I. PENDAHULUAN. sungguh sangat memuaskan, terutama perkebunan kakao rakyat dan. perkebunan swasta. Kakao merupakan komoditi ekspor nonmigas yang

dokumen-dokumen yang mirip
PERSENTASE PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR. Oleh RIDIAH NIM

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kakao ( Theobroma cacao L.) berasal dari hutan-hutan tropis di

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM. Oleh ANDRIANI NIM

PEMBERIAN PUPUK SEKAM PADI DAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO. Oleh : JUMRIAH Nim

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG KAMBING PADA TANAMAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L)

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

PERBANDINGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM (TOPSOIL DAN PASIR) PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Oleh Abdul Muing Nim.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

II. TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAHAN METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kakao adalah sebagai berikut, Kingdom: Plantae;

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

TINJAUAN PUSTAKA. kakao menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2010) adalah sebagai

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Tanaman Kakao 2.2. Morfologi Tanaman Kakao

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

PERSENTASE PERKECAMBAHAN BENIH KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN KEDALAMAN SEMAI YANG BERBEDA. Oleh : M. SANDI FACHRISAL NIM.

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN Perkembangan kakao dewasa ini ditinjau dari penambahan luas areal sungguh sangat memuaskan, terutama perkebunan kakao rakyat dan perkebunan swasta. Kakao merupakan komoditi ekspor nonmigas yang memiliki prospek cukup cerah sebab permintaan di dalam negeri juga semakin kuat dengan semakin berkembangnya sektor agroindustri (Susanto,1994). Salah satu cara untuk meningkatkan produksi tanaman kakao yaitu dengan pemberian pupuk organik cair Nasa yang bermutu tinggi dan sangat berguna untuk meningkatkan kualitas hasil tanaman yang memiliki unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro dan mikro. Pupuk organik cair adalah pupuk yang kandungan bahan kimianya maksimum 5%. Oleh karena itu, kandungan NPK pupuk organik cair relatif rendah. Pupuk organik cair memiliki beberapa kandungan yang mengandung zat tertentu seperti mikroorganisme yang jarang terdapat dalam pupuk organik padat (Parnata,2004). Fungsi pupuk organik adalah menambah kesuburan tanah Adanya penambahan unsur hara, humus, dan bahan organik ke dalam tanah menimbulkan efek residual, yaitu berpengaruh dalam jangka panjang. Pemberian pupuk organik menyebabkan terjadinya perbaikan struktur tanah. Akibatnya sifat fisik dan kimia tanah ikut diperbaiki. Pemberian pada tanah

2 berpasir menyebabkan daya ikatan tanah menigkat, daya tanah terhadap unsur hara meningkat,serta tata udara tanah dapat diperbaiki. Sifat biologi tanah dapat diperbaiki dan mekanisme jasad renik yang ada menjadi hidup.salah satu pembentukan bahan organik sehingga sangat penting dilakukan penambahan bahan organik ke dalam tanah melalaui pupuk organik.pemberian pupuk organik perpengaruh positif terhadap tanaman (Musnamar, 2005). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur pertumbuhan bibit kakao dengan pemberian pupuk cair Nasa pada konsentrasi yang berbeda Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat yang membudidayakan tanaman kakao dalam penggunaan pupuk organik cair dengan konsentrasi yang tepat terhadap bibit kakao.

3 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Kakao 1. Sistematika Tanaman Kakao Menurut Siregar dkk (2008) sistematika klasifikasi botani tanaman kakao adalah sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta Kelas : Dicocotyledonae Ordo : Malvales Famili : Sterculiceae Genus : Theobroma Spesies : Theobroma cacao L. 2. Morfologi Tanaman Kakao a. Akar Perakaran kakao tumbuh lebih cepat pada bibit dan biji yang baru berkecambah, dan panjang akar 1 cm pada umur 1 minggu tumbuh menjadi 16-18 pada umur 1 bulan dan 25 cm pada umur 3 bulan. Perakaran kakao dewasa mencapai 1,0-1,5 m akar lateral sebagian besar sekitar 56% pada bagian yang lebih dalam (11-20 cm) dan sekitar 14% pada bagian yang lebih dalam lagi (21-30 cm) dan hanya sekitar 4% tumbuh kedalaman lebih dari 30 cm. Jangkauan akar lateral jauh diluar proyeksi tajuk tanaman. Tanaman kakao memiliki akar tunggang dan pada akar kakao terdapat cendawan

4 mikoriza yang membantu penyerapan unsur hara tertentu terutama unsur P. Tanaman yang dikembangkan secara vegetatif tidak memiliki akar tunggang, namun nantinya akan terbentuk dua akar yang menyerupai akar tunggang ( Susanto, 1994). b. Batang Kakao dapat tumbuh hingga ketinggian 8 10 meter dari pangkal batangnya pada permukaan tanah. Diawal pertumbuhannya tanaman kakao yang diperbanyak melalui biji akan menumbuhkan batang utama sebelum menumbuhkan cabang-cabang primer. Letak cabang-cabang primer tersebut tumbuh jorquette, yang tingginya dari permukaan tanah 1 2 meter. Ketinggian jorquette yang ideal adalah 1,2 1,5 meter agar tanaman dapat menghasilkan tajuk yang baik dan seimbang. c. Daun Daun kakao mempunyai dua persendian atau orticulation yang terletak pada pangkal dan ujung tangkai daun. Hal ini memungkinkan pergerakan daun dengan menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari. Tangkai daun pada cabang ortotrop lebih panjang, sekitar 7,5-10 cm sedangkan cabang plagiotrop tangkai daun lebih pendek sekitar 2,5 cm. Tangkai daun bersisik halus dan membentuk sudut 30-60 0 dan berbentuk silinder. Kuncup-kuncup daun dilindungi stipula yang segera gugur apabila daunnya tumbuh. Warna daun mudah kemerahan sampai merah tergantung

5 varietasnya, bila daun telah dewasa menjadi hijau tua. Bentuk daun bulat memanjang deng pangkal meruncing, panjang daun dewasa sekitar 80 cm dan lebar sekitar 11 cm. Masa tumbuh tunas-tunas baru disebut flush, dimana tunas-tunas membentuk 3-6 helai daun baru sekaligus. d. Bunga Jumlah bunga kakao mencapai 5.000 12.000 bunga perpohon per-tahun, tetapi jumlah buah matang yang dihasilkannya hanya berkisar 1 persen saja. Bunga kakao terdiri dari 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran terdiri dari tangkai sari tetapi hanya satu lingkaran yang fertile dan 5 daun buah yang bersatu. Bunga kakao berwarna putih, ungu atau kemerahan, benagsari yang steril disebut staminodia dan yang fertike disebut stemen yaitu pada lingkaran dalam. e. Buah Buah kakao berupa buah buni yang daging bijinya sangat lunak. Kulit buah mempunyai sepuluh alur dan tebalnya 1 2 cm. pada waktu muda, biji menempel pada bagian dalam kulit buah, tetapi bila buah telah matang maka biji akan terlepas dari kulit buah, buah yang demikian bila digoncang akan berbunyi. Warna buah kakao beraneka ragam, namun pada dasarnya hanya memiliki dua macam yaitu: buah muda berwarna hijau putih

6 dan bila masak menjadi berwarna kuning, dan buah muda yang berwarna merah setelah masak menjadi warna oren. Kulit buah beralur 10, alur dalam dan dangkal silih berganti, untuk jenis Criollo dan Trinitario alur buah nampak jelas, kulit tebal tetapi lunak dan permukaan kasar. Sedangkan jenis Forastero umumnya permukaan buah halus atau rata dan kulitnya tipis. f. Biji Biji kakao terdiri dari kulit atau testa, dua kutiledon yang saling melipat, dan emrio yang terdiri epitikotil, hipokotil dan radikula. Biji kakao termasuk epigeous artinya hipikotil memanjang mengangkak kotiledon yang masih menutup keatas permukaan tanah. Fase ini disebut fase serdadu, yang kemudian diikuti membukanya kotiledon dan epikotil memanjang dengan empat lembar daun pertama. 3. Syarat Tumbuh Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktifitas dapat dikelompokkan dalam 2 faktor yaitu: 1. Iklim Faktor iklim yang penting bagi pertumbuhan tanaman kakao meliputi curah hujan, suhu, kelembaban udara, sinar matahari, dan angin. Tanaman kakao dapat tumbuh dan berproduksi dengan optimal didataran rendah sampai dengan suhu uadara berkisar antara

7 30 0-32 0 C secara maksimal. Sedangkan suhu maksimum sekitar 18-21 0 c (Suanto, 1994). a. Curah hujan Hal terpenting dari curah hujan yang berhubungan dengan pertanaman dan produksi kakao adalah distribusinya sepanjang tahun. Areal penanaman kakao yang ideal adalah daerah-daerah bercurah hujan 1.100 3.000 mm per-tahun. b. Temperatur menurut hasil penelitian, temperatur ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 30 0 32 0 C (maksimum) dan 18 0-21 0 C (minimum). c. Sinar matahari Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan hujan tropis yang didalam pertumbuhannya membutuhkan naungan untuk mengurangi pencahayaan penuh. 2. Tanah Seperti tanaman pada umumnya, tanaman kakao juga menghendaki tanah yang mudah diterobos oleh akar tanaman, dapat menyimpan air, terutama pada musim hujan drainase dan aerasinya baik. Tanaman kakao dapat tumbuh pada tanah yang memiliki kisaran ph 4,0-8,5. Namun ph yang ideal adalah 6,0-7,5 dimana unsur hara dalam tanah cukup tersedia bagi tanaman. ( Susanto,1992)

8 B. Tinjauan Umum Pupuk Organik Cair Nasa Pupuk organik cair Nasa adalah formula khusus tanaman perkebunan yang diolah dari kotoran hewan (pupuk kandang), limbah tanaman dan kompos sampah kota yang difermentasikan menjadi pupuk oeganik cair dan diperkaya dengan unsure hara lengkap yang dapat menambah mineral dalam tanah, merangsang pertumbuhan tanaman dan dapat mempercepat pertumbuhan tanaman (PT. Tani Makmur Sejahtera, 1992). Manfaat pupuk organik cair Nasa, menyuburkan pertumbuhan tanaman pada daun dan membuat puncuk-puncuk daun menjadi segar serta tanman menjadi lebih sehat dan hijau. Mempercepat penunasan dan pembuahan serta mencegah kerontokan dan kelayuan tanaman. Pupuk organik cair Nasa mempunyai unsure-unsur yang lengkap yang sangat dibutuhkan oleh tanaman Adapun unsur-unsur yang terkandung didalamnya: 1. Unsur makro, N 88% P 0,93%, K 2,17%, Mg, 0,01% Fe 56, PPM, Ca, 0.19%. 2. Unsur mikro, Zn 16,23% PPM, 0,02, AlBlw 0,02 PPM, S 0.66% B, Blw 0,57 PPM. C. Kandungan Unsur Pupuk Organik Cair Nasa Total (N+P 2 O 5 +K 2 O) 0,18%, C Organik 4,6%, Zn 41,04 ppm. Cu 8,43 ppm Mn 2,42 ppm, Co 2,54 ppm, Fe 0,45 ppm, S 0,12%, Ca 60 ppm, Mg 16,88 ppm, CI 0,29%, Na 0,15%, B 60,84 ppm, Si 0,01% Al 6,38 ppm, Na CI 0,98%, Se 0,11 ppm, Cr <0,06 ppm, V <0,2 ppm, So 4 0,35%, ph 7,9, C/N ratio 76,67%, Lemak 0,44% Protein 0,72%.

9 Kandungan lain : Humat (0,01%), Vulvat, Zat Perangasang Tumbuh : Giberlin, Sitokinin, Auksin bebas Logam Berat (Pb, Cd, Hg,As) Bebas Mikroba E. Coli, Salmonella (PT. NATURAL NUSANTARA INDOSESIA, 1999)

10 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di areal persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama dua bulan terhitung dari awal bulan Januari 2011 hingga awal bulan Maret 2011, meliputi persiapan, pengambilan data dan pengolahan data. B. Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Polibag ukuran 20x30 cm 2. Cangkul 3. Parang 4. Timbangan 5. Alat tulis 6. Mikrokalifer digital 7. Penggaris Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Bibit kakao forestero 2. Sub soil 3. Pupuk organik cair Nasa

11 D. Prosedur Penelitian 1. Persiapan bibit Bibit yang digunakan dalam penelitian ini bibit tanaman kakao dari perbanyakan generatif yang berumur 2 bulan setelah semai dan dari jenis forestero yang diperoleh dari petani kakao didaerah Bengkuring Kecamatan Sempaja, Kabupaten Samarinda. 2. Persiapan media tanam Tanah yang digunakan untuk pengisian polibag dalam penelitian ini adalah sub soil yang diayak serta dibersihkan dari sisa-sisa perakaran, daun dan ranting tanaman. Ukuran polibag yang digunakan untuk bibit yang akan dipindahkan adalah berukuran 20 x 30 cm dan diisi tanah hingga penuh sampai ke permukaan polibag. 3. Perlakuan Penelitian ini disusun dalam 3 perlakuan dimana tiap perlakuan terdiri 10 ulangan jadi jumlah Bibit yang di rawat adalah 30 tanaman. Perlakuan dalam penelitian ini adalah. P0 = Kontrol (tanpa perlakuan) P1 = Pemberian pupuk cair Nasa demgan konsentrasi 20 cc/5 liter air. P2 = Pemberian pupuk cair Nasa dengan konsentrasi 30 cc/5 liter air.

12 4. Penanaman bibit kakao Sebelum penanaman bibit, terlebih dahulu dilakukan penyiraman pada media tanam untuk mempermudah penanaman, tanah dilubangi dengan kayu. Pemindahan atau penanaman bibit dilakukan dengan hatihati agar akar bibit kakao tersebut tidak mengalami kerusakan, setelah itu diletakan pada bak semai dengan jarak polibag 20 cm dan diberi naungan paranet yang memiliki batas pencahayaan dan dapat menghalangi kotoran yang terjatuh. Ukuran paranet 2 meter. 5. Pemeliharaan Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari dengan alat gembor. Penyiangan dilakukan secara manual apabila terdapat gulma disekitar tananaman. 6. Aplikasi pupuk organik cair Nasa Pemberian POC Nasa dilakukan dengan cara penyemprotan. Pupuk organik cair dicampur dengan air sesuai dengan dosis pada masing-masing perlakuan. Pemberian POC Nasa dilakukan pada awal pengamatan, selanjutnya dilakukan dua minggu sekali pada pagi hari selama dua bulan. E. Pengambilan data Data yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang 1 cm di atas permukaan tanah sampai pada titik tumbuh ujung tunas tertinggi dengan menggunakan penggaris. Pengukuran dilakukan di awal

13 (setelah penanaman bibit) di akhir penelitian 4 (empat ) minggu setelah tanam. 2. Jumlah daun Jumlah daun yang diamati adalah daun yang sudah membuka sempurna. pengukuran dilakukan di awal dan di akhir penelitian. 3. Diameter batang Diukur dari diameter batang yang di tandai spidol 1 cm dari permukaan tanah. pengukuran dilakukan di awal dan di akhir penelitian. F. Analisis Data Penelitian ini menggunakan rataan hitung sederhana untuk mengetahui rata-rata parameter yang di amati dari penelitian (Nugroho dan harahap, 2001). adalah : x =? x n x = rata-rata hitung n = banyaknya data x = variasi yang diteliti? = jumlah

14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Tinggi tanaman kakao Berdasarkan hasil penelitian dari pemberian pupuk organik cair Nasa dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertambahan bibit tanaman kakao dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Rata-rata pertambahan tinggi bibit kakao (cm) selama 4 minggu. Pertambahan tinggi tanaman (cm) Pengamatan selama 2 bulan P0 P1 P2 Tanaman yang diamati 10 10 10 Pertambahan tinggi tanaman 64,9 79,9 100,7 Rata-rata tinggi tanaman 6,49 7,99 10,07 Rata-rata pertumbuhan tinggi bibit kakao tertinggi di hasilkan dari P2 (30 cc/5 liter air) yaitu 10,07 cm dan terendah P0 (kontrol) yaitu 6,49 cm. Pertambahan tinggi tanaman bibit kakao rata-rata (cm) 12 10 8 6 4 2 0 10.07 7.99 6.49 P0 P1 P2 Perlakuan Gambar 1. Diagram pertambahan tinggi tanaman bibit kakao.

15 2. Jumlah daun Berdasarkan hasil penelitian dari pemberian pupuk organik cair Nasa dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertambahan jumlah daun bibit kakao dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Rata-rata pertambahan jumlah daun bibit kakao (helai) pada minggu ke 4 setelah tanam. Pertambahan jumlah daun (helai) Pengamatan selama 2 bulan P0 P1 P2 Tanaman yang diamati 10 10 10 Pertambahan jumlah daun 55 52 83 Rata-rata jumlah daun 5,5 5,2 8,3 Rata-rata pertambahan jumlah daun bibit kakao tertinggi di hasilkan dari P2 (30 cc/5 liter air) yaitu 8,3 helai dan yang terendah P1 yaitu 5,2 helai. Pertambahan jumlah daun bibit tanaman kakao Rata-rata (helai) 10 8 6 4 2 0 5,5 5,2 8,3 P0 P1 P2 Perlakuan Gambar 2. Diagram pertambahan jumlah daun bibit tanaman kakao.

16 3. Diameter batang Berdasarkan hasil penelitian dari pemberian pupuk organik cair Nasa dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertambahan diameter batang bibit kakao dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Rata-rata pertambahan diameter batang bibit kakao (mm) pada minggu ke 4 setelah tanam. Pertambahan diameter batang (mm) Pengamatan selama 2 bulan P0 P1 P2 Tanaman yang diamati 10 10 10 Pertambahan diameter batang 20,49 25,4 30,97 Rata-rata diameter batang 2,049 2,54 3,097 Rata-rata pertambahan diameter batang bibit kakao tertinggi di hasilkan dari P2 (30 cc/5 liter air) yaitu 3,097 mm dan terendah P0 (kontrol) yaitu 2,049. Pertambahan diameter batang bibit kakao Rata-rata (mm) 4 3 2 1 0 3.097 2,54 2.049 P0 P1 P2 Perlakuan Gambar 3. Diagram pertambahan diameter batang bibit kakao.

17 B. Pembahasan Dari hasil penelitian rata-rata pertambahan tinggi kakao, jumlah daun dan diameter batang selama 4 minggu P2 menunjukan hasil yang lebih baik yaitu rata-rata tinggi tanaman 10,07 cm, jumlah daun 8,3 helai, diameter batang 3,134 mm. Perlakuan P1 pertambahan tinggi rata-rata tanaman 7,99 cm, jumlah daun 5,2 helai dan diameter batang 2,54 mm. Perlakuan P0 (Kontrol) menunjukkan rata-rata tinggi pertambahan bibit tanaman 6,49 cm, jumlah daun 5,5 helai dan diameter batang 2,049 mm. Hal ini terlihat bahwa dengan pemberian pupuk organik cair Nasa mampu memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman bibit kakao untuk proses pertambahan. Tanaman akan dapat tumbuh dengan baik apabila unsur hara yang dibutuhkan tersedia cukup untuk diserap oleh tanaman Menurut (Dwijoseputro,1990). Menurut (Hadisuwito, 2007). untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, proses fotosintesis harus dibuat menjadi lebih efisien. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki kelembaban tanah (menurunkan tingkat stres akibat kekeringan), meningkatkan penyerapan energi surya dan CO 2 serta menyediakan nutrisi yang diperlukan dalam proporsi yang benar dan tepat. Nutrisi untuk tanaman berupa pupuk merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertambahan tanaman (Novizan, 2004). Penggunaan Pupuk organik merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme tanah. Organisme tanah dapat membantu proses penggemburan tanah dan mengubah zat yang tidak

18 bisah diserap tanaman menjadi bisah diserap tanaman. Pupuk organik dapat meningkatkan simbiosis mutualisme antara tanaman (Parnata, 2004). Keuntungan menggunakan pupuk Organik cair Nasa adalah dapat merangsang pertumbuhan, perpanjangan dan pembesaran bagian vegetatif maupun generati Pertumbuhan erat dikaitkan dengan tiga proses yang berlangsung pada tanaman yaitu pada pembelahan sel dan diferensiasi sel dari keduanya. ketiga proses pertumbuhan tersebut akan berjalan dengan cepat bila tersedia cukup karbohidrat, protein dan garam mineral. Bahan bahan tersebut tersedia bagi tanaman melalui proses metabolisme. Untuk itu pertumbuhan bibit kakao memerlukan keadaan lingkungan dan sumber cahaya yang cukup dan kebutuhan unsur hara harus selalu terpenuhi. Sebab keperluan ini sangat esensial bagi kelangsungan proses matabolisme, fotosintesis dan respirasi tumbuhan. Dan hampir setiap proses metabolisme tanaman dipengaruhi oleh pembebesaran sel dan akhirnya menentukan ukuran bagian tanaman. Menurut (Anonim, 2007). Pengaruh penggunaan pupuk organik cair Nasa adalah untuk menggantikan kehilangan unsur hara dari dalam tanah, dan juga bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor lingkungan yang baik. Unsur hara yang diberikan merupakan tambahan bagi unsur hara yang lain, yang berada dalam tanah, sehingga jumlah keseluruhan yang tersedia bagi tanaman dalam perbandingan tepat dan pada waktu bersamaan ketersediaan unsur hara esensial maka keseimbangan kesuburan secara menyeluruh dapat menunjang pertumbuhan tanaman kakao yang

19 pertumbuhan dan perkembangan tanaman kakao mulai dari perkecambahan sampai menghasilkan buah, membutuhkan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan bibit kakao normal. Tidak tersedianya unsur hara bagi tanaman akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu, sehingga dapat menurunkan hasil. Usaha peningkatan produksi pertanian seperti pangan, hortikultura, perkebunan tidak terlepas dari peranan pupuk sebagai bahan penyubur Menurut (Anonim 2007). Proses penyerapan unsur hara adalah Dengan energi aktif dapat berlangsung apabila tersedia energi metabolik. Energi metabolik tersebut dihasilkan dari proses pernapasan akar tanaman. Selama proses pernapasan akar tanaman berlangsung akan dihasilkan energi metabolik dan energi ini mendorong berlangsungnya penyerapan unsur hara secara proses aktif. Apabila proses pernapasan akar tanaman berkurang akan menurunkan pula proses penyerapan unsur hara melalui proses aktif. Bagian akar tanaman yang paling aktif adalah bagian dekat ujung akar yang baru terbentuk dan rambut-rambut akar. Bagian akar ini merupakan bagian yang melakukan kegiatan respirasi (pernapasan) terbesar Menurut (Anonim 2007).

20 V. Kesimpulan dan saran A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan konsentrasi pupuk organik cair Nasa yang diberikan pada bibit kakao, diduga mampu meningkatkan pertambahan tanaman, dapat dilihat pada hasil yang tertinggi yaitu P2 (3,097) dan yang terendah P0 (2,049). B. Saran 1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut sampai bibit siap tanam. 2. Perlu diadakan penelitian dengan mengunakan konsentrasi yang lebih tinggi dari 30 cc/5 liter air

21 DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2007. http:// natural nusantara. Wordress. Com/2007/08/12/Pupuk- Organik- Cair Nasa/ Anonim, 2007. http:/ Dasar-dasar ilmu tanah. Blogspot. Com/2007/11/ mekanisme- penyerapan- hara. Html Dwidjosepputro. 1990. Budidaya Tanaman Kakao. Penebar Swadaya. Hadisuwito dan Sukamto. 2007. Membuat Pupuk Kompos Agromedia Pustaka, Jakarta. Musnawar, E. I. 2005. Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta Novizan, 2004. Petunjuk Pemupukan. PT. Agromedia Pustaka.Jakarta. Nugroho dan Harahap. 2001. Statistik Teori dan Aplikasinya. Erlangga, Jakarta PT. Tani Karya Makmur Sejahtera, 1992. Karya Anak Bangsa Untuk Nusantara. Jakarta. Parnata AS, 2004. Pupuk Organik Cair. Agromedia Pustaka Jakarta. Siregar T.H.S., S. Riyadi dan L. Nuraeni. 2008. Budidaya pengolahan dan pemasaran kakao dan tuntunan praktikium. Rineka cipta. Jakarta. Susanto. 1994. Budidaya Kakao dan Pengolahan Hasil. Kanisius Yogyakarta. Jakarta Suratna S. 1992. Pupuk dan Pemupupukan. PT, Melton Putra. Jakarta

LAMPIRAN 22

23 Lampiran 1. Rancangan Penelitian P01 P 1 1 P 2 1 P 0 2 P 1 2 P 2 2 P 0 3 P 1 3 P 2 3 P 0 4 P 1 4 P 2 4 P 0 5 P 1 5 P 2 5 P 06 P 1 6 P 2 6 P 0 7 P 1 7 P 2 7 P 0 8 P 1 8 P 2 8 P 0 9 P 1 9 P 2 9 P 0 10 P 1 10 P 2 10

24 Lampiran 2. Data pertambahan tinggi bibit tanaman kakao Perlakuan Ulangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Rata-rata P0 6 9 6 6 7,4 6 5,4 6,2 6,9 6 64,9 6,49 P1 7,6 8 8,1 7,4 8 9 9 7,8 7 8 79,9 7,99 P2 11 8,9 10 8,9 7,8 7,5 8,5 12,2 12,2 13,7 100,7 10,07 Lampiran 3. Data pertambahan jumlah daun bibit tanaman kakao. Perlakuan Ulangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Rata-rata P0 4 3 7 6 7 7 5 5 5 6 55 5,5 P1 5 3 4 6 6 6 7 3 5 7 52 5,2 P2 5 9 9 10 6 6 7 9 12 10 83 8,3 Lampiran 4. Data pertambahan diameter batang bibit tanaman kakao. Perlakuan Ulangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Rata-rata P0 2,8 2,5 1,69 1,63 1,9 1,96 1,53 2,15 2,1 2,23 20,49 2,049 P1 2,87 2,99 3,01 0,03 2,76 2,78 2,65 2,59 2,97 2,75 25,4 2,54 P2 2,81 3 3,34 3,15 3,1 2,86 3,17 3,17 3,22 3,15 30,97 3,097

25 Lampiran 5. Pengukuran diameter batang tanaman kakao Lampiran 6. Alat diameter batang (mikrokaliper) dan pengukur tinggi batang (penggaris).

Lampiran 7. Pupuk organik cair Nasa dengan gelas takaran 26