BAB V PEMBAHASAN. yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KEBERHASILAN MATRIX ACIDIZING DALAM PENINGKATAN PRODUKSI SUMUR RAMA A-02 DAN RAMA A-03 PADA LAPANGAN RAMA-A

I.PENDAHULUAN 1 BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN

DESAIN PENGASAMAN MATRIKS KARBONAT PADA SUMUR X LAPANGAN Y

Evaluasi Peningkatan Produksi Pada Formasi Sandstone Sumur #H Dan #P Dengan Perencanaan Stimulasi Pengasaman Matriks (Studi Kasus Lapangan Falih)

EVALUASI KEBERHASILAN STIMULASI MATRIX ACIDIZING DENGAN MENGGUNAKAN FOAM DIVERTER PADA SUMUR KTA-1 DAN KTA-2 LAPANGAN X CNOOC SES Ltd.

EVALUASI KEBERHASILAN PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR R LAPANGAN X

EVALUASI MATRIX ACIDIZING PADA SUMUR I-04 LAPANGAN I DAN SUMUR W-06 LAPANGAN W CNOOC SES. Ltd

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Jl. Raya Palembang-Prabumulih KM.32 Indralaya Sumatera Selatan, Indonesia Telp/Fax. (0711) ;

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

Gambar 11. Perbandingan hasil produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg- Lantz pada sumur ADA#22

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

PERENCANAAN DAN EVALUASI STIMULASI PEREKAHAN HIDRAULIK METODA PILAR PROPPANT PADA SUMUR R LAPANGAN Y

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).

ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN PANJANG REKAHAN SATU SAYAP PADA PEREKAHAN HIDROLIK TIP SCREEN OUT BESERTA ANALISIS KEEKONOMIANNYA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR GAS LIFT DI LAPANGAN A

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR GAS BERTEKANAN TINGGI

Studi Optimasi Kinerja Sucker Rod Pump Pada Sumur A-1, A-2,Z-1, Dan Z-2 Menggunakan Perangkat Lunak Prosper

DAFTAR ISI Halaman iv vii viii xiii 9

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...

STUDI PENGARUH UKURAN PIPA PRODUKSI TERHADAP TINGKAT LAJU PRODUKSI PADA SUMUR PRODUKSI Y-19, W-92, DAN HD-91 DI PT. PERTAMINA EP ASSET-1 FIELD JAMBI

ANALISIS PERENCANAAN PENGASAMAN SUMUR PADA SUMUR JRR-2 DAN JRR-4 DILAPANGAN Y

LAMPIRAN 1 KUISIONER. 1. Menurut anda, apakah perangkat ajar ini menarik dari segi penampilan? a. Sangat menarik b. Cukup menarik c.

Poso Nugraha Pulungan , Semester II 2010/2011 1

EVALUASI DAN DESAIN ULANG ELECTRIC SUBMERGIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR X DI LAPANGAN Y

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 PENERAPAN SISTEM PEMOMPAAN. Sumur XY-15 terletak dalam lapangan Onshore Lapangan XX Indonesia

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir

ISSN JEEE Vol. 6 No. 1 Fitrianti, Novrianti

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI HYDARULIC FRACTURING SUMUR ID-18, ID-25, DAN ID-29 PADA LAPANGAN A

ISSN: Ali Musnal Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Jalan Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru

Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

EVALUASI POMPA ESP TERPASANG UNTUK OPTIMASI PRODUKSI MINYAK PT. PERTAMINA ASSET I FIELD RAMBA

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR CONTINUOUS GAS LIFT PADA LAPANGAN Y SKRIPSI. Oleh : AULIA RAHMAN PRABOWO / TM

BAB 1. PENDAHULUAN 4. Asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan permasalahan pada penelitian ini adalah:

Rizal Fakhri, , Sem1 2007/2008 1

Mengatasi Kerusakan Formasi Dengan Metoda Pengasaman Yang Kompetibel Pada Sumur Minyak Dilapangan X

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR...

OPTIMASI PRODUKSI PADA LAPANGAN X DENGAN PEMODELAN PRODUKSI TERINTEGRASI

ANALISYS OF CRITICAL PRODUCTION RATE USING THE METHOD IN THE EVALUATION CHIERICI WATER CONING WELLS X Y PT PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD RAMBA

ISSN JEEE Vol. 4 No. 2 Musnal

Digital Well Analyzer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level Untuk Mendukung Program Optimasi Produksi

PERENCANAAN INJEKSI GAS SUMUR GAS LIFT LANGSUNG DARI SUMUR GAS Oleh: Enos Eben Ezer* Dr. Ir. Pudjo Sukarno*

Optimasi Laju Injeksi Pada Sumur Kandidat Convert to Injection (CTI) di Area X Lapangan Y. Universitas Islam Riau

KEBERHASILAN OPTIMASI KERJA ULANG PINDAH LAPISAN (KUPL)

Edwil Suzandi; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Sigit Sriyono; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Made Primaryanta; PT.Semberani Persada Oil (SemCo)

EVALUASI PERBANDINGAN DESAIN ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP DAN SUCKER ROD PUMP UNTUK OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR M-03 DAN M-05

EVALUASI HASIL APLIKASI HYDRAULIC FRACTURING PADA RESERVOIR KARBONAT SUMUR BCN-28 DI STRUKTUR APP

FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 4

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1)

BAB I PENDAHULUAN. dunia saat ini. Terutama kebutuhan energi yang berasal dari sumber daya alam yang

Perencanaan Rotative Gas Lift untuk Sistem Sumur yang Terintegrasi Oleh : Gesa Endah Prastiti* Dr.Ir. Pudjo Sukarno**

EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS WELL COMPLETION UNTUK UKURAN TUBING PADA SUMUR MINYAK X-26 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD

aintis Volume 12 Nomor 1, April 2011, 22-28

STUDI LABORATORIUM PENGARUH PENAMBAHAN LIGNOSULFONATE PADA COMPRESSIVE STRENGTH DAN THICKENING TIME PADA SEMEN PEMBORAN KELAS G

PENGARUH KENAIKAN CASING PRESSURE TERHADAP LAJU ALIR PRODUKSI DI LAPANGAN MINYAK DURI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

APLIKASI VSD DALAM MENGATASI MASALAH WATER CUT DAN GAS YANG BERLEBIH PADA SUMUR ESP

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, setelah

EVALUASI PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK TUA DENGAN WATER CUT TINGGI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS DENGAN ANALISIS NODAL

PRESSURE BUILDUP TEST ANALYSIS WITH HORNER AND STANDING METHODS TO GET PRODUCTIVITY CONDITION OF SGC-X WELL PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI

ISSN JEEE Vol. 6 No. 2 Novrianti. Studi Kelayakan Pekerjaan Pemilihan Zona Produksi dan Squeeze off Cementing pada Sumur MY05

Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang dan Pembatasan Masalah

BAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN

PERENCANAAN HYDRAULIC FRACTURING PADA SUMUR MAY#37 LAPANGAN BANGKO

Renaldy Nurdwinanto, , Semester /2011 Page 1

ANALISIS DATA PTS (PRESSURE, TEMPERATURE, SPINNER) SETELAH DILAKUKAN KEGIATAN ACIDIZING PADA SUMUR ABL-1

ANALISIS DATA UJI PRESSURE BUILD-UP

EVALUASI KEBERHASILAN MATRIX ACIDIZING DAN WELL WASHING SUMUR PANAS BUMI MBF 246 DAN MIZ 153 LAPANGAN F - 25

BAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI

Optimasi Injeksi Demulsifier Sebagai Respon Terhadap Proses Acidizing

RE-DESIGN ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP PADA PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA MINAS PEKANBARU

STUDY KASUS : APLIKASI HYDRAULIC FRACTURING DI AREA OPERASI RANTAU

PERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2

Analisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin

PENINGKATAN PRODUKSI SUCKER ROD PUMP (SRP) DENGAN MENGACU PADA BREAK EVENT POINT (BEP) SUMUR JRK-X DI PT. PERTAMINA EP REGION SUMATERA FIELD PENDOPO

SISTEM GAS LIFT SIKLUS TERTUTUP SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI MIGAS: STUDI KASUS LAPANGAN GNK

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE PCP DAN GAS LIFT PADA SUMUR I LAPANGAN H

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI

IKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA. Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 5 Desember 2009

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

PERANCANGAN POMPA ELECTRIC SUBMERSIBLE (ESP) PADA SUMUR XY-15 DI LAPANGAN XX INDONESIA

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

STUDI OPTIMASI DEASIN PEREKAHAN HIDRAULIK PADA RESERVOIR BATUAN PASIR DENGAN TENAGA DORONG AIR DARI BAWAH TUGAS AKHIR. Oleh: PRISILA ADISTY ALAMANDA

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN Pada lapangan FRY kali ini dipilih 2 sumur untuk dianalisa dan dievaluasi yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing guna memperbaiki kerusakan formasi di sekitar lubang sumur sehingga dapat meningkatkan produksi sumur. Pada sumur AN-2 matrix acidizing dilakukan pada bulan April 2013 sedangkan pada sumur HD-4 dilakukan pada Desember 2014. Sumur AN-2 merupakan sumur vertikal yang memproduksi minyak dengan artificial lift jenis gas lift. Dengan total depth 7305 ft-tvd, dan interval perforasi 22 ft pada kedalaman 7058-7080 ft-tvd. Sumur ini berada pada formasi Ngimbang dengan lapisan produktif batuan limestone pada layer LL-4. Sedangkan pada sumur HD-4 merupakan deviated well yang juga memproduksi minyak dengan artificial lift jenis gas lift. Dengan total depth 7316 ft-tvd, dan interval perforasi 12 ft pada kedalaman 7093-7105 ft-tvd. Sumur ini berada pada formasi Ngimbang dengan lapisan produktif batuan sandstone pada layer NG-5. Untuk mengetahui adanya permasalahan pada sumur AN-2 hal yang pertama dilakukan adalah menganalisa well history, pada mud log review terjadi mud total loss di kedalaman 7074 ft- TVD dimana pada kedalaman tersebut dilakukan perforasi yang mengakibatkan kerusakan formasi di sekitar lubang sumur. Kemudian menganalisa produksi pada sumur AN-2 bahwa sampai bulan Maret 2013 produksinya hanya sekitar 102 blpd dengan oil rate 6 bopd dan water cut yang tinggi sebesar 94%. 62

63 Kemudian dilakukan analisa faktor skin dan PI (Productivity Index) menggunakan software prosper. Nilai skin didapatkan dengan melakukan sensitivitas yang dilanjutkan dengan matching nodal analysis. Dari hasil software prosper sensitivitas skin sumur AN-2 berada pada range +2,5 sampai +4,5 dan setelah dilakukan matching nodal analysis maka didapatkan nilai skin pada sumur sebesar +4,5 dan PI (Productivity Index) sebesar 0,25 blpd/psi, hal ini menunjukkan adanya kerusakan formasi karena nilai faktor skin berharga positif (S>0). Sedangkan pada sumur HD-4, pada well history tidak terdapat hal- hal yang mengindikasi terjadinya kerusakan formasi. Dari produksi sumur terjadi penurunan mulai bulan Agustus 2014, perlu diketahui bahwa sebelumnya pernah dilakukan matrix acidizing pada akhir Oktober 2014, tetapi treatment ini tidak berhasil meningkatkan produksi sumur. Laju produksinya hanya mencapai 92 blpd dengan oil rate 85 bopd dan water cut 8%. Kemudian menganalisa faktor skin dan PI (Productivity Index) dengan menggunakan software prosper. Dari hasil software prosper sensitivitas skin berada pada range +15 sampai +21 dan setelah dilakukan matching nodal analysis maka didapatkan nilai skin pada sumur sebesar +17,1 dan PI (Productivity Index) sebesar 0,8 BLPD/psi. Hal ini menunjukkan adanya kerusakan formasi karena nilai faktor skin berharga positif (S>0). Dari hasil tersebut pula terlihat bahwa perbedaan nilai skin kemungkinan disebabkan oleh jenis formasi batuan, besarnya permeabilitas, sifat fisik reservoir, dan kedalaman perforasi. Berdasarkan analisa kerusakan formasi yang terjadi di sumur AN-2 dan HD-4, telah ditentukan bahwa cara yang tepat untuk mengatasi

64 permasalahan pada masing-masing sumur tersebut adalah dengan melakukan matrix acidizing. Dalam pelaksanaannya sebelum melakukan pekerjaan matrix acidizing pada suatu sumur perlu dilakukan beberapa tahap persiapan, diantaranya adalah pemilihan fluida treatment yang terdiri dari fluida asam serta fluida additive, dan desain pengasaman untuk masing-masing sumur. Asam utama yang digunakan untuk treatment sumur AN-2 adalah BJ S3 Acid yang merupakan asam HCl 15%, penggunaan asam jenis ini cukup efektif digunakan untuk stimulasi karena pada sumur ini batuan formasinya adalah limestone. Pemilihan asam ini juga dianggap cocok dengan temperatur formasi sumur AN-2 yaitu 233 F sedangkan pada sumur HD-4 menggunakan fluida BJ SSA Regular Strength yang merupakan campuran asam HF-HCl, yang dinilai cukup efektif digunakan untuk stimulasi karena pada sumur ini batuan formasinya adalah sandstone. Perbedaan kondisi pada sumur juga menyebabkan perbedaan jenis dan konsentrasi additive yang digunakan. Beberapa additive yang digunakan pada kedua sumur adalah CI-27 sebagai corrosion inhibitor, NE-118 sebagai non- emulsifier, NE-32 sebagai surfaktan antisludge, FERROTROL 210 sebagai iron control additive, FERROTROL 300 sebagai iron chelating agent, dan INFLO-150 sebagai surfaktan water wet. Masingmasing additive tersebut mempunyai fungsi membantu treatment matrix acidizing agar bekerja secara optimal sehingga dapat memperbaiki kerusakan formasi di sekitar lubang sumur. Setelah mengetahui jenis additive yang akan dipakai maka selanjutnya dilakukan perhitungan desain pengasaman. Pada sumur AN-2 fracture gradient

65 sumur sebesar 0,601 psi/ft, tekanan dasar sumur dimana perekahan akan terjadi sebesar 4392,153 psi, tekanan injeksi maksimum dasar sumur sebesar 3513,72 psi, sedangkan tekanan injeksi maksimum di permukaan sebesar 1100,569 psi, dan laju alir injeksi maksimum asam sebesar 1,201 bbl/menit. Dengan menggunakan rumus dissolving power maka volume batuan yang dapat bereaksi dengan asam sebesar 48,616 ft 3, jumlah volume asam yang diperlukan sebesar 4471,854 gallon atau 106,473 bbl, dan waktu pompa asam selama 106,473 menit atau 1 jam 47 menit. Berdasarkan pelaksanaannya pada sumur AN-2 fracture gradient sumur sebesar 0,7 psi/ft, tekanan injeksi maksimum di permukaan sebesar 1498 psi, dengan volume asam yang diinjeksi sebesar 4400 gallon, treatment design yang digunakan sebesar 200 gpf. Sedangkan pada sumur HD-4setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan fracture gradient sumur sebesar 0,57 psi/ft, tekanan dasar sumur dimana perekahan akan terjadi sebesar 4174,366 psi, tekanan injeksi maksimum dasar sumur sebesar 3339,49 psi, sedangkan tekanan injeksi maksimum di permukaan sebesar 911,120 psi, dan laju alir injeksi maksimum asam sebesar 3 bbl/menit. Dengan menggunakan rumus dissolving power maka volume batuan yang dapat bereaksi dengan asam sebesar 16,465 ft 3, jumlah volume asam yang diperlukan sebesar 2577,125 gallon atau 61,36 bbl, dan waktu pompa selama 61,36 menit. Berdasarkan pelaksanaannya fracture gradient sumur sebesar 0,7 psi/ft, tekanan injeksi maksimum di permukaan sebesar 1775 psi, dengan volume asam yang diinjeksi sebesar 2400 gallon, treatment design yang digunakan sebesar 200 gpf.

66 Setelah dilakukan perhitungan desain pengasaman maka dilakukan persiapan untuk pelaksaaan matrix acidizing. Ada beberapa tahap dalam pengerjaan matrix accidizing, yaitu pre flush, tahap main acid, dan tahap afterflush. Pada pelaksanaannya kedua sumur menggunakan injection rate sebesar 1 bpm. Main acid yang digunakan pada sumur AN-2 adalah HCl 15% sebanyak 105 bbl. Dengan jumlah konsentrasi asam tersebut diharapkan bisa mengurangi kerusakan formasi di sekitar lubang sumur dengan membentuk wormholes yang membuka jalur fluida untuk mengalir ke lubang sumur. Setelah main acid 15% HCl diinjeksi, maka dilakukan afterflush dengan menggunakan NH4Cl sebanyak 64 bbl yang berfungsi untuk membersihkan sisa- sisa pengasaman. Kemudian digunakan nitrogen sebanyak 64 bbl sebagai displacement yang berfungsi untuk memastikan fluida main acid dan afterflush masuk ke dalam formasi, nitrogen juga membantu mempermudah produksi fluida formasi kembali ke permukaan. Sedangkan pada sumur HD-4 yang merupakan sumur dengan lapisan batuan sandstone digunakan fluida BJ SSA regular strength yaitu campuran HF-HCl dengan konsentrasi HF 1,5% dan HCl 7,5% sebanyak 57 bbl jumlah konsentrasi asam tersebut diharapkan bisa mengurangi kerusakan formasi di sekitar lubang sumur. Pada pelaksanaannya sebelum diinjeksi main acid HF-HCl diinjeksi preflush menggunakan 15% HCl fluida BJ S3 sebanyak 57 bbl. Setelah diinjeksi main acid, maka diinjeksikan nitrogen sebagai displacement sebanyak 96 bbl, berfungsi untuk membersihkan sisa pengasaman juga memastikan fluida masuk ke dalam formasi dan membantu mempermudah produksi fluida formasi kembali ke permukaan.

67 Setelah treatment matrix acidizing pada kedua sumur selesai, maka dilakukan evaluasi yaitu dilihat pada kurva IPR (Inflow Performance Relationship) saat sebelum dan sesudah dilakukannya treatment acidizing sebagai pembanding produksi sumur. Peningkatan laju alir produksi setelah dilakukannya treatment acidizing menandakan bahwa treatment acidizing telah berhasil memperbaiki kerusakan formasi yang ada. Pada Sumur AN-2 laju alir produksi sumur sebelum dilakukan matrix acidizing hanya 102 blpd sedangkan setelah dilakukan treatment meningkat menjadi 2539 blpd. Sedangkan untuk sumur HD-4 laju alir produksi sumur sebelum dilakukan matrix acidizing hanya 92 blpd sedangkan setelah dilakukan treatment meningkat menjadi 453 blpd. Selain kenaikan produksi, perubahan PI (Productivity Index) juga ditentukan sebagai indikator keberhasilan. Apabila sumur mengalami peningkatan PI (Productivity Index) maka dikatakan treatment matrix aciding berhasil. Pada Sumur AN-2 PI (Productivity Index) mengalami peningkatan dari 0,25 blpd/psi menjadi 0,31 blpd/psi, sedangkan pada sumur HD-4 PI (Productivity Index) dari 0,8 blpd/psi menjadi 2 blpd/psi. Perbaikan nilai faktor skin menjadi negatif (-) juga menandakan bahwa sumur telah dilakukan perbaikan dengan stimulasi. Nilai faktor skin pada sumur AN-2 mengalami penurunan dari +4,5 menjadi -4,3 sedangkan pada sumur HD-4 dari +17,1 menjadi -1. Setelah dilakukannya evaluasi adanya peningkatan produksi, adanya kenaikan nilai PI (Productivity Index), dan penurunan nilai skin setelah treatment acidizing, maka treatment acidizing ini berhasil menanggulangi kerusakan formasi yang ada.

68 Evaluasi tingkat keberhasilan tidak hanya dilihat dari segi teknikal saja namun dapat dilihat juga dari indikator keekonomian setelah dilakukan treatment matrix acidizing, hal ini dilihat dari POT (Pay Out Time). Dalam perhitungan POT tersebut dapat diketahui jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali investasi awal yang telah dikeluarkan. Berdasarkan total biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan matrix acidizing pada sumur, maka didapatkan POT (Pay Out Time) sumur AN-2 selama 2,15 hari, sedangkan untuk sumur HD-4 selama 12 hari.