BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau untuk memenuhi keperluan dana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan. Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan bangun perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit ataupun bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. jasa perbankan atau keuangan. Dalam hal ini, perbankan merupakan inti dari

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya manusia

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat masyarakat terus

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya. Dana atau permodalan merupakan salah satu inti utama

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah dan mengalami kemajuan yang cukup pesat adalah. bidang ekonomi. Dalam perekenomian salah satu bidang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat yang sejahtera adil dan makmur berdasarkan Pancasila

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia pada era globalisasi seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang didirikan sejak tahun 1895 merupakan salah satu bank yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada pembahasan bab lima ini akan disampaikan kesimpulan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

II. Tinjauan Pustaka. Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

BAB III SK PNS SEBAGAI JAMINAN DALAM PEMBIAYAAN DI BANK SYARIAH. Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. didukung dengan kondisi wilayah Indonesia yang memiliki daratan luas, tanah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia perbankan di Indonesia saat ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sampailah pada hasil kesimpulan dari penulisan Tugas Akhir ini dengan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan atau perorangan biasanya tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank merupakan tempat untuk meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Beserta Benda Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah. Undang undang Hak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB I. Pendahuluan. ilmu pengetahuan dan juga ekonomi. Kemajuan di bidang ekonomi secara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Sipil. Ada juga beberapa orang yang bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan roda perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan kegiatan usaha

BAB I PENDAHULUAN. kota-kota besar saja, akan tetapi telah tersebar sampai ke kota-kota kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. merangsang dan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk meningkatkan. produktifitas di bidang usahanya. Meningkatnya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memiliki peranan penting. Maka setiap perusahaan memerlukan suatu prosedur yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang undang Nomor 2 Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. Melihat dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. salah satu di dalamnya adalah usaha memberikan kredit.perkreditan. merupakan usaha utama perbankan (financial depening) yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bank adalah suatu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, maka berbagai macam upaya perlu dilakukan oleh pemerintah. lembaga keuangan yang diharapkan dapat membantu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil merupakan basis usaha rakyat. Dari perspektif dunia, diakui bahwa usaha kecil

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri perbankan pasca krisis multidimensi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perbankan) Pasal 1 angka 11, menyebutkan : uang agar pengembalian kredit kepada debitur dapat dilunasi salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi termasuk sektor keuangan dan perbankan harus segera

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Kantor Cabang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa tidak selamanya manusia dapat bekerja. Ada saatnya ketika sudah

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB I PENDAHULUAN. melanda bangsa Indonesia pada tahun konvensional, sehingga memilih untuk berhubungan dengan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran dan kesejahteraan manusia. Bukan hanya untuk golongan tertentu saja,

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan oleh bank ini membantu

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berperan dalam. bidang keuangan, perbankan menempati posisi yang strategis dalam

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT BRIGUNA KARYA PAYROLL BRI DI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG PAHLAWAN SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Dapat diketahui bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan pertahanan keamanan. Tujuan dari pembangunan tersebut adalah untuk. dapat dilakukan yaitu pembangunan di bidang ekonomi.

ANALISIS PERJANJIAN KREDIT DENGAN OBJEK JAMINAN BERUPA SURAT KEPUTUSAN PENSIUN JANDA/DUDA PADA BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. tidaklah semata-mata untuk pangan dan sandang saja, tetapi mencakup kebutuhan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor kehutanan di Indonesia telah memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian tersebut diperlukan dana yang besar. Dana untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran Negara baik pengeluaran rutin maupun pembangunan, perpajakan yang baik guna menghimpun dana dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pinjam meminjam uang telah dilakukan sejak lama dalam kehidupan masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran. Secara umum dapat dikatakan bahwa pihak peminjam uang kepada pihak yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau untuk memenuhi keperluan dana guna pembiayaan kegiatan usahanya. Pertumbuhan pasar yang pesat sejalan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, telah membuka potensi peluang sangat besar untuk mengembangkan fasilitas kredit konsumer. Tingkat ratio kredit konsumer terhadap pendapatan penduduk semakin besar seiring dengan semakin majunya masyarakat sebuah negara. Hal tersebut dikarenakan dengan semakin majunya tingkat perekonomian sebuah bangsa, yang ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah unit produksi barang dan jasa, yang berarti menyebabkan jumlah kelompok fixed income (pekerja/labour) semakin masif sebagai target utama pasar kredit konsumer. Bisnis di segment retail atau kredit konsumer berarti melakukan strategi diversifikasi risiko secara lebih baik apabila dilihat dari pendekatan portofolio. Pada kondisi tertentu, pasar kredit konsumer juga menjanjikan kepastian pembayaran kredit (risiko lebih kecil) misalnya pada saat risiko sektor riil sangat 1

2 besar karena kondisi uncertainty yang sangat tinggi. Maka kredit konsumer yang memiliki ciri tingkat kompleksitas rendah, menjadi pilihan pembiayaan yang tepat. Berdasarkan data portofolio kredit BRI diketahui bahwa fasilitas kredit Golbertap, sampai saat ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi bagi BRI. Pertumbuhan pasar yang pesat sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat, telah membuka potensi yang sangat besar untuk mengembangkan fasilitas kredit kepada golongan berpenghasilan tetap. Istilah perjanjian kredit ditemukan dalam instruksi pemerintah dan berbagai surat edaran, antara lain : 1. Instruksi Presidium Kabinet Nomor 15/EKA/10/96, yang berisi instruksi kepada bankdalam memberikan kredit bentuk apapun, bank-bank mempergunakan akad perjanjian kredit. 2. Surat Edaran Bank Negara Indonesia Unit I Nomor : 2/539/UPK/Pemb/1996 dan 3. Surat Edaran Bank Negara Indonesia No. 2/539/Pemb/1996 tentang Pedoman Kebijaksanaan di Bidang Perkreditan. Kredit golongan berpenghasilan tetap termasuk salah satu jenis kredit konsumer. Kredit kepada golongan penghasilan tetap untuk selanjutnya disebut kredit Golbertap. Kredit Golbertap adalah kredit yang diberikan kepada calon

3 debitur atau debitur dengan sumber pembayaran (repayment) berasal dari fixed income (gaji/pensiunan). 5 Kredit Golbertap ini termasuk dalam jenis konsumer. Kredit Golbertap dapat dipergunakan untuk membiayai pembelian barang bergerak maupun tidak bergerak, untuk biaya perbaikan rumah, biaya kuliah/ sekolah, biaya pengobatan, pernikahan dan lain-lain. Kredit Golbertap juga dapat diberikan untuk keperluan produktif.potensi pasar pemberian kredit kepada pegawai dan pensiunan yang dilayani dengan produk kredit golbetap berkembang pesat, baik dari sisi jumlah debitur, calon debitur, maupun kemampuan membayar kembali debitur. Jenis kredit Golbertap ini dapat disalurkan kepada mereka yang aktif bekerja dengan jaminan utamanya berupa gaji atau penghasilan yang diterimanya setiap bulan. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara menngatur tentang hal-hal yang berkaitan dengan aparatur Negara. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang nomor 5 Tahun 2014 memberikan pengertian mengenai aparatur sipil negara yaitu : Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai negeri sipil yang selanjutnya disebut PNS adalah warga negara indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. 5 Surat Edaran BRI No. S-9/DIR/ADK/04/ 2007 Tentang Kredit kepada Golongan Berpenghasilan Tetap (Kretap,) Tgl 18 April 2007.

4 Bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk yang lainnya, untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menginat kondisi perekonomian Indonesia yang masih dibawah standart, dimana pendapatan masyarakat masih dibawah rata-rata, maka dalam hal ini peranana bank dalam penyaluran kredit sangat penting keberadaannya. Kredit ini sangat dibutuhkan banyak orang atau pihak dalam menata kehidupan ekonomi yang lebih baik. Kebutuhan akan kredit tidak saja diperlukan oleh masyarakat yang berpenghasilan tidak tentu, tetapi juga masyarakat yang berpenghasilan tetap seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun karyawan yang bekerja pada perusahaan-perusahaan. Pegawai yang dapat dilayani dengan kredit Golbertap adalah pegawai yang sudah berstatus sebagai karyawan tetap, sedangkan untuk karyawan kontrak atau pegawai sementara tidak bisa dilayani dengan fasilitas kretap. Pegawai tetap perusahaan milik perorangan atau keluarga belum bisa menikmati kredit Golbertap walaupun perusahaan sudah dalam bentuk perseroan terbatas. Kriteria pegawai yang dapat dilayani oleh P.T BRI untuk diberikan fasilitas kredit Golbertap adalah : 1. pegawai negeri sipil (PNS) 2. Anggota TNI dan POLRI, 3. Pegawai BUMN,BUMD, Perum, Persero

5 4. Pegawai perusahaan yang telah Go Public. 5. Pegawai perusahaan swasta nasional, asing, yayasan yang dinilai mempunyai dan dapat dipercaya kemampuan dan kelangsungan usahanya mempunyai peraturan ketenagakerjaan atau kepegawaian. Hak-hak pegawai negeri sipil yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 adalah : 1. Hak untuk memperoleh gaji. 2. Hak untuk cuti 3. Hak pensiun 4. Hak untuk mendapatkan perwatan, tunjangan cacat dan uang duka. Sistem kredit Golbertap dikeluarkan kepada pegawai baik pegawai negeri sipil maupun swasta sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan BRI. Kredit Golbertap ini selain dapat dinikmati oleh pegawai yang masih aktif bekerja juga dapat dinikmati oleh para pensiunan dengan jaminan utamanya yakni gaji pensiunan yang diterima tiap bulan yang bisa diambil di kantor-kantor bayar pensiunan. Pembayaran pensiun di Indonesia khususnya penerima pensiun PNS, TNI/POLRI dengan populasi kurang lebih 3 juta yang tersebar di seluruh pelosok negeri ini merupakan jumlah yang cukup besar dan menjadi daya tarik yang memikat bagi kalangan perbankan karena dianggap sebagai segment pasar yang

6 potensial. Kredit pensiun adalah kredit yang diberikan kepada para pensiunan atau jandanya baik sipil, militer, maupun pensiunan swasta yang mempunyai yayasan dana pensiun dan menerima uang pensiun secara tetap setiap bulannya. Segmen kredit Golbertap menempati posisi penyaluran kredit yang cukup besar baik dengan jumlah kredit maupun besar pendapatan yang diperoleh, dengan pangsa pasar lebih dominan sehingga bisnis ini harus dikelola secara optimal. Kredit Golbertap memiliki risiko relatif rendah namun produktivitas tinggi sehingga menyumbang laba terbanyak dalam perusahaan. Pemberian kredit merupakan salah satu kegiatan usaha bank konvensional dalam rangka mengelola dana yang agar produktif dan memberikan keuntungan. Kegiatan operasional bank konvensional pada umumnya ditemukan adanya jaminan utang atau yang lazim disebut jaminan kredit (agunan). Agunan berfungsi untuk melindungi bank dari segala kemungkinan yang dapat terjadi. Agunan yang dapat dijadikan syarat dalam pemberian kredit yaitu agunan berupa benda yang menurut hukum digolongkan sebagai barang tidak bergerak seperti tanah dan bangunan, hak pakai yang diberikan lewat benda yang menurut hukum digolongkan sebagai barang bergerak, agunan berupa surat-surat berharga yang mempunyai hak tagih agunan seperti SK PNS dan SK Pensiun PNS. SK PNS dan SK Pensiun PNS dapat menjadi jaminan kredit bagi di BRI walaupun SK tersebut bukan merupakan benda yang dapat dipindahtangankan tetapi mempunyai hak tagih. Caranya dengan menyerahkan SK tersebut dan

7 memberikan surat kuasa kepada pihak bank untuk mengambil gaji si penerima kredit. Ada beberapa cara yang dilakukan kalangan perbankan dalam bisnis Golbertap sebagai berikut : 1. Penyalur kredit sekaligus sebagai kantor bayar gaji/ pensiun. Cara ini dilakukan oleh Bank yang sudah ditunjuk sebagai pemegang payroll gaji pegawai BUMN,BUMD, PNS. Sedangkan bagi pensiunan pihak pengelola dana pensiun yakni P.T Taspen (Persero) dan P.T ASABRI (Persero). Pengelola dana pensiun ini kemudian menunjuk instansi lagi sebagai kantor bayar pensiun seperti: BRI, BTPN, Bank daerah (BPD) Bank saudara, dll. 2. Penyalur kredit bekerjasama dengan kantor bayar atau bendaharawan gaji. Bagi penyalur kredit yang tidak ditunjuk sebagai kantor bayar gaji atau pensiun masih ada alternatif lain dalam menyalurkan kredit pensiun yaitu dengan bekerjasama dengan kantor bayar pensiun atau bendahawaran gaji dengan sejumlah fee yang telah ditentukan. Permasalahan akan mulai muncul apabila bank sebagai kreditur bertindak sebagai point kedua yakni penyalur kredit dengan dengan bekerjasama dengan kantor bayar. Kreditur sebagai penyalur kredit Golbertap tidak dapat menerima hasil angsuran kreditnya dikarenakan pihak kantor bayar sudah memutus perjanjian secara sepihak dan tidak bisa lagi memotongkan gaji lagi.

8 Hal ini telah beberapa kali terjadi baik dalam penyaluran kretap,sebagai contohnya : 1. Perjanjian kredit antara pihak BRI dengan instansi KAI dengan kewajiban pihak BRI menyalurkan kreditnya kepada para pekerja di DAOP VII untuk lingkungan BRI Madiun dan kewajiban pihak DAOP untuk memotong angsuran gaji pekerja setiap bulan dan disetorkan ke pihak kreditur setiap tgl 1. Pada pertengahan tahun 2013 pihak DAOP VII menghentikan kerjasama dan memerintahkan untuk payroll gaji masuk pada instansi bank lain dengan bendaharawan gaji sudah tidak punya wewenang untuk potong gaji lagi. Peristiwa yang telah terjadi ini kemudian meninggalkan permasalahan dengan bagaimana dengan kredit yang sudah berjalan? 2. Penyaluran kredit pensiun dengan kerjasama dengan kantor bayar pensiun seperti yang ditunjuk sama P.T Taspen dan P.T Asabri. Setelah kredit berjalan pada bulan maret 2012 terjadi perseteruan dan pihak kantor bayar tidak mau lagi melakukan pemotongan lagi. Dari uraian tersebut di atas yang menggugah motivasi penulis untuk melakukan penelitian ini, agar kedepannya dalam penyaluran kredit Golbertap ini tidak terdapat tunggakan lagi apabila tiba-tiba kantor bayar tidak melakukan kewajibannya lagi yakni memotong angsuran dan disetorkan ke pihak kreditur. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KREDITUR DALAM PENYALURAN KREDIT

9 GOLONGAN BERPENGHASILAN TETAP (GOLBERTAP) APABILA KANTOR BAYAR MEMUTUSKAN PERJANJIAN KERJASAMA (STUDI PADA P.T BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) KANCA MADIUN. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk perlindungan hukum kreditur dalam penyaluran kredit golongan berpenghasilan tetap dalam hal kantor bayar memutuskan perjanjian kerjasama? 2. Upaya yang dilakukan oleh kreditur secara sepihak kantor bayar memutuskan perjanjian kerjasama? C. Keaslian Penulisan Berdasarkan penelusuran dan pengamatan kepustakaan yang penulis lakukan, penelitan tentang perlindungan hukum terhadap kreditur dalam penyaluran kredit golongan berpenghasilan tetap (Golbertap) apabila kantor bayar memutuskan perjanjian kerjasama. (Studi pada P.T BRI Cabang Madiun), bukan yang pertama kali dilakukan. Penelitian yang berkaitan dengan penyaluran kredit golongan berpenghasilan tetap (Golbertap) sudah pernah dilakukan antara lain :

10 1. Penelitian dengan judul Perlindungan Hukum Terhadap Bank Dalam Perjanjian Kredit dengan Jaminan Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kulon Progo. Penelitian dilakukan oleh Yusuf Arifin, mahasiswa Magister Kenotariatan UGM dengan NIM 09/292269/PHK/06009 tahun 2013. Penelitian ini mengambil permasalahan pertimbangan hukum apa yang diambil bank-bank di Kabupaten Kulon Progo sehingga bersedia memberikan kredit dengan jaminan Surat Keputusan Pegawai Negeri Sipil dan upaya apa yang dilakukan oleh bank dalam rangka melindungi kredit yang diberikan dalam hal Pegawai Negeri Sipil sebagai debitur wanprestasi. 6 2. Penelitian dengan judul Tinjauan Yuridis Pemberian Kredit Pensiun dengan Jaminan Surat Keputusan Pensiun di Pos Simpan Pinjam Koperasi Nusantara Cabang Yogyakarta. Penelitian dilakukan oleh Meilasari Dian Anggraini, mahasiswa Magister Kenotariatan UGM dengan NIM 18767/PS/MK/06 tahun 2009. Penelitian ini mengambil permasalahan mengenai hal apa saja yang menyebabkan debitur tidak mengambil gaji pensiun dan bagaimana perlindungan hukum bagi kreditur akibat debitur tidak mengambil gaji 6 Yusuf Arifin, 2013, Perlindungan Hukum Terhadap Bank dalam Perjanjian Kredit dengan Jaminan Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kulon Progo, Tesis, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

11 sehingga tidak mengambil angsuran kreditnya di PSP Koperasi Nusantara Cabang Yogyakarta. 7 Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini membahas tentang perlindungan hukum terhadap kreditur dalam penyaluran kredit golongan berpenghasilan tetap (Golbertap) apabila kantor bayar memutuskan perjanjian kerjasama dengan study pada P.T BRI cabang madiun. Dengan demikian dapat dikatakan penelitian ini memenuhi kaedah keaslian penelitian. Walaupun demikian, apabila dikemudian hari ditemukan bahwa permasalahan dalam penelitian ini pernah diteliti oleh peneliti lain sebelumnya, maka diharapkan ini dapat saling melengkapi dengan penelitian lainnya. D. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dapat tercapai oleh penulis setelah melakukan penelitian ini adalah : 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum terhadap kreditur dalam penyaluran kredit golongan berpenghasilan tetap (Golbertap) terhadap debitur dalam hal kantor bayar memutuskan perjanjian kerjasama untuk tidak melakukan pemotongan gaji debitur lagi dengan mengingat jaminan dalam penyaluran kredit ini tidak bisa dilakukan eksekusi. 7 Meilasari Dian Anggraini, 2009, Tinjauan Yuridis Pemberian Kredit Pensiun Dengan Jaminan Surat Keputusan Di Pos Simpan Pinjam Koperasi Nusantara Cabang Yogyakarta, Tesis, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

12 b. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh kreditur dalam hal pihak kantor bayar memutuskan perjanjian kerjasama. 2. Tujuan Subyektif Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Kenotariatan pada Universitas Gajah Mada yogyakarta. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi kepentingan akademis maupun dalam kepentingan praktis dalam hal dunia perbankan, praktisi keuangan Pegawai Negeri Sipil, Pensiunan, serta praktisi hukum. 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan,berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya,khususnya hukum perdata dan dapat menambah bahan referensi sebagai ilmu pengetahuan bagi pihak-pihak yang ingin mempelajari tentang penyaluran kredit golongan berpenghasilan tetap (Golbertap). 2. Secara praktis Diharapkan dapat sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam bidang hukum yang berhubungan dengan penyaluran kredit kepada golongan berpenghasilam tetap (Golbertap) apabila ada kantor bayar yang memutuskan perjanjian kerjasama untuk melakukan kewajibannya memotong uang angsuran pinjaman