BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran siswa, sebab tanpa ada pemahaman materi shalat fardhu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional tujuan pendidikan adalah agar siswa secara aktif. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam adalah pembentukan pribadi muslim. Isi pribadi muslim itu adalah

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN. Firman Allah dalam surah al-alaq ayat 1-5 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2012),hlm Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran peserta didik untuk meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 295.

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. Portofolio berasal dari bahasa Inggris Portfolio yang artinya dokumen atau suratsurat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. individu. Semakin maju pendidikan di suatu bangsa maka akan semakin berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. pengetahuan, kemampuan akhlak, juga seluruh pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 21. hlm. 245.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai individu yang hidup di tengah masyarakat, seseorang ingin diakui sebagai

memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasinya. Hal ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja sendiri. 1 Artinya bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang harus dimiliki masyarakat agar bisa bersaing adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang definisi pendidikan banyak dikemukakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta didik, Malang: UMM Press, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. aspek pribadi manusia lahir dan batin, agar terbentuk menjadi manusia seutuhnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pendidikan harus

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba), tawuran pelajar,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam usaha pembangunan diberbagai. bidang jelas diperlukan stimulasi dan pernyataan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebuah struktur dan terdiri dari prinsip-prinsip, sehingga membentuk suatu desain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. secara dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw. tambahan diluar kelas dan untuk menajamkan materi pengajaran.

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE- KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK TESIS. Oleh : BUHORI NIM.

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan tersebar hampir di seluruh nusantara. Amal usaha. perguruan tinggi yang berjumlah 172 buah 1.

PENGARUH MANAJEMEN SUMBER DAYA GURU TERHADAP KINERJA GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI RANAI KABUPATEN NATUNA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. akan mengarah kepada tindakan seseorang. Oleh karena itu, penumbuh

BAB I PENDAHULUAN. persiapan untuk kehidupan yang baik dikemudian hari, oleh karena itu banyak orang tua

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang bersangkutan di mana anak didik belajar. Di sekolah inilah anak

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah bagi anak untuk belajar memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan kondusif. Namun, tidak dapat dipungkiri sering terdapat. siswa tidak tuntas dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan penghayatan terhadap Al-asma, Al-husna, serta penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mahasiswa termasuk dalam golongan remaja akhir yaitu berusia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 1892, hlm.1

PENGARUH MUTU MANAJEMEN PELAYANAN PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN ORANG TUA SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) I PEKANBARU TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu peristiwa yang memiliki aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang ini, pendidikan berbasis religius merupakan sebuah motivasi hidup sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan potensi- potensi yang dimiliki agar senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan belajar mereka. Dalam Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepibadian yang utama. 1. professional yang dituntut untuk melakukan transformasi pengetahuan agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahan Materi shalat fardhu merupakan bagian penting dari suatu proses pembelajaran siswa, sebab tanpa ada pemahaman materi shalat fardhu yang baik maka siswa tersebut bisa dikatan tidak akan bisa melakukan atau melaksanakan shalat fardhu secara baik dan benar, sebaliknya apabila pemahaman materi shalat fardhunya baik maka bisa jadi mereka bisa melakukan shalat fardhu tersebut dengan baik dan benar. Kemudian dengan pemahaman yang bersifat dinamis kita berharap siswa akan menghasilkan imajinasi dan pikiran yang tenag, dan apabila siswa benar-benar memahami materi shalat fardhu maka kita berharap mereka siap memberikan jawaban baik bentuk pertanyaan-pertanyan, pelaksanaan ataupun masalah yang lain yang berhubungan dengan pemahaman materi shalat fardhu. Pemahaman merupakan unsur dari faktor psikologis yang penting bagi siswa, 1 psikologis yang dikatakan adalah memiliki peranan penting itu, dapat dipandang sebagai cara-cara berfungsinya pikiran siswa dalam hubungannya dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan terhadap bahan materi shalat fardhu yang disajikan lebih mudah dan efektif. Kemudian pemahaman merupakan bagian ranah kognitif, ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental otak. Menurut Blom 1 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2007, hlm.39

sebagaiman dikutip oleh Anas sudijono 2 segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif memiliki enam jenjang. 1. Pengetahuan. 2. Pamahaman. 3. Penerapan. 4. Analisis. 5. Sintesis. Pendidakan mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimanapun dan kapanpun pendidkkan akan selalu diperlukan, sebab dalam kehidupan pendidikan tidak mempunyai batas dan akhir, selama manusia itu hidup pendidikan akan selalu diperlukan. Dengan pengertian akan terbentuknya kepribadian muslim yang yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai islam. 3 Dalam hal ini Pendidikan Agama Islam bukan sekedar pelengkap dalam aktivitas di sekolah. Bahkan pendidikan Agama Islam adalah suatu pendidikan yang mutlak, yang sangat dibutuhkan bagi setiap individu baik itu anak-anak, remaja, dewasa bahkan orang tua, kususnya bagi para siswa, guna untuk membentuk suatu watak bangsa dan pembangunan manusia seutuhnya. Sebagaimana disebutkan oleh Zakiah Daradjat, usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup 4. 2 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2011,hlm.50 3 Nur Uhbudiyati, Abu Ahmadi, ilmu Pendidika Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1998, hlm.9 4 Zakiah Daradjat, DKK, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 1992, hlm. 86

Titik fokos suatu pendidikan islam adalah lebih penekanan terhadap penanaman dan pemahaman nilai-nilainya sebagai mana yang di ungkapkan oleh Muhammas Fadli Al-Jamil dalam sebuah buku Pemikiran Pendidikan Islam, Upaya mengembangkan dan mendorong serta mengajak manusia lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia sehingga terbentuk kepribadian yang sempurna, baik yang berkaitan dengan akal pikiran maupun perasaan dan perbuatan 5 Dengan demikian dalam suatu proses pendidikan yang terpenting bagaimana siswa mampu memahami ataupun dapat mengetahui materi bidang studi tersebut dengan baik. Namun demikian tuntutan tersebut belum bisa sepenuhnya dilakukan oleh siswa dengan baik. Sebab siswa yang memahami ataupun mengetahui bidang setudi tersebut belum mampu mengaplikasikannya dengan benar. Sebab aktivitas belajar bagi siswa tidak selamanya dapat berjalan secara wajar, dapat terjadi dengan lancar, kadang-kadang tidak lancar, dan dapat juga terasa amat sulit dalam hal semangat, adakalanya semangatnya tinggi, tetapi adakalanya juga sulit untuk mengadakan konsentrasi, dalam keadaan anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagai mestinya. Umpamanya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terdapat materi tentang shalat dimana siswa dituntut untuk mengerti, memahami dan mengetahuhi segala sesuatu yang berhubungan dengan shalat. Sebab selat adalah perintah Allah: 5 Muhammad Fadli Al-Jamili, Pemikiran Pendidikan Islam, Tri genda Karya, 1993, hlm. 135

Artinya: Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (QS.Thaha(20):14) Namun permasalahnnnya adalah siswa dapat memahami dan mengetahui yang berhubungan dengan shalat akan tetapi siswa masih kurang mampu dalam meng ekpresikan ataupun mengamalkan shalat tersebut dengan baik dan benar. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Ibadah dalam artian luas adalah segala bentuk pengabdian yang ditunjuk kepada Allah semata yang diawali oleh niat. 6 Sedangkan secara khusus ibadah adalah suatu ucapan pengabdian yang sudah digariskan oleh syariat islam baik bentuknya, caranya, waktunya serta syarat dab rukunnya seperti shalat. 7 Ibadah shalat adalah ibadah yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam dengan dilakukan dengan seraya merendahkan diri, tunduk dan rasa mahabbah yang paling tinggi di hadapan Allah. SMP Muhammadiyah 2 Pekanbaru Jl. T. Bey (Utama) Gg Swadaya Simpang Tiga Pekanbaru adalah sekolah yang memiliki perlengkapan media pembelajaran yang baik untuk menunjang kegiatan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, kemudian ditambah adanya guru yang bidang setudi pendidikan agama islam yang kompeten lulusan pendidikan terakhirnya 6 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2005, hlm.73 7 Ibid, hlm. 73

adalah S1 UIN Syarif Kasim Riau. Namun, berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di sekolah tersebut terdapat gejala-gejala sebagai berikut: 1. Sebagian siswa yang belum mampu mempraktekkan syarat dan rukunnya dalam ibadah shalat dengan baik dan benar. 2. Sebagian siswa yang kurang mampu mengikuti contoh ibadah shalat yang benar sebagaimana telah di berikan oleh guru bidang studi. 3. Masih ada nilai psikomotor siswa yang belum mencapai kereteria ketuntasan minimal. Berdasarkan gejala di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian ini dengan judul: Pengaruh Pemahaman Materi Shalat Fardhu Terhadap Kemampuan Melaksanakan Shalat Fardhu oleh Siswa SMP Muhammadiyah 2 Simpang Tiga Pekanbaru. B. Alasan Memilih Judul Adapun yang menjadi pertimbangan dan alasan penulis memilih judul ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini belum ditemukan sebab peneliti dalam melaksanakan penelitiannya penekanannya yaitu terhadap pemahaman materi shalat fardlu terhadap kemampuan melaksanakannya. Sedangkan judul yang di temukan adalah Pengamalan Ibadah Shalat Fardhu Dzuhur dan Ashar siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekanbaru

2. Permasalan ini sangat penting diteliti karena dapat membantu guru bidang setudi Pendidikan Agama Islam untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dan siswi dalam memahami dan melaksanakan shalat fardhu. 3. Sesuai dengan jurusan ataupun konsentrasi, yaitu Pendidikan Agama Islam, konsentrasi Fiqih. C. Penegasan Istilah Sesuai dengan judul penelitian yaitu, Pengaruh Pemahaman Materi Shalat Fardlu Terhadap Kemampuan Melaksanakan Shalat Fardhu oleh Siswa SMP Muhammadiyah 2 Simpang Tiga Pekanbaru. maka perlu dijelaskan beberapa istilah yaitu: 1. Pemahaman Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. 8 Pemahaman berarti mengerti benar atau mengetahui benar. Pemahaman dapat juga diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu, maka belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa memahami suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar. Memahami maksudnya, menangkap maknanya, adalah tujuan akhir setiap mengajar. Pemahaman memiliki arti sangat mendasar yang meletakkan bagian- 8 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2011,hlm.50

bagian belajar pada porsinya. Tanpa itu, maka pengetahuan, keterampilan, dan sikap tidak akan bermakna. 2. Shalat Fardhu Shalat diartikan doa. 9 Menurut istilah shalat adalah suatu ibadah yang tersusun dari doa-doa dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam atas dasar syarat dan rukun yang telah ditentukan. 10 Shalat fardhu ialah shalat yang dikerjakan lima kali dalam sehari semalam.yaitu Shubuh, Dzuhur, Ashar, Magrib dan Is ya 3. Kemampuan melaksanakannya Artinya adalah siswa mampu melaksanakan ataupun mempraktekkan teori mereka dalam bentuk gerak ataupun disebut siswa mampu melakukan dalam bentuk psikomotor Dari pengertian diatas, dapat di jelaskan, bahwa kepampuan pemahaman pendidikan agama islam adalah pemahaman siswa yang di khususkan kepada materi tentang ibadah shalat fardhu yang terdapat pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kemudian dalam pelaksanaannya dalam hal ini kemampuan siswa mempraktekkan shalat fardhu yang dilihat dari bacaan dan gerakannya. 9. Abdul Rahman Dan Rofiq, Fiqih, Amriko, Bandung, 1993, hlm. 29 10. Ibid hlm.29

D. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Sebagaimana yang telah di paparkan pada latar belakang, bahwa persoalan pokok dalam penelitian ini adalah pengaruh pemahaman materi shalat fardhu dalam mempraktekkannya ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: a. Kemampuan siswa dalam memahami pelajaran pendidkan agama islam khususnya materi tentang shalat fardhu b. Pemahaman kemampuan siswa dalam melaksanakan shalat fardhu c. Fakto-faktor apa saja yang mempengaruhi siswa dalam melaksanakan shalat fardlu. d. Pengaruh antara pemahaman dengan kemampuan siswa dalam melaksanakan shalat fardhu. 2. Batasan Masalah Mengingat keterbatasan kemampuan peneliti jika dibandingkan dengan luasnya ruang lingkup permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka berdasarkan identifikasi masalah di atas selanjutnya permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada Pengaruh Pemahaman Materi Shalat Fardhu Terhadap Kemampuan Melaksanakan Shalat Fardhu oleh Siswa SMP Muhammadiyah 2 Simpang Tiga Pekanbaru. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka selanjutnya permasalahan yang akan dikaji adalah: Apakah ada

Pengaruh Pemahaman Materi Shalat Fardhu Terhadap Kemampuan Melaksanakannya oleh Siswa SMP Muhammadiyah 2 Simpang Tiga Pekanbaru.? E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui secara signifikasi Pengaruh Pemahaman Materi Shalat Fardhu Terhadap Kemampuan Melaksanakan Shalat Fardhu oleh Siswa SMP Muhammadiyah 2 Simpang Tiga Pekanbaru.. 2. Kegunaan Penelitian Dengan terlaksananya penelitian ini, maka temuannya diharapkan berguna untuk : a. Secara praktis akan berguna untuk dijadikan bahan acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru bidang setudi fiqih b. Secara akademis penelitian ini akan dapat memperkaya khazanah teoritis dalam bidang pendidikan, khususnya yang berkenaan dengan pemahaman Pendidikan Agama Islam khususnya para materi tentang Shalat c. Bagi peneliti, sebagai pengembangan wawasan keilmuan dalam mata kuliah metode penelitian. d. Untuk melengkapi sebagian persyaratan guna menyelesaikan study pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

F. Sistematika Skripsi BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, alasan memilih judul, penegasan istilah, permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN TEORI Kajian yang terdiri dari konsep teorotis, konsep oprasional dan penelitian yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian terdiri dari lokasi penelitian, Waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV PENYAJIAN DATA Penyajian data hasil penelitian terdiri dari deskripsi lokasi penelitian, penyajian data, analisis data, uji Linieritas, pengujian signifikasi dan uji hepotesis. BAB V PENUTUP Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS