PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 15 TAHUN 2006

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 4/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 04 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KEUANGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 9 TAHUN 2O15 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007

Menimbang : a. Mengingat : 1.

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 26 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2010 SERI E.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG SUMBER SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNAGI TENGAH NOMOR 30 TAHUN 2000

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA PENGURUSAN DAN PENGAWASANNYA

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2007 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN SUMBER PENDAPATAN DESA

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPANTEN BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2000 TENTANG: SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 13 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2006 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 2 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 26

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SUMBER PENDAPATAN DESA

KABUPATEN BUTON UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang (Lembaran Negara Republik

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2005

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G SUMBER PENDAPATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa Kampung sebagai satu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai kewenangan mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya sendiri dalam melaksanakan tugasnya memerlukan dukungan dana yang memadai ; b. bahwa untuk memberi dukungan dana sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu mengatur Sumber Pendapatan Kampung ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan b, diatas perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah ; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 27 Tahun 1959 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72 ) Tentang Penetapan Undang Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9 ) sebagai Undang Undang ( Memori Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820 ) ; 2. Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389 ) 3. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) ;

- 2-4. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438 ) ; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4857 ) ; 6 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4937) 7. Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2002 Tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Berau ( Lembaran Daerah Kabupaten Berau Tahun 2002 Nomor 56 ). Dengan persetujuan bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KAB. BERAU DAN BUPATI BERAU MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG SUMBER PENDAPATAN KAMPUNG BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Berau ; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ; 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya di sebut DPRD adalah Kabupaten Berau ; 4. Kepala Daerah adalah Bupati Berau ;

- 3-5. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat Daerah Kabupaten Berau ; 6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Berau ; 7. Kampung adalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah yang berkwwenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul adapt istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ; 8. Pemerintahan Kampung adalah Penyelenggara Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Kampung dan Badan Permusyawaratan Kampung dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ; 9. Pemerintah Kampung adalah Kepala Kampung dan Perangkat Kampung sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintahan Kampung ; 10. Badan Permusyawaratan Kampung disingkat BPK adalah Lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan kampung sebagai unsur penyelenggara pemerintahan kampung ; 11. Kepala Kampung adalah Pimpinan Kampung yang berwenang dan berkewajiban menyelenggarakan rumah tangga sendiri ; 12. Peraturan Kampung adalah Suatu ketentuan hukum yang dibuat BPK bersama sama Kepala kampung ; 13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung disingkat APBK adalah Gambaran Keuangan Tahunan Pemerintahan Kampung baik penerimaan maupun pengeluaran keuangan ; 14. Lembaga Kemasyarakatan adalah Lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra kerja pemerintahan kampung dalam pemberdayaan masyarakat ; 15. Perangkat Kampung adalah Sekretaris Kampung dan Kepala Kepala Urusan disingkat KAUR yang menyelenggarakan kegiatan administrasi pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat ; 16. Perangkat Kampung lainnya adalah Dusun kewilayahan dan pelaksana teknis lapangan yang membidangi suatu pekerjaan ; 17. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan, perencanaan, penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi, supervise, monitoring, pengawasan dan evaluasi atas pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan kampung ;

- 4-18. Pendapatan Kampung adalah Hak Pemerintah Kampung yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih ; 19. Swadaya masyarakat adalah Kemampuan dari suatu kelompok masyarakat dari atau seseorang dengan kesadaran dan inisiatif sendiri mengadakan ikhtiar kearah pemenuhan kebutuahan jangka pendek maupun jangka panjang yang dirasakan dalam kelompok masyarakat sebagai bentuk partisipasi masyarakat terhadap pembangunan ; 20. Gotong Royong adalah Bentuk kerja sama atas dasar sukarela antara warga kampung dan atau antar warga kampung dengan pemerintah kampung untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bersama baik materil maupun spiritual ; 21. Alokasi Dana Kampung disingkat ADK adalah Dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten Berau untuk Kampung yang bersumber dari sebagian Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah serta bagi hasil Pajak Daerah dan Retribusi Kabupaten yang diterima oleh Kabupaten Berau. BAB II SUMBER DAN JENIS PENDAPATAN Pasal 2 Sumber Pendapatan Kampung terdiri dari : a. Pendapatan asli Kampung ; b. Bagi hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ; c. Bagian dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima Kabupaten ; d. Bantuan keuangan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten dalam rangka pelaksanaan urusan Pemerintah Pusat; e. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat. Pasal 3 Jenis Pendapatan Asli Kampung sebagaimana dimaksud Pasal 2 huruf a terdiri dari : a. Hasil Usaha Kampung ; b. Hasil Kekayaan Kampung ;

- 5 - c. Hasil Swadaya dan Partisipasi ; d. Hasil Gotong Royong ; e. Pendapatan lain lainnya yang sah. Pasal 4 (1) Hasil Usaha Kampung sebagai mana dimaksud Pasal 3 huruf a, terdiri dari : a. Dari hasil Badan Usaha Milik Kampung ; b. Dari Hasil Usaha Ekonomi Kampung ; c. Dari Hasil Lumbung Kampung ; d. Dari Hasil Pabrik/ Industri Kecil Kampung (2) Hasil Kekayaan kampung sebagaimana dimaksud Pasal 3 huruf b, terdiri dari : a. Tanah kas Kampung ; b. Pasar kampung ; c. Pasar Hewan Kampung ; d. Tambatan Perahu Milik Kampung ; e. Bangunan Kampung ; f. Pelelangan ikan Milik Kampung ; g. Objek Rekreasi Milik Kampung ; h. Pemandian Umum Kampung ; i. Hutan Kampung ; j. Tempat Pemancingan Umum Milik Kampung ; k. Jalan Kampung ; l. Tanah Makam Kampung ; m. Tanggul, Saluran Irigasi Milik Kampung ; n. Kekayaan Milik Kampung lain lainnya. (3) Hasil swadaya dan partisipasi sebagaimana dimaksud Pasal 3 huruf c, berupa sumbangan dan atau bantuan untuk pembangunan kampung baik berupa barang bergerak maupun barang tidak bargerak yang diberikan oleh masyarakat kepada kampung dituangkan dalam Peraturan Kampung APBK ;

- 6 - (4) Hasil Gotong Royong sebagaimana dimaksud Pasal 3 huruf d, dapat berupa sumbangan secara spontan yang bersifat insidentil dan atau sukarela dari warga masyarakat kampung setempat baik berupa tenaga, uang maupun barang ; (5) Pendapatan lain - lain yang sah sebagaimana dimaksud Pasal 3 huruf e, dapat berupa pungutan kampung dan hasil kerja sama antar kampung dengan pihak ketiga. BAB III RINCIAN BAGI HASIL, PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH Pasal 5 Besarnya rincian bagian Kampung dari perolehan/ bagian Pajak dan Retribusi Daerah ditetapkan setiap tahun dengan Peraturan Bupati berdasarkan Peraturan Daerah yang mengatur pemberian sebagian hasil Pajak dan Retribusi Daerah kepada Kampung dengan memperhatikan Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk. BAB IV ALOKASI DANA KAMPUNG Maksud dan Tujuan Pasal 6 ADK dimaksud untuk membiayai program pemerintahan kampung dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat kampung. Pasal 7 Alokasi Dana Kampung bertujuan untuk : a. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan kampung dalam melaksanakan pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai kewenangannya ; b. Meningkatkan kemampuan lembaga masyarakat kampung dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara partisipatif sesuai dengan potensi kampung ;

- 7 - c. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat kampung ; d. Mendorong peningkatan swadaya gotong royong bagi masyarakat kampung setempat. Pasal 8 (1) Besaran ADK ditetapkan paling sedikit sebesar 10 % ( sepuluh persen ) dari Dana Perimbangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten setelah dikurangi belanja pegawai ; (2) Besaran ADK sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) diberikan kepada kampung secara adil, merata dan proporsional. Pasal 9 (1) ADK diterima masing masing kampung ditentukan besarnya nilai bobot kampung berdasarkan beberapa Variable Independent ; (2) Variabel Independen sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) terdiri atas : a. Variabel Independen Utama, yaitu Variabel terpenting yang ditunjukkan untuk mengurangi kesenjangan kesejahtraan masyarakat dan pelayanan dasar umum antara kampung secara bertahap dan dapat mengatasi kemiskinan struktural masyarakat dikampung yang meliputi variable kemiskinan pendidikan dasar, kesehatan dan keterjangkauan ; b. Variabel Independen Tambahan yaitu variabel penting lainnya yang perlu ditambahkan untuk dijadikan dasar perhitungan dengan pertimbangan mengurangi kesenjangan antar kampung ; (3) Penetapan Variabel Independen tambahan dan pembobotan variabel merupakan kewenangan Tim Fasilitasi Kabupaten dengan mempertimbangkan usulan dan masukan dari beberapa pihak ; (4) Variabel dan pembobotan ditinjau ulang setiap tahun ; (5) Sumber data variabel menggunakan data resmi dari Instansi Pemerintah ; (6) Besarnya nilai bobot kampung dihitung dengan menggunakan Rumus, sebagai berikut : BD x a1. a2. a3 x 1a2 KV2 x 1a3 x 1 1an. KVnx

- 8 - Keterangan : - BDx : Nilai bobot kampung x - a1. a2. a3 an : Angka bobot masing masing variabel. - KV1. KV2 KVn : Koefisien Variabel pertama, kedua dan seterusnya. (7) Penentuan angka masing masing bobot variabel adalah sebagai berikut : a. Variabel dimulai sangat penting dengan bobot : 4 b. Variabel dinilai penting bobot : 3 c. Variabel dinilai cukup penting dengan bobot : 2 d. Variabel dinilai kurang penting dengan bobot : 1 Pasal 10 (1) ADK tidak diperbolehkan untuk kegiatan politik, melawan hukum dan peruntukan yang tidak tepat sasaran ; (2) ADK dilaksanakan dengan pembentukan Tim Pelaksana Tingkat Kampung yang dibiayai dari APBD Kabupaten ; (3) ADK sebesar 70 % ( tujuh puluh persen ) digunakan untuk pelaksanaan kegiatan pada skala kampung sesuai dengan rencana kerja pembangunan kampung yang telah disusun dengan memprioritaskan pada program penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat ; (4) Alokasi dana oprasional sebesar 30 % ( tiga puluh persen ) dari total ADK yang diterima kampung digunakan untuk : a. Bantuan tambahan penghasilan tetap dan tunjangan Kepala Kampung dan Aparatur Kampung ; b. Bantuan Oprasional Pemerintah Kampung ; c. Bantuan Oprasional Badan Permusyawaratan Kampung ; d. Bantuan Oprasional LPM, RT dan RW ; e. Bantuan Oprasional PKK Kampung. Pasal 11 (1) Pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari ADK dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel ;

- 9 - (2) Pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari ADK disampaikan kepada masyarakat pada forum rapat BPK dan dilaporkan kepada Bupati melalui Camat ; (3) Jenis laporan dan mekanisme pertanggung jawaban ADK diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. BAB V HIBAH DAN SUMBANGAN Pasal 12 (1) Hibah dan Sumbangan berasal dari perorangan maupun Badan Hukum/ Lembaga Swadaya Masyarakat/ Lembaga Sosial, yang diberikan secara sukarela, sah dan tidak mengikat ; (2) Pemberian Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga tidak mengurangi kewajiban kewajiban kepada pihak pihak kampung ; (3) Sumbangan yang berbentuk barang, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, dicatat sebagai barang inventaris kekayaan kampung sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang undangan ; (4) Sumbangan yang berbentuk uang dicantumkan kedalam APBK. BAB VI PENGURUSAN DAN PENGELOLAAN Pasal 13 (1) Pengurusan dan Pengelolaan Sumber Pendapatan Kampung dilakukan oleh Pemerintah Kampung dan hasilnya dimanfaatkan sepenuhnya untuk penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di kampung ; (2) Tanah Kas Kampung, Tanah Makam, dan Tanah Milik Kampung yang lain dilarang dialihkan haknya kepada pihak lain, kecuali untuk proyek pembangunan yang bersifat sosial ditetapkan dengan Peraturan Kampung ; (3) Proyek Pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2 ) adalah : a. Sarana Pemerintahan ;

- 10 - b. Sarana Pendidikan ; c. Sarana Peribadatan ; d. Sarana Sosial Budaya ; e. sarana Sosial Ekonomi, atau ; f. Sarana lain lain yang digunakan untuk kepentingan umum. (4) Penggunaan Tanah Kas Kampung untuk keperluan pembangunan agar diusahakan sedapat mungkin tidak terjadi pelepasan hak ; (5) Setiap peralihan hak tanah kas kampung hendaknya dilaksanakan dalam rangka memperkuat pemerintahan kampung khususnya pemanfaatan, peningkatan sumber sumber pendapatan dan kekayaan kampung untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat ; (6) Peralihan Hak Atas Tanah Kas Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat ( 5 ) dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Kepala Daerah ; (7) Syarat dan Prosedur Peralihan Hak Atas Tanah Kas Kampung sebagaimana dimaksud ayat ( 6 ) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB VII PENGAWASAN Pasal 14 (1) Pengawasan terhadap pelaksanaan pengurusan dan Pengelolaan Sumber Pendapatan Kampung dilakukan oleh BPK ; (2) Penyalahgunaan pelaksanaan pengurusan dan pengelolaan Sumber Pendapatan Kampung dikenakan sanksi dan hukuman sesuai Peraturan Perundang undangan yang berlaku. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 15 (1) Bagi Kampung yang pelaksanaan ADK dinilai berprestasi diberikan penghargaan ; (2) Bagi Kampung yang pelaksanaan ADK dinilai tidak sesuai dengan ketentuan dikenakan sanksi ;

- 11 - (3) Ketentuan mengenai pemberian penghargaan dan penggunaan sanksi dirumuskan oleh Tim Fasilitasi Kabupaten ; (4) Bagi pelaksanaan pembangunan yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi dan/ atau melakukan penyimpangan dalam pembangunan skala kampung dan dana ADK akan dilakukan tindakan hukum sesuai Peraturan Perundang undangan yang berlaku. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 (1) Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati ; (2) Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Berau. Diundangkan di Tanjung Redeb pada tanggal, 30 Juni 2008 SEKRETARIS DAERAH d.t.t H. IBNU SINA ASYARI Ditetapkan di Tanjung Redeb Pada tanggal, 30 Juni 2008 BUPATI BERAU d.t.t H. MAKMUR HAPK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN 2008 NOMOR 7