KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

dokumen-dokumen yang mirip
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Padjajaran, 1974, hlm. 8 4 S.d.a

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS)

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa, vagina dan mengalami proses menstruasi, hamil, melahirkan serta

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena saluran reproduksi wanita lebih dekat ke anus dan saluran kencing. Bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang tidak menyenangkan.

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sel asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna (Pusat Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Holmes dan Rahe tahun 1967 dengan menggunakan Live Event Scale atau biasa

BAB I PENDAHULUAN. kaum wanita yang cukup tinggi, baik di negara-negara maju maupun negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

Pada penderita kanker, tekanan psikologis seperti sedih, rasa putus asa, malu, kecemasan dan depresi sangatlah mungkin untuk asa, malu, kecemasan dan

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kesengsaraan pada manusia. Di negara negara barat, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

BAB V. KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kanker di negara-negara berkembang. Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. serta dapat menjalar ke ke tempat yang jauh dari asalanya yang disebut metastasis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

2015 KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

SUBJECTIVE WELL-BEING PADA PENARI STUDIO SENI AMERTA LAKSITA SEMARANG

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dalam perkembangannya, sel-sel tersebut dapat. kelenjar getah bening (King, 2006). Saat ini, kanker merupakan

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesuburan atau infertilitas (Agarwa et al, 2015). Infertil merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dialaminya. Subjective well-being melibatkan evaluasi pada dua komponen, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

BAB I PENDAHULUAN. sosial emosional. Masa remaja dimulai dari kira-kira usia 10 sampai 13 tahun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rentang kehidupan, individu berkembang dari masa kanak-kanak

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

ISSN: 0854-2880 Jurnal Indigenous Vol. 13, No. 1, Mei 2015: 60-71 KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA Yustina Permanawati dan Wisnu Sri Hertinjung Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstract. Breast canceris very feared because the breast for women is not just an organ that has a mere biological function but also has psychological and psychosocial function. This research aims to understand and describe the subjective well-being in people with breast cancer. The method in this research using qualitative methods of data obtained in the field through observation and interviews. Informants in this study is a three-person with breast cancer who have undergone surgical removal. As for the informant s supporters is the closest family of five informants and a nurse from the hospital. The result of this research show that most subjective well-being in people with breast cancer indicated with the ability to manage negative emotions into positive, whereas peoples with breast cancer who received state as peoples with breast cancer is always trying to think positive and trying to live a life as destiny of the God. Subjective well-being is influenced by several factors, including the acceptance of self, support from family and social environment, religious beliefs, educational level, and the personality traits. Keyword : Subjective well-being, people with breast cancer, health Abstraksi. Kanker payudara sangat ditakuti karena payudara bagi wanita bukan hanya organ yang memiliki fungsi biologis semata melainkan juga memiliki fungsi psikologis dan psikososial. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan kesejahteraan subjektif pada penyandang payudara. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu data yang diperoleh di lapangan melalui observasi dan wawancara. Informan dalam penelitian ini adalah 3 orang penyandang payudara yang telah menjalani operasi pengangkatan. Sedangkan untuk informan pendukung adalah 5 orang keluarga terdekat informan dan seorang perawat dari pihak rumah sakit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian kesejahteraan subjektif pada penyandang payudara ditunjukkan dengan kemampuan mengelola emosi negatif menjadi positif, dimana penyandang payudara yang menerima keadaan sebagai penyandang payudara selalu berusaha berpikir positif dan berusaha menjalani kehidupan sebagai takdir dari Yang Maha Kuasa. Kesejahteraan subjektif dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya penerimaan diri, dukungan dari keluarga dan lingkungan sosial, keyakinan agama, tingkat pendidikan, serta ciri kepribadian. Kata kunci: kesejahteraan subjektif, penyandang payudara, kesehatan PENDAHULUAN Fenomena penyakit dewasa ini terus meningkat dan telah merenggut banyak nyawa. Penyakit merupakan penyebab kedua kematian di Amerika Serikat di samping penyakit jantung, dan penyebab kematian ke enam di Indonesia. Banyak jenis yang bisa dihindari, yaitu dengan deteksi dini serta pencegahan-pencegahan, sehingga angka kejadian bisa dikurangi (Dalimartha, 2004). 60

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA...(Yustina Permanawati dan W. S. Hertinjung) ISSN: 0854-2880 Payudara adalah salah satu dari ciri-ciri seks sekunder yang mempunyai arti penting bagi wanita, tidak hanya sebagai salah satu identitas bahwa ia seorang wanita melainkan mempunyai nilai tersendiri baik dari segi biologis, psikologis, psikoseksual maupun psikososial (Hawari, 2004). Selanjutnya Melliana (2006) memaparkan, payudara merupakan bagian sentral secara seksual pada perempuan, sehingga bila payudara mengalami keburukan maka akan menjadikan suatu obsesi wanita menjadi lebih sadar dan sensitif terhadap fungsi perubahan tubuh. Keburukan tersebut bisa diakibatkan oleh berbagai sebab, salah satunya adalah tumor atau. Kanker disebut juga neplasma, yaitu suatu penyakit pertumbuhan sel di dalam organ tubuh yang tumbuh secara abnormal, cepat, dan tidak terkendali dengan bentuk dan fungsi asalnya (Dalimartha, 2004). Kanker ada beberapa jenis, diantaranya adalah serviks, ovarium, endometrium, prostat, testis, tiroid, hati, paru, tulang, kulit, dan payudara (Mangan, 2003). Salah satu jenis yang dibahas dalam penelitian ini adalah payudara. Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker ini bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara (Mardiana, 2004). Penyakit ini adalah penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita di Indonesia karena merupakan kedua penyebab kematian setelah mulut rahim atau leher rahim. Krag (1998) mendefinisikan payudara sebagai sel jahat yang berada di payudara yang timbul pada lapisan kelenjar susu, tumbuh tidak terkontrol dan dapat menyebabkan kematian. Mardiana (2004) mengungkapkan bahwa selama ini penderita baru mengetahui bahwa dirinya terserang payudara setelah timbul rasa nyeri atau sakit pada payudara atau setelah benjolan tumbuh semakin membesar pada jaringan payudaranya. Setelah melewati stadium dini atau memasuki stadium lanjut, gejala serangan payudara akan semakin banyak, antara lain: a. Timbul rasa sakit atau nyeri pada payudara b. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar c. Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul pembengkakkan d. Mulai timbul luka pada payudara dan puting susu seperti koreng atau eksim e. Kulit payudara menjadi berkerut mirip kulit jeruk f. Terkadang keluar cairan darah berwarna merah kehitam-hitaman dari puting susu. Selanjutnya Susilo (dalam Fajarwati, 2007) menyebutkan ada beberapa gejala yang dapat dicurigai sebagai awal kemunculan, yaitu: a. Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan b. Alat pencernaan terganggu atau susah menelan c. Suara serak atau batuk yang tidak sembuh-sembuh d. Payudara atau di tempat lain ada benjolan atau tumor e. Andheng-andheng atau tahi lalat yang berubah sifatnya menjadi semakin besar dan gatal f. Darah atau lendir yang keluar abnormal di tubuh g. Adanya koreng atau borok yang tidak sembuh. 61

ISSN: 0854-2880 Selanjutnya Dalimartha (2004) mengatakan bahwa belum ada penyebab pasti dari payudara. Namun, ada beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya payudara. Beberapa di antaranya sebagai berikut: a. Riwayat keluarga b. Faktor hormone c. Faktor umur d. Pernah mengalami infeksi, trauma atau benturan, operasi payudara akibat tumor jinak, atau tumor ganas payudara kontralateral e. Pernah menggunakan obat hormonal yang lama, seperti terapi sulih hormon dan pengobatan kemandulan (infertilitas) f. Pemakai kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak seperti kelainan fibrokistik g. Pernah mendapat radiasi sebelumnya pada payudara atau dinding dada, misalnya untuk pengobatan keloid h. Peningkatan berat badan yang signifikan pada usia dewasa. Menurut Prihartanti (2004), bagi sebagian individu, peristiwa-peristiwa hidup yang sering dirasakan sebagai peristiwa yang menekan dapat mengakibatkan terjadinya gangguan emosional, seperti depresi atau kecemasan yang berlebihan. Dalam memandang kehidupan, seseorang biasanya selalu terfokus pada sisi negatif dari kehidupannya sehingga tiada rasa syukur dan menimbulkan ketidakpuasan dalam dirinya (Myers dan Diener dalam Lewis dan Jones, 2002). Individu yang mempunyai tingkat kesejahteraan subjektif yang tinggi pada umumnya memiliki sejumlah kualitas yang mengagumkan (Diener dkk, 1997). Individu Jurnal Indigenous Vol. 13, No. 1, Mei 2015: 60-71 ini akan lebih mampu mengontrol dirinya dan menghadapi berbagai peristiwa dalam hidup dengan lebih baik. Namun individu dengan kesejahteraan subjektif yang rendah akan memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang terjadi sebagai hal yang tidak menyenangkan sehingga muncul emosi yang tidak menyenangkan seperti kecemasan, depresi, dan kemarahan (Myers dan Diener dalam Hidayati, 2008). Kesejahteraan subjektif yang rendah terlihat pada ketidakpuasannya terhadap kehidupan yang dijalaninya, jarang merasa senang dan sering merasakan emosi negatif seperti marah dan cemas (Diener dkk, 1997). Aspek yang terkait dengan kesejahteraan subjektif seperti yang dinyatakan oleh Diener dkk (1997) yaitu : a. Kepuasan (satisfaction) b. Perasaan menyenangkan (pleasant affect) Aspek utama dari kesejahteraan subjektif adalah afektif dan kepuasan hidup (Ben-Zur dalam Rizqia, 2008). Terdapat beberapa hal yang menjadi faktor penyebab timbulnya kesejahteraan subjektif pada diri seseorang tersebut. Beberapa faktor tersebut pernah diungkapkan oleh Diener dan Suh (dalam Rizqia, 2008) yang diantaranya: a. Kelekatan b. Kompleksitas kebudayaan c. Individualisme d. Kesehatan e.` Kecocokan antara individu dengan lingkungannya Diener & Suh (dalam Rizqia, 2008) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang dapat menguatkan kesejahteraan subjektif adalah kesehatan yang baik, pendidikan yang cukup, kecocokan antara kepribadian 62

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA...(Yustina Permanawati dan W. S. Hertinjung) ISSN: 0854-2880 dan kebudayaan, keterbukaan terhadap pengalaman baru, ekstravert, mau mendengarkan kata hati, penguasaan lingkungan, pengembangan diri, tujuan hidup, penerimaan diri, rasa self-determination, kesempatan untuk membandingkan diri dengan orang lain, mempunyai banyak relasi, mendapatkan dukungan sosial dari temanteman terdekat, dan mempunyai tingkat sres yang rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan mendeskripsikan Kesejahteraan Subjektif pada Penyandang Kanker Payudara. Tulisan ini diharapkan dapat membantu penyandang payudara agar lebih bisa menerima keadaannya dan berusaha untuk menjalani perawatan dengan baik. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, maka penulis merumuskan pertanyaan bagaimana kesejahteraan subjektif pada penyandang payudara?. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian Tahap pertama yaitu persiapan penelitian yang meliputi orientasi lapangan yang dilakukan pada bulan Februari hingga Juli 2010, terlebih dahulu pada awal Februari peneliti melakukan pencarian data kuantitatif jumlah penyandang payudara di RSUD Dr. Moewardi. Kemudian setelah itu persiapan alat pengumpul data yaitu penyusunan pedoman wawancara, wawancara dilakukan dengan menggunakan tape recorder dan penyusunan pedoman observasi, alat bantu yang digunakan dalam observasi adalah kertas dan ballpoint. 2. Instrumen Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Metode kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan memahami suatu fenomena yang sedikitpun belum diketahui (Strauss dan Carbin dalam Lestari, 2008). Dengan menggunakan metode kualitatif di harapkan penelitian ini akan mendapatkan data yang lebih mendalam. Hal ini dikarenakan peneliti ingin memahami dan menilai serta memberikan penjelasan yang bermanfaat. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terstruktur, observasi partisipan, dan dokumentasi berupa hasil laporan riwayat kesehatan subjek di rumah sakit. Dalam penelitian kali ini teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara langsung yaitu peneliti berhadapan langsung dengan subjek dan mengajukan beberapa pertanyaan. Teknik ini dimaksudkan agar penulis dapat memperoleh data-data secara langsung dari subjek tersebut. Metode wawancara penelitian ini adalah wawancara terstruktur, karena pewawancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaanpertanyaan yang akan diajukan. Pencatatan data dimulai dari hal-hal yang bersifat umum kemudian diarahkan pada hal-hal khusus. Agar data-data yang diperoleh sesuai dengan hasil wawancara penulis memakai alat bantu berupa tape recorder, kaset, dan buku catatan. Pencatatan data dilakukan secara deskriptif. Metode observasi yang digunakan yaitu observasi partisipan dimana peneliti terlibat secara langsung dalam situasi yang menjadi sasaran observasi. Pedoman observasi dalam pengamatan perilaku informan antara lain : (a) perilaku-perilaku; (b) bahasa tubuh; (c) ekspresi wajah; (d) emosi-emosi atau perasaan yang menyertai subjek disela proses wawancara. Data dianalisis dengan teknik analisis induktif deskriptif, yaitu melakukan abstraksi setelah rekaman fenomena khusus dikelompokkan menjadi satu. Dan pendekatan yang digunakan dalam teknik analisis data 63

ISSN: 0854-2880 kualitatif ini yaitu pendekatan fenomenologi dimana peneliti menganalisa kata-kata dan Jurnal Indigenous Vol. 13, No. 1, Mei 2015: 60-71 gambar untuk menguraikan fenomena sentral penelitian (Alsa, 2003). Tabel 1. Formulasi Pertanyaan Wawancara No Pertanyaan Teoritis Formulasi Pertanyaan Wawancara Bagaimana perasaan informan ketika diberitahu bahwa informan menderita? Bagaimana reaksi keluarga ketika mengetahui informan terkena payudara? 1. Perasaan Harapan seperti apa yang informan inginkan saat mengetahui terkena payudara? Perasaan apa saja yang dialami informan selama menyandang payudara? Bagaimana perasaan informan ketika dianjurkan menjalani pengangkatan sel pada payudara? Apa yang mendorong informan sehingga bersedia menjalani pengangkatan sel pada payudara? Bagaimana kehidupan yang informan rasakan setelah divonis payudara? 2. Kepuaasan Hidup Dukungan seperti apa yang informan dapatkan dari orang-orang terdekat? Bagaimana kehidupan perkawinan informan? Bagaimana hubungan informan dengan lingkungan sosial? 3. Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien penyandang payudara di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang jumlahnya tidak dapat diketahui secara pasti dan disebut populasi tak terhingga. Adapun sampel dalam penelitian ini berbentuk purposive sampel yaitu penentuan sampel berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri yang sudah di tentukan (Hadi, 1995). Dan karakteristik informan pada penelitian ini sebagai berikut : a. Wanita yang didiagnosis dokter mempunyai payudara dan telah menjalani operasi pengangkatan b. Bersedia menjadi subjek penelitian Peneliti mengambil 3 orang untuk dijadikan sebagai informan penelitian. Informan pendukung adalah 5 orang keluarga terdekat informan dan seorang perawat dari pihak rumah sakit. Alasan pemilihan informan dengan jumlah dan karakteristik tersebut karena peneliti menganggap dengan kriteria tersebut telah mewakili karakteristik informan yang dapat memberikan informasi mengenai kesejahteraan subjektif pada penyandang payudara. Keluarga informan dan perawat dari pihak rumah sakit juga akan dilibatkan dalam penelitian ini. Peneliti akan menggali informasi dari keluarga dan perawat dari pihak rumah sakit yang akan digunakan untuk mengcross check kebenaran dari informasi yang di berikan oleh informan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan validitas data yang hasilnya akan menjadi data pendukung yang dapat mengungkap kesejahteraan subjektif pada penyandang payudara. 64

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA...(Yustina Permanawati dan W. S. Hertinjung) ISSN: 0854-2880 4. Prosedur Pengambilan Data Tahap dalam pelaksanaan penelitian yaitu yang pertama penentuan informan penelitian. Penentuan subjek penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan subjek yang akan digunakan sebagai sampel dilakukan secara tidak terduga dari populasi yang didasarkan atas karakteristik atau ciriciri tertentu yang sebelumnya sudah di tentukan oleh peneliti. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu melakukan pendekatan dengan informan. Pendekatan ini dilakukan dengan cara berkunjung ke kediaman informan dengan menggali beberapa informasi dasar tentang informan dan mengobservasi kehidupan sehari-hari informan di tempat tinggal. Pendekatan ini bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam mencari informasi tentang penelitian yang akan dilakukan. Tahap ketiga yaitu pengumpulan data. Setelah semua data terkumpul, selanjutnya peneliti melakukan analisis data langkahlangkahnya yaitu hasil wawancara yang sudah direkam dengan tape recorder kemudian ditulis didalam transkip secara lengkap, demikian pula dengan hasil observasi ditulis dalam bentuk laporan. Selanjutnya transkip wawancara dan laporan observasi yang telah dibuat dicari kategori-kategori dan dikelompokan berdasarkan kepuasan dan perasaan penyandang payudara. Kemudian kategori yang telah diperoleh dideskripsikan. Setelah dianalis dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian, yaitu deskripsi dari kategori yang sudah diperoleh dibahas dengan mengkaitkan teori-teori mengenai kesejahteraan subjektif. Dan selanjutnya langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Data yang Didapat Berikut ini informasi tentang karakteristik data informan utama dan informan pendukung dijelaskan dalam Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Identitas Informan Utama Keterangan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Nama P TS S Jenis kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Usia 53 th 51 th 48 th Alamat Solo Solo Solo Pendidikan terakhir Tidak sekolah SMA SMP Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Lama menderita 3 tahun 1 tahun 3 bulan Tabel 3. Informan Pendukung Keterangan Inf. 4 Inf. 5 Inf. 6 Inf. 7 Inf. 8 Inf. 9 Nama J F R R K K Usia 27 th 21 th 29 th 57 th 60 th 60 th Alamat Solo Solo Solo Solo Solo Solo Tabel 2 merupakan tabel karakteristik informan utama penelitian. Tabel 3 merupakan informan pendukung dari informan utama penelitian, untuk mengcrosscheck jawaban dari subjek utama. Informan dalam penelitian kali ini berjumlah 3 orang informan utama perempuan penyandang payudara. 65

ISSN: 0854-2880 Informan 1 bernama P, seorang ibu rumah tangga. Informan menyandang payudara sejak tahun 2007. Kondisi perekonomian P sangat sederhana. Untuk melakukan cross check data maka peneliti mewawancarai J yaitu anak dari informan, serta K yaitu suami dari informan. Informan 2 bernama TS, menyandang payudara sejak tahun 2009. Kondisi perekonomian subjek cukup sederhana. Untuk melakukan cross check data maka peneliti mewawancarai F yaitu anak dari informan. Jurnal Indigenous Vol. 13, No. 1, Mei 2015: 60-71 Informan 3 bernama S, menyandang payudara sejak tahun 2009. Untuk melakukan cross check data maka peneliti mewawancarai R yaitu anak dari informan, serta R yaitu suami dari informan. 2. Deskripsi dan Paparan Hasil Data yang sudah terkumpul dari hasil wawancara dan observasi dibuat transkipnya, setelah itu data tersebut di masukan ke dalam tabulasi data. Dan adapun tabulasi data tersebut dapat dilihat pada tabel 4 dan tabel 5 di bawah ini: Tabel 4. Tabulasi Data Hasil Wawancara No Aspek Informan I (P) Informan II (TS) Informan III (S) 1. Perasaan a. Perasaan Saat Divonis Kanker b. Reaksi Keluarga c. Harapan d. Perasaan selama menyandang Sedih, tidak percaya,kaget, menolak keadaan sakit, kecewa, menyesal tidak menyadari gejala dari awal Sedih, terkejut, dan bingung masalah biaya pengobatan Sembuh, bisa tetap bersama keluarga, dapat kembali bekerja, dan tidak ingin digunjingkan oleh lingkungan sosial Kurang nyaman dengan respon lingkungan sosial yang selalu menggunjingkan penyakitnya, kurang senang menjalani kemoterapi karena efek yang menyakitkan, pasrah menerima keadaan Sedih, terkejut, bingung, kecewa, cemas Terkejut, khawatir, bingung, tidak percaya Sembuh dan dapat berdagang kembali Kepercayaan diri menurun akibat operasi dan kemoterapi yaitu hilangnya salah satu payudara dan rambut rontok, dan berusaha menutupi untuk meningkatkan kepercayaan diri Tidak percaya, menolak keadaan sakit yang disebabkan tidak adanya gejala Terkejut, kemudian berusaha untuk mengupayakan pengobatan Sembuh dan bisa kembali bekerja Malu karena efek dari kemoterapi yaitu rambut rontok, menerima keadaan sebagai jalan dari Yang Maha Kuasa e. Perasaan saat dianjurkan menjalani pengangkatan sel Cemas, khawatir, takut kehilangan salah satu payudara, dan merasa ketakutan akan kematian Tidak rela kehilangan salah satu payudara Terkejut, memikirkan masalah biaya kemudian merasa pasrah, menerima karena merasa tidak sendiri f. Dorongan untuk menjalani pengangkatan sel Keinginan untuk sembuh, tuntutan dan masukan dari dokter Keinginan untuk sembuh, menyadari efek dari penyakit, merasa lebih beruntung daripada orang lain Keinginan untuk sembuh, menyadari efek dari penyakit, serta dukungan dari keluarga dan lingkungan sosial yang tinggi 66

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA...(Yustina Permanawati dan W. S. Hertinjung) ISSN: 0854-2880 2. Kepuasan Hidup a. Kehidupan setelah divonis Raut muka sedih ketika ditanya mengenai kehidupan saat ini Raut muka tegar, sesekali tersenyum Menunjukkan rasa syukur atas kehidupan yang dimilikinya b. Dukungan orang terdekat Tidak ada dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar Mendapat dukungan dari keluarga dan tetangga sekitar Mendapat dukungan dari keluarga dan lingkungan di sekitar rumahnya c. Kehidupan perkawinan Kurang harmonis, suami jarang di rumah - Harmonis, suami memberi perhatian yang lebih terhadap kondisi informan d. Hubungan dengan lingkungan sosial Baik, membantu tetangga yang membutuhkan bantuan Baik, berbincang-bincang dan bercanda dengan tetangga, menyapa orang-orang yang lewat di depan rumahnya Baik, memiliki komunikasi yang baik dengan lingkungan di sekitarnya Tabel 5. Tabulasi Data Hasil Observasi No Aspek Informan I (P) Informan II (TS) Informan III (S) Perasaan a. Perasaan Saat Divonis Kanker Menunjukkan eksrpresi sedih dan mata berkaca-kaca ketika menceritakan perasaannya saat mengetahui menyandang payudara Tersenyum saat menceritakan perasaannya mengetahi menyandang payudara Memegang bagian payudara yang telah diangkat sambil tersenyum ketika ditanya mengenai perasaannya mengetahui menyandang payudara b. Reaksi Keluarga Menatap peneliti sambil tersenyum Nampak tersenyum saat mengungkapkan reaksi keluaga Menatap peneliti sambil sesekali menganggukkan kepala saat bercerita mengenai reaksi keluarga 1. c. Harapan Menjawab dengan cepat ketika ditanya mengenai harapannya Nampak semangat saat mengungkapkan harapannya Menunjukkan sikap optimis ketika menceritakan harapannya d. Perasaan selama menyandang Mata berkaca-kaca dan menundukkan kepala ketika meceritakan perasaannya selama menyandang Tersenyum dan sesekali tertawa saat menceritakan perasaannya selama menyandang Sesekali tersenyum saat menceritakan perasaannya selama menyandang e. Perasaan saat dianjurkan menjalani pengangkatan sel Ekspresi murung dan menjawab dengan suara lebih pelan dari sebelumnya ketika ditanya mengenai perasaannya dianjurkan untuk menjalani operasi pengangkatan Tersenyum saat menceritakan perasaannya ketika dianjurkan menjalani operasi pengangkatan Ekspresi datar, tidak nampak adanya perasaan kecewa f. Dorongan untuk menjalani pengangkatan sel Ekspresi murung, kepala menunduk Tersenyum, menjawab dengan penuh semangat Tersenyum sambil mengangguk-anggukkan kepala 67

ISSN: 0854-2880 Jurnal Indigenous Vol. 13, No. 1, Mei 2015: 60-71 Kepuasan Hidup a. Kehidupan setelah divonis Raut muka sedih ketika ditanya mengenai kehidupan saat ini Raut muka tegar, sesekali tersenyum Menunjukkan rasa syukur atas kehidupan yang dimilikinya b. Dukungan orang terdekat Tidak ada dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar Mendapat dukungan dari keluarga dan tetangga sekitar Mendapat dukungan dari keluarga dan lingkungan di sekitar rumahnya 2. c. Kehidupan perkawinan Kurang harmonis, suami jarang di rumah - Harmonis, suami memberi perhatian yang lebih terhadap kondisi informan d. Hubungan dengan lingkungan sosial Baik, membantu tetangga yang membutuhkan bantuan Baik, berbincang-bincang dan bercanda dengan tetangga, menyapa orangorang yang lewat di depan rumahnya Baik, memiliki komunikasi yang baik dengan lingkungan di sekitarnya 3. Analisis Hasil Adapun aspek-aspek yang terkait dengan kesejahteraan subjektif menurut Diener dkk (1997) yaitu kepuasan (satisfaction), yang secara umum dapat dibagi ke dalam berbagai kepuasan dalam bidang kehidupan, seperti hiburan, cinta, pernikahan, pertemanan. Dalam penelitian ini informan mengalami perubahan dalam hidupnya setelah menyandang payudara. Perubahan tersebut meliputi perubahan aktivitas, dimana sebelum menyandang payudara seseorang dapat melakukan kegiatan-kegiatan diantaranya bekerja dan mengikuti aktivitas dalam lingkungan sosial, akan tetapi setelah menyandang seseorang tidak dapat beraktivitas penuh seperti sebelumnya. Penyandang payudara juga mengalami perubahan pada fisiknya, dimana tidak lagi memiliki anggota tubuh yang utuh dengan diangkatnya satu payudara yang terkena, serta rambut yang mengalami kerontokan akibat proses kemoterapi. Selain itu kondisi perkawinan yang harmonis membuat penyandang payudara merasa tidak ada masalah dengan suaminya meskipun kondisi fisiknya berubah. Berbeda dengan keadaan penyandang yang kurang mendapatkan dukungan dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya serta kondisi perkawinan yang kurang harmonis membuat seseorang mengalami kesulitan dalam menerima kondisinya sebagai penyandang payudara. Aspek yang kedua adalah perasaan yang meliputi adanya perasaan menyenangkan (pleasant affect), yang dapat dibagi ke dalam emosi yang spesifik seperti kegembiraan (joy), afeksi, dan harga diri (pride) serta rendahnya tingkat perasaan yang tidak menyenangkan (unpleasant affect), termasuk emosi dan perasaan yang spesifik seperti rasa malu (shame), rasa bersalah (guilt), sedih (sadness), marah (anger), dan gelisah (anxiety) (Diener dkk, 1997). Pada hasil penelitian di lapangan ditemukan adanya reaksi emosi yang hampir sama pada ketiga informan ketika divonis payudara, dimana ketiga informan merasa sedih, terkejut, dan tidak percaya dengan kondisi kesehatannya. Reaksi yang sama juga ditunjukkan ketika dokter menganjurkan untuk menjalani operasi pengangkatan sel pada payudara. Adanya rasa tidak rela kehilangan salah satu payudara serta ketakutan akan kematian membuat informan berpikir berulang kali untuk menjalani operasi. Akan tetapi 68

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA...(Yustina Permanawati dan W. S. Hertinjung) ISSN: 0854-2880 besarnya keinginan untuk sembuh serta tidak ingin menyebar ke bagian tubuh yang lain membuat informan bersedia menjalani operasi pengangkatan. Penyandang payudara mengalami kesejahteraan subjektif yang berbedabeda. Ada berbagai faktor yang dapat menguatkan kesejahteraan subjektif yang dikemukakan oleh Diener & Suh (dalam Rizqia, 2008) yaitu kesehatan yang baik, pendidikan yang cukup, kecocokan antara kepribadian dan kebudayaan, keterbukaan terhadap pengalaman baru, ekstravert, mau mendengarkan kata hati, penguasaan lingkungan, pengembangan diri, tujuan hidup, penerimaan diri, rasa self-determination, kesempatan untuk membandingkan diri dengan orang lain, mempunyai banyak relasi, mendapatkan dukungan sosial dari temanteman terdekat, dan mempunyai tingkat sres yang rendah. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa salah satu informan belum sepenuhnya mencapai kesejahteraan subjektif, hal ini dikarenakan informan belum bisa menerima keadaannya sebagai penyandang. Hubungan perkawinan yang kurang hamonis serta kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar informan juga menghalangi informan untuk bisa mencapai kesejahteraan subjektif. Selain itu kondisi kesehatan informan yang tak kunjung membaik, dan kepribadian informan yang cenderung tertutup terhadap orangorang di sekitarnya, hubungan yang kurang baik antara informan dengan lingkungan di sekitarnya, serta kurangnya keyakinan terhadap Tuhan membuat informan sulit mencapai kesejahteraan subjektif. Faktor lain yang menghambat tercapainya kesejahteraan subjektif pada diri informan adalah informan yang tidak pernah bersekolah cenderung mengurung diri setiap ada masalah. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Menaghan (dalam Pramadi dan Lasmono, 2003) yang mengatakan bahwa seseorang dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi akan semakin tinggi pula kompleksitas kognitifnya, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih realistis dan aktif dalam memecahkan masalah. Dalam penelitian ini diketahui bahwa penyandang payudara sudah bisa mencapai kesejahteraan subjektif. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya informan bisa menerima keadaannya sebagai penyandang, memiliki hubungan pekawinan yang harmonis, mendapat dukungan yang besar dari keluarga dan lingkungan sekitar, memiliki hubungan yang baik dengan lingkungan sosialnya, terbuka terhadap orang-orang di sekitarnya, kondisi kesehatan yang membaik, selalu berpikiran positif, memiliki keyakinan untuk sembuh, serta memiliki tingkat religius yang tinggi dan menerima keadaan sebagai jalan dari Tuhan. Hal ini sesuai dengan penelitian Purba (2006) yang menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara optimisme, dukungan sosial dan kepasrahan kepada Tuhan terhadap semangat hidup penderita. SIMPULAN Penyandang payudara ketika divonis payudara dan diberi anjuran untuk menjalani operasi pengangkatan sel, mengalami reaksi emosi seperti sedih, kaget, kecewa, dan tidak percaya. Perasaan tidak rela kehilangan salah satu payudara menyebabkan penyandang berulang kali berfikir sebelum memutuskan untuk menjalani operasi. Keinginan untuk sembuh dan tidak ingin menyebar ke bagian tubuh yang lain mendorong penyandang bersedia dioperasi. 69

ISSN: 0854-2880 Kesejahteraan subjektif pada penyandang payudara ditunjukkan dengan kemampuan mengelola emosi negatif menjadi positif, yang ditunjukkan dengan kemampuan untuk menerima keadaan, selalu berusaha berpikir positif, optimis terhadap kehidupan yang dijalani, dan berusaha untuk menjalani kehidupan sebagai takdir dari Yang Maha Kuasa. Hal ini dipengaruhi oleh adanya dukungan yang besar dari kelurga dan lingkungan, keyakinan agama yang kuat, pendidikan yang cukup, serta ciri kepribadian ekstravert. Selain itu kesejahteraan subjektif pada penyandang payudara ditunjukkan Jurnal Indigenous Vol. 13, No. 1, Mei 2015: 60-71 dengan ketidakmampuan mengelola dan mengevaluasi emosi negatif menjadi positif, dimana penyandang belum bisa menerima keadaan dirinya, sering merasakan perasaan negatif, jarang merasakan perasaan positif, serta selalu memandang lingkungan di luar dirinya dengan negatif, sehingga menjadi pesimis dengan kehidupannya. Keadaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya penerimaan diri yang kurang, kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan sosial, keyakinan agama yang kurang, tingkat pendidikan yang rendah, serta kepribadian introvert. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dan teori yang ada. DAFTAR PUSTAKA Alsa, A. 2004. Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Serta Kombinasinya Dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dalimartha, S. 2004. Deteksi Dini Kanker Dan Simplisia Anti Kanker. Jakarta: Penebar Swadaya. Dienner, dkk. 1997. Resent Findings on Subjective Well-Being. www.psych-uiuc.edu diakses pada tanggal 15 Februari 2009. Fajarwati, P. 2007. Penyesuaian Diri Remaja Penyandang Kanker Payudara. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta : Fakultas Psikologi UMS. Hadi, S. 1995. Metodologi Research 2. Yogyakarta: Andi Offset. Hawari, D. 2004. Kanker Payudara Dimensi Religi. Jakarta: BP. FK UI. Hidayati, S. 2008. Subjective Well-Being Pada Anak Jalanan. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM. Krag. 1998. Criteria for Definition of Heredity Breast Cancer in a Clinic Perspective. The Breast Journal vol. 8. www.blackwellpublishing.com diakses pada tanggal 9 Juni 2009. Lestari, E.D. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Semangat Kerja Karyawan Tetap Dan Karyawan Kontrak. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta : Fakultas Psikologi UMS. Lewis, M., Jones, J.M.H. 2002. Handbook of Emotion 2nd ed. New Jersey: Guilford Press. Mangan, Y. 2003.Cara Bijak Menaklukkan Kanker. Jakarta: Argomedia Pustaka. Mardiana, C. 2004. Kanker Pada Wanita: Pencegahan dan Pengobatan dengan Tanaman Obat. Jakarta: Penebar Swadaya. 70

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA...(Yustina Permanawati dan W. S. Hertinjung) ISSN: 0854-2880 Melliana, A. 2006. Menjelajah Tubuh Perempuan dan Mitos Kecantikan. Yogyakarta: PT. LKIS Pelangi Aksara. Pramadi, A, & Lasmono, K.H,. 2003. Koping Stres pada Etnis Bali, Jawa, dan Sunda. Indonesian Psychological Journal. 4 (17): 327-340. Prihartanti, N. 2004. Kepribadian Sehat Menurut Suryomentaram. Surakarta: Muahmmadiyag University Press. Purba, A.D.W. 2006. Semangat Hidup Penderita Kanker Ditinjau dari Optimisme, Dukungan Sosial, dan kepasrahan Kepada Tuhan. Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi vol. 8, no. 2, 41-54. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rizqia, A.G. 2008. Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Subjective Well-Being Pada Polwan Berperan Ganda. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM. 71