BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan zaman sebagai efek dari globalisasi yang diakibatkan dari perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah untuk membantu peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

I. PENDAHULUAN. disegala bidang. Salah satu dari pembangunan Nasional di Indonesia adalah di

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan,

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULIAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

1. STANDAR ISI. 1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa Indonesia kini menjadi sorotan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR BAGAN... xiii. DAFTAR LAMPIRAN...

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembukaan Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ditulis oleh Administrator Rabu, 08 Desember :38 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 29 Januari :19

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB II STRUKTUR KURIKULUM

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG

Mandiri dan Berprestasi yang Madani maka untuk terwujudnya

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya kemunduran umat Islam tidak lain disebabkan oleh kemiskinan ilmu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. Karim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risma Rosyanti,2013

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sepakbola ini adalah olahraga yang penuh teka-teki, misalnya dari

PANDUAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PMR

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK (GENERIK)

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna selalu dihadapkan kepada perkembangan zaman sebagai efek dari globalisasi yang diakibatkan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia merupakan makhluk yang sangat membutuhkan pendidikan. Pendidikan merupakan suatu media yang pokok bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya dan mengubah kehidupannya ke arah yang lebih baik, tanpa adanya pendidikan manusia tidak akan pandai, cerdas dan maju seperti sekarang ini. Agama Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan masalah pendidikan, ada banyak ayat-ayat dalam Al-Qur an yang berhubungan dengan masalah pendidikan, salah satunya adalah surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5. Menurut Tim Penyusun Al-Qur an Al Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI (1996:479), surat Al-Alaq 1 sampai 5 beserta terjemahannya adalah sebagai berikut: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. 1

2 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. 5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Diharapkan manusia dapat belajar dan mengetahui berbagai macam ilmu pengetahuan sehingga bisa menjadi manusia yang seutuhnya atas dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh SWT dari ayat di atas tersebut. Pendidikan harus dapat tepat guna untuk menciptakan manusia-manusia yang berkualitas dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman serta pembangunan yang semakin pesat pada masa sekarang ini, diharapkan yang tercipta bukan hanya kualitas dari segi intelektualnya saja tetapi juga religiusnya. Pendidikan di sekolah formal berlangsung secara formal, artinya baik kegiatan, tujuan, materi,dan bahan ajar serta metode penyampaiannya telah diprogram secara jelas dan dituangkan dalam seperangkat aturan yang telah disahkan, semua itu bertujuan agar kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib, dan teratur serta tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Konsep pendidikan formal di sekolah dibagi menjadi kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan siswa di luar jam mata pelajaran. Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005:291), ekstrakurikuler adalah kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Banyak macam ekstrakurikuler yang mengajarkan berbagai jenis pendidikan karakter. Ekstrakurikuler yang biasanya ada di sekolah diantaranya PMR (Palang Merah Remaja), pramuka, Pecinta Alam (PA), Karya Ilmiah Remaja (KIR), Purna Caraka Muda (PCM), olah raga,

3 Kerohanian Islam (Rohis), dan lain-lain. Rohis merupakan salah satu ekstrakurikuler berbasis Islam atau dengan kata lain mengajarkan pendidikan karakter khususnya karakter religius. Tujuan pendidikan di dalam suatu negara harus berdasarkan falsafah negara. Tujuan itu sendiri merupakan sesuatu yang khusus dan konkrit serta jelas kedudukannya dalam hubungannya dengan tujuan akhir. Pada hakikatnya tujuan akhir dari pendidikan adalah pembinaan yang nantinya akan menciptakan manusia yang cerdas, cerdas dari sisi intelektual juga keagamaan (religius). Akan tetapi pada saat ini pendidikan hanya lebih condong membangun aspek intelektual saja, dan sering kali melupakan aspek keagamaan (religius). Hal ini dapat menyebabkan tidak optimalnya tujuan dari pendidikan tersebut. Ekstrakurikuler Rohis merupakan salah satu dari ekstrakurikuler yang mengajarkan pendidikan karakter religius. Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI (2011:13), kegiatan ekstrakurikuler berlandaskan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, menyebutkan bahwa: Struktur Kurikulum SMA/SMK terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu: (1) Mata Pelajaran, Muatan Lokal, dan Pengembangan Diri. Proses pembelajaran ketiga komponen tersebut diberikan dalam bentuk kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Komponen pengembangan diri yang memiliki alokasi waktu 2 (dua) jam pelajaran per minggu, secara khusus bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

4 Lampiran Standar Isi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan tersebut menyebutkan perlunya pengembangan diri sebagai salah satu komponen dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pengembangan potensi diri siswa dapat dilakukan melalui pelayanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler. Dampak edukatif dari kegiatan ekstrakurikuler pada dasarnya ditujukan untuk menggali dan memotivasi siswa dalam suatu bidang tertentu. Oleh karena itu, aktivitas ekstrakurikuler itu harus disesuaikan dengan minat serta bakatdari masing-masing siswa, sehingga melalui kegiatan tersebut siswa dapat memperjelas identitas dirinya. Kegiatan itu pun harus dutujukan untuk membangkitkan semangat dan optimisme siswa sehingga mereka mencintai sekolahnya dan menyadari posisi di tengah-tengah masyarakat yang majemuk. Ekstrakurikuler Rohis merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang berbentuk suatu organisasi yang bersifat kesiswaan, Rohis yang menjadi kegiatan ekstrakurikuler yang berbasis keagamaan mempunyai peranan yang cukup penting di dalam sekolah. Siswa yang notabenenya adalah siswa muslim diharapkan dapat mengamalkan nilai-nilai yang islami dalam setiap tindakan serta perbuatannya dalam kehidupan sehari-harinya.selain itu ekstrakurikuler Rohis mempunyai kaitan yang erat denganvisi, misi dan tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, karena keduanya mempuyai tugas untuk mengembangkan karakter warga negara dan memantapkan kepribadian agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar dalam Pancasila. Salah satu manfaat dari kegiatan setiap ekstrakurikuler adalah berkembangnya karakter peserta, misal karakter religius melalui ekstrakurikuler Rohis, karakter tanggung jawab, disiplin,

5 nasionalis melalui ekstrakurikuler pramuka, dan lain-lain. Pendidikan karakter di atas juga menjadi sasaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yaitu mengembangkan civic disposition. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk megadakan penelitian tentang Implementasi Pendidikan Karakter Religius melalui Kegiatan Ektrakurikuler Rohis (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013). B. Perumusan Masalah Rumusan masalah merupakan bagian terpenting yang harus ada dalam penulisan karya ilmiah. Oleh karena itu, sebelum melakukan penelitian harus mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada, dengan adanya permasalahan yang jelas maka proses pemecahannya akan terarah dan terfokus. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah implementasi pendidikan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler Rohis di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013? 2. Apa saja kendala yang timbul dalam implementasi pendidikan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler Rohis di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013? 3. Bagaimanakah solusi untuk mengatasi kendala yang timbul dalam implementasi pendidikan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler

6 Rohis di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, sekaligus juga untuk bingkai agar penelitian ini terfokus, maka dirumuskan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler Rohis di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Untuk mendeskripsikan kendala yang timbul dalam implementasi pendidikan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler Rohis di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013. 3. Untuk mendeskripsikan solusi untuk mengatasi kendala yang timbul dalam implementasi pendidikan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler Rohis di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013. D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun pada masyarakat pada umumnya.

7 b. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperluas cakrawala pengetahuan, khususnya mengenai pendidikan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler Rohis studi kasus di SMA Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2012/2013. c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Mengungkap cakupan pendidikan karakter religius yang menjadi bagian kompetensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. b. Sebagai calon pendidik mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, pengetahuan dan pengalaman selama mengadakan penelitian ini dapat ditransformasikan kepada peserta didik khususnya maupun bagi masyarakat luas pada umumnya. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut dengan tema terkait. E. Daftar Istilah 1. Pendidikan Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005:263), pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik.

8 2. Pendidikan Karakter Menurut Kesuma, dkk (2011:5), pendidikan karakter adalah pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah. 3. Religius Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005:944), religius adalah bersifat religi, bersifat keagamaan, yang bersangkut-paut dengan religi. 4. Ekstrakurikuler Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005:291), ekstrakurikuler adalah kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. 5. Kerohanian Islam (Rohis) Istilah Rohis merupakan kependekan dari dua kata yaitu rohani dan Islam. Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005:960), rohani adalah di samping jasmani, juga memerlukan santapan, berkaitan dengan roh, rohaniah. Selanjutnya menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005:444), Islam adalah agama yang diajarkan nabi Muhammad SAWberpedoman pada kitab suci Al- Qur an yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Alloh SWT. Jadi, Rohis adalah organisasi kesiswaan yang memperkuat keislaman.