BAB I PENDAHULUAN. sebagainya, sebab pendidikan merupakan salah satu sarana untuk membuat. daya perasaan (emosional), menuju ke arah tabiat manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. kepada segenap kegiatan pendidikan. Sebagai suatu komponen pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan nasional. Salah satu cara meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu unsur dari Good Corporate Governnance. Sedangkan laporan keuangan

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan memerlukan bantuan guru pembimbing. Gunarsa (2002) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. mereka mengubah dirinya sendiri (QS. Ar Ra du/13: 11).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. lengkap ada apabila diinginkan agar pendidikan di sekolah dapat berjalan optimal. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga pendidikan (sekolah) bantuan bagi peserta didik (klien) sering

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

tingkat keberhasilan proses konseling dan pemberian layanan pada klien. Secara luas, karakteristik konselor mencakup kualiatas kepribadian, sikap

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. yang matang akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas baik cerdas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia merupakan suatu bagian yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan berakal sehat, yakni manusia yang sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Dari rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. akan tercapai, karena dengan demikian peradaban dunia yang tinggi dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendididkan Nasional Nomor 2 tahun 1989 yang berbunyi:

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dapat diartikan usaha sadar yang dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembangunan nasional pada hakikatnya merupakan pembangunan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. didik), dan mengembangkan kemampuan yang meliputi masalah akademik

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN DIPANDANG DARI SEGI GENDER

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. juga globalisasi pengetahuan, teknologi, dan budaya. 1 Hal tersebut mengandung

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (human resources development) untuk

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses usaha manusia guna menimbulkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, membentuk

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia kini sedang memasuki masa-masa yang

BAB I PENDAHULUAN. harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alam dan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas Sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak didik. Untuk

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya. Maka upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang berpendidikan akan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING. By: Asroful Kadafi

BAB I PENDAHULUAN. manusia menurut Islam. Pada dasarnya manusia adalah makhluk Allah,

PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING AMIN BUDIAMIN. Oleh JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi luhur menurut cita-cita dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. dalam banyak hal remaja sekarang dihadapkan pada lingkungan yang tidak. karena remaja adalah masa depan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. tempat berlangsungnya proses pembentukan karakter seseorang melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang harus diciptakan oleh siapapun tanpa memandang latar belakang sosial budaya, agama, etnis, dan lain sebagainya, sebab pendidikan merupakan salah satu sarana untuk membuat manusia meningkat statusnya. Seperti yang dikemukakan oleh John Dewey dengan mengatakan pendidikan sebagai suatu proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju ke arah tabiat manusia. 1 Subjek utama dalam pendidikan adalah peserta didik, peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya. Sehingga disinilah pentingnya Bimbingan dan konseling di sekolah. Masalah yang melingkupi pelaksanan bimbingan dan konseling di sekolah begitu beragam, sehingga alternatif pemecahan problem tersebut sesuai dengan masalahnya. 1 Muzayyin Arifin.Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara. 2003), hal. 3 1

Dalam suatu pelaksanaan bimbingan dan konseling ada beberapa macam masalah (problematika), yaitu 2 : 1. Problematika eksternal (masyarakat) a. Layanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja b. Bimbingan dan konseling hanya untuk orang yang bermasalah saja c. Keberhasilan layanan BK bergantung pada sarana dan prasarana d. Konselor harus aktif, sedangkan klien boleh pasif e. Menganggap hasil pekerjaan bimbingan dan konseling harus segera terlibat 2. Problematika internal (konselor) a. Menyamakan pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter dan psikiater b. Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien c. Bimbingan dan konseling mampu bekerja sendiri d. Bimbingan dan konseling dianggap sebagai proses pemberian nasihat semata 3. Problematika dalam dunia pendidikan a. Bimbingan dan konseling hanya pelengkapan kegiatan pendidikan b. Guru bimbingan dan konseling di sekolah adalah polisi sekolah c. Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk siswa tertentu saja 2 Anas Salahudin,Bimbingan & Konseling, (Bandung :Pustaka Setia. 2010), hal. 225

Di lihat dari problematika pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan, banyaknya anggapan bahwa peranan konselor di sekolah adalah sebagai polisi sekolah yang harus menjaga serta mempertahankan tata tertib, disiplin, dan keamanan sekolah. Anggapan ini adalah, Barang siapa di antara siswa-siswa melanggar peraturan dan disiplin disekolah, ia harus berurusan dengan konselor. Tidak jarang pula, konselor sekolah diserahi tugas mengusut perkelahian ataupun pencurian. Konselor ditugaskan mencari siswa yang bersalah dan diberi wewenang untuk mengambil tindakan bagi siswasiswa yang bermasalah itu. Konselor didorong untuk mencari bukti-bukti atau berusaha agar siswa mengakui bahwa ia telah berbuat sesuatu yang tidak pada tempatnya atau merugikan. 3 Berdasarkan pandangan diatas, wajar bila siswa tidak mau datang kepada konselor karena menganggap bahwa kedatangannya ke konselor menunjukkan aib, bahwa ia telah berbuat salah, atau predikat-predikat negatif lainnya. Padahal, sebaliknya, dari segenap anggapan yang merugikan itu, konselor haruslah menjadi teman dan kepercayaan siswa. Pelayanan BK secara resmi memang ada di sekolah tetapi keberadaannya belum maksimal. Hampir semua siswa yang datang kepada guru pembimbing dikarenakan menerima panggilan, berkelahi, urusan akademik, dan jarang yang 3 Anas Salahudin,Bimbingan & Konseling, (Bandung :Pustaka Setia. 2010), hal. 231

datang untuk mengungkap masalah atau kesulitan atas dasar kemauan atau keinginan sendiri. Tujuan umum pelayanan bimbingan dan konseling pada dasarnya sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri karena bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari sistem pendidikan. Pada undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya ynag cerdas, yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. 4 Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah / madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik, yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Dari dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah di atas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pelayanan bimbingan 4 Ibid. 22

dan konseling di sekolah diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik karena sekolah merupakan lahan yang potensial dan memiliki kondisi dasar yang menuntut adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi. Salah satunya dengan memberikan layanan orientasi, yaitu memperkenalkan tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling serta peranan guru BK dalam pelaksanan bimbingan dan konseling. Dengan demikian siswa memiliki persepsi pada guru BK. Layanan orientasi Bimbingan konseling merupakan bagian dari tanggung jawab profesional seorang konselor. 5 Siswa Madrasah Aliyah Ma arif NU Assa adah Bungah Gresik mempunyai persepsi bahwa guru BK seperti polisi sekolah yang biasanya menghukum siswa dan mengadili siswa. Siswa juga berpersepsi bahwa guru BK sebagai pengatur yang ada disekolah, seperti mengatur tata tertib yang ada di sekolah. Persepsi siswa terhadap guru pembimbing tersebut sangat mempengaruhi proses layanan bimbingan dan konseling. Pada hakikatnya persepsi merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi yang datang dari lingkungannya, baik melalui pendengaran, penglihatan, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci dalam memahami persepsi siswa adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukan suatu pencatatan yang benar 5 Mamat Suspriatna,Bimbingan dan konseling berbasis kompetensi, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.2011),hal. 1

terhadap situasi. Persepsi terjadi berdasarkan adanya perhatian terhadap objek yang dibutuhkan. Persepsi positif berarti adanya perhatian yang positif. Sebaliknya, persepsi negatif berarti adanya perhatian yang negatif, nanti juga akan mempengaruhi hasil dari kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Dalam hal ini, jika siswa memiliki persepsi yang negatif, maka siswa akan enggan untuk berkonsultasi dengan guru pembimbing. Keengganan tersebut akan menghalangi diterimanya informasi oleh siswa. Dan akhirnya akan berdampak pada efektif atau tidaknya layanan bimbingan dan konseling. 6 Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat judul IMPLEMENTASI LAYANAN ORIENTASI DALAM MEMBENTUK PERSEPSI SISWA PADA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DI MADRASAH ALIYAH MA ARIF NU ASSA ADAH BUNGAH GRESIK B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana implementasi layanan orientasi dalam membentuk persepsi siswa pada guru bimbingan dan konseling (BK)di Madrasah Aliyah Ma arif NU Assa adah Bungah Gresik? 6 S_ppb_0705175_chapter1.pdf. 21.09.2014

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : Mengetahui implementasi layanan orientasi dalam membentuk persepsi siswa pada guru bimbingan dan konseling (BK)di Madrasah Aliyah Ma arif NU Assa adah Bungah Gresik D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi peneliti : a. Berdasarkan dari proses dan langkah penelitian sangat membantu untuk mengadakan dan mengembangkan penelitian lanjutan sehingga bisa mendapatkan data-data yang lengkap dan relevan. b. Berdasarkan dari materi (hasil) untuk menambah pengalaman dan juga masukan bagi peneliti sebagai calon Guru BK, sehingga lebih berhasil dalam profesinya. c. Menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya masalah Implementasi Layanan Orientasi. 2. Bagi Pendidik Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi Guru BK dalam implementasi Layanan Orientasi dalam membentuk persepsi siswa. 3. Bagi Lembaga Madrasah Aliyah Ma arif NU Assa adah Bungah Gresik dan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya

Dapat dijadikan sebagai perbendaharaan referensi dan bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan pelaksanaan Layanan Orientasi dalam membetuk persepsi siswa yang isinya perlu dikaji dan dikembangkan dalam penelitian lanjutan. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini yakni tentang implementasi layanan orientasi dalam membentuk presepsi positif siswa pada guru BK di MA Assa adah Bungah Gresik. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut : 1. Karakteristik lokasi penelitian, yakni mengenai gambaran umum tentang lokasi tersebut yang meliputi sejarah berdirinya MA Assa adah Bungah Gresik, struktur organisasi, dan data-data lain yang diperlukan dalam penelitian. 2. Implementasi layanan orientasi dalam membentuk presepsi siswa pada guru BK di Madrasah Aliyah Ma arif NU Assa adah Bungah Gresik. 3. Layanan yang menjadi objek penelitian ini adalah layanan orientasi. F. Definisi Konseptual Untuk mempermudah pemahaman terhadap judul penelitian ini, penulis menegaskan per istilah, yaitu :

Implementasi : pelaksanaan; penerapan implemen. 7 Layanan orientasi : salah satu bidang layanan BK yang bertujuan untuk siswa baru dan untuk pihak-pihak lain (terutama orang tua siswa) guna memberi pemahaman dan penyesuaian diri. 8 Persepsi : pengamatan; penyusunan dorongandorongan dalam kesatuan-kesatuan; hal mengetahui, melaluin indera; tanggapan(indera); daya memahami. 9 Siswa : anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. 10 istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah 7 Pius Partanto, M. Dahlan Barry.Kamus Ilmiah Populer. (Surabaya:Arkola. 2001). hal. 254 8 Mukhlishah,Administrasi Dan Manajemen Bimbingan Konseling Di Sekolah, (Jakarta:Dwiputra Pustaka Jaya. 2012),hal. 34 9 Pius Partanto, M. Dahlan Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya:Arkola,2001), hal. 598 10 http://www.rpp-silabus.com/2012/06/pengertian-siswa-dan-istilahnya.html 29.10.2014

Guru BK : tenaga profesional yang bertugasdan bertanggung jawab memberikan layanan bimbingan dankonseling kepada peserta didik di satuan pendidikan. 11 Jadi yang dimaksud dengan judul di atas adalah pelaksanaan salah satu bidang layanan BK yang bertujuan untuk memberi pemahaman dalam mengarahkan pengamatan siswa terhadap tenaga profesional yang bertanggung jawab memberikan layanan BK. G. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis menyusun sistimatika pembahasan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah yang diteliti dan dalam hal ini peneliti akan menjelaskan mengenai alasan diangkatnya judul penelitian, salain itu dalam BAB I juga berisi tentang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian. BAB II KAJIAN PUSTAKA, dalam kajian pustaka dijelaskan tepritis tentang masalah yang akan diteliti. Sementara teori yang akan dibahas atau yang akan dikaji hendaklah sesuai dengan masalah yang diteliti yakni Implementasi layanan orientasi dalam membentuk persepsi siswa pada guru 11 http://uswatun234.blogspot.com/2013/06/pengertian-konselor.html. 29.10.2014

bimbingan dan konseling (BK) di Madrasah Aliyah Ma arif Nu Assa adah Bungah Gresik. Dalam bab ini akan dibagi menjadi empat bagian, yaitu kajian tentang : Layanan Orientasi, Persepsi, Guru BK, Implementasi layanan orientasi dalam membentuk persepsi siswa pada guru BK. BAB III METODE PENELITIAN, dalam bab ini peneliti menuliskan secara lengkap seperti apa metode yang digunakan sebagai alat untuk meneliti obyek penelitian. Dijabarkan mulai dari apa saja sumber dan jenis data yang diteliti, bagaimana teknik pengumpulan data, dan juga berikutnyateknik analisis data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, dalam bab ini membahas tentang laporan hasil penelitian yang berisi tentang paparan (deskripsi) sejumlah data empiris yang diperoleh melalui studi lapangan yang membahas tentang gambaran keadaan objek penelitian : profil sekolah, letak geografis, visi misi, organisasi struktur sekolah, keadaan guru, siswa, dan sarana prasarana. Analisis Data meliputi Implementasi layanan orientasi dalam membentuk persepsi siswa pada guru bimbingan dan konseling (BK) di Madrasah Aliyah Ma arif Nu Assa adah Bungah Gresik BAB V PENUTUP,berisi tentang penutup, yang mana dalam penelitian ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran peneliti.