunan.komoditas tanaman pertanian yang pernah dibudidayakan menjadi perkebunan di desa ini mayoritas ditanami karet, kelapa sawit, serta komoditi tanaman pangan seperti sawah, namun mayoritas perkebunan terbanyak adalah lahan kelapa sawit. Mata pencaharian penduduk desa Asam Jawa sebelum adanya perkebunan kelapa sawit berasal dari bercocok tanam karet serta bercocok tanam sawah dan komoditas lainnya yang jumlah luas areal lahannya masih kecil. Sebelum mengenal pertanian kelapa sawit masyarakat di desa Asam Jawa mayoritas penduduk pada saat itu melakukan bercocok tanam karet sebagai mata pencaharian utama masyarakatnya. 20

Perkebunan karet yang ada pada saat itu merupakan mayoritas perkebunan karet rakyat dengan adanya perkebunan yang dimiliki oleh perusahaan pemerintah maupun yang dimiliki swasta disekitarnya, sehingga pada umumnya perkebunan karet tersebut nampak tidak teratur dalam penanamannya.hingga akhirnya, pada tahun 1980 pemerintah menggalakkan perusahaan yang dimiliki pemerintah (BUMN) untuk membuka lahan perkebunan kelapa sawit di desa tersebut. Selain dari perkebunan, mata pencaharian masyarakat di desa Asam Jawa juga ada yang PNS maupun karyawan perusahaan-perusahaan milik swasta maupun pemerintah yang berdiri disana.oleh karena itu sebagian masyarakat di desa ini tidak hanya bergantung kepada hasil-hasil dari perkebunan yang telah ada sebelumnya.bahkan di desa Asam Jawa ini ada sebagian masyarakatnya memiliki dua mata pencaharian sekaligus dalama satu rumah tangga serta masing-masing suamiistri mempunyai penghasilannya yang satu menjadi PNS dan suaminya membeli lahan untuk menanam kelapa sawit. Adanya pekerjaan lain yang didapat masyarakat tersebut dapat membantu serta menutupi untuk kehidupan sehari-hari mereka maupun untuk pemeliharaan lahan perkebunan kelapa sawitnya. Tabel. 3 Jenis mata pencaharian masyarakat yang berada di Desa Asam Jawa Jenis Mata Pencaharian Jumlah Penduduk (Jiwa) Petani 1.975 Pedagang 561 Buruh Petani 393 21

Penjahit 17 PNS 107 Aparat Negara 6 Perangkat Desa 7 Buruh Industri 505 Sumber: Arsip Kantor Kepala Desa 2.3 Pemerintahan Pemerintahan di desa Asam Jawa pada umumnya memiliki sistem yang sama dengan desa-desa yang lainnya, dimana pemerintahan di desa ini dipimpin oleh kepala desa dengan dibantu perangkat-perangkat desa lainnya seperti sekretaris desa, ketua RT maupun RW, dan lain sebagainya. Sistem pemerintahan di desa ini pada tahun 1970 belum semodern seperti sekarang ini, pada awalnya desa ini hanya dipimpin oleh seorang penghulu 16 memadai untuk memudahkan dalam membantu pembangunan desa. Pada saat itu desa ini memang belum menjadi sebuah desa melainkan hanya sebuah dusun kecil. Pada tahun 1977, barulah desa ini terbentuk dimana kepala desa resmi pertamanya adalah bapak almahrum Dongoran Hasibuan serta yang menjadi sekretarisnya ialah bapak Dahlan Harahap. Bapak tersebut menjadi kepala desa Asam Jawa dimulai dari tahun 1977 dan berakhir pada tahun 1980. Sebelum adanya kepala desa, desa Asam Jawa dipimpin oleh seorang penghulu, dimana nama penghulusaja tanpa ada perangkat-perangkat desa yang 16 Penghulu menurut masyarakat di desa Asam Jawa merupakan kepala suku dari desa Asam Jawa yang sebelumnya masih berbentuk dusun. 22

penghulu tersebut yaitu penghulu Sarip (tidak diketahui tahun mulai memimpin) dan penghulu nalang yang memimpin ditahun 1950-1977, pada saat itu desa Asam Jawa masih hanya sebuah dusun kecil. Menurut bapak H. Dahlan Harahap, pemerintahan di desa Asam Jawa pada masa mereka menjabat masih sangat tradisional, dimana belum adanya fasilitasfasilitas yang memungkinkan untuk melakukan pembangunan terhadap desa Asam Jawa. Pemerintahan pada masa itu sangat sulit untuk mengembangkan daerahnya oleh karena keterbatasan dana dan keterbatasan sumber daya alam maupun manusianya. 23