PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan hidupnya di masa depan. Kesejahteraan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional yang tertuang dalam BAB II pasal 3 yang berumuskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. jasmani sebagai suatu sub sistim pendidikan memiliki peran yang berarti dalam

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia Indonesia. diri dan berhasil dalam kehidupan di masa mendatang.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

I. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE RECIPROCAL TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Dari rumusan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada sejak adanya manusia, dalam arti sejak adanya manusia telah ada pula usahausaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan ketrampilan sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia di suatu Negara. Oleh karena itu pemerintah berupaya

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya mendapatkan perlakuan yang sama seperti siswa normal. Siswa SLB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang diarahkan pada pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. memanusiakan dirinya dan orang lain. Melalui pendidikan pula manusia mudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengetengahkan tanggung jawab sebagai pendidik. Dimana pendidik adalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berkurang apalagi tuntas, hal ini dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. modern, makmur dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana, pembekalan

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia melalui proses pembelajaran dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Di Indonesia sendiri, perubahan pendidikan terus dilakukan demi memantapkan potensi belajar anak bangsa sehingga menciptakan generasi muda Indonesia yang berwawasan luas. Oleh sebab itu perubahan pendidikan dilakukan secara terus menerus baik dari segi kurikulum, manajemen pendidikan sampai pada perubahan metode pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat memberikan kesempatan berkembangnya semua aspek dalam pribadi manusia seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang tertuang dalam BAB II pasal 3 dan 4 : Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan bermartabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Selain itu, tujuan pendidikan nasional antara 1

2 lain adalah untuk meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik generasi muda bangsa yang merupakan tanggung jawab seorang pendidik. Untuk menciptakan generasi muda yang kreatif dan cerdas perlu diiringi dengan jasmani yang sehat karena dengan jasmani yang sehat akan menciptakan pemikiran yang sehat pula. Pendidikan di sekolah hendaknya disamaratakan fungsinya seperti pendidikan ilmiah (eksakta), pendidikan sosial, pendidikan kesenian dan pendidikan jasmani. Sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan pendidikan termasuk pendidikan jasmani di Indonesia adalah: Pengembangan manusia seutuhnya ialah manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (http://ahmesabe.wordpress.com/2013/10/04/tujuan-pendidikanjasmani). Kementerian pendidikan dan kebudayaan menilai perlu dikembangkan kurikulum berbasis penguatan penalaran, bukan hafalan semata. Kurikulum pendidikan di Indonesia dipandang perlu disesuaikan dengan tuntutan zaman. Pola pembelajaran harus diarahkan untuk mendorong murid mencari tahu dengan mengobservasi, bukan diberi tahu. Kemendikbud pun menyusun perubahan kurikulum untuk tahun 2013. Kurikulum baru ini diuji publik selama tiga minggu. Zaman sudah berubah, karena tantangan yang mereka hadapi di masa depan tidak

3 akan sama sengan sekarang, kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M. Nuh. Alasan perubahan kurikulum itu juga merujuk pada hasil sejumlah survey Internasional tentang kemampuan siswa Indonesia. Sekolah merupakan perangkat pendidikan yang telah direncanakan untuk pengajaran kepada siswa dengan pengawasan guru sehingga memberikan kemudahan proses belajar mengajar demi mencapai tujuan pembelajaran. Dalam sekolah interaksi belajar mengajar akan tercipta dengan baik jika antara guru dan siswa memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk itu guru perlu mempersiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan dan mempersiapkan metode pembelajaran yang sesuai mungkin dan semenarik mungkin serta melakukan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktifitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan. Tujuanya adalah untuk mencapai suatu prestasi yang maksimal. Dalam belajar pendidikan jasmani dibentuk latihan latihan yang intensif dan terperogram dengan baik. Yang dimaksud dengan latihan intensif adalah latihan dengan beban kerja yang meningkat, baik dilakukan disekolah maupun diluar jam pelajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan latihan terperogram dengan baik adalah latihan yang memiliki tujuan yang jelas materinya sesuai dengan karakteristik olahraga yang dibina. Bentuk bentuk aktifitas yang lazim di SMA sesuai dengan muatan yang tercantum dalam kurikulum adalah bentuk gerakan gerakan olahraga, sehingga pendidikan jasmani SMA memuat cabang olahraga. Selain satu cabang olahraga yang dituju adalah cabang olahraga bola basket.

4 Mata pelajaran Pendidikan Jasmani sangat diminati oleh siswa terutama kaum laki-laki, namun banyak siswa yang menjadi jenuh dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani yang disebabkan proses belajar mengajar yang monoton dimana guru kurang kreatif dalam melakukan variasi pembelajaran. Variasi pembelajaran yang kurang, kurangnya kemampuan guru dalam memahami minat belajar siswa, kurangnya guru dalam menguasai materi pembelajaran, serta kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran dapat mengakibatkan menurunnya hasil belajar siswa. Variasi pembelajaran merupakan suatu proses yang sangat baik dilaksanakan dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa tidak jenuh dalam mengikuti mata pelajaran, terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran dan aktif untuk melaksanakan langkah-langkah atau proses yang ditentukan guru untuk mencapai materi pembelajaran, sehingga pada akhirnya timbul perubahan dalam proses belajar mengajar dan pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu penyebab kurangnya kompetensi hasil belajar Pendidikan Jasmani yaitu terletak pada variasi pembelajaran, dimana siswa hanya berfokus pada satu variasi pembelajaran, yang menyebabkan siswa merasa bosan dan jenuh, bahkan siswa kurang merasakan proses pembelajaran tersebut dan siswa tidak dapat melakukan banyak kreasi pada saat pembelajaran sehingga proses belajar mengajar kurang maksimal terlaksana karena siswa jadi lebih banyak bermain-main. Sama halnya dengan proses pembelajaran pada materi bola basket, siswa belum mampu melakukan teknik chest pass dengan baik. Pada saat

5 melakukan permainan bola basket kebanyakan siswa masih menggunakan teknik yang salah, mereka tidak mampu melakukan teknik chest pass dengan benar. Dari hasil wawancara dan observasi awal peneliti dengan guru Pendidikan Jasmani di MAN 3 kelas XI Medan pada bulan September 2013, diperoleh data bahwa kemampuan siswa dalam melakukan praktek chest pass masih rendah. Terbukti pada saat guru melakukan evaluasi hasil belajar. Dari 36 siswa hanya 9 siswa yang tuntas dengan nilai 70 atau 25%, dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 27 orang siswa dengan nilai < 70 atau 75%. Hanya 9 orang yang tuntas. Hal ini disebabkan siswa masih belum mampu melakukan chest pass dengan baik karena melakukan kesalahan terutama pada saat melakukan teknik dasar chest pass. Teknik dasar yang dilakukan para siswa masih belum maksimal. Dikarenakan Guru hanya menggunakan metode ceramah dan kurang kreatif dalam mengajarkan pendidikan jasmani khususnya materi chest pass. Sebagian siswa merasa jenuh pada saat melakukan chest pass, karena dalam mengajar guru kurang memberikan variasi pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas dengan bentuk variasi pembelajaran ini siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan chest pass dengan baik. Variasi pembelajaran belum banyak diterapkan disetiap proses pembelajaran, oleh sebab itu peneliti mengangkat judul: Upaya peningkatan hasil belajar chest pass bola basket melalui variasi pembelajaran pada siswa kelas XI MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Kemampuan chest pass siswa masih rendah 2. Kurangnya minat belajar siswa pada materi chest pass 3. Gaya mengajar guru yang masih bersifat konvensional 4. Kurangnya variasi yang diberikan guru dalam pembelajaran C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya cakupan masalah terkait dalam suatu penelitian dan untuk menghindari penafsiran yang berbeda beda serta keterbatasan masalah waktu, dana dan kemampuan penulis maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah melihat upaya peningkatan hasil belajar chest pass bola basket melalui variasi pembelajaran pada siswa kelas XI MAN 3 Medan Tahun ajaran 2013/2014. D. Rumusan Masalah Dalam rumusan masalah penulis membuat rumusan spesifikasi terhadap hakikat masalah yang diteliti. Perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana peningkatkan hasil belajar chest pass pada permainan bola basket dengan menggunakan variasi pembelajaran siswa kelas XI MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014?.

7 E. Tujuan Penelitian Menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting karena setiap penelitian yang dilakukan harus memiliki tujuan. Tujuan penelitian ini, adalah : Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar chest pass pada permainan bola basket dengan menggunakan variasi pembelajaran pada siswa kelas XI MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014? F. Manfaat Penelitian Apabila tujuan telah dicapai maka dipastikan hasil tersebut bermanfaat bagi penulis, adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kemajuan pendidikan yang lebih baik bagi guru dan siswa, dalam meningkatkan hasil belajar chest pass pada permainan bola basket pada siswa kelas XI MAN 3 Medan 2. Adapun manfaat penelitian ini secara praktis adalah sebagai masukan pikiran dalam meningkatkan hasil belajar chest pass pada siswa XI MAN 3 Medan 3. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki dan mengembangkan proses pembelajaran chest pass siswa kelas XI MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. 4. Sebagai masukan bagi mahasiswa lain di jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang ingin melakukan penelitian selanjutnya