BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pelayanan akuntansi kepada masyarakat. UU no 5 tahun 2011 tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik.

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu

BAB II LANDASAN TEORITIS. dua perusahaan yang kantor akuntan publiknya berbeda, ketidakpuasan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Stakeholder

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Jensen dan Meckling menyatakan bahwa teori keagenan atau agency theory

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Keagenan Menurut Jensen dan Meckling (1976) teori agensi menjelaskan adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pergantian Kantor Akuntan Publik (Audit Switching)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan klien pada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Agency Theory). Dalam teori ini, pemilik diperlakukan sebagai principal dan

BAB I PENDAHULUAN. Modal (BAPEPAM). Dengan semakin banyaknya perusahaan go public, pemakainya (Susan dan Trisnawati, 2011).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Auditor Opinion, Auditor Tenure dan. membutuhkan Kajian Teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia didasarkan pada kajian teori sebagai berikut:

II. LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan faktor-faktor mengenai perusahaan dan sebagai dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Agency Theory). Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul

BAB I PENDAHULUAN. Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus

BAB I PENDAHULUAN. menjembatani benturan kepentingan antara pihak principal (pemegang saham)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pemakai dalam pembuatan keputusan akuntansi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang digunakan oleh beberapa pihak untuk mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pribadi, sementara pihak ketiga, yaitu pihak eksternal selaku pemakai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara principals dan agents (Einshardt, 1999:58). Pihak principals adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak agen, yaitu manajemen sebagai pengelola perusahaan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen kepada pemakai kepentingan laporan keuangan itu sendiri, baik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu, saat ini maupun masa depan perusahaan. terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Peraturan Pemerintah Indonesia Mengenai Rotasi Wajib Auditor

BAB 1 PENDAHULUAN. mengaudit laporan keuangan yang di butuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (principal) meminta pihak lainnya (agent) untuk melaksanakan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pengelola perusahaan go public sebagai manajemen yang wajib

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya perkembangan perusahaan publik berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang go public mempunyai kewajiban untuk

BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. wewenang untuk mengambil keputusan, sedangkan principal adalah pihak yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen Mckling, (1976) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan yang sudah Go public, perusahaan tentunya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan ini sangat berpotensi dipengaruhi kepentingan pribadi, sedangkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang paling bertanggung jawab terhadap masalah ini. Independensi auditor

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. memberi imbalan kepada agen (Estrini, 2013). Dianalogikan antara pemilik

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan pada

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan merupakan versi game theory yang memodelkan proses kontrak antara

BAB I PENDAHULUAN. suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor independen (Nabila, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori harapan, auditing dan auditor switching. Selain itu, disajikan juga konsepkonsep

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan alasan penggunaan judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori agensi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara principal dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang telah listing di Bursa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (Susan dan Trisnawati, 2011). Di dalam. mendapatkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan (Financial Statement)

akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raymond (2014) tipe

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengambilan keputusan baik pihak internal. eksternal (Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Arsih dan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana dari pihak eksternal, dipihak lain pihak eksternal ingin

BAB II AUDIT REPORT LAG, OPINI AUDIT, JENIS INDUSTRI DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK. merupakan bagian dari proses pelaporan. Laporan keuangan yang lengkap

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara agen (manajemen) dengan pemilik (principal). Agen diberi wewenang oleh

BAB I PENDAHULUAN. selaku pengelola atas sumber daya yang telah dipercayakan perusahaan. Maka

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. tentang keadaan perusahaan. Hassan & Ahmed (2012) menyatakan bahwa laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri sehingga diperlukan pihak yang independen, dalam hal ini akuntan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara manajemen (agent) dengan pemilik (principical). Agen diberi wewenang

PENDAHULUAN. Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun karena AEC mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang

BAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001

BAB 2 LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang sudah

PENGARUH UKURAN KAP (KANTOR AKUNTAN PUBLIK), OPINI AUDIT GOING CONCERN

BAB I PENDAHULUAN. mereka kepada pihak-pihak yang membutuhkan. SFAC No 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak internal dan

ABSTRAK. Kata kunci: financial distress, opini audit, pertumbuhan perusahaan, auditor switching.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntan Publik Akuntan publik adalah seorang akuntan yang memberikan jasa pelayanan akuntansi kepada masyarakat. UU no 5 tahun 2011 tentang akuntan publik secara umum menjelaskan mengenai ketentuan hak, kewajiban, tugas, tanggung jawab, sanksi dari seorang akuntan publik dan Kantor Akuntan Publik. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) merupakan acuan yang ditetapkan menjadi ukuran yang wajib dipatuhi oleh akuntan publik dalam memberikan jasa. Diharapkan dengan adanya SPAP akan meningkatkan standar mutu profesionalisme seorang akuntan publik serta mengurangi segala bentuk kecurangan yang mungkin dilakukan. Dalam melaksanakan audit laporan keuangan ada tujuh langkah pokok yang harus dilakukan menurut Boynton, Johnson, dan Kell (2003: 190) yaitu: 1. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri. 2. Mengidentifikasi asersi laporan keuangan yang relevan. 3. Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna laporan keuangan. 13

4. Membuat keputusan tentang komponen risiko audit. 5. Memperoleh bukti melalui prosedur audit, termasuk prosedur untuk memahami pengendalian intern, melaksanakan pengujian pengendalian, dan melaksanakan pengujian substantif. 6. Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu pendapat audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah. 7. Mengkomunikasikan temuan-temuan. Seorang akuntan publik menyediakan jasa asurans yang bertujuan memberikan keyakinan bagi pengguna atas hasil evaluasi informasi keuangan dan non keuangan berdasarkan suatu kriteria. Data keuangan merupakan rahasia bagi setiap perusahaan. Maka perusahaan besar biasanya lebih memberikan kepercayaan audit laporan keuangan mereka menggunakan jasa audit KAP big four. Beberapa perusahaan besar lebih menjatuhkan pilihannya pada KAP asing yang berpengalaman, karena mereka berpikir bahwa KAP asing memiliki kedibilitas lebih daripada KAP lokal. UU no. 5 tahun 2011 juga menjelaskan ada pengawasan dari menteri keuangan yang mencakup pemeriksaan terhadap kertas kerja dan permintaan keterangan untuk memperoleh keyakinan atas kepatuhan dari seorang akuntan publik dan KAP terhadap UU dan SPAP. Menteri keuangan secara langsung membawahi segala tindakan yang dilakukan oleh para akuntan publik yang dapat meminimalisir risiko penyelewengan yang dilakukan. 14

2.1.2 Jasa Akuntan Publik Independensi auditor menjadi isu yang semakin penting dalam pemberian jasa audit oleh auditor. Pihak pemerintah sebagai regulator diharapkan turut campur tangan dalam mengatasi masalah ini, akhirnya pemerintah menetapkan peraturan-peraturan yang mewajibkan adanya rotasi auditor (auditor switching) maupun masa kerja audit (audit tenure). Di Indonesia, pergantian Kantor Akuntan Publik dan auditor bersifat mandatory (wajib). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik Pasal 4 mengenai pembatasan pemberian jasa menyebutkan bahwa pemberian jasa audit oleh Akuntan Publik dan/atau KAP atas informasi keuangan historis suatu klien untuk tahun buku yang berturutturut dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu. Ketentuan mengenai pembatasan pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis diatur dakam peraturan pemerintah. Peraturan pemerintah yang mengatur tentang audit tenure (masa jabatan dari KAP dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya) adalah Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik, yang mengatur bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Peraturan mengenai pembatasan masa penugasan KAP tersebut diperbaharui dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2, kemudian disempurnakan dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik 15

pasal 3. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang di atas. Akibat dikeluarkannya peraturan diatas menyebabkan perusahaan harus melakukan pergantian KAP dan auditor. 2.1.3 Audit Tenure Audit tenure adalah masa perikatan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Ketentuan mengenai audit tenure telah dijelaskan dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik pasal 3. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Audit tenure merupakan usaha untuk mencegah auditor berinteraksi terlalu dekat dengan klien yang mungkin dapat menyebabkan terganggunya independensi auditor. Ada kebaikan dan kelemahan pada kewajiban rotasi auditor. Menurut Brody dan Moscove dalam Adibowo (2009) menyatakan bahwa: rotasi auditor itu akan meningkatkan kualitas audit dan independensi audit melalui suatu pengurangan pengaruh klien terhadap auditor. 16

Louwers dalam Adibowo (2009) menemukan bahwa: Lamanya hubungan auditor-klien mempengaruhi kecenderungan auditor untuk mengeluarkan opini going-concern. Chi dan Huang (2004) menyatakan bahwa: Rotasi auditor dapat meningkatkan kualitas audit dan meningkatkan kualitas proses pelaporan keuangan. 2.1.4 Auditor Switching Auditor switching merupakan pergantian auditor yang dilakukan oleh perusahaan klien. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, bisa disebabkan oleh klien maupun auditor. Kadir (1994) mengemukakan bahwa: Dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa perusahaan berpindah KAP, yaitu perspektif auditor dan perspektif perusahaan. Mardiyah (2002) menyatakan: Dua faktor yang mempengaruhi perusahaan berpindah KAP adalah faktor klien (Client-related Factors), yaitu: kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership, Initial Public Offering (IPO) dan faktor auditor (Auditor-related Factors), yaitu: fee audit dan kualitas audit. Febrianto (2009) menyatakan: Pergantian auditor bisa dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu tersebut. Jika pergantian auditor terjadi secara sukarela, maka perhatian utama adalah pada sisi klien. Sebaliknya, jika pergantian terjadi secara wajib, perhatian utama beralih kepada auditor. Jika klien mengganti auditornya pada kondisi dimana tidak ada aturan yang mewajibkan pergantian auditor yang harus dilakukan, ada dua 17

kemungkinan yang terjadi ketika klien mengganti auditornya yaitu, auditor mengundurkan diri atau auditor diberhentikan oleh klien. Apapun kemungkinan yang terjadi, perhatian utama tetap pada faktor-faktor apa saja yang mendasari terjadinya pergantian auditor tersebut dan ke mana klien tersebut berpindah. Jika alasan pergantian auditor karena ketidaksepakatan atas praktik akuntansi tertentu, maka klien akan pindah ke auditor yang dapat bersepakat dengan klien, fokus utama adalah klien. Tetapi apabila alasan pergantian auditor karena peraturan yang membatasi masa perikatan audit, maka fokus utama adalah auditor pengganti. Ketika klien mencari auditor baru, terjadi ketidaksimetrisan informasi antara auditor dan klien. Hal ini terjadi karena informasi yang dimiliki oleh klien lebih besar dibandingkan informasi yang dimiliki oleh auditor. Pada saat itu klien pasti mencari auditor yang kemungkinan besar akan sepakat dengan praktik akuntansi perusahaan. Sehingga ada dua kemungkinan yang terjadi jika auditor bersedia menerima klien baru. Kemungkinan pertama adalah auditor telah memiliki informasi yang cukup lengkap tentang usaha klien. Kemungkinan kedua auditor sebenarnya tidak memiliki informasi yang cukup tentang klien tetapi menerima klien hanya untuk alasan lain, misalnya alasan finansial (Wijayanti, 2010). 2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching 2.1.5.1 Ukuran Kantor Akuntan Publik Ukuran KAP dalam penelitian ini dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan Big 4 dan KAP yang tidak berafiliasi dengan Big 4. KAP yang berafiliasi dengan Big 4 yaitu: 18

1. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Hans Tuanakotta Mustofa & Halim; Osman Ramli Satrio & Rekan; Osman Bing Satrio & Rekan. 2. Ernst & Young (EY) yang berafiliasi dengan Prasetio, Sarwoko & Sandjaja; Purwanto, Sarwoko & Sanjaja. 3. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan Sidharta, Sidharta & Widjaja. 4. PricewaterhouseCooper (PwC) yang berafiliasi dengan Haryanto Sahari & Rekan; Tanudireja, Wibisena & Rekan. Dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 Pasal 16 disebutkan bahwa badan usaha KAP dapat berbentuk: a. Perseorangan; KAP yang berbentuk badan usaha perseorangan hanya dapat didirikan dan dijalankan pleh seorang Akuntan Publik yang sekaligus bertindak sebagai pemimpin. b. Persekutuan; KAP yang berbentuk badan usaha persekutuan adalah persekutuan perdata atau persekutuan firma, hanya dapat didirikan oleh paling sedikit 2 (dua) orang Akuntan Publik, dimana masing-masing sekutu merupakan rekan dan salah seorang sekutu bertindak sebagai pemimpin rekan. KAP yang besar lebih independen dibandingkan dengan KAP yang kecil. Dengan alasan bahwa ketika KAP besar kehilangan satu klien tidak begitu berpengaruh terhadap pendapatannya. Akan tetapi jika KAP kecil kehilangan satu klien sangat berarti karena kliennya sedikit. Sehingga KAP 19

besar seperti Big 4 biasanya dianggap lebih mampu mempertahankan independensi auditor daripada KAP kecil (Shockley dalam Nabila, 2011). 2.1.5.2 Pergantian Manajemen Pergantian manajemen adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi. Perubahan dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi. Dengan adanya pergantian manajemen diharapkan perusahaan dapat memperoleh auditor yang berkualitas dan mampu membuat perusahaan bertumbuh lebih cepat ke arah yang lebih baik. 2.1.5.3 Opini Audit Agoes dan Hoesada (2009:129-132) menyatakan bahwa tahap akhir dari proses audit adalah pemberian opini dari auditor eksternal mengenai kewajaran laporan keuangan, wajar tidak sama dengan benar. Wajar berarti laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen sudah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan bebas dari salah saji material. Kesalahan yang tidak material mungkin saja ada, tetapi tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena auditor eksternal tidak memeriksa keseluruhan transaksi perusahaan, tetapi berdasarkan sampling. Seandainya pun auditor eksternal memeriksa seluruh transaksi (100%), ia tidak dapat menjamin bahwa laporan keuangan bebas dari kesalahan sekecil apapun dan itu tidak mungkin 20

dilakukan karena akan memerlukan waktu dan biaya yang sangat besar. Jika laporan keuangan dinyatakan benar bearti laporan keuangan harus bebas dari kesalahan sekecil apa pun. Itulah alasannya auditor tidak dapat menyatakan bahwa laporan keuangan itu benar, tetapi wajar. Ada beberapa jenis opini yang dapat diberikan auditor eksternal, seperti berikut ini: 1. Unqualified opinion (pendapat wajar tanpa pengecualian); 2. Unqualified opinion with explanatory language (pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahan penjelasan); 3. Qualified opinion (pendapat wajar dengan pengecualian); 4. Adverse opinion (pendapat tidak wajar); 5. Disclaimer of opinion (tidak memberikan pendapat). 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian Dalam opini ini, auditor eksternal menyatakan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan bebas dari salah saji material. 2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahan penjelasan Dalam opini ini, auditor eksternal menambahkan penjelasan dalam laporan audit meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor. 21

a. Pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain. b. Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas, namun setelah mempertimbangkan rencana manajemen, auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen tersebut dapat secara efektif didilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu telah memadai. c. Di antara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya. d. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), namun tidak disajikan atau tidak di-review. e. Informasi tambahan yang diharuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia- Dewan Sumber Akuntansi Keuangan telah dihilangkan yang penyajiannya menyimpang jauh dari pedoman yang dikeluarkan oleh dewan tersebut, dan auditor tidak dapat menghilangkan keraguan yang besar apakah informasi tambahan tersebut sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh dewan tersebut. 22

3. Pendapat wajar dengan pengecualian Dalam opini ini, auditor eksternal menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. a. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat. b. Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang berdampak material dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar. 4. Pendapat tidak wajar Pendapat ini dinyatakan bila, menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 5. Tidak memberikan pendapat Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat apabila ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di 23

Indonesia. Jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataannya tersebut. 2.1.5.4 Public Ownership Kepemilikan publik adalah porsi saham yang dimiliki masyarakat umum terhadap saham perusahaan publik. Struktur kepemilikan perusahaan yaitu suatu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh pihak dalam atau manajemen perusahaan dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pihak luar (Suharli dan Rachpriliani, 2006). Kepemilikan perusahaan oleh pihak luar mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi perusahaan melalui media massa berupa kritikan atau komentar yang semuanya dianggap suara publik atau masyarakat. Adanya konsentrasi kepemilikan dari pihak luar menimbulkan pengaruh dari pihak luar sehingga mengubah pengelolaan perusahaan yang semula berjalan sesuai keinginan perusahaan itu sendiri menjadi memiliki keterbatasan. Semakin banyak saham yang dimiliki oleh publik, maka semakin besar tekanan yang dihadapi perusahaan untuk mengungkapkan informasi lebih banyak dalam laporan tahunannya. Hal ini dikarenakan dengan semakin besar porsi kepemilikan publik, maka semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, sehingga semakin banyak pula butir-butir informasi yang mendetail yang dituntut untuk dibuka dalam laporan tahunan. 24

2.1.5.5 Pergantian Komite Audit Komite audit merupakan suatu badan yang dibentuk di dalam perusahaan klien yang bertugas untuk memelihara independensi auditor. Komite audit juga berperan dalam hal pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan oleh manajemen, dengan demikian masalah keagenan seperti tindakan manajemen untuk memakmurkan dirinya dapat diminimalisir. 2.2 Penelitian Terdahulu Damayanti dan Sudarma (2008) melakukan penelitian dengan menggunakan variabel fee audit, ukuran KAP, pergantian manajemen, opini akuntan, kesulitan keuangan perusahaan, dan persentase perubahan ROA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel fee audit dan ukuran KAP yang mempengaruhi perusahaa publik di Indonesia untuk berpindah KAP. Fee audit merupakan variabel yang signifikan sebagai faktor kesesuaian harga yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan perpindahan KAP. Wijayanti (2010) melakukan penelitian atas perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dalam melakukan pergantian auditor dengan variabelnya yaitu ukuran KAP, ukuran klien, tingkat pertumbuhan klien, financial distress, pergantian manajemen, opini audit, fee audit. Hasilnya adalah ukuran KAP dan fee audit berpengaruh signifikan terhadap pergantian auditor. Ukuran klien, tingkat pertumbuhan klien, financial distress, pergantian manajemen, dan opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap pergantian auditor. 25

Adityawati (2011) melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur di Indonesia untuk memperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian KAP. Hasilnya adalah ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP pada perusahaan maufaktur di Indonesia. Sedangkan faktor lain yaitu opini audit, ukuran klien, investor institusional, dan kesulitan keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP. Wijayani (2011) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perusahan di Indonesia melakukan auditor switching. Hasilnya adalah variabel pergantian manajemen berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Sedangkan variabel opini audit, financial distress, persentase perubahan ROA, ukuran KAP, dan ukuran klien tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Andra (2012) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching setelah ada kewajiban rotasi audit di Indonesia. Hasilnya adalah variabel opini going concern dan pergantian manajemen berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Sedangkan variabel kuran KAP, ukuran perusahaan, dan financial distress tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Sudarno dan Sulistiarni (2012) melakukan analisis terhadap faktorfaktor pergantian KAP. Hasilnya adalah ukuran KAP dan pergantian manajemen berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Sedangkan kesulitan keuangan, kepemilikan publik, dan pergantian komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. 26

2.3 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah tentang analisis pengaruh ukuran KAP, pergantian manajemen, opini audit, public ownership, dan pergantian komite audit terhadap auditor switching. Gambar 2.1 di bawah ini menyajikan kerangka pemikiran untuk pengembangan hipotesis pada penelitian ini. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Ukuran KAP Pergantian Manajemen Opini audit Auditor Switching Public ownership Pergantian komite audit 2.4 Pengembangan Hipotesis 2.4.1 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Auditor Switching Manajemen perusahaan akan mencari KAP yang berkualitas tinggi karena investor dan pemakai laporan keuangan cenderung mengandalkan reputasi auditor sebagai indikator kredibilitas laporan keuangan (Barton, 2005). Investor akan lebih cenderung pada data akuntansi yang dihasilkan 27

dari auditor yang bereputasi (Sinarwati,2010). Perusahaan akan lebih memilih KAP dengan kualitas yang lebih baik untuk meningkatkan laporan keuangan dan untuk meningkatkan reputasi perusahaan di mata pemakai laporan keuangan. KAP besar biasanya memiliki reputasi yang tinggi dalam lingkungan bisnis (Wijayanti, 2010). Berdasarkan pernyataan tersebut maka perusahaan yang telah menggunakan jasa KAP Big four memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk melakukan pergantian KAP. Berdasarkan pernyataan diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah: H1: Ukuran KAP akan berpengaruh positif terhadap auditor switching. 2.4.2 Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Auditor Switching Konflik keagenan yang terjadi antara pemilik perusahaan dengan manajemen seringkali membuat pemilik perusahaan mengambil keputusan untuk melakukan pergantian manajemen. Pergantian manajemen dalam perusahaan sering kali diikuti oleh perubahan kebijakan dalam perusahaan oleh perubahan kebijakan dalam perusahaan, termasuk dalam hal pemilihan KAP (Sinarwati, 2010). Jika manajemen yang baru berharap bahwa KAP yang baru lebih bisa diajak bekerjasama dan lebih bisa memberikan opini seperti yang diharapkan oleh manajemen, disertai dengan adanya preferensi tersendiri tentang auditor yang akan digunakannya, pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya (Nagy, 2005). Manajemen memerlukan auditor yang lebih berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat. Jika hal ini tidak 28

terpenuhi, kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditornya. Berdasarkan pernyataan diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah: H2: Pergantian manajemen akan berpengaruh positif terhadap auditor switching. 2.4.3 Pengaruh Opini Audit terhadap Auditor Switching Opini audit adalah pendapat yang diberikan oleh auditor atas hasil evaluasi Laporan Keuangan suatu perusahaan. Menurut penelitian Chow dan Rice (1982): Qualified audit opinion berpengaruh terhadap kecenderungan pergantian auditor walaupun tidak terbukti bahwa perusahaan yang menerima qualified opinion akan menerima opini yang lebih baik setelah mereka melakukan pergantian auditor. Kawijaya dan Juniarti (2002) menyatakan bahwa: Opini qualified memang cenderung kurang disukai oleh klien. Shen dan Wang (2006) menyatakan: Manajer percaya bahwa opiniopini audit yang kurang baik akan mempengaruhi harga saham dan kapasitas pembiayaan sehingga opini qualified kemungkinan akan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk mengakhiri kontrak dengan auditor. Dengan demikian dapat disimpulkan perusahaan yang mendapat opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion) atas laporan keuangannya cenderung akan mengganti KAP. Berdasarkan pernyataan diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah: H3: Opini Audit akan berpengaruh positif terhadap auditor switching. 29

2.4.4 Pengaruh Public Ownership terhadap Auditor Switching Carey et al. dalam Sudarno dan Sulistiarni (2012) menyatakan: Proporsi kepemilikan saham non keluarga yang meningkat dapat menimbulkan permintaan monitoring dan audit yang berkualitas. Guedhami et al. dalam Sudarno dan Sulistiarni (2012) menyatakan: Kepemilikan saham menyebar mempunyai pengaruh penting untuk memperoleh laporan keuangan yang berkualitas tinggi yang diwujudkan dalam pemilihan auditor dari KAP. Sudarno dan Sulistiarni (2012) menyatakan: Kepemilikan saham oleh masyarakat berakibat timbulnya tuntutan dari masyarakat akan audit yang berkualitas, sehingga mendorong perusahaan untuk berganti auditor ke KAP yang berkualitas. Berdasarkan pernyataan diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah: H4: Kepemilikan saham oleh publik akan berpengaruh positif terhadap auditor switching. 2.4.5 Pengaruh Pergantian Komite Audit terhadap Auditor Switching Siegel dalam Sudarno dan Sulistiarni (2012) menyatakan: Salah satu tujuan dari dibentuknya komite audit adalah merekomendasikan seleksi auditor eksternal untuk mengaudit perusahaan. Badan ini bertugas memilih dan menilai dan menilai kinerja perusahaan kantor akuntan publik. Komite audit tentu memiliki kriteria penilaian mengenai pilihan auditor eksternal yang menjadi favoritnya dan telah memenuhi standar dan kriteria yang ditentukan untuk mengaudit suatu perusahaan. Apabila terjadi pergantian anggota dalam komite audit, kemungkinan dapat berpengaruh terhadap hasil 30

rekomendasi penunjukan KAP yang berbeda dari KAP sebelumnya (Sudarno dan Sulistiarni, 2012). Berdasarkan pernyataan diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah: H5: Pergantian komite audit akan berpengaruh positif terhadap auditor switching. 31