BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan jasmani. Kegiatan diarahkan dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, agar tercipta kondisi dan

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan cepat dari berjalan. Lari sprint menggunakan start atau tolakan jongkok,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Sesuai dengan pernyataan Toto Subroto (2000:4) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting untuk membekali siswa

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani (penjas) sebagai bagian integral dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha para pendidik yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan peranan penting dalam proses peningkatan

PENGEMBANGAN MODEL AKTIVITAS LARI SPRIN 50 M MENGGUNAKAN ALAT SEDERHANA PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA DESA MELATI KECAMATAN MOJO KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Bila

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu hal yang paling sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. normal, namun anak anak yang memiliki keterbelakangan mental juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang cukup besar dalam membina

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang cukup besar dalam membina

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu darinya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media membelajarkan siswa. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani (Trisnowati tamat, 2007:1.5). Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan karakter tersebut adalah melalui Pendidikan, Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, pemerintah sangat serius dalam menangani bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seirama dengan kemajuan ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang baik. Untuk mendapat hasil

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Yunani athon yang berarti kontes. Atletik merupakan cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. THN 2008) sistem keolahragan nasional. Pengembangan motorik dan. jasmani sekolah, dimana pendidikan jasmani merupakan media untuk

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah merupakan tempat terjadinya proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sanila, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat di puaskan satu persatu, karena memiliki standard masing masing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS IV - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

2015 PENGARUH MODEL DIRECT INSTRUCTION DAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan manusia seumur hidup, dan pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan yang berlangsung seumur

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan (UUD 1945). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan pada dasarnya usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari system pendidikan secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu sarana dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan dalam bidang jasmani

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikapmentalemosional-sportifitas-spiritual-sosial),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktifitas jasmani, maka dari itu besar bagi manusia untuk mengenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk membekali siswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan menjaga kelangsungan hidup. sejauh mungkin dan bola besi berat inilah diberi nama peluru yang

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan meningkatkan mutu pendidikan menuntut guru memiliki kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian pendidikan secara

I. PENDAHULUAN. siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, pendidikan adalah suatu proses interaksi yang bersifat manusiawi, upaya untuk menyiapkan peserta didik, upaya untuk meningkatkan kualitas hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam upaya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia, Pendidikan Nasional memiliki seperangkat mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa disuatu lembaga pendidikan ataupun disekolah. Seperangkat mata pelajaran yang diatur dalam kurikulum pendidikan nasional yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA), memiliki berbagai jenis mata pelajaran, salah satu diantaranya adalah pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungan yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efesien menuju pembentuankan manusia seutuhnya. Pendidikan jasmani harus memenuhi kebutuhan anak yang berbeda-beda. Sebab setiap anak mempunyai karakteristik fisik, mental dan sosial yang berbeda-beda (Supandi 1992 ; 1-2). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan mata pelajaran yang tak dapat dipisahkan dengan kurikulum, yang bertujuan agar siswa menjadi terampil dalam melakukan aktivitas fisik dan meningkatkan kesegaran jasmani siswa. 1

2 Karena melalui Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, peserta didik dapat mengembangkan kemampuan gerak dasar yang mendukung sikap (affective) dan perilaku (behavioral) hidup bersih dan sehat serta kesegaran jasmani. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan sehingga bahan pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan memuat pengenalan dasar-dasar kesehatan dan keselamatan, dan kegiatan bermain dalam rangka pembentukan kebiasaan hidup sehat dan segar serta membantu peserta didik mencapai pertumbuhan ke arah yang optimal. Atletik merupakan cabang olahraga yang di dalamnya mencakup semua aspek gerak manusia, seperti jalan, lari, lompat dan lempar. Gerakan-gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik merupakan dasar dari cabang olahraga lainnya. Oleh sebab itu, Aip Syarifudin (1992: 1) menyatakan bahwa atletik adalah ibu dari semua cabang olahraga. Dalam kegiatannya, olahraga atletik mempunyai nomor-nomor yang diperlombakan pada umumnya adalah jalan, lari, lompat dan lempar. Setiap nomor yang diperlombakan memiliki ciri gerak yang berbeda. Perbedaan itu disesuaikan dengan gerakan yang dilakukan. Gerakannya pun semakin lama semakin baik dan efisien seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang mendukung prestasi maksimal. Nomornomor yang diperlombakan mempunyai bagian-bagian. Khususnya pada lari dibedakan menjadi 3, yaitu: lari jarak pendek (sprint), lari jarak menengah (middle distance running), lari jarak jauh (long distance running). Lari jarak pendek atau sering juga disebut dengan lari cepat (sprint) merupakan salah satu bagian dari nomor lari yang harus ditingkatkan, sebab lari

3 cepat (sprint) mempunyai teknik gerakan yang sangat kompleks. Pelaksanaan gerakannya mencakup gerakan start, gerakan lari cepat, dan gerakan finish. Untuk memperoleh kualitas lari yang baik, seseorang harus memiliki teknik yang baik. Oleh sebab itu unsur teknik harus selalu dipelajari dan dilatih dengan sebaikbaiknya. Perlunya suatu cara yang tepat dalam meningkatkan hasil lari sprint siswa karena pelaksanaannya bukan melalui pengajaran di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual. Proses belajar mengajar adalah bagian dari kegiatan pendidikan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan instruksional, tujuan kurikulum, maupun tujuan pendidikan nasional. Tugas guru harus mengajarkan materi dengan baik agar siswa dapat menerima pelajaran dengan baik, khusunya dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Seorang guru juga harus memahami teknik yang sebenarnya dengan baik, sehingga siswa dapat menerima ilmu dengan maksimal. Keberhasilan proses belajar mengajar pendidikan jasmani, khususnya nomor lari jarak pendek atau disebut juga dengan lari sprint, dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman penguasaan materi dan hasil belajar lari sprint siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi lari sprint, maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Salah satu unsur yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan lari sprint adalah motivasi, minat, bakat, kondisi fisik,

4 sarana atau media pembelajaran yang dibuat seorang guru untuk menyampaikan materi, dengan begitu peserta didik dapat melakukan teknik tersebut dengan baik dan merasa senang. Penggunaan metode yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran atau dengan melakukan pendekatan bermain diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada siswa kelas VII- 1 MTs Taman Pendidikan Islam Medan, masih banyak siswa yang belum memahami teknik dasar dalam lari sprint. Siswa sering salah pada saat melakukan posisi start, gerakan lari, dan gerakan finish. Hal ini disebabkan kurang efisiennya proses pembelajaran lari sprint, dimana sering di jumpai banyak siswa yang tidak berperan aktif, dimana siswa lebih banyak menonton temannya dari pada melakukannya. Hal ini disebabkan kurangnya minat siswa untuk berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran dan proses pembelajaran kurang memenuhi persyaratan untuk seorang anak mendapatkan kemampuan dan keterampilan secara menyeluruh baik fisik, mental, maupun intelektual. Dilihat dari proses pembelajaran yang terlaksana dan juga gejala- gejala yang terjadi pada proses pembelajaran lari sprint tersebut, dominan siswa belum dapat memahami sepenuhnya gerakan start, gerakan saat lari, dan gerakan saat mencapai garis finish, bahkan dalam proses pembelajaran mereka sering mengalami kesalahan. Seharusnya guru Pendidikan Jasmani melakukan variasi pemberian materi pembelajaran yang disenangi oleh siswa tanpa menghilangkan tujuan utama dalam kurikulum tentang nomor cabang atletik yaitu lari sprint. Akibat kelemahan dalam pembelajaran yang telah ada, siswa kurang memiliki

5 daya tarik dan semangat untuk melaksanakan materi pembelajaran tersebut karena yang mereka lakukan kurang bervariasi. Data yang diperoleh dari guru pendidikan jasmani dari 32 siswa yang ada di kelas VII-1 hanya ada 8 orang siswa yang paham tentang teknik lari sprint, jadi hanya sekitar 25% dari jumlah siswa yang ada, yang berhasil memahami langkahlangkah lari sprint yang benar, namun dengan nilai itu belum bisa memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara klasikal yang ditetapkan di sekolah yaitu 65% dari keseluruhan siswa. Dengan kurang berminatnya siswa dalam melakukan gerakan lari sprint ini cenderung mengalami kejenuhan, untuk itu peneliti tertarik menyampaikan materi pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dengan cara melalui pendekatan bermain. Karena tingkat SMP yang mempunyai rasa ingin tahu, dan menyukai permainan sehingga dalam permbelajaran materi tersebut, siswa dapat menghilangkan rasa jenuh sehingga siswa tetap aktif dalam proses pembelajaran, selain itu juga dapat memotivasi siswa melakukan kegiatan yang serius dan penuh kegembiraan, seperti halnya siswa dibawa ke alam yang kondisinya senang bermain dan berlomba yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut dan siswa tidak merasa jenuh ataupun bosan dalam mengikuti materi pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, khususnya materi pelajaran lari sprint dengan melakukan pendekatan bermain. Berdasarkan permasalahan di atas dan untuk mempermudah serta menambah penjelasan khusus dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul: Upaya Meningkatkan Hasil

6 Belajar Lari Sprint Melalui Pendekatan Bermain pada Siswa Kelas VII-1 MTs Taman Pendidikan Islam Medan Tahun Ajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Masih banyak siswa yang belum memahami teknik dasar dalam lari sprint 2. Kurangnya efisiensi proses pembelajaran lari sprint, dimana sering di jumpai banyak siswa yang yang tidak berperan aktif, dimana siswa lebih banyak menonton temannya dari pada melakukannya 3. Kurangnya minat belajar siswa untuk berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran dan proses pembelajaran. Kurang memenuhi persyaratan untuk seorang anak mendapatkan kemampuan dan keterampilan secara menyeluruh baik fisik, mental, maupun intelektual. C. Pembatasan Masalah Mengingat masalah yang akan diteliti cukup luas, maka ditentukan pembatasan masalah, yaitu: untuk meningkatkan hasil belajar lari sprint melalui pendekatan bermain, seperti permainan lari bolak balik memindahkan bola dari Pos A Ke Pos B, lari bolak balik sambil mengibarkan sapu tangan pada siswa kelas VII MTs Taman Pendidikan Islam Medan Tahun Ajaran 2016/2017.

7 D. Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar lari sprint pada siswa kelas VII-1 MTs Taman Pendidikan Islam Medan Tahun Ajaran 2016/2017? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar lari sprint melalui pendekatan bermain pada siswa kelas VII-1 MTs Taman Pendidikan Islam Medan Tahun Ajaran 2016/2017. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Memberi informasi bagi guru Pendidikan Jasmani untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran lari sprint. 2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti kembali dan melengkapinya demi mengurangi kelemahan dalam penelitian ini. 3. Sebagai bahan untuk menambah wawasan peneliti sebagai calon guru dalam memperoleh pengetahuan yang lebih spesifik dari cabang olahraga khususnya lari sprint.

8 4. Sebagai sumbangan dalam dunia pendidikan guna kemajuan pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran pendidikan jasmani khususnya.