BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas metode yang digunakan dalam menjawab permasalahan serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai pendekatan penelitian, variabel penelitian, prosedur penelitian, metode pengumpulan data, alat ukur penelitian, validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data. A. Pendekatan penelitian Pada penelitian ini, peneliti akan meneliti tentang pengaruh transformasi diri dan pengalaman spiritual terhadap resiliensi pada wanita muslimah bercadar dijakarta. Berdasarkan pada permasalahan tersebut, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan data berupa angkaangka dan analisis menggunakan statistic (Arikunto, 2010). Oleh karena itu, peneliti merasa bahwa penelitian ini lebih sesuai dengan penelitian kuantitatif. B. Variabel Penelitian Menurut Arikunto (2010) Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel-variabel lain. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas. Berikut mengenai variabel penelitian: 1. Variabel bebas (X 1 ) : transformasi diri 41
42 Variabel bebas (X 2 ) : pengalaman spiritual 2. Variabel terikat (Y) : resiliensi C. Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati. Adapun definisi-definisi operasional dalam penelitian ini adalah: a. Resiliensi (Y) Resiliensi merupakan kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan. Bertahan dalam keadaan tertekan, dan bahkan berhadapan dengan kesengsaraan (adversity) atau trauma yang dialami dalam kehidupannya (Reivich. K & Shatte. A, 2002 ). Resiliensi akan diukur menggunakan angket resiliensi berdasarkan tujuh aspek menurut Reivich dan Shatte (2002), yaitu emotion regulation, impulse control, optimism, causal analysis, empathy, self efficacy, dan reaching out. Data mengenai resiliensi dapat diketahui dari perolehan skor hasil pengisisan angket, bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula resiliensi yang dimiliki, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah pula resiliensi yang dimiliki. b. Transformasi diri (X1) Menurut Frager (2014) Ketika nafs (diri) bertransformasi seseorang akan menjadi lebih tertarik kepada tuhan dan kurang tertarik pada dunia. Getu (2002) mengatakan bahwa transformasi merupakan pengembangan diri manusia secara menyeluruh, merubah keadaan individu dalam beberapa aspek diantaranya yaitu, social/emosional, spiritual, dan behavioral menjadi lebih baik. Transformasi diri bagi wanita bercadar dapat dilihat dari keputusannya untuk merubah penampilan
43 fisiknya dengan menggunakan cadar dan meningkatkan pengabdiannya pada Tuhan. Data mengenai transformasi diri dapat diketahui dari perolehan skor hasil pengisisan angket, bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula transformasi diri pada individu, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah pula transformasi diri yang dimiliki individu tersebut. c. Pengalaman Spiritual (X2) pengalaman spiritual sebagai persepsi tentang adanya suatu yang bersifat transenden dalam kehidupan sehari-hari dan persepsi tentang keterlibatan dengan peristiwa-peristiwa transenden dalam kehidupan sehari-hari (Underwood & Teressi, 2002). Spiritualitas merupakan pengalaman seseorang yang menunjukkan adanya aspek spiritual dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Data ini diperoleh melalui pengukuran daily spiritual experience scale yang disusun oleh Underwood & teressi (2002) yang mampu mengukur pengalaman spiritual berupa persepsi tentang adanya sesuatu yang bersifat transendensi dan keterlibatan dalam peristiwa transendensi. D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. populasi Menurut pendapat Arikunto (2010) mengungkapkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dengan begitu populasi berarti sebuah totalitas dari keseluruhan objek yang memiliki ciri-ciri tertentu sesuai objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita muslimah bercadar usia remaja dan dewasa awal dijakarta. Populasi merupakan suatu kumpulan
44 menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian peneliti. Objek penelitian ini dapat berupa makhluk hidup, benda-benda, sistem, dan prosedur, fenomena dan lain-lain. 2. sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2010) untuk mendapatkan data yang representatif, tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi. Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu dan memiliki karakteristik tertentu, yang dinggap bisa mewakili populasi. Populasi dalam penilitian ini adalah wanita muslimah yang menggunakan cadar di Jakarta. Sedangkan yang dijadikan sampel sebanyak 60 responden dengan membagikan daftar pertanyaan (kuesioner) sesuai variabel yang ingin diukur. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling yaitu suatu cara pengambilan sample yang memberikan kesempatan atau peluang yang sama untuk diambil pada setiap elemen populasi dan mengambil sample secara acak. E. Instrument Penelitian Terdapat tiga alat ukur pada penelitian ini yaitu alat ukur konformitas, alat ukur iklan dan alat ukur perilaku konsumtif belanja. Ketiga alat ukur ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan pada aspek-aspek tiap variabel yang kemudian
45 dikembangkan menjadi indikator dan lalu disusunlah item-item yang mewakili masing-masing variabel. Skala yang digunakan pada masing-masing alat ukur menggunakan skala likert yang bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008). Bentuk jawaban skala likert pada variabel transformasi diri dan resiliensi disini menggunakan empat kemungkinan jawaban dengan meniadakan jawaban netral atau ragu-ragu untuk menghindarkan jawaban yang membuat subyek tidak dapat menentukan sikap yang pasti pada saat menjawab. Empat jawaban tersebut yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Adapun cara subyek memberikan jawaban terhadap tiap skala likert yaitu dengan memberikan tanda check list ( ) pada salah satu alternatif jawaban berkisar antara 1-4 (pada alat ukur resiliensi dan transformasi diri). Tabel 3.1 Nilai Skor Tiap Item Jawaban Favourable Unfavourable Sangat sesuai (SS) 4 1 Sesuai (S) 3 2 Tidak sesuai (TS) 2 3 Sangat tidak sesuai (STS 1 4 Sedangkan pada alat ukur pengalaman spiritual diukur pada 6 point jenis skala Likert yaitu: beberapa kali sehari, setiap hari, hampir setiap hari, beberapa hari, sesekali, dan tidak pernah atau hampir tidak pernah. 1 item terakhir diukur pada skala 4-point: Tidak Dekat, Sedikit Dekat, Sangat Dekat, jarak sedekat mungkin.
46 1. Alat Ukur Transformasi Diri Alat ukur yang digunakan pada variable transformasi diri dalam penelitian ini merupakan alat yang dibuat peneliti sendiri. Merujuk pada aspek-aspek yang dijelaskan oleh Robert Frager (2014). Table 3.2 blue print skala transformasi diri no Aspek Indicator fav unvaf Total dorongan-dorongan tirani (ego negatif) 1,3 4, 5 4 nafs ammarah 1 (nafs tirani) tidak ada cinta terhadap tuhan, tidak ada pengendalian batiniah atau perasaan berdosa 2 10 2 2 3 nafs lawwamah (diri penuh penyesalan nafs mulhamah (diri yang terilhami) kecanduan akan pujian 6,7 2 menolak amalan buruk dan memohon ampunan Allah setelah menyadari perbuatan buruk 8,9 11,12 4 amalan buruk mulai terasa menjijikkan bagi diri 13,14 2 merasakan kesenangan dalam berdoa, meditasi dan spiritual lainnya 15,16 18,19 4 merasakan cinta hakiki kepada tuhan dan kepada ciptaannya 20,21 17 3 4 5 nafs mutmainnah (diri yang tentram) nafs radhiyah (diri yang ridha) 6 nafs mardhiyah(diri mulai mendengar suara nurani 22,23 25 3 keyakinan kepada tuhan, perilaku baik, kenikmatan spiritual, pemujaan, rasa syukur, dan kepuasan hati 24 26,27 3 diri yang tentram diterangi oleh cahaya hati sedemikian rupa sehingga ia mengusir seluruh sifat-sifat buruk dan menjadi disifati oleh sifat-sifat mulia 28,29 30,31 4 tidak hanya puas terhadap takdir, diri juga merasa puas terhadap segala kesulitan dan ujian kehidupan 32,33 34,35 4 diri menyadari bahwa diri secara kontinu dikelilingi oleh rahmat dan belas kasih tuhan 36 37 2 keajaiban, kebebasan, ketulusan, perenungan, dan ingat kepada tuhan. 40 38,39 3 diri memperoleh kesatuan batiniah yang sejati dan utuh, merasakan dunia sebagai satu 41,42 43 3
47 7 yang diridhai tuhan) nafs mahdhah (diri yang suci) kesatuan yang utuh, diri menjadi manusia yang sejati diri menyadari bahwa seluruh kekuatan datang dari tuhan 44 45 2 tidak ada lagi ego ataupun diri, yang tertinggal hanyalah kesatuan dengan tuhan 46,47 48 3 menyerahkan diri sepenuhnya kepada sang penguasa dan mengabdikan diri sepenuhnya kepada penguasa tersebut. 49,50 51 3 Jumlah 51 2. Alat Ukur Resiliensi Alat ukur yang digunakan untuk variabel resiliensi dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang dibuat peneliti sendiri. Merujuk pada teori Reivich & Shatte (2002). Table 3.3 Blue print skala resiliensi no Aspek Indicator fav unfav Tota l 1 Emotion Mampu mengendalikan emosi dalam 4, 1, 2 3 7 regulatio n menghadapi tekanan Mampu menampilkan emosi yang wajar sesuai dengan keadaan 6,7 5 2 Impulse control Mampu mengendalikan impuls yang muncul dari dalam diri 8 9 8 3 Optimis m Mampu mengendalikan impuls yang muncul dari orang sekitar 11,12,1 3 10,14,1 5 Berpikir positif tentang keadaan yang 16, 18 17 7 dihadapi saat ini 4 Causal analysis Berpikir positif akan keadaan yang akan dihadapi dimasa depan Mampu mengidentifikasikan penyebab dari permasalahan yang muncul 19,20 21,22 23,24 26 6
48 Mampu menganalisis kemampuan diri dalam menghadapi permasalahan yang ada 5 Empathy Mampu merasakan kesulitan yang dialami oleh orang lain Yakin pada kemampuan sendiri untuk membantu kesulitan orang lain 25 27,28 32 29 30,31 4 6 Self efficacy Yakin pada kemampuan diri dalam mengatasi tekanan 33,34 38,39 7 7 Reaching out Yakin akan kemampuan diri untuk dapat sukses dimasa depan 36,37 35 Berani menghadapi resiko dari situasi 42 8 yang tidak menyenangkan 40,41,4 3 Mengambil aspek positif didalam sebuah permasalahan yang sukar 44,47 45,46 jumlah 47 3. Alat ukur pengalaman spiritual Alat ukur pengalaman spiritual dalam penelitian ini diadaptasi dari alat ukur Daily spiritual experience scale yang disusun oleh Underwood & Teressi (2002). Table 3.4 Blue print skala pengalaman spiritual No Indikator Item / No (favourable) Jumlah 1 Persepsi tentang adanya sesuatu yang 1, 3, 7, 8, 9, 11, 13, 14 8 bersifat transenden 2 Persepsi tentang peristiwa transenden 2, 4, 5, 6, 10, 12 6 Jumlah 14 F. Uji validitas
49 Uji validitas ini menggunakan korelasi product moment dengan bantuan menggunakan komputer program Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 20.00 for windows G. Uji Reabilitas Uji reabilitas ini menggunakan alpha cronbach dengan bantuan komputer program Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 20.00 for window. Jika alpha cronbach > 0,60 maka dinyatakan reliabel dan tidak reliabel apabila sama dengan atau di bawah 0,60 H. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data yang ada dari penelitian ini maka menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan program Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 20.00 for window.