BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia., Olds, 2001). Menurut Santrock (2005), remaja dengan usia tersebut dianggap memiliki otonom yang lebih besar dibandingkan dengan anak-anak. Pada perkembangan ditahap remaja akhir, individu biasanya mencari teman untuk menjadi pasangan hidup dilakukan secara lebih serius dan berkomitmen. Namun, tidak jarang pergaulan yang dilakukan melampaui batas karena mereka merasa saling mencintai dan saling memiliki satu sama lain. Peningkatan minat remaja terhadap masalah seksual sedang berada dalam potensi seksual yang aktif, menyebabkan remaja berusaha mencari berbagai informasi mengenai hal tersebut seperti dengan membahasnya bersama temanteman membaca buku-buku tentang seks, masturbasi, bercumbu atau bersenggama untuk memuaskan hasrat seksualnya (Mut adin, 2002). Demikian pula dalam menentukan perilakunya, remaja seringkali mengambil keputusan sendiri. Namun, keputusan yang mereka ambil salah dan tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, salah satunya adalah keputusan untuk melakukan hubungan seksual pranikah. Keputusan yang 1
di ambil remaja untuk melakukan hubungan seksual pranikah tentunya didasarkan beberapa faktor, seperti kurangnya pengetahuan tentang seks dan lemahnya pengawasan orang tua. (Rice, dalam Santrock, 2005). Tentunya keputusan yang diambil oleh remaja tersebut akan berakibat kepada kehamilan pranikah. Kartono (2006) menyatakan bahwa kehamilan di luar nikah umumnya tidak di rencanakan dan menimbulkan perasaan bersalah, berdosa dan malu, pada remaja yang mengalaminya, di tambah lagi dengan adanya sanksi sosial dari masyarakat terhadap kehamilan dan kelahiran anak tanpa pernikahan. Kehamilan di luar nikah merupakan konsekuensi logis dari hubungan pergaulan bebas antar remaja yang berbeda jenis kelamin yang cenderung tidak dapat dikendalikan dengan baik serta ketidakmampuan seorang remaja dalam mengambil suatu keputusan dalam pergaulannya dengan lawan jenis (Dariyo, 2004). Masalah hubungan seksual pranikah di kalangan remaja adalah masalah yang cukup pelik untuk diatasi. Di satu sisi, perkembangan seksual itu muncul sebagai bagian dari perkembangan yang harus dijalani, namun, di sisi lain, penyaluran hasrat seksual yang belum semestinya dilakukan dapat menimbulkan dan berakibat yang serius, seperti kehamilan pranikah atau tertular penyakit kelamin. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Boyke Dian Nugraha (seorang ahli obstetric dan ginekologi) di suatu klinik aborsi, ditemukan 50% pengunjungnya berusia 15-20 tahun dan 44,5% diantaranya hamil diluar nikah. http://achsan.staff.gunadarma.ac.id. Walaupun data yang diperoleh belum mencerminkan perilaku seksual remaja pada umumnya, namun tampak jelas 2
adanya suatu fenomena baru yang menunjukan berkembangnya perilaku seks bebas di kalangan remaja, dan kecenderungan hamil di luar nikah. Lebih lanjut Surbakti (2008) menjelaskan mengenai dampak jika seorang remaja hamil, remaja tersebut memikul tiga kesulitan sekaligus yang datang pada saat bersamaan. Kesulitan yang pertama adalah menyangkut keremajaan mereka sendiri. Sebagai remaja mereka sedang mencari identitas. Mungkin sekali mereka sedang gelisah, cemas dan bingung dalam pencarian identitas tersebut. Pada saat pergaulan keremajaan mereka belum tuntas, kehamilan akan menambah persoalan baru dan menambah kebingungan mereka. Sementara kesulitan yang kedua adalah menjadi orangtua pada masa remaja. Dapat dibayangkan betapa sulitnya seorang remaja harus berperan menjadi orang tua bagi bayinya, sementara sebagai remaja, mereka sendiri masih labil dan sangat membutuhkan bimbingan dari orangtuanya perihal keremajaannya. Melahirkan usia remaja memiliki resiko bagi dirinya dan bayi yang dilahirkannya karena ia akan sulit untuk merawat bayinya, bahkan kemungkian besar bayinya akan terlantar dan sulit mengharapkan ia mampu memberikan pola asuh yang baik terhadap bayinya. Terpaksa menikah dini dan hamil muda menyebabkan remaja perempuan harus meninggalkan bangku sekolah. Kalau ia menikah dengan remaja laki-laki yang menghamilinya, pasangannya juga harus berhenti sekolah. hal tersebut menjadi kesulitan ketiga jika seseorang hamil pranikah. Berdasarkan penjelasan diatas kehamilan di luar nikah dapat menimbulkan stress pada remaja wanita yang mengalaminya. 3
Sedangkan pengertian Stress menurut Sarwono (2003) adalah kondisi kejiwaan ketika jiwa itu mendapat beban. Kehamilan yang terjadi pada remaja hamil di luar nikah merupakan beban kejiwaan yang timbul akibat dari hubungan seksual pranikah. Lebih lanjut Baldwin (dalam Nasution, 2007) menjelaskan bahwa sumber stress pada remaja laki-laki dan perempuan pada umumnya sama, namun dampak beban ini berbeda pada remaja perempuan dan remaja laki-laki. Remaja perempuan lebih peka terhadap lingkungannya. Menurut penelitian prestasi mereka lebih baik dibanding remaja laki-laki. Nilai mereka di sekolah lebih baik, mereka juga lebih menonjol. Tuntutan dan motivasi mereka lebih tinggi. Akibatnya, remaja perempuan menderita beban psikis seperti cemas, tidak senang, sakit pinggang dan sakit kepala. Sedangkan remaja laki-laki yang mengalami stress akan lebih sering merokok dan minum alkohol. Lebih lanjut Duffy dan Atwater (dalam Nasution, 2007) menyebutkan bahwa perempuan dan individuindividu yang masih muda lebih sering dilaporkan mengalami stress. Stress menampilkan dirinya melalui sebuah keberagaman dari gejala-gejala umum. Tanda paling umum dari stress adalah meningkatkan kegugupan, kecemasan dan ketegangan (tension). Banyak orang mengalami tension sakit kepala. Kemudian yang lainnya menyatakan stress mereka tampil sebagai kemarahan dan irritability (sifat lekas marah) dengan orang lain. Gejala stress lainnya termasuk nyeri otot, sakit perut, perasaan kesedihan yang menyeluruh, sulit tidur, kehilangan waktu tidur (loss of slepp), compulsive eating (kehilangan 4
selera makan), perasaan frustasi, tangisan, bentakan dan teriakan ( Ayuningtias, 2011). Selanjutnya, banyak cara yang dapat dilakukan dalam menyikapi stress yang dialami, salah satunya adalah coping stress. Sedangkan pengertian coping menurut Lazarus dan Folkman (dalam Oktavianti, 2007) adalah suatu proses di mana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi tersebut. Davidson (2006) mengatakan ada dua bentuk coping yaitu coping yang berfokus pada masalah (problem focused coping) dan ada coping yang berfokus pada emosi (emotion focused coping). Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin meneliti tentang kehamilan pada remaja akibat hubungan seksual di luar nikah yang dapat menimbulkan stress dan bagaimana coping stress pada remaja yang mengalami hamil di luar nikah 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana gambaran stress remaja akhir yang hamil di luar nikah? 2. Bagaimana remaja akhir yang hamil di luar nikah mengatasi stress (coping stress)? 5
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam stress, stressor, coping stress yang dialami remaja akhir yang hamil di luar nikah. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat, yatu : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu psikologi yang berkaitan dengan stress dan coping pada remaja akhir hamil di luar nikah serta menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya 2. Manfaat Praktis Peneliti berharap dapat memberikan manfaat dan masukan bagi para pembaca, khususnya bagi remaja bahwa hamil di luar nikah dapat menimbulkan stress bagi remaja yang mengalaminya. 1.5. Sistematika Penulisan Pada laporan tugas akhir ini penulis membaginya kedalam bab-bab dimana masing-masing bab menguraikan materi seperti dijelaskan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah penelitian mengenai stress dan coping pada remaja akhir yang hamil di luar nikah, permasalahan 6
yang diangkat dalam penelitian (perumusan masalah), tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II LANDASAN TEORI Berisi teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan mengenai remaja, hamil di luar nikah, stress dan coping. BAB IIIMETODE PENELITIAN Berisi tentang penjelasan bagaimana penelitian ini akan dilakukan yang meliputi pemaparan mengenai metode kualitatif, subjek penelitian, metode pengumpulan data, alat penelitian, serta prosedur analisis data. BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN Berisi analisis data hasil penelitian dari masing-masing subjek dan perbandingan antar subjek. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan yang menjawab permasalahan berdasarkan analisis dan interpretasi data, temuan-temuan yang diperoleh ketika melakukan penelitian dalam bentuk diskusi, serta saran untuk pengembangan tugas penelitian ini kedepannya. 7