PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN NUNUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN, Menimbang : a. bahwa dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, pemerintahan daerah perlu mengatur dan mengurus urusan pemerintahan tersebut berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Nunukan; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 175, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3896), sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 7 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3962);
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanamam Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor.., Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor ); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 2
Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NUNUKAN dan BUPATI NUNUKAN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN NUNUKAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Kabupaten Nunukan adalah daerah otonom sebagaimana dimaksud Undang- Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Nunukan. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Nunukan. 5. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 6. Kewenangan Pemerintah Daerah adalah hak dan kekuasaan Pemerintah Daerah untuk menentukan atau mengambil kebijaksanaan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan umum, pembangunan daerah dan pembinaan kemasyarakatan. 3
7. Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat. BAB II URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Pasal 2 Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Pasal 3 (1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah yang berhubungan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi bidang : a. pendidikan; b. kesehatan; c. lingkungan hidup; d. pekerjaan umum; e. penataan ruang; f. perencanaan pembangunan; g. perumahan; h. kepemudaan dan olahraga; i. penanaman modal; j. koperasi dan usaha kecil dan menengah; k. kependudukan dan catatan sipil; l. ketenagakerjaan; m. ketahanan pangan; n. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; o. keluarga berencana dan keluarga sejahtera; p. perhubungan; q. komunikasi dan informatika; r. pertanahan; s. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; 4
t. otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian; u. pemberdayaan masyarakat dan desa; v. sosial; w. kebudayaan; x. statistik; y. kearsipan; dan z. perpustakaan. (3) Penyelenggaraan urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah dan dilaksanakan secara bertahap. Pasal 4 (1) Urusan pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah. (2) Urusan pilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi bidang : a. kelautan dan perikanan; b. pertanian; c. kehutanan; d. energi dan sumber daya mineral; e. pariwisata; f. industri; g. perdagangan; dan h. ketransmigrasian. Pasal 5 (1) Setiap bidang urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 4 ayat (2) terdiri dari sub bidang dan setiap sub bidang terdiri dari sub-sub bidang. (2) Rincian setiap bidang urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. 5
Pasal 6 (1) Penyelenggaraan urusan pemerintahan wajib dan pilihan berpedoman kepada norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah. (2) Apabila norma, standar, prosedur dan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum ditetapkan oleh Pemerintah, maka pemerintahan daerah dapat menyelenggarakan langsung urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan sampai dengan ditetapkannya norma, standar, prosedur dan kriteria. Pasal 7 Urusan pemerintahan seperti yang diatur dalam Peraturan Daerah ini dijadikan sebagai pedoman dalam : a. menyusun dan menetapkan landasan hukum daerah dalam penyelenggaraan otonomi daerah; b. penyusunan atau penyempurnaan organisasi perangkat daerah secara proporsional sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah; c. perencanaan dan penempatan personil sesuai dengan kompetensi dan persyaratan administrasinya; d. perencanaan dan penetapan pelayanan prioritas dan esensial berdasarkan kondisi dan kemampuan daerah yang harus dilaksanakan atau disediakan; e. perencanaan dan penyusunan alokasi anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan/atau menjadi salah satu kriteria penetapan Dana Alokasi Umum; dan f. secara keseluruhan menjadi tolok ukur dalam penilaian kinerja, pembinaan dan pengawasan serta evaluasi pelaksanaan otonomi daerah. BAB III PENGELOLAAN URUSAN PEMERINTAHAN LINTAS DAERAH Pasal 8 (1) Pelaksanaan urusan pemerintahan yang mengakibatkan dampak lintas daerah dikelola bersama oleh daerah terkait. (2) Tata cara pengelolaan bersama urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada peraturan perundang-undangan. 6
BAB IV URUSAN PEMERINTAHAN SISA Pasal 9 (1) Dalam hal pemerintah daerah akan menyelenggarakan urusan pemerintahan sisa yang tidak tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini, terlebih dahulu mengusulkan kepada Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri untuk mendapat penetapannya. (2) Pengaturan mengenai urusan pemerintahan sisa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Daerah tersendiri setelah mendapatkan penetapan dari Menteri Dalam Negeri. Pasal 10 (1) Penyelenggaraan urusan pemerintahan sisa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 berpedoman kepada norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah. (2) Apabila norma, standar, prosedur dan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum ditetapkan oleh Pemerintah, maka pemerintahan daerah dapat menyelenggarakan langsung urusan pemerintahan sisa yang menjadi kewenangannya dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan sampai dengan ditetapkannya norma, standar, prosedur dan kriteria. BAB V PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN Pasal 11 Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah yang berdasarkan kriteria pembagian urusan menjadi kewenangannya, Pemerintah Kabupaten Nunukan dapat : a. menyelenggarakan sendiri; atau b. menugaskan dan/atau menyerahkan sebagian urusan pemerintahan tersebut kepada pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan. c. melimpahkan sebagian urusan pemerintahan tersebut kepada pemerintahan desa. 7
BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya, akan diatur dan ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 13 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan. Ditetapkan di Nunukan pada tanggal BUPATI NUNUKAN, H. ABDUL HAFID ACHMAD 8