BAB 4 HASIL. Tabel 4.2. Data Profil Tekanan Darah Intradialisis Pasien Variabel Nilai Rerata (mmhg) Minimal (mmhg)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL. 2,3 (0,3-17,5) Jenis Kelamin Pria 62 57,4 Wanita 46 42,6

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 4 HASIL. 24 Universitas Indonesia. Hubungan kadar..., Krishna Pandu W., FK UI., 2009

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam waktu yang bersamaan (Sastroasmoro, 2008). Penelitian ini dilakukan di Unit Hemodialisis RSUD Dr.

Nilai Diagnostik Rerata Tekanan Darah Pre dan Post Hemodialisis pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis Kronik

BAB V PEMBAHASAN. Ginjal Kronik dilaksanakan pada bulan November Maret 2016 dengan

PGK dengan HD IDWG BIA PHASE ANGLE

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variabel untuk menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puskesmas ini. meraih berbagai penghargaan ditingkat nasional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

pasien hipertensi di Puskesmas Mergansan dan Puskesmas Kraton Yogyakarta pada tahun 2015.

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang SMF Kardiologi dan Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam.


BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pretest dan posttest

Rumus Pearson Product Moment.(19)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

Korelasi Pearson. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitik dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu

BAB IV HASIL PENELITIAN. diambil dari para wanita akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode survey cross sectional yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL. Hubungan antara..., Eni Indrawati, FK UI, Universitas Indonesia

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB IV METODE PENELITIAN

Pengaruh Komsumsi Pisang Ambon Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pra Lansia Hipertensi

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

: Tririn Rinanti Tempat/Tanggal Lahir : Pekanbaru, 29 Januari 1994

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bangsal Firdaus RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta yang

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, yaitu mencari perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan dua fase yaitu gerakan bola mata cepat atau Rapid Eye

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam.

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Poliklin ik Saraf RSUD Dr. Moewardi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. terapi pengganti ginjal (renal replacement therapy) dan hanya menggantikan

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dilaksanakannya penelitian adalah di bagian bangsal bedah Rumah

metode survey, dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang Yogyakarta sejumlah 130 pasien.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 4 HASIL 4.1. Data Umum Dalam penelitian ini disertakan 108 pasien hemodialisis kronik dengan karakteristik seperti yang ditampilkan pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Data Demogragis dan Lama HD Pasien Variabel Nilai Rerata n % Usia 50,48 ± 13,44 Lama HD (tahun) 2,3 (0,3-17,5) Jenis Kelamin Pria 62 57,4 Wanita 46 42,6 Dari tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa pasien mayoritas tergolong usia dewasa tua dengan masa hemodialisis yang cukup lama (lebih dari tiga bulan) dan berjenis kelamin pria. 4.2. Data Khusus Dilakukan pencatatan rerata tekanan darah sistol dan diastol pradialisis pada bulan Februari 2009 dari 108 pasien yang menjadi sampel, dengan data selengkapnya pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Data Profil Tekanan Darah Intradialisis Pasien Variabel Nilai Rerata Minimal Maksimal Tekanan darah pra-hd 136.1/81.2 ± 17.68/6.9 96.25/65 172.5/97.5 Tekanan darah pasca HD 136.4/81.23 ± 23.23,/8.7 81.7/62.2 191.2/98.7 22

23 Sementara itu, berikut merupakan data perubahan tekanan darah intradialisis seperti dapat dilihat pada tabel 4.3 dan Gambar 4.1. Tabel 4.3 Data Perubahan Tekanan Darah Intradialisis Variabel N % Nilai Rerata Minimal Maksimal TD sistol 57 52.7 10.7 ± 8.37 0 30 TD sistol 51 47.3 11.25 ± 7.32 1 28.34 TD diastol 60 55.5 4.23 ± 3.17 0 14.25 TD diastol 48 45.5 5.23 ± 3.97 0.25 17.5 Dari 108 pasien yang menjadi sampel, prevalensi peningkatan tekanan darah intradialisis 52.7%, sementara prevalensi penurunan tekanan darah sistolik intradialisis sebesar 47.3%. Sementara itu, dari sampel yang sama, didapat pula peningkatan tekanan darah diastolik 55.5%, sementara prevalensi penurunan tekanan darah diastolik intradialisis sebesar 45.5%. Pada uji Kolmogorov-Smirnov terhadap peningkatan tekanan sistolik intradialisis, didapatkan nilai p = 0.007 (p< 0.05), yang menunjukkan sebaran data

24 peningkatan tekanan sistolik intradialisis tidak normal. Untuk itu dilakukan transformasi data dengan metode log10 dan didapatkan nilai p = 0.199 (p> 0.05), berarti sebaran data peningkatan tekanan sistolik intradialisis menjadi normal. Sementara hasil uji Kolmogorov-Smirnov terhadap penurunan tekanan sistolik intradialisis didapatkan nilai p = 0.200 (p>0.05), berarti sebaran data penurunan tekanan intradialisis adalah normal. Pada uji Kolmogorov-Smirnov terhadap peningkatan tekanan diastolik intradialisis didapatkan nilai p = 0.007 (p<0.05), berarti sebaran data peningkatan tekanan diastolik intradialisis tidak normal. Untuk itu dilakukan transformasi data dengan metode log10 dan didapatkan nilai p = 0.001 (p<0.05), yang menunjukkan sebaran data tetap tidak normal. Sedangkan uji Shapiro-Wilk terhadap penurunan tekanan diastolik intradialisis didapatkan nilai p = 0.001 (p<0.05), berarti sebaran data tidak normal. Untuk itu dilakukan transformasi dengan metode log10 dan didapat nilai p = 0.06 (p>0.05), berarti sebaran data penurunan tekanan darah diastolik intradialisis menjadi normal. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui korelasi antara perubahan tekanan darah intradialisis dengan lama menjalani hemodialisis. Data perubahan tekanan darah intradialisis yang digunakan ialah yang telah ditransformasi karena memiliki sebaran data normal, kecuali pada data peningkatan tekanan darah diastolik yang memiliki sebaran data tidak normal meskipun telah ditransformasi. Peneliti menggunakan uji Pearson karena perubahan tekanan sistolik yang akan diuji merupakan data numerik dan memiliki sebaran data normal. Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji hipotesis korelasi Pearson antara lama menjalani hemodialisis dengan perubahan tekanan sistolik dan penurunan tekanan diastolik

25 Tabel 4.4. Uji Hipotesis Korelasi Pearson Antara Lama Menjalani Hemodialisis dengan Perubahan Tekanan Sistolik dan Penurunan Tekanan Diastolik Lama menjalani Hemodialisis P Koefisien Korelasi Peningkatan Tekanan Sistolik 0.000 0.912 Penurunan Tekanan Sistolik 0.000 0.588 Penurunan Tekanan Diastolik 0.874-0.023 Pada uji Pearson didapatkan p = 0.000 (p < 0.05) berarti terdapat korelasi yang bermakna antara lama menjalani hemodialisis dengan peningkatan dan penurunan tekanan sistolik intradialisis. Selain itu, terdapat pula arah korelasi positif dan kekuatan korelasi 0.588 dan 0.912 antara lama menjalani hemodialisis dengan peningkatan dan penurunan tekanan darah sistolik intradialisis yang menunjukkan korelasi yang sedang dan kuat. Tabel 4.5. Uji Hipotesis Korelasi Spearman Antara Lama Menjalani Hemodialisis dengan Peningkatan tekanan Diastolik Intradialisis Lama menjalani Hemodialisis P Koefisien Korelasi Peningkatan Tekanan Diastolik 0.529 0.823 Sementara itu, pada uji Spearman untuk mengetahui korelasi lama menjalani hemodialisis dengan peningkatan diastolik didapatkan nilai p = 0.529 (p > 0.05), berarti tidak terdapat korelasi yang bermakna antara kedua variabel tersebut. Sedangkan pada uji Pearson untuk mengetahui korelasi lama menjalani hemodialisis dengan penurunan diastolik didapatkan nilai p = 0.874 (p > 0.05) yang juga menunjukkan tidak terdapat korelasi yang bermakna antara kedua variabel.

BAB 5 DISKUSI 5.1. Diskusi Data Umum Pada penelitian kami, disertakan 108 responden dengan usia rerata sekitar 50 tahun, kebanyakan pria, dan lama menjalani HD rerata sekitar 2 tahun. Penelitian lain yang dilakukan oleh Widiana et al di tempat yang sama pada tahun 2003 melibatkan 56 pasien dengan umur rerata sekitar 48 tahun, sebagian besar lakilaki, dan lama menjalani HD rerata 5 tahun. Bila dibandingkan karakteristik usia dan jenis kelamin responden kurang lebih sama, namun karakteristik lama menjalani HD cukup berbeda jauh. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya pemindahan dan perluasan ruang bangsal HD pada tahun 2008 sehingga pada penelitian kami banyak didapatkan pasien yang baru menjalani HD. 5.2. Diskusi Data Perubahan Tekanan Darah Intradialisis Penelitian ini menunjukkan masalah peningkatan tekanan darah sistolik yang cukup banyak dihadapi oleh pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSCM pada bulan Februari 2009. Dari 108 pasien yang menjadi sampel, prevalensi peningkatan tekanan darah sistolik intradialisis 52.7% (57 pasien), sementara prevalensi penurunan tekanan darah sistolik intradialisis sebesar 47.3% (51 pasien). Sementara itu, dari sampel yang sama, didapat pula peningkatan tekanan darah diastolik 55.5% (60 pasien), sementara prevalensi penurunan tekanan darah diastolik intradialisis sebesar 45.5% (48 pasien). Inrig (2007) pernah melakukan penelitian pada pasien dengan karakteristik yang serupa dengan penelitian ini (hemodialisis minimal 3 bulan dan menjalani hemodialisis dua kali seminggu) menunjukkan 45% pasien mengalami peningkatan tekanan darah sistolik. Inrig meletakkan landasan yang cukup kuat dengan mengadakan random sampling terhadap 443 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hal ini yang mungkin menyebabkan angka prevalensi perubahan tekanan darah sistolik pada penelitian kami berbeda dengan prevalensi pada penelitian Inrig. Meskipun demikian, tidak ada sumber yang menyatakan pentingnya tekanan darah diastolik dalam menentukan rencana kerja. 26

27 5.3. Diskusi Korelasi Perubahan Tekanan Darah Intradialisis dengan Lama menjalani Menjalani Hemodialisis Penelitian kami menunjukkan terdapat korelasi yang bermakna antara lama menjalani hemodialisis dengan perubahan tekanan darah sistolik namun tidak menunjukkan korelasi yang bermakna dengan perubahan tekanan darah diastolik. Terhadap peningkatan tekanan darah sistolik, terdapat korelasi yang bermakna karena p= 0,000 (p < 0,05) dan r=0,588 berarti terdapat korelasi yang bermakna antara lama menjalani hemodialisis dengan peningkatan tekanan darah sistolik intradialisis, dan memiliki korelasi positif yang moderate. Sementara itu, penurunan tekanan darah sistolik juga menunjukkan korelasi yang bermakna karena p= 0.000 (p < 0.05) dan r=0.912 dan menunjukkan korelasi positif yang kuat. Hal ini berarti terdapat korelasi yang lebih kuat antara lama menjalani hemodialisis dengan penurunan tekanan darah sistolik daripada peningkatan tekanan darah sistolik, dan penurunan tekanan darah sistolik memiliki korelasi yang lebih kuat daripada peningkatan tekanan darah sistolik. Di sisi lain, penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang bermakna antara lama menjalani menjalani hemodialisis dengan perubahan tekanan darah diastolik, yang sejalan dengan yang dikatakan oleh Ritz (2002) bahwa tekanan darah sistolik lebih menunjukkan kemaknaan yang tinggi daripada diastolik pada proses dialisis. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan risiko mortalitas dan morbiditas pasien, terutama dalam 6 bulan pertama, seperti yang dikemukakan oleh Inrig (2007) tersebut. Subjek dengan tekanan darah sistolik yang menurun setelah menjalani hemodialisis memiliki penurunan risiko mortalitas dan morbiditas yang signifikan, terutama dalam 6 bulan pertama. Katzarski (2000) menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 mmhg tekanan darah sistolik intradialisis akan menyebabkan 2% peningkatan risiko mortalitas dan morbiditas. Perubahan pada tekanan darah sistolik intradialisis menunjukkan risiko yang lebih bermakna dibandingkan tekanan darah diastolik. Hal ini menunjukkan perlunya pemantauan respons hemodinamik intradialisis untuk meminimalisir faktor risiko, karena berdasarkan

28 penelitian, subjek dengan tekanan darah sistolik (Systolic Blood Pressure/ SBP) intradialisis yang relatif tidak berubah (n=150, SBP -10 sampai 10 mmhg) dengan odd ratio 1.85 atau mengalami peningkatan SBP intradialisis (n=58, SBP 10 mmhg) dan odd ratio 2.17, memiliki risiko mortalitas dan morbiditas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan subjek yang mengalami penurunan SBP (n=230, SBP -10 mmhg). Hal ini karena meningkatnya risiko penyakit kardiovaskuler pada pasien dengan peningkatan tekanan darah sistolik. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengontrolan terhadap faktor risiko penyakit kardiovaskuler lainnya untuk meminimalisir kejadian yang lebih buruk. Meskipun demikian, tekanan darah intradialisis tidak semata hanya dipengaruhi oleh lama menjalani hemodialisis, tetapi juga oleh beberapa faktor lain, misalnya volume overload akibat retensi garam dan natrium, terapi eritropoietin, dan gangguan simpatis. 5.4. Limitasi Penelitian Penelitian ini masih memiliki keterbatasan, antara lain peneliti tidak melakukan pemeriksaan langsung untuk menyingkirkan keadaan-keadaan atau penyakit yang dapat menjadi perancu, karena peneliti hanya diizinkan untuk melihat status pasien dan tidak untuk melakukan intervensi pada pasien. Oleh karena itu, di masa yang akan datang, peneliti berharap dapat dilakukan pemeriksaan langsung pada pasien yang akan diteliti.