GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KUNJUNGAN MASA NIFAS DI PUSKESMAS PEKAUMANBANJARMASIN Kiki Yennita Uthami *, Fitri Yuliana 1, Istiqomah 2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari Mulia Banjarmasin * Korespondensi Penulis. Telepon 082153520646, E-mail : Kikiyennita33@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang: Infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak nomor dua setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa nifas. Dengan demikian, angka morbiditas dan mortalitas bayi pun akan meningkat. Pada masa nifas ibu melakukan kunjungan sedikitnya 4 kali pada 6 jam pertama bidan melakukan kunjungan ke rumah ibu nifas, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu setelah persalinan dan 6 minggu setelah persalinan ibu nifas melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan. Salah satu faktor yang mempengaruhi ibu dalam kunjungan masa nifas secara teratur adalah dukungan dari suami dan keluarga. Keluarga dapat menjadi kelompok pendukung untuk mencapai kepatuhan. Data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin dari 26 Puskesmas pada bulan Desember 2015 Puskesmas Pekauman Banjarmasin adalah puskesmas dengan cakupan paling rendah yaitu 86,4%. Tujuan: Mengetahui gambaran dukungan keluarga terhadap kunjungan masa nifas di Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Metode: Metode penelitian yang digunakan yaitu metode diskriptif populasinya adalah seluruh ibu nifas yang membawa anaknya pada saat jadwal imunisasi bulan Juli 2016. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah responden 30 orang. Hasil: Hasil penelitian dukungan keluarga tentang kunjungan masa nifas termasuk dalam kategori baik sebanyak 17 orang (56,7%), kategori cukup sebanyak 12 orang (40%) dan kategori kurang sebanyak 1 orang (3,3%). Simpulan: Dukungan keluarga terhadap kunjungan masa nifas di Puskesmas Pekauman Banjarmasin secara umum termasuk dalam kategori baik. Kata Kunci: Kunjungan Masa Nifas, Dukungan Keluarga. 1
PENDAHULUAN Masa nifas merupakan masa yang dilalui oleh setiap wanita setelah melahirkan. Pada masa tersebut dapat terjadi komplikasi persalinan baik secara langsung maupun tidak langsung. Masa nifas ini berlangsung sejak plasenta lahir sampai dengan 6 minggu setelah kelahiran atau 42 hari setelah kelahiran (Sulistyawati, 2009). Kunjungan selama nifas sering dianggap tidak penting oleh tenaga kesehatan karena sudah merasa baik dan selanjutnya berjalan dengan lancar. Konsep early ambulation dalam masa postpartum merupakan hal yang perlu diperhatikan karena terjadi perubahan hormonal. Pada masa ini ibu membutuhkan petunjuk dan nasihat dari bidan sehingga proses adaptasi setelah melahirkan berlangsung dengan baik (Sulistyawati, 2009). Pada masa nifas ibu melakukan kunjungan sedikitnya 4 kali pada 6 jam pertama bidan melakukan kunjungan ke rumah ibu nifas, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu setelah persalinan dan 6 minggu setelah persalinan ibu nifas melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan (Prawirohardjo, 2010). Asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena masa nifas merupakan masa kritis untuk ibu dan bayi. Dengan demikian diperlukan suatu upaya untuk mencegah terjadinya suatu masalah tanda bahaya masa nifas. Untuk itu diperlukan suatu peran serta dari masyarakat terutama ibu nifas untuk memiliki pengetahuan tentang pentingnya kunjungan masa nifas (Prawirohardjo, 2010). Kunjungan masa nifas bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk mencegah, mendeteksi, serta menangani masalah-masalah yang terjadi pada masa nifas (Saleha, 2009). Salah satu faktor yang mempengaruhi ibu dalam kunjungan masa nifas secara teratur adalah dukungan dari suami dan keluarga. Keluarga dapat menjadi kelompok pendukung untuk mencapai kepatuhan (Meichenbaun, 1997). Selain itu juga 2
diperlukan peran serta dari tenaga kesehatan dengan memberikan konseling selama kehamilan, setelah persalinan dan melakukan kunjungan rumah sesuai standar pelayanan. Dari upaya tersebut diharapkan dapat mengetahui dan mengenal secara dini tandatanda bahaya nifas, sehingga bila ada kelainan dan komplikasi dapat segera terdeteksi (Prawiharohardjo, 2010). Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu. Angka kematian ibu pada masa nifas di Indonesia masih tinggi sekitar 60% sehingga pencetusan perbuatan program dan kebijakan teknis mengenai jadwal kunjungan masa nifas paling sedikit empat kali dilakukan kunjungan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, juga mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi (Sulistyawati, 2009). Data dari WHO tahun 2010, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negaranegara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450/100.000 kelahiran hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara berkembang. Menurut WHO, 75% Angka Kematian Ibu AKI akibat komplikasi selama hamil dan bersalin dan 25% selama masa post partum. Meninjau kematian para ibu melahirkan, infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak nomor dua setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa nifas ini. Adanya permasalahan pada ibu akan berimbas juga kepada kesejahteraan bayi yang dilahirkan karena ibu yang sakit tentu saja tidak dapat merawat dan menyusui bayinya dengan baik. Dengan demikian, angka morbiditas dan mortalitas bayi pun akan meningkat (Sulistyawati, 2009). Data Departermen Kesehatan Republik Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih termasuk yang 3
tinggi dibandingkan negara-negara di Asia misalnya Thailand dengan Angka Kematian Ibu (AKI) 130/100.000 kelahiran hidup. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 mencatat Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359/100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin pada tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 117 per 11.915 kelahiran hidup. Target cakupan pelayanan masa nifas dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin sebanyak 90%, cakupan pelayanan kunjungan masa nifas pada tahun 2014 di 26 Puskesmas yang berada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin sebanyak 94,7% (Profil Kesehatan Banjarmasin, 2015). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 20 Januari 2016 di dapatkan data dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin pada bulan Desember 2015 target cakupan pelayanan nifas adalah 90%, jumlah cakupan kunjungan ibu nifas yang kurang yaitu Puskesmas Gadang Hanyar sebanyak 88,8%, Puskesmas Pemurus Dalam sebayak 87,4%, Puskesmas Teluk Tiram 88,3%, Puskesmas Banjarmasin Indah 87,3% dan yang paling rendah di Puskesmas Pekauman 86,4%. Di Puskesmas Pekauman jumlah ibu bersalin tahun 2015 sebanyak 1.085 orang, pada bulan November 2015 jumlah ibu yang datang ke fasilitas kesehatan sebayak 98 orang dan pada bulan Desember 2015 ibu yang datang ke fasilitas kesehatan mengalami penurunan sebanyak 84 orang. Berdasarkan latar belakang diatas penulis menganggap perlu dilakukan penelitian tentang Gambaran dukungan keluarga terhadap kunjungan masa nifas di Puskesmas Pekauman Banjarmasin. BAHAN DAN METODE Lokasi penelitian yaitu tempat yang akan dipilih oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya ( Hidayat, 2014). Lokasi untuk melakukan penelitian ini adalah di Puskesmas Pekauman Banjarmasin. 4
Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah semua ibu nifas yang membawa anaknya pada saat jadwal imunisasi di Puskesmas Pekauman pada bulan Desember 2015, yang berjumlah 84 orang. Jenis pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Accindental Sampling. Pengambilan sampel secara kebetulan bertemu dengan sampel yang akan diteliti (Hidayat, 2014). Terhadap Kunjungan Masa Nifas di Puskesmas Pekauman Banjarmasin Tabel 4.2 Frekuensi Dukungan Keluarga Di Puskesmas Pekauman Banjarmasin No. Kategori Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Baik 17 56,7% 2. Cukup 12 40% 3. Kurang 1 3,3% Total 30 100% Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui Teknik pengumpulan data bahwa lebih dari 50% responden memiliki menggunakan kuesioner yang diajukan kepada responden untuk mendapatkan jawaban dalam bentuk lembar pernyataan tentang dukungan keluarga terhadap kunjungan masa nifas di Puskesmas Pekauman Banjarmasin Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden meliputi data ibu nifas yang membawa anaknya pada saat jadwal imunisasi Puskesmas Pekauman Banjarmasin. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Gambaran Dukungan Keluarga di dukungan keluarga dengan kategori baik 17 orang (56,7%) tentang kunjungan masa nifas, sementara itu terdapat 1 orang (3,3%) dukungan keluarga dalam kategori kurang. Tabel 4.3 Frekuensi Kunjungan Masa Nifas Di Puskesmas Pekauman Banjarmasin No. Kategori Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Kunjungan 10 33,3% 6 hari 2. 3. Kunjungan 2 minggu Kunjungan 0 20 0% 66,7% 6 minggu Total 30 100% Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa frekuensi kunjungan masa nifas dengan 5
kategori kunjungan 6 minggu terdapat 20 orang (66,7%) dan kategori kunjungan 6 hari terdapat 10 orang (33,3%). PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Pekauman Banjarmasin tentang Gambaran Dukungan Keluarga terhadap Kunjungan Masa Nifas di Puskesmas Pekauman Banjarmasin tahun 2016 didapatkan hasil sebagai berikut : Berdasarkan tabel 4.2, dukungan keluarga tentang kunjungan masa nifas tergolong dalam kategori baik. Menurut Notoatmodjo (2007) apabila mereka memahami pentingnya melakukan kunjungan pada masa nifas mereka akan teratur melakukan kunjungan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Green (2000) bahwa faktor penyebab masalah kesehatan adalah faktor perilaku dan non perilaku. Salah satu faktor perilaku adalah faktor predisposisi yaitu faktor yang terwujud dalam pengetahuan, kepercayaan dan keyakinan. Tingkat kesadaran keluarga terhadap pentingnya kunjungan masa nifas akan terus bertambah jika mereka sangat mengetahui hal tersebut, sehingga dukungannyapun akan lebih meningkat. Berdasarkan tabel 4.3, kunjungan masa nifas di Puskesmas Pekauman didapatkan 20 orang (66,7%) ibu nifas yang berkunjung pada 6 minggu setelah melahirkan. Hal ini kemungkinan karena ibu akan membawa bayinya untuk melakukan penimbangan berat badan dan imunisasi serta untuk mempersiapkan dirinya untuk memilih alat kontrasepsi setelah melahirkan. Sedangkan ibu nifas yang berkunjung pada 2 minggu didapatkan 0 orang (0%). Karena menurut ibu dia merasa tidak memiliki masalah sehingga tidak berkunjung ke fasilitias kesehatan, padahal pada kunjungan 2 minggu merupakan hal yang penting karena dapat terjadi demam, infeksi, perdarahan abnormal dan terjadi penyulit-penyulit pada masa nifas. Responden yang terbanyak adalah yang berusia berusia 20 35 tahun yaitu 20 orang (66,7%). Periode umur antara 20-35 tahun 6
merupakan periode usia yang baik untuk melahirkan. Bila umur ibu kurang dari 20 tahun, wanita masih dalam masa pertumbuhan dari faktor biologis sudah siap namun psikologis belum matang. Begitu pula jika ibu melahirkan di usia 35 tahun masalah kesehatan sering timbul dengan komplikasi (Notoatmodjo, 2010). Pendidikan responden sebagian besar berpendidikan SMP yaitu sebanyak 13 orang (43,3%). Pekerjaan ibu dalam masa nifas antara 6 hari 6 minggu didapatkan bahwa lebih banyak ibu yang tidak bekerja daripada ibu yang bekerja. Dari kuesioner responden kebanyakan mudah menjawab pernyataan tentang dukungan penilaian soal no. 9 dan kesulitan menjawab pernyataan dukungan informasional sampai sampai kunjungan neonatus yang ketiga. Hendaknya bidan juga lebih memaksimalkan peran dan fungsinya dalam memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan serta lebih menekankan kepada keluarga dan ibu untuk selalu memberikan dukungan dan motivasi agar melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan, bekerja sama dengan pihak terkait seperti Tim penggerak PKK baik di Kabupaten, Kecamatan dan Desa serta meningkatkan kerjasama dengan kaderkader posyandu. UCAPAN TERIMA KASIH Saya sangat berterima kasih kepada Akademi kebidanan Sari Mulia Banjarmasin yang telah memberikan saya surat izin untuk melakukan penelitian. Pembimbing I ibu Fitri Yuliana,SST., M. Kes dan pembimbing II Ibu soal no. 7 sehingga hendaknya tenaga Istiqomah, SST., M.Kes yang telah banyak kesehatan khususnya bidan memberikan informasi tentang pentingnya dukungan keluarga untuk melakukan kunjungan masa nifas dan menjelaskan manfaat pemberian ASI Eksklusif, kunjungan neonatus yang pertama membantu dan saran dalam pembuatan KTI ini dan ucapan terima kasih kepada Puskesmas Pekauman Banjarmasin yang telah memberikan izin dan bersedia untuk menjadi tempat penelitian. 7
DAFTAR PUSTAKA Akademi Kebidanan Sari Mulia. 2015. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Banjarmasin. Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan. 2014. Profil Kesehatan 2014. Hidayat. 2014. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Meichenbaum, Donald. 1997. Cognitive- Behavioral Therapy. New York: APA. Notoatmodjo. 2008. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Prawirohardjo, S. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Sulistyawati A. 2009. Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Yogyakarta: Andi Offset. hlm. 1 6; 74-86. World Health Organization. 2010. Schistosomiasis and soil transmitted helminthes country profile: Indonesia. 8