WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL, DAN MENENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 2 TAHUN 2010 SERI : E NOMOR : 2

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo.

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN DANA BERGULIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN DAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN DANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 30 TAHUN 2007

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENYALURAN DAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PAKPAK BHARAT

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 13 WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA BERGULIR

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 32 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 10 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PIHAK KETIGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN MODAL USAHA POLA SYARI AH UNTUK KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 34 TAHUN 2007

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2009

- 2 - Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 23 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

=====================================================

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG PENGUATAN PEMODALAN KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL POLA BERGULIR

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 10 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA. No.1192, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Bantuan Sosial. Mikro dan Kecil. Pedoman

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 03 TAHUN 2013 T E N T A N G

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PELAKSANA PENJAMINAN SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PELAKSANA PENJAMINAN SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Pengumpulan sumbangan masyarakat adalah penghimpunan dan/atau

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c, perlu ditetapkan Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Penunjukan

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

WALIKOTA PEMATANGSIANTAR PROVINSI SUMATERA UTARA

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN HUKUM PADA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

GUBERNUR PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI

PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2. Dengan Peraturan Walikota ini dibentuk Rumah Susun Sewa. BAB III KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

Transkripsi:

SALINAN WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan penguatan ekonomi kerakyatan melalui pelibatan pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal dan kelompok masyarakat dalam suatu proses yang partisipatif, serta untuk memanfaatkan secara optimal sumber daya yang dimiliki dalam upaya menciptakan perekonomian lokal yang kuat, mandiri dan berkelanjutan serta mampu menghasilkan kesempatan kerja atau usaha bagi tenaga kerja baru. b. Bahwa untuk pengelolaan dana bergulir diperlukan lembaga mandiri dan independen dan mempunyai fleksibelitas dalam pengelolaan keuangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a 1

dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Dana Bergulir Samisake. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 6 Drt. Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1091); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang 2

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaiman diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 3

2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 13. Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 08 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bengkulu Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Kota Bengkulu Tahun 2013 Nomor 08, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tahun 2013 nomor 04); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU, 4

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Kota adalah Kota Bengkulu 2. Pemerintah Kota adalah Walikota Bengkulu beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Kota Bengkulu. 3. Walikota adalah Walikota Bengkulu 4. Dana Bergulir Samisake adalah dana yang dikelola oleh Pemerintah Kota untuk dipinjamkan dan digulirkan kepada masyarakat yang dilakukan dalam bentuk kerjasama kolektif antara Pemerintah Kota, dunia usaha, serta sektor non-pemerintah dan masyarakat untuk memanfaatkan secara optimal sumber daya yang dimiliki dalam upaya menciptakan perekonomian lokal yang kuat, mandiri dan berkelanjutan serta mampu menghasilkan kesempatan kerja atau usaha. 5. Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah APBD Kota Bengkulu. 6. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perseorangan/atau badan 5

usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 7. Dinas adalah satuan kerja perangkat daerah yang tugas pokok dan fungsinya menyelenggaraan urusan pembinaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah. 8. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD adalah unit kerja yang berkedudukan dibawah dinas. 9. Lembaga Keuangan Mikro yang selanjutnya disingkat LKM adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam skala usaha mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan. BAB II ASAS, MAKSUD, DAN TUJUAN Pasal 2 Pelaksanaan pengelolaan dana bergulir samisake berasaskan: a. Keadilan b. Otonomi daerah 6

c. Kehati-hatian d. Transparan e. Berkelanjutan f. efisiensi dan efektifitas, g. kredibilitas dan h. akuntabilitas Pasal 3 Maksud Dana Bergulir Samisake adalah untuk membantu penguatan modal kepada orang perorangan dan atau kelompok usaha sehingga terwujud pelaku usaha yang sehat, tangguh dan mandiri guna mempercepat pertumbuhan dan pemerataan perekonomian. Pasal 4 Tujuan Dana Bergulir Samisake adalah : 1. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat; 2. perluasan kesempatan kerja dan usaha melalui Penciptaan lapangan kerja baru; 3. Peningkatan daya saing daerah; 4. Terlaksananya upaya percepatan penguatan ekonomi kerakyatan melalui pelibatan Pemerintah Kota, dunia usaha, masyarakat lokal dan kelompok masyarakat dalam suatu proses yang partisipatif. 7

BAB III BENTUK DAN SASARAN Pasal 5 Dana Bergulir Samisake berbentuk investasi jangka panjang non permanen pemerintah Kota dengan penyaluran berupa uang. Pasal 6 Sasaran Dana Bergulir Samisake adalah masyarakat yang mempunyai potensi berusaha dan/atau mengembangkan usaha mikro. BAB IV KARAKTERISTIK Pasal 7 Karakteristik dana bergulir Samisake adalah sebagai berikut : a. merupakan bagian dari keuangan daerah; b. disalurkan/dipinjamkan kepada perseorangan/kelompok masyarakat dan usaha mikro dan wajib ditagih kembali dengan nilai tambah, dan digulirkan kembali kepada perseorangan/kelompok masyarakat lainnya (revolving fund); c. sewaktu-waktu dana tersebut dapat ditarik kembali oleh Pemerintah Kota; 8

dan d. Mengelola dana bergulir yang bersumber dari luar APBD. BAB V SUMBER DANA Pasal 8 Sumber dana bergulir Samisake adalah: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah b. Hibah dari pihak ketiga yang sah. c. Hasil kerjasama dengan pihak ketiga yang dapat disenergikan dan diintegrasikan, karena memiliki komitmen yang sama untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan. d. Jasa pengembalian pinjaman dana bergulir samisake BAB VI PEMANFAATAN DANA BERGULIR Pasal 9 (1) Dana Bergulir Samisake dimanfaatkan untuk membiayai usaha ekonomi produktif (2) Pemanfaatan dana bergulir Samisake sebagimana dimaksud ayat (1) digunakan untuk pembukaan usaha baru dan pengembangan usaha. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemanfaatan dana bergulir samisake 9

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Walikota. BAB VII LEMBAGA PENGELOLA Pasal 10 (1) Pengelolaan dana bergulir Samisake dilaksanakan oleh UPTD pada Dinas. (2) UPTD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berstatus sebagai Badan Layanan Umum Daerah. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, susunan organisasi, tugas, fungsi, kewenangan dan tata kerja UPTD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota. Pasal 11 (1) Dalam pengelolaan dana bergulir Samisake, UPTD melakukan kerjasama dengan LKM pada setiap kelurahan. (2) LKM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan lembaga berbadan hukum dan ditetapkan oleh UPTD berdasarkan kriteria tertentu. (3) LKM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki tugas: a. melaksanakan seleksi dan verifikasi kelayakan usaha calon penerima dana bergulir; b. menetapkan penerima dana bergulir; c. menandatangani akad kredit dengan 10

penerima manfaat; d. menyalurkan dana bergulir sesuai dengan akad kredit; e. pembinaan keahlian, kemampuan manajerial dan peningkatan kapasitas pemasaran bagi penerima dana bergulir; f. penagihan dan monitoring kepada penerima dana bergulir; dan g. penyusunan laporan kemajuan fisik dan keuangan dana bergulir. (4) Kepada LKM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan bagi hasil usaha. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria, tata kerja pelaksanaan tugas, dan bagi hasil usaha lembaga keuangan mikro diatur dalam Peraturan Walikota. BAB VIII PENGELOLAAN Bagian Kesatu Persyaratan Penerima Pasal 12 (1) Setiap pemohon pinjaman dana bergulir Samisake harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan. (2) Pemohon pinjaman untuk modal pembukaan usaha baru harus memenuhi syarat: a. penduduk Kota Bengkulu; b. tergabung dalam kelompok 11

c. memiliki rencana usaha dan rencana keuangan; d. tidak memiliki masalah pada lembaga keuangan atau lembaga lainnya; e. bersedia mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; f. bersedia mengikuti bimbingan dan pendampingan; g. mengajukan permohonan tertulis dalam bentuk proposal; (3) Pemohon pinjaman untuk pengembangan usaha harus memenuhi syarat: a. penduduk kota bengkulu; b. Tergabung dalam kelompok; c. memiliki rencana pengembangan usaha dan rencana keuangan; d. memiliki usaha dan tempat usaha; e. tidak memiliki masalah pada lembaga keuangan atau lembaga lainnya; f. memiliki jaminan; g. bersedia mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; h. bersedia mengikuti bimbingan; i. mengajukan permohonan tertulis dalam bentuk proposal; j. bersedia menampung tenaga kerja baru sesuai perkembangan usahanya. 12

Bagian Kedua Pinjaman dan Jasa Pasal 13 (1) pinjaman ditentukan berdasarkan hasil penilaian kelayakan usaha (2) Besarnya pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan walikota. (3) Jasa pinjaman dana bergulir Samisake diatur dengan peraturan walikota. Bagian Ketiga Penyaluran Dana Bergulir Pasal 14 (1) UPTD menyalurkan dana bergulir Samisake melalui rekening LKM sesuai dengan kontrak kerjasama berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Berdasarkan hasil seleksi, verifikasi, dan penilaian kelayakan usaha, LKM menyalurkan dana bergulir samisake kepada penerima pinjaman yang telah ditetapkan. (3) Penyaluran dana bergulir samisake kepada LKM dan penerima pinjaman dilaksanakan melalui bank yang ditunjuk oleh Pemerintah Kota. (4) Untuk pelaksanaan penyaluran dana bergulir samisake, setiap LKM dan penerima pinjaman wajib membuka 13

rekening pada bank sebagaimana dimaksud pada ayat (3). Bagian Keempat Pengembalian Dana Bergulir Samisake Pasal 15 Pengembalian dana bergulir samisake dilakukan antara : a. Penerima manfaat kepada LKM b. LKM kepada UPTD Paragraf 1 Penerima manfaat kepada LKM Pasal 16 (1) Pengembalian dana bergulir samisake dilakukan dengan sistem angsuran yang meliputi pokok pinjaman ditambah jasa. (2) Jangka waktu pengembalian angsuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 24 (dua puluh empat) bulan. (3) Pembayaran angsuran pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai kesepakatan antara LKM dengan penerima manfaat yang dituangkan dalam perjanjian pinjaman. (4) Pembayaran angsuran dari penerima manfaat kepada LKM dapat dilakukan melalui bank atau sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian pinjaman. 14

(5) Setiap keterlambatan pembayaran angsuran, dikenakan denda sesuai aturan. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme pengembalian dana bergulir samisake sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan denda keterlambatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dengan Peraturan Walikota. Paragraf 2 LKM kepada UPTD Pasal 17 (1) Pengembalian pokok pinjaman dana bergulir samisake dari LKM kepada UPTD dilakukan secara bertahap dimulai tahun ketiga. (2) Dana bergulir samisake yang tidak tersalurkan dapat ditarik kembali oleh UPTD. Bagian Kelima Kewajiban Penerima Dana Bergulir Pasal 18 (1) Penerima dana bergulir Samisake wajib: a. melaksanakan usaha sesuai dengan proposal yang diajukan; b. menerima usul pendamping usaha yang ditujuk; c. membuat laporan kemajuan usaha; d. mengembalikan pinjaman dana bergulir samisake sesuai ketentuan; 15

e. melaporkan rencana perubahan usaha kepada UPTD melalui LKM untuk mendapatkan persetujuan. (2) Penerima dana yang tidak mengembalikan pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Keenam Pemberian Keringanan Pasal 19 (1) Atas kondisi tertentu, penerima manfaat dapat mengajukan keringanan kewajiban pengembalian dana bergulir Samisake kepada Walikota melalui Dinas. (2) Pemberian keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa perpanjangan jangka waktu pengembalian. (3) Pemberian keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)harus mendapatkan rekomendasi dari LKM dan UPTD. (4) Walikota atas dasar rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menetapkan pemberian keringanan. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan pemberian keringanan diatur dengan Peraturan Walikota. 16

Bagian Ketujuh Pembebasan Pembayaran Pasal 20 (1) Pembebasan kewajiban pembayaran dana Samisake oleh penerima hanya dapat dilakukan oleh walikota; (2) Walikota dalam memberikan pembebasan sebagaimana dimaksud ayat (1) harus mendapatkan rekomendasi dari LKM dan UPTD dengan alasan penerima dana bergulir benar benar tidak mampu melakukan pembayaran dana bergulir karena alasan keadaan kahar (Force Majeure). BAB IX PELAPORAN Pasal 21 (1) Penerima manfaat wajib menyampaikan laporan perkembangan usaha dan keuangan kepada LKM setiap bulannya. (2) Atas dasar laporan usaha dan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), LKM menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan pengelolaan dana bergulir yang dikelolanya kepada UPTD setiap tiga bulan. (3) UPTD melaporkan perkembangan pengelolaan dana bergulir Samisake kepada Walikota melalui Dinas dan ditembuskan kepada dinas yang tugas dan fungsinya dibidang pengelolaan keuangan daerah setiap tiga bulan. 17

(4) Laporan keuangan dana bergulir Samisake oleh UPTD dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB X PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 22 (1) Walikota melalui Dinas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan dana bergulir Samisake. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pembinaan administrasi, keuangan dan keterampilan usaha. (3) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan, Dinas wajib berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait lainnya. BAB XI SANKSI Pasal 23 (1) Sanksi terhadap penerima manfaat dana bergulir samisake atas penyalahgunaan keterlambatan pengembalian, dan/atau tidak mengangsur dana bergulir diatur dalam perjanjian pengguliran dana. (2) Pengelola dana bergulir samisake yang menyalahgunakan wewenang sehingga merugikan keuangan daerah diberikan sanksi administrasi dan/atau sanksi 18

pidana sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. BAB XII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 24 Dana bergulir yang telah disalurkan sebelum berlakunya Peraturan Daerah, tetap dikelola oleh instansi pengelola sebelumnya sampai dengan terbentuknya UPTD. BAB XIII PENUTUP Pasal 25 (1) UPTD Pengelola Dana Bergulir Samisake harus ditetapkan paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak Peraturan Daerah ini diundangkan. (2) Sebelum UPTD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melaksanakan pengelolaan BLUD secara penuh, diterapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah secara bertahap sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 26 Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini harus ditetapkan paling lambat 3 19

(tiga) bulan terhitung sejak Peraturan Daerah ini diundangkan. Pasal 27 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Bengkulu. Ditetapkan di Bengkulu pada tanggal 22 Oktober 2013 WALIKOTA BENGKULU, DTO H. HELMI HASAN Diundangkan di Bengkulu pada tanggal 22 Oktober 2013 SEKRETARIS DAERAH KOTA BENGKULU, DTO H. YADI LEMBARAN DAERAH KOTA BENGKULU TAHUN 2013 NOMOR 12 20

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE Pembangunan Nasional yang secara filosopis dan yuridis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 seharusnya mampu memberikan pemerataan disemua sektor dan semua lapisan masyarakat termasuk kesenjangan antar daerah. Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, meningkatkan taraf hidup masyarakat. Namun dalam kenyataannya, peningkatan taraf hidup ini belum dapat dinikmati oleh setiap masyarakat yang ditunjukan dengan masih banyaknya masyarakat miskin. Tak terkecuali di Kota Bengkulu berdasarkan data yang ada sampai tahun 2011 angka kemiskinan di Kota Bengkulu masih sebesar 22,23 % berada jauh di atas angka kemiskinan provinsi yaitu 17,36% dan nasional sebesar 12,36%. Tingkat kemiskinan 22,20% ini meningkat dari tahun 2010 yang hanya diangka 17,69%. Target RPJM Nasional, pada tahun 2014 diharapkan tingkat kemiskinan nasional berada 8-10%, dan target MDG s 7,5% tahun 2015. Pada perencanaan pembangunan selama lima tahun kedepan diharapkan mampu mengurangi tingkat kemiskinan. Untuk mengurangi angka kemiskinan dlam mencapai target tersebut di atas, Pemerintah Kota Bengkulu telah bertekad dengan motto Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Untuk Rakyat, yang berarti alokasi anggaran haruslah sebesarbesarnya untuk kepentingan rakyat. Salah satu upaya tersebut adalah dengan memprogramkan kegiatan dana bergulir Samisake. Kegiatan ini pada hakekatnya adalah upaya 21

pemerintah untuk melaksanakan percepatan penguatan ekonomi kerakyatan melalui pelibatan seluruh elemen yang ada di Kota Bengkulu, yaitu pemerintah kota dunia usaha, masyarakat lokal dan kelompok masyarakat dalam suatu proses yang partisipatif serta untuk memanfaatkan secara optimal sumber daya yang dimiliki dalam upaya menciptakan perekonomian lokal yang kuat, mandiri dan berkelanjutan dan mampu menghasilkan kesempatan kerja atau usaha bagi tenaga kerja. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan membantu penguatan modal kepada individu dan atau kelompok usaha sehingga terwujud pelaku usaha yang sehat, tangguh dan mandiri guna mempercepat pertumbuhan dan pemerataan perekonomian Bengkulu. Sebagai langkah untuk menjamin kepastian hukum dalm pelaksanaan dana bergulir Samisake, kemudian diatur dalam peraturan daerah yang merupakan payung hukum bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk melaksanakan pengelolaan dana bergulir Samisake sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kota Bengkulu. Program Dana bergulir Samisake pada prinsifnya merupakan program pinjaman lunak bagi masyarakat dan pengusaha mikro yang akan memulai usaha atau mengembangkan usahanya dengan dana yang berasal dari pemerintah dan sumber dana lainnya.karena merupakann pinjaman, maka setiap peminjam berkewajiban untuk mengembalikan dana tersebut dengan diberikan beban bunga yang perda ini disebut biaya jasa. Selanjutnya untuk mengelola dana bergulir Samisake, pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk membentuk unit pelaksana teknis dinas pada dinas yang menangani urusan perkoperasian dan UMKM. Unit Pelaksana Teknis Dinas tersebut berbentuk Badan Layanan Umum Daerah. Untuk menyalurkan dana bergulir Samisake, UPTD menunjuk 22

dan bekerjasama dengan lembaga keuangan mikro baik yang berbadan hukum perusahaan maupun berbadan hukum koperasi yang berada pada masing-masing kelurahan di Kota Bengkulu. Pola kerjasamanya adalah LKM bertindak selaku pelaksana penyalur dana bergulir Samisake dengan tugas melakukan seleksi dan verifikasi calon penerima, pembinaan, penagihan dan pelaporan. Dengan demikian UPTD maupun Dinas tidak berhubungan langsung dengan masyarakat. Dengan pola ini diharapkan akses masyarakat terhadap dana bergulir semakin besar dan sekaligus mengurangi resiko penyaluran dana yangbtidak tepat sasaran. Dalam peraturan daerah ini juga diberikan kemungkinan pengenaan sanksi bagi penerima pinjaman dan pengelola. Penetapan sanksi yang diberikan tidak diatur secara tegas dalam peraturan daerah ini, Sanksi terhadap penerima pinjaman dana bergulir samisake atas penyalahgunaan keterlambatan pengembalian, dan/atau tidak mengansur dana bergulir diatur dalam dalam perjanjian pengguliran dana, sedangkan sanksi bagi pengelola dana bergulir Samisake yang menyalahgunakan wewenang sehingga merugikan keuangan daerah diberikan sanksi administrasi dan/atau sanksi pidana sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mempercepat pelaksanaan peraturan daerah ini, maka kepada Pemerintah Kota Bengkulu telah diperintahkan untuk segera membentuk UPTD pengelola dana bergulir Samisake dan menyusun Peraturan Walikota yang merupakan peraturan pelaksana perda ini paling lambat 3 (tiga) bulan sejak ditetapkannya Peraturan Daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Huruf a 23

Asas keadilan mengandung pengertian bahwa pengelolaan dana bergulir samisake dilakukan secara merata ke seluruh masyarakat sehingga setiap masyarakat berhak memperoleh kesempatan yang sama untuk mengakses dan menikmati danana samisake guna membangun atau meningkatkan usaha produktifnya. Huruf b Asas otonomi daerah mengandung pengertian mengandung bahwa pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan di pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah dalam bingkai negara kesatuan republik indonesia. Huruf c Huruf d Huruf e Asas kehati-hatian mengandung pengertian bahwa pengelolaan dana samisake dilaksanakan dengan teliti dan cermat untuk memastikan dana tersebut dapat digulirkan tepat sasaran Asas transparan mengandung pengertian bahwa pengelolaan dana samisake dilaksanakan secara terbuka dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat Asas berkelanjutan mengandung pengertian bahwa pengelolaan dana samisake adalah program pemerintah kota yang akan dilaksanakan secara terus menerus tanpa batasan waktu tertentu. 24

Huruf f Huruf g Huruf h Asas Efisiensi dan efektifitas mengandung pengertian bahwa pengelolaan dana samisake dilaksanakan sadan layanan umum. Asas Kredibilitas mengandung pengertian bahwa pengelolaan dana samisake dilaksanakan oleh lembaga-lembaga yang memiliki kredibilitas yang baik dalam mengelola keuangan dana bergulir. Asas Akuntabilitas mengandung pengertian bahwa pengelolaan dana samisake dilaksanakan dapat dipertanggungjawabkan. Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 25

Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Penentuan penyaluran dana bergulir Samisake dilaksanakan melalui bank daerah dimaksudkan untuk mendukung perkembangan usaha milik daerah. Ayat (4) Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 26

Pasal 20 Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengan keadaan kahar (force majeure) adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam perjanjian menjadi tidak dpat dipenuhi. Yang dapat digolongkan sebagai kahar (force majeure) dalam Peraturan Daerah ini meliputi bencana alam, bencana non alam, bencana sosial, dan/atau kebakaran. Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 06 27