IKRIMA RAHMASARI J

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. berkecepatan tinggi seperti sekarang ini. Selain ltu insidensi trauma

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR HUMERUS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sendi yang menyerang sendi sendi penopang berat. (American Academy of Orthopedic Surgeons, 2004).

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST ORIF CLOSE FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan (2002) menyatakan semua tenaga kesehatan. (Undang Undang Kesehatan No. 23, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah pengendara kendaraan bermotor dan pengguna jalan

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka untuk mewujudkan pembangunan nasional bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. M DENGAN POST OPERASI ORIF FRAKTUR FEMUR DISTAL DEXTRA DI BANGSAL AB RSU PANDANARANG BOYOLALI

TITIN KUSRINI J

BAB 1 PENDAHULUAN. Citra diri merupakan sebuah keadaan dalam pikiran tentang diri. Anda, kehilangan citra dirinya dan merasa buruk tentang diri mereka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan operasi sangat beresiko, lebih dari 230 juta operasi mayor

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA KLIEN DENGAN PARALISIS DI RS. ORTHOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia. Maka Islam menegaskan perlunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Diah Puji Astutik, Ilkafah, Ihda Mauliyah

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yang lebih dikenal dengan patah tulang.

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan. selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang

PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PASKA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang

PENGARUH POSISI LATERAL INKLIN 30 0 TERHADAP KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI BANGSAL ANGGREK I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia sebagai alat pergerakan yang membantu manusia untuk

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

BAB I. yang mencapai umur 60 tahun keatas 1. terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita 2.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL TRAUMA ABDOMEN DI BANGSAL IMC RSU ISLAM KUSTATI

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang

Oleh: JOHANA SYA BANAWATI J KARYA TULIS ILMIAH

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA

Oleh: IDA WAHYU NINGSIH J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. oksigen (O2). Yang termasuk relaksan otot adalah oksida nitrat dan siklopropane.

Jurnal Kebidanan 07 (02) Jurnal Kebidanan http : /

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

Budi Setyono, Lilis Murtutik, Anik Suwarni

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Menurut Badan Pusat Statistik BPS (2010), diketahui jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor di seluruh dunia pada tahun 2013 mencapai 1,2 juta jiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. cacing (appendiks). Infeksi ini bisa terjadi nanah (pus) (Arisandi,2008).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2014 bahwa kesehatan. harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

fisiologis. Konsep mobilisasi mula-mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara berangsur-angsur ke tahap mobilisasi

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang cukup tinggi. Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sementara di tahun 2011 terdapat korban. Korban luka ringan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. motorik maupun sensoris. Di Amerika sekitar 8000 kasus spinal cord injury (SCI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. kesehatan yang optimal, maka diperlukan kemauan dan kemampuan akan kesehatan

A. PENDAHULUAN Endang Sawitri* Agus Sudaryanto**

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

BAB I PENDAHULUAN. tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner & Suddarth,

BAB I PENDAHULUAN. trauma atau aktifitas fisik dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada. dan terjadi fraktur radius 1/3 (Thomas, 2011).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk

BAB I PENDAHULUAN. kurang cepat atau kurang benar. Penderita cedera berat harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. intelektual serta gangguan fungsi fisiologis lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cidera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama terjadinya fraktur pada medula spinalis/thorako lumbal. Selain itu

Transkripsi:

PENGARUH RANGE OF MOTION (ROM) SECARA DINI TERHADAP KEMAMPUAN ACTIVITIES DAILY LIVING (ADL) PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI RSUI KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad Sarjana S-1 KEPERAWATAN Diajukan Oleh : IKRIMA RAHMASARI J210040026 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang ini telah mengalami perubahan dalam berbagai bidang, misalnya dalam bidang ilmu dan teknologi secara tidak langsung banyak memberikan perubahan terhadap pola hidup masyarakat. Kenyataan dalam perubahan pola hidup tersebut, misalnya masyarakat ingin sesuatu yang serba praktis dan ekonomis dalam mengacu pada hal telekomunikasi dan transportasi. Dengan perilaku manusia tersebut, akan dapat menimbulkan suatu masalah. Contohnya mobilitas manusia yang ingin serba cepat dapat menimbulkan masalah yang cukup serius karena jumlah kepadatan lalu lintas akan bertambah sehingga akan berakibat meningkatnya kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan data PBB pada tahun 2004, terdapat 20 ribu kasus kecelakaan sekitar 11 ribu diantaranya mengakibatkan jatuhnya korban meninggal. Sedangkan jumlah kecelakaan lalu lintas jalan raya di Jawa Tengah pada tahun 2006, mengakibatkan 4.246 orang meninggal dunia. Angka ini memang turun dibandingkan pada tahun 2005 yang mencapai 4.605 orang meninggal (Putu, 2006). Dari data PT Jasa Raharja, fenomena lain di Jawa Tengah yang sangat menonjol pada tahun 2006 adalah 14.790 kendaraan yang terlibat kecelakaan, 10.817 atau 73,2 % diantaranya merupakan kecelakaan sepeda motor.

Perbandingan lain tingginya angka kecelakaan di Jawa Tengah pada tahun 2005, jumlah kendaraan bermotor di Jawa Tengah berjumlah 5.055.628 unit dengan jumlah orang yang meninggal karena kecelakaan mencapai 4.605 orang. Hal ini berarti 9 orang meninggal per 10.000 kendaraan per tahun. Sedangkan yang cidera dan luka-luka 13.505 orang (Putu, 2006). Kecelakaan tersebut dapat menimbulkan cidera, baik cidera ringan maupun cidera berat dan dapat juga menimbulkan kecacatan bahkan kematian. Salah satunya yaitu fraktur. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Sebagian besar fraktur dapat disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan, yang dapat berupa pemukulan, penghancuran penekukan, pemuntiran atau penarikan (Smeltzer, 2001). Fraktur atau patah tulang dapat menimbulkan berbagai gangguan fungsi tubuh diantaranya adalah fungsi motorik. Kehilangan fungsi tubuh permanen merupakan kondisi yang ditakuti pasien. Pada pasien post operasi fraktur mengalami keterlambatan dalam melakukan aktivitas (Rothrock, 1999). Fraktur kebanyakan disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang. Fraktur lebih sering terjadi pada orang laki-laki daripada orang perempuan dengan perbandingan 3:1. Fraktur disebabkan kerena sering berhubungan dengan olah raga, pekerjaan atau luka yang disebabkan oleh kendaraan bermotor (Charlene, 2001). Tingginya angka kecelakaan menyebabkan angka kejadian atau insiden fraktur tinggi, dan salah satu fraktur yang paling sering terjadi adalah

fraktur femur, yang termasuk dalam kelompok tiga besar kasus fraktur yang disebabkan karena benturan dengan tenaga yang tinggi (kuat) seperti kecelakaan sepeda motor atau mobil. Insiden fraktur femur di USA diperkirakan menimpa satu orang pada setiap 10.000 populasi setiap tahunnya (Armis, 2002). Sedangkan di Indonesia dari data yang dikumpulkan oleh Unit Pelaksana Teknis Makmal Terpadu Imunoendokrinologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), pada tahun 2006 dari 1690 kasus kecelakaan lalu lintas, ternyata yang mengalami fraktur femur 249 kasus atau 14,7 % (Isbagio, 1997). Kegawatan fraktur diharuskan segera dilakukan tindakan untuk menyelamatkan klien dari kecacatan fisik. Kecacatan fisik dapat dipulihkan secara bertahap melalui mobilisasi persendian yaitu dengan latihan range of motion (ROM). Range of motion adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005). Pasien harus diusahakan untuk kembali ke aktivitas biasa sesegera mungkin. Hal tersebut perlu dilakukan sedini mungkin pada klien post operasi untuk mengembalikan kelainan fungsi klien seoptimal mungkin atau melatih klien dan menggunakan fungsi yang masih tertinggal seoptimal mungkin. Melakukan ROM sedini mungkin dapat mencegah berbagai komplikasi seperti nyeri karena tekanan, kontraktur, tromboplebitis, dekubitus, sehingga penting dilakukan rutin dan kontinu (Hudak & Gallo, 1996).

ROM merupakan kegiatan yang penting pada periode post operasi guna mengembalikan kemampuan Activities Daily Living (ADL) pasien. Kemampuan ADL adalah kemampuan pasien melakukan aktifitas spesifik dalam hubungannya dengan rutinitas kehidupan sehari-hari seperti mandi, berpakaian, menulis, pergi ke toilet, dll (Potter & Perry, 2005). Penyembuhan fraktur, pengembalian kekuatan penuh dan latihan rentang gerak mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan. Namun program latihan dirancang sesuai kebutuhan masing-masing. Sasarannya untuk mengembalikan pasien ke jenjang tertinggi dengan waktu singkat sesuai prosedur bedah yang dilakukan. Rehabilitasi meliputi meningkatkan aktivitas secara progresif sesuai kebutuhan (Smeltzer, 2000). Tujuannya pasien memiliki kemampuan menyelesaikan aktivitas sehari-hari secara mandiri dengan waktu dan energi yang wajar (Potter & Perry, 2005). Di RSUI Kustati Surakarta, fraktur femur merupakan kelompok tiga besar dalam kunjungan pasien dengan fraktur setiap bulan. Dari data Rekam Medis RSUI Kustati Surakarta (2007), diperoleh jumlah pasien fraktur femur dari 1 Januari 2006 sampai dengan 31 November 2007 yaitu 1553 pasien. Dan dari data tersebut hampir semua pasien fraktur dilakukan tindakan pembedahan. Hasil observasi selama 1 minggu dari tgl 15-21 November 2007 yang dilakukan peneliti dalam waktu 24 jam didapatkan 15 pasien post operasi fraktur femur dari 48 pasien yang diambil di bangsal Az-Zaitun dan As-Salwa. Berdasarkan hasil observasi pula, bahwa pada pasien post operasi fraktur femur di RSUI Kustati

Surakarta dilakukan ROM. Masalah inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh ROM secara dini terhadap kemampuan ADL pasien post operasi fraktur femur di RSUI Kustati Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka dapat dinyatakan rumusan masalah penelitian adalah Adakah pengaruh antara ROM secara dini terhadap kemampuan ADL pasien post operasi fraktur femur di RSUI Kustati Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui adakah pengaruh ROM secara dini terhadap kemampuan ADL pasien post operasi fraktur femur di RSUI Kustati Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh ROM terhadap pasien post operasi fraktur femur di RSUI Kustati Surakarta. b. Untuk mengetahui kemampuan ADL pasien post operasi fraktur femur pada kelompok perlakuan di RSUI Kustati Surakarta. c. Untuk mengetahui kemampuan ADL pasien post operasi fraktur femur pada kelompok kontrol di RSUI Kustati Surakarta.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perawat Perawat dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada pasien post operasi fraktur femur. 2. Bagi Institusi a. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan berkaitan dengan dilakukannya ROM secara dini pada pasien post operasi fraktur femur. b. Bagi Pendidikan Sebagai masukan pada ilmu keperawatan terutama keperawatan medikal bedah yang berhubungan dengan pasien post operasi fraktur femur. 3. Bagi Peneliti Meningkatkan wawasan, pengalaman dan pengetahuan peneliti dalam mengkaji permasalahan tentang hubungan ROM secara dini terhadap kemampuan ADL pasien post operasi fraktur femur. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian yang dilakukan oleh Wiyono (2006) dengan judul Pengaruh Ambulasi Dini Terhadap Pemulihan Peristaltik Usus pada Pasien Paska Operasi Fraktur Femur dengan Anastesi Umum di RSUI Kustati Surakarta. Metode yang digunakan adalah post test control only design. Hasil analisis

data diperoleh nilai F hitung sebesar 5,063 lebih besar F tabel = 4,41 (pada db = 1 : 18 dan taraf signifikansi 5 %) atau dengan signifikansi P < 0,059, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan tindakan ambulasi mempercepat pemulihan peristaltik usus, yaitu ambulasi mempercepat pemulihan peristaltik usus pada pasien post operasi fraktur femur dengan anastesi umum. Dan kesimpulannya adalah ambulasi diperlukan bagi pasien post operasi dengan anastesi umum untuk mempercepat pemulihan peristaltik usus. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti untuk mengetahui apakah setelah dilakukan ROM pada pasien post operasi fraktur dapat mempercepat kemampuan Aktivity Daily Living (ADL) atau aktivitas sehari-hari pasien secara mandiri dengan metode penelitian post test control only design. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Haryanti (2002) dengan judul Tingkat ketergantungan aktivitas dasar sehari-hari (ADS) pada pasien fraktur femur di bangsal rawat inap RSO Prof Dr.Soeharso Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian adalah pasien dengan fraktur femur yang sedang atau mulai mondok di RSO Prof DR. R Soeharso Surakarta. Analisis data menggunakan analisis kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat ketergantungan pasien terhadap orang lain dalam aktivitas sehari-hari yang diteliti pada hari kedua dan hari kelima mengalami penurunan. Pasien mengalami kemajuan dalam hal kemandirian melaksanakan aktivitas dasar

sehari-hari. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel penelitian, tempat penelitian dan metode yang digunakan.