BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berakhlak mulia. Kurikulum 2013 mengkajikan pelajaran lebih komprehensip,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memberikan contoh hal-hal yang baik dan positif. Penanaman karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai pihak dan pendekatan. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai peran pengajaran yang cukup penting, hal tersebut sering tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi Astana Mangadeg terletak di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di Desa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN KETERBACAAN DAN NILAI KARAKTER TEKS ARTIKEL HARIAN KOMPAS SERTA UPAYA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengenyam pendidikan. Negara harus adil dalam mendistribusikan layanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Desa memiliki arti penting. Desa bisa dianggap sebagai kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negaranya tanpa terkecuali, Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

PENGGAMBARAN KARAKTER KERJA KERAS PADA FILM MENEBUS IMPIAN (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah dan kurikulum merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. pembelajaran dan penilaian sikap spiritual pada kurikulum 2013 dalam mata

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyebabkan seseorang dapat hidup. Jiwa juga mengandung sesuatu unsur yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan saat ini masih dipercaya sebagai media yang ampuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ketertinggalan akademik, tetapi lengah dalam membangun karakter. Pembentukan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman didunia pendidikan yang terus berubah secara signifikan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan aspirasi yang berbeda-beda satu sama lain tetapi memiliki kedudukan setara,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn :

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. harkat dan martabat bangsa dapat terjaga. Pemerintah telah mencanangkan program

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu. manusia dalam mengembangkan dirinya hingga mampu menghadapi setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas individu, baik

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan zaman sebagai efek dari globalisasi yang diakibatkan dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Implementasi karakter positif sangat penting dilaksanakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 memberlakukan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan orang Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003, kurikulum dapat diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum 2013 mencakup pedoman umum pembelajaran yang terdiri atas kerangka konseptual dan operasional. Kerangka konseptual dan operasional yang dimaksud antara lain strategi pembelajaran, sistem kredit semester, penilaian hasil belajar, dan layanan bimbingan konseling. Strategi pembelajaran digunakan untuk menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam kurikulum 2013. Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik, dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan otentik. Penilaian hasil belajar dapat dilakukan melalui metode tes dan nontes. Metode tes dapat berupa tes tertulis dan tes kinerja. Metode nontes digunakan 1

2 untuk menilai sikap, minat, atau motivasi. Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada tiga aspek. Tiga aspek tersebut adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari suatu program pembelajaran. Kegunaan utama penilaian sikap sebagai bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan) pemahaman dan kemajuan sikap peserta didik secara individual. Implementasi kurikulum 2013 bukan berarti tanpa masalah. Permasalahan yang timbul antara lain mengenai pelaksanaan penilaian sikap yang harus diterapkan oleh guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Guru belum memahami tentang pedoman atau cara menilai, khususnya pada penilaian sikap spiritual yang sesuai dengan kurikulum 2013. Guru sebenarnya telah mengikuti pelatihan dan sosialisasi tentang implementasi kurikulum 2013, namun di lain pihak guru juga belum memahami cara penilaiannya. Permasalahan mengenai penilaian sikap juga dipublikasikan oleh beberapa media massa. Contoh kasus secara nyata terdapat di SMP Negeri 8 Pegangsaan Jakarta Pusat, mengenai keluhan para guru tentang penilaian sikap (Kompas, 2014). Guru masih berproses dalam menempuh perubahan sistem penilaian, belum lagi penggunaan piranti teknologi informasi yang banyak dipakai dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Contoh lain juga terjadi di SMA 26 Tebet Jakarta Selatan (Okezone, 2014). Seorang guru memaparkan ada perbedaan mendasar di kurikulum baru yang membuat guru tidak lagi menjadi sumber penentu, tapi lebih

3 pada mendorong siswa menemukan fakta-faktanya. Lebih lanjut bahwa hal tersebut tidak ada pada metode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang diterapkan sejak tahun 2006 lalu. Melihat kasus-kasus tersebut disimpulkan bahwa masih banyak permasalahan yang terjadi pada implementasi kurikulum 2013, khususnya dalam pelaksanaan penilaiannya. Berdasarkan uraian yang telah dikemukan di atas, hal ini mendorong peneliti untuk mengadakan kajian ilmiah mengenai implementasi pembelajaran dan penilaian sikap spiritual pada kurikulum 2013 dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014. Tema ini dianggap memiliki keterkaitan dengan Progdi PPKn FKIP UMS, karena selaras dengan visi dan misi yang menjadi pedoman. Visi dan misi Progdi PPKn FKIP UMS adalah: Menjadi pusat perkembangan pendidikan dan pembelajaran bidang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta ketatanegaraan, untuk membetuk bangsa yang berkarakter kuat dan memiliki kesadaran berkonstitusi menuju masyarakat madani. Misi 1) Menyelenggarakan pendidikan guru bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan ketatanegaraan. 2) Memajukan ilmu pengetahuan teknologi, seni serta meningkatkan sumber daya manusia yang berkarakter kuat sehingga mampu memecahkan permasalahan bangsa dan memberikan pelayanan menuju masyarakat madani. 3) Menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan generasi muda melalui Progam Pendidikan Kepramukaan. Tema penelitian ini juga berkaitan dengan salah satu mata kuliah yang ada di Progam Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP UMS. Mata kuliah tersebut antara lain Evaluasi Pembelajaran PKn-Tn, Teori Pembelajaran, Strategi Pembelajaran PKn-Tn, dan Kajian Kurikulum PKn-Tn.

4 B. Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan bagian terpenting dalam penulisan karya ilmiah. Peneliti sebelum melakukan penelitian, harus mengetahui permasalahan yang ada. Permasalahan yang telah diketahui secara jelas, akan membuat proses pemecahannya lebih terarah serta tersusun secara sistematis. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah implementasi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) berdasarkan kurikulum 2013 di kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014? 2. Bagaimana implementasi aspek penilaian sikap spiritual yang dilakukan oleh guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sesuai kurikulum 2013 di kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014? C. Tujuan Penelitian Menurut Sugiyono (2010:397), tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan membuktikan pengetahuan. Tujuan penelitian berupa jawaban terhadap permasalahan yang telah dirumuskan. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) berdasarkan kurikulum 2013 di kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014.

5 2. Untuk mendeskripsikan implementasi aspek penilaian sikap spiritual yang dilakukan oleh guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sesuai kurikulum 2013 di kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014. D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai implementasi aspek penilaian sikap spiritual pada kurikulum 2013 dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi penelitian berikutnya yang sejenis 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi guru PPKn di SMA/SMK/MA dalam melaksanakan penilaian spiritual pada siswa di kelas. b. Hasil penelitian diharapkan memberikan sumbangan dalam mengatasi permasalahan dalam penilaian sikap spiritual pada kurikulum 2013 pada pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMA/SMK/MA.

6 E. Daftar Istilah Daftar istilah merupakan penjelasan yang diambil dari kata-kata kunci dalam judul penelitian. Adapun daftar istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Implementasi. Menurut Kaber (1988:144), implementasi adalah proses melaksanakan gagasan-gagasan, serangkaian kegiatan baru yang diharapkan dapat membawa perubahan. Pendapat lain menurut Leithwood dan Montgemery (1980) sebagaimana dikutip oleh Kaber (1988:147), implementasi sebagai proses mengurangi kesenjangan antara harapan dan hasil. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah upaya untuk merealisasikan suatu kebijaksanaan pemerintah melalui program-program tertentu guna tercapainya tujuan yang diharapkan. 2. Kurikulum 2013. Menurut Nuh (2013), kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam rintisan KBK 2004, tapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan KTSP 2006. Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan bahwa kurikulum 2013 adalah kurikulum lanjutan dari kurikulum KBK 2004 yang sebelumnya telah diterapkan. 3. Pembelajaran. Menurut Fathurrohman dan Sulistyorini (2012:8), pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan membelajarkan siswa yang dinilai dari perubahan perilaku dan meningkatnya pengetahuan dan pengalaman pada diri siswa. Pendapat lain menurut Nasution sebagaimana dikutip Fathurrohman dan Sulistyorini (2012:6), pembelajaran adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau

7 mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pembelajaran adalah suatu kegiatan dalam proses membelajarkan siswa agar mencapai tujuan yang diinginkan. 4. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Menurut Daryono (2011:1), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah nama dari suatu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum sekolah guna membina perkembangan moral anak didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, agar dapat mencapai perubahan secara optimal dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah suatu mata pelajaran yang menekankan pada pembentukan karakter bangsa dan membentuk manusia seutuhnya sebagai perwujudan kepribadian Pancasila. 5. Penilaian Sikap. Menurut Azwar (1988:15), penilaian atau pengukuran sikap adalah suatu proses yang rentan terhadap berbagai kemungkinan eror baik eror dalam penyusunan skala, penyajian skala, maupun dalam penafsiran jawaban subjek respondennya. Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan bahwa penilaian sikap adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian kecenderungan berperilaku atau berbuat sebagai hasil belajar peserta didik. 6. Spiritual. Menurut Doe dan Walch (2001:20), spiritual adalah suatu kesadaran yang menghubungkan seseorang langsung dengan Tuhan, atau apa pun yang dinamakan sebagai sumber keberadaan manusia. Pendapat lain menurut Tim

8 Penyusun Kamus (1989:857), spiritual juga berarti kejiwaan, rohani, batin, mental, moral. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa spiritual adalah sesuatu yang berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin).