BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA. dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN MATI BAGI PENGEDAR NARKOTIKA. dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.

PENJATUHAN PIDANA TAMBAHAN PEMECATAN PRAJURIT TNI DARI DINAS MILITER DAN AKIBATNYA. Disampaikan oleh

Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009, sanksi bagi pelaku kejahatan narkoba adalah sebagai berikut :

PENJATUHAN PIDANA TAMBAHAN PEMECATAN PRAJURIT TNI DARI PROSPEKTIF HUKUM ACARA PIDANA MILITER. Disampakan pada : PELATIHAN HAKIM MILITER

Bab IX : Sumpah Palsu Dan Keterangan Palsu

II. TINJAUAN PUSTAKA. pidana. Dalam hal penulisan penelitian tentang penerapan pidana rehabilitasi

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CHK WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena jumlah penduduknya yang tergolong padat di dunia. Selain

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 31/PUU-XV/2017 Pidana bagi Pemakai/Pengguna Narkotika

P U T U S A N Nomor : 15-K/PM I-07/AD/ I / 2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan


P U T U S A N Nomor : 43 -K/PM I-07/AD/ V / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA [LN 2009/140, TLN 5059]

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG [LN 2007/58, TLN 4720 ]


P U T U S A N Nomor : 33 - K/PM I-07/AD/ VI / 2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI [LN 1999/140, TLN 3874]

PEMECATAN PRAJURIT TNI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya tindak pidana yang terjadi di Indonesia tentu

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan modus-modus kejahatan.

P U T U S A N Nomor : 07-K / PM I-07 / AD / I / 2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang

P U T U S A N Nomor : 16 - K / PMI-07 / AD / IV / 2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN BAGI RESIDIVIS PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

Tempat tinggal : Jl. Gajah Mada Kab. Kutai Barat Kalimantan Timur

PEMERIKSAAN PERKARA DESERSI SECARA IN ABSENSIA DI PERSIDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, baik dari sudut medis, psikiatri, kesehatan jiwa, maupun psikososial

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

Bab XXI : Menyebabkan Mati Atau Luka-Luka Karena Kealpaan

PEMBERHENTIAN DENGAN TIDAK HORMAT PRAJURIT TNI

P U T U S A N Nomor : 55-K/PM I-07/AD/ X /2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232]

P U T U S A N Nomor : 20-K/PM I-07/AD/ I / 2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV. A. Pandangan Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Hukuman Kumulatif. Dari Seluruh Putusan yang dijatuhkan oleh Hakim, menunjukkan bahwa


P U T U S A N Nomor : 35 - K/ PM.I-07 / AD / V / 2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILA N NEGERI MEDAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PENGEDARAN MATA UANG PALSU

P U T U S A N Nomor : 60 -K/PM I-07/AD/ IX / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum ( rechtstaats), maka setiap orang yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Pengertian Tindak Pidana Korupsi dan Subjek Hukum Tindak Pidana

P U T U S A N Nomor : 53-K / PM I-07 / AD / VII / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. nyata. Seiring dengan itu pula bentuk-bentuk kejahatan juga senantiasa mengikuti perkembangan

Penerapan Tindak Pidana Ringan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 456/Pid.B/2013/PN.Kis)

TINDAK PIDANA DESERSI DALAM KUHPM. Oleh : Kolonel CHK (Purn) JACOB LUNA SUMUK, SH

PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DENGAN PELAKU ANGGOTA TNI (Studi di Wilayah KODAM IV DIPONEGORO)

PUTUSAN Nomor : 08-K / PM I-04 / AD / I / 2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI BANYUWANGI TERHADAP TINDAK PIDANA PENANGKAPAN IKAN DENGAN POTASIUM CIANIDA

P U T U S A N NOMOR : PUT / 45-K / PM.II-10 / AD / VI / 2009

P U T U S A N Nomor : 17-K/PM.I-07/AD/I/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

P U T U S A N Nomor : 71 - K/PM I-07/AD/ XI / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP CYBERBULLYING TAHUN 2016 TENTANG ITE

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

P U T U S A N NOMOR : 07-K / PM.II-10 / AD / l / 2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

P U T U S A N Nomor : 110 K / PM.III-12 / AD / VI / 2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan muatan yang melanggar kesusilaan

Pasal 5: Setiap orang dilarang

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI KURIR NARKOTIKA. A. Sanksi Yang Dapat Dikenakan Kepada Anak Yang Menjadi Kurir

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1997 TENTANG NARKOTIKA [LN 1997/67, TLN 3698]

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penuntutan terhadap terdakwa tindak pidana narkotika adalah:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

P U T U S A N Nomor : 30 - K/PM I-07/AL/ V / 2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK

I. PENDAHULUAN. Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan salah satu satuan pertahanan yang

P U T U S A N Nomor : 10-K/PM.I-07/AD/ I /2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

MANTAN BOS ADHI KARYA KEMBALI DAPAT POTONGAN HUKUMAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat sebagai TNI merupakan

KAJIAN HUKUM PIDANA MILITER INDONESIA TERHADAP TINDAK PIDANA DESERSI. Robi Amu

I. PENDAHULUAN. Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah warga negara Indonesia yang

P U T U S A N Nomor : 01-K/PM.I-07/AD/ I / 2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N No. 240/PID.B/2014/PN.Bj

Perkembangan Kasus Perjadin Mantan Bupati Jembrana: Terdakwa Bantah Tudingan Jaksa

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

P U T U S A N Nomor : 28-K / PM I-07 / AD / IV / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah tiang penyangga

P U T U S A N Nomor : 59 - K/PM I-07/AD/ IX / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : PUT / 10-K / PM.II-10 / AD / II / 2008

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya

P U T U S A N NOMOR: PUT / 52-K / PM. II-10 / AD / VIII / 2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

Terdakwa ditahan dalam Rumah Tahanan Negara: 1. Penyidik : s/d ; 2. Perpanjangan Penuntut Umum : s/d ;

HUKUM ACARA PERSAINGAN USAHA

BAB III ANALISIS PERBANDINGAN PENGANIYAAN TERHADAP IBU HAMIL YANG MENGAKIBATKAN KEGUGURAN JANIN ANTARA HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM PIDANA POSITIF

P U T U S A N. Nomor : 17 K/PM.III-12/AD/I/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN


538 KOMPILASI KETENTUAN PIDANA DI LUAR KUHP

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N. Nomor : 53/Pid.B/2014/PN-Sbg

PUTUSAN Nomor : 144-K/PM I-04/AD/XI/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N NO. 144/PID.B/2014/PN.SBG

P U T U S A N NOMOR : PUT / 14-K / PM.II-10 / AD / II / 2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA A. Analisis Hukum Pidana Terhadap Anggota Militer Yang Melakukan Tindak Pidana Narkotika Tindak pidana narkotika adalah tindak pidana yang diatur secara khusus dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009. Dalam Undang-undang narkotika menyebutkan setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika golongan I bukan tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah). Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika golongan I bukan tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga). Adapun anggota meliter dalam pasal 46 Kitab Undang-undang Hukum Pidana militer diubah dengan Undang-undang Nomor 39 Tahun 1947, diatur dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 1958, Undang-undang Nomor 66 59

60 Tahun 1958, Undang-undang Nomor 14 Tahun 1962 dan Perpem Np. 51 Tahun 1963 yaitu: 1. Yang dimaksud dengan militer adalah: a) Mereka yang berikatan dinas sukarela pada angkatan perang, yang wajib berada dalam dinas secara terus menerus dalam tenggang waktu ikatan dinas tersebut. b) Semua sukarelawan lainnya pada angkatan perang dan para militer wajib, sesering dan selama mereka itu berada dalam dinas, demikian juga jika mereka berada diluar dinas yang sebenarnya dalam tenggang waktu selama mereka dapat dipanggil untuk masuk dalam dinas, melakukan salah satu tindakan yang dirumuskan dalam Pasal 97, 99, dan 139 KUHPM. Anggota militer yang melakukan tindak pidana sebagaimana pasal 112 Undang undang Nomor 35 Tahun 2009 maka dikenakan pidana tambahan berupa pemecatan. penjatuhan pidana tambahan pemecatan oleh hakim dalam sidang pengadilan adalah Pasal 26 ayat (1) KUHPM yang menegaskan bahwa terdakwa berdasarkan kejahatan yang dilakukannya dipandang tidak layak lagi untuk tetap berada di kalangan militer. Ukuran layak atau tidak layak tersebut tidak diberikan defenisi yang jelas dalam Undang-undang, sehingga hakim diberikan kebebasan

61 untuk menafsirkan ukuran layak atau tidak layak yang dijadikan dasar penjatuhan hukuman tambahan pemecatan dari dinas militer. pertimbangan mengenai layak tidaknya anggota TNI untuk dapat dipertahankan sebagai prajurit TNI. secara umum menggunakan kriteria yang menunjuk kepada dasar hukum yang termuat dalam KUHPM maupun Peraturan Pemerintah dan Surat Telegram pimpinan TNI sebagaimana telah dijelaskan pada bab II tersebut diatas antara lain sebagai berikut: a) Anggota TNI tersebut adalah pribadi yang tidak perduli dengan aturan hukum dan merupakan sosok individu yang menyepelekan ketentuan hukum atau perundang-undangan serta petunjuk pimpinan TNI. b) Anggota TNI melakukan pelanggaran susila terhadap sesama Prajurit, istri/suami/anak atau yang melibatkan PNS, istri/suami di lingkungan TNI. Perbuatan-perbuatan yang dianggap dapat mencemarkan nama baik dan kepentingan TNI. c) Perbuatan Terdakwa dihadapkan dengan ukuran-ukuran tata kehidupan dan nilai yang berlaku di lingkungan TNI ditinjau dari aspek edukatif, prefentif, korektif, maupun represif, sehingga dinilai Terdakwa tidak layak lagi untuk dipertahankan dalam dinas militer.

62 Adapun tindak pidana yang dapat dijatuhkan pidana tambahan pemecatan dari dinas militer sesuai dengan penekanan Pimpinan TNI sebagai berikut: 1. Tindak pidana narkotika; 2. Penyalahgunaan senjata api; 3. Tindak pidana illegal loging; 4. Desersi; 5. Insubordinasi; 6. Pelanggaran susila dengan keluarga besar TNI; 7. Perkelahian antar angkatan; 8. Pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun ke atas Dalam putusan pengadilan militer Balikpapan Nomor 05-K/PM I- 07/AD/I/2012 tentang tindak pidana narkotika yang di lakukan oleh Totok Suharsoyo sebagai anggota kesatuan Kodim 0908/ Bontang Babinsa Kanaan Koramil 0908-01/Bontang yang dijatuhi Pidana penjara oleh majelis hakim selama 6 (enam) bulan dan denda sebesar Rp, 1000.000,}}}- (satu juta rupiah) subsidair kurungan pengganti selama 2(dua) bulan. Yang menjadi pertimbangan hakim dalam memutus perkara ini Hal-hal yang meringankan : a. Terdakwa belum pernah di pidana. b. Terdakwa mengakui terus terang perbuatannya. c. Terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi perbuatannya.

63 Hal-hal yang memberatkan: a. Terdakwa sebagai aparat TNI seharusnya ikut memberantas adanya penyalahgunaan narkoba. b. Terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam memberantas penyalahgunaan narkoba. c. Akibat perbuatan terdakwa dapat menumbuh suburkan penyalahgunaan narkoba di kalangan masyarakat dan mencemarkan nama baik prajurit TNI AD umumnya kesatuan terdakwa pada khususnya di mata masyarakat. sebagaiamana terdapat dalam putusan ini karena tersa undang undang Nomor 48 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman pasal 8 ayat 2 dan juga melihat dari keterangan saksi, alat bukti dan tuntutan ouditur militer. Menurut hemat peneliti mengenai putusan tersebut sangatlah ringan melihat seorang hakim dalam memutus perkara ini sudah di atur dalam undang- undang kehakiman Nomor 19 Tahun 1964 tentang kekuasaan kehakiman bahwa mejelis hakim dalam memutus suatu perkara harus mengkuti dan mehami nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat guna mempertimbangkan berat tidaknya pidana pasal 20 ayat 1dan 2, juga pasal 25 di jelas bahwa mejelis hakim dalam memutus perkara harus seadil-adilnya sedangkan hukum yng hidup dalam masyarakat tentang narkotika sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.

64 B. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Pengadilan Militer balikpapan Nomor 05-K/PM I-07/AD/I/2012 Dalam hukum pidana Islam narkotika belom diatur secara kusus baik dalam Alquran maupun hadis namun menurut sebagian ulama di samakan dengan khamr. Dalam hukum pidana Islam narkotika di kenakan jarimah takzir. Takzir Secara ringkas dikatakan bahwa hukuman takzir adalah hukuman yang belum ditetapkan oleh syarak, melainkan diserahkan kepada Uli Alamri, baik penentuan maupun pelaksanaannya. Dalam analisis hukum pidana Islam terhadap putusan pengadilan militer Balikpapan Nomor 05-K/PM I-07/AD/I/2012 tentang tindak pidana narkotika yang di lakukan oleh anggota militer terlalu ringan meskipun hukuman jarimah takzir merupakan otoritas mejelis hakim paling tidak mengacu pada macam hukuman yang ada di dalalm jarimah takzir tersebut. Dalam jarimah takzir terhadap tindak pidana yang di lakukan oleh pegawai atau pejabat selain di lakukan pidana penjara juga di lakukan sanksi pemecatan Pemecatan dari Jabatan (Al-Azl). Yang dimaksud dengan pemecatan (Al-azl) adalah melarang seseorang dari suatu pekerjaan tertentu atau menurunkan atau memberhentikannya dari suatu tugas atau jabatan tertentu.hukuman takzir berupa pemberhentian diterapkan terhadap setiap pegawai yang melakukan jarimah baik yang ada hubungan dengan pekerjaannya maupun dengan hal-hal lainnya.

65 Karena Menurut Wahbah Al-Zuhaili dan Ahmad Al-Hasari berpendapat bahwa pelaku penyalahguna narkoba di beri sanksi takzir karena narkoba tidak ada pada masa Rasulullah Saw, dan narkoba lebih berbahaya di bandingkan dengan khamr juga narkoba tidak di minum seperti halnya khamr. Fatwa majelis ulama Indonesia (MUI) pun mengatakan bahwa sanksi bagi penyalahguna narkoba adalah takzir.