PROGRAM STUDI MAGISTER REKAYASA PERTAMBANGAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Dokumen Kurikulum Program Studi : Doktor Rekayasa Pertambangan

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Rekayasa Pertambangan

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2016

BUKU PEDOMAN PERWALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

BUPATI KAUR PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kode Dokumen. Versi. Kemahasiswaan. Institut Teknologi. 8 April

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM STUDI DOKTOR TEKNIK PERMINYAKAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2016

WILAYAH PERTAMBANGAN DALAM TATA RUANG NASIONAL. Oleh : Bambang Pardiarto Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi

KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Teknik Geofisika

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

Pertambangan adalah salah satu jenis kegiatan yang melakukan ekstraksi mineral dan bahan tambang lainnya dari dalam bumi.

BUKU BIMBINGAN AKADEMIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

Topik: : VISI PERTANIAN ABAD 21 (PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI) menjelaskan Visi Pertanian Abad 21

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

Dokumen Kurikulum Program Studi Doktor Teknik Geofisika

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KK ESDB telah menyusun roadmap lima tahunan untuk periode Program utama pada tahun 2017 adalah pengembangan topik-topik penelitian yang

B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L P E M E R I N T A H K A B U P A T E N J E M B R A N A. 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Kewenangan Pengelolaan FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM BESI GUBERNUR JAWA BARAT

BB. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN UMUM

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumberdaya air yaitu Air Tanah, saat ini telah menjadi

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

BUKU KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

UPAYA MENINGKATKAN MANFAAT INDUSTRI EKSTRAKTIF BAGI DAERAH DAN MASYARAKAT RISWAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2015

Pandangan MGB mengenai Model Masyarakat Akademik dan Sistem Governance ITB

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

Visi, Misi dan Tujuan Jurusan Biologi Fakultas MIPA

PROGRAM STUDI SARJANA, MAGISTER DAN DOKTOR TEKNIK GEOFISIKA PERIODE JANUARI DESEMBER 2016

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Rekayasa Pertambangan. Lampiran II

KELOMPOK KEILMUAN EKSPLORASI SUMBERDAYA BUMI PERIODE JANUARI DESEMBER 2016

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

KONSEP PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI BAHAN GALIAN TERTINGGAL DAN BAHAN GALIAN BERPOTENSI TERBUANG PADA WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN. Oleh : Tim Penyusun

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dokumen Kurikulum Program Studi Magister Teknik Sipil

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

SKENARIO KEBIJAKAN ENERGI INDONESIA MENUJU TAHUN 2050

1.1. Geologi dan manfaat pemetaan 1.2. Pengetahuan geologi yang diperlukan 1.3. Pemetaan geologi 1.4. Pemetaan geologi permukaan 1.5.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Potensi Sumber Daya Alam di Indonesia yang sangat melimpah

STUDI BUDGET BRIEF SEKTOR TAMBANG :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pengertian. Istilah bahasa inggris ; Mining law.

Zufialdi Zakaria. Laboratorium Geologi Teknik Program Studi Teknik Geologi - Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran.

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA

BAB I VISI, MISI, NILAI, TUJUAN, SASARAN. 1.1 Visi Menjadi institusi pendidikan di bidang Gizi Kesehatan yang bermutu internasional.

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA TENTANG REKLAMASI DAN PASCA TAMBANG

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan alam yang berbeda-beda pada setiap daerah. Pengelolaan sumber daya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010

PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Profil Lulusan / Kualifikasi

DokumenKurikulum Program Studi : Teknik Pertambangan

KCMI ( Kode Cadangan Mineral Indonesia )

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Tentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian UGM. Pendahuluan

RENCANA STRATEGIS

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

NOMOR 11 TAHUN 2OO9 TENTANG

TABEL 4.1 KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BENCANA LINGKUNGAN PASCA TAMBANG

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

IKATAN MAHASISWA TEKNIK METALURGI (IMMG)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Teknik Fisika

Transkripsi:

PROGRAM STUDI MAGISTER REKAYASA PERTAMBANGAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2016 FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016

Visi Misi Pendidikan Pasca Sarjana Magister Rekayasa Pertambangan FTTM ITB adalah Pendidikan Tinggi Lanjutan, untuk menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi dan unggul dalam usaha memanfaatkan dan melakukan konservasi sumberdaya mineral dalam menyongsong persaingan global. Melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang bermutu dan unggul bagi pertumbuhan ITB, industri pertambangan, nusa dan bangsa dengan menghasilkan lulusan magister yang mempunyai kemampuan akademik dan sikap profesional yang baik serta berwawasan luas, serta mampu mengembangkan, mengalihkan, menghasilkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan dan teknologi rekayasa pertambangan dan metalurgi, bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan Program Studi Secara umum tujuan FTTM adalah Meningkatkan peran dan kontribusinya di bidang eksplorasi, produksi, pemanfaatan sumber daya bumi serta mitigasi bencana alam sebagai upaya peningkatan kualitas lingkungan alam, ekonomi dan sosial, demi kesejahteraan bangsa Indonesia dan umat manusia. Mengacu kepada tujuan FTTM tersebut, maka Program Studi Magister Rekayasa Pertambangan FTTM-ITB bertujuan untuk menghasilkan lulusan magister yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Berdaya cipta dalam bidang pertambangan. 2. Memiliki kemampuan melakukan sintesis serta mengambil kesimpulan dari suatu kegiatan penelitian. 3. Memiliki penguasaan ilmu pertambangan secara mendalam dan luas. Dalam bidang pengabdian kepada masyarakat antara lain menjadikan FTTM-ITB sebagai pelopor dalam penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendunia, mampu menghasilkan penelitian yang berdampak pada kesejahteraan, serta dapat menyelenggarakan program penelitian yang produktif. Secara khusus, tujuan masing-masing Bidang Khusus adalah sebagai berikut: a. Eksplorasi Sumberdaya Bumi (ESDB) Menghasilkan magister teknik yang mampu untuk melaksanakan penelitian, pendidikan, dan menyelesaikan masalah-masalah praktis di lapangan dalam Eksplorasi Sumberdaya Bumi b. Geomekanika Menghasilkan magister teknik yang mampu untuk mengembangkan ilmu dan teknologi geomekanika melalui penelitian maupun aplikasi lapangan dalam upaya mencari solusi atas berbagai permasalahan yang ada

c. Manajemen dan Ekonomi Minerba Menghasilkan magister teknik yang memiliki pengetahuan rekayasa minerba serta ekonomi dan bisnis untuk meningkatkan kemampuan dan memeberikan wawasan yang lebih luas tentang pengusahaan minerba dan aspek ekonomi yang menyertainya secara terpadu. d. Pengelolaan Lingkungan Pertambangan Menghasilkan magister teknik yang memiliki pengetahuan dan wawasan tentang pengelolaan lingkungan pada kegiatan pertambangan dengan berbagai kompleksitasnya e. Rekayasa Mineral, Metalurgi dan Batubara Menghasilkan magister teknik yang Mempunyai sikap, kemampuan, wawasan dan ketrampilan di atas lulusan sarjana, terutama dalam menangani permasalah dengan cara analitik di bidang rekayasa mineral dan metalurgi dengan berbagai aspeknya, baik aspek teori dan tekno-ekonomi maupun aspek lingkungan, serta Mempunyai kemampuan untuk memberikan masukan pada tahap perancangan di industri metalurgi dan pada sektor-sektor lainnya yang terkait seperti teknologi pemanfaatan batubara Deskripsi Kurikulum Program Studi Body Of Knowledge Program Studi Magister Rekayasa Pertambangan FTTM ITB merupakan Program Studi yang yang mempelajari rekayasa bidang pertambangan dan metalurgi memenuhi kebutuhan tenaga ahli khususnya di bidang rekayasa pertambangan dan metalurgi. Program Studi Magister Rekayasa Pertambangan berupaya untuk: Melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang bermutu dan unggul pada tingkat Magister bagi pertumbuhan ITB, industri pertambangan yang tersebar di Indonesia, serta nusa dan bangsa. Menghasilkan lulusan Magister yang mempunyai kemampuan akademik dan sikap profesional yang baik serta berwawasan luas sesuai opsi atau Bidang Khusus yang ditekuni, yaitu: Eksplorasi Sumberdaya Bumi, Pengelolaan Sumberdaya Bumi, Geomekanika, Rekayasa Mineral dan Metalurgi, Teknologi Pemanfaatan Batubara, Rekayasa Korosi, Ekonomi Mineral, dan Pengelolaan Lingkungan Pertambangan. Mengembangkan, mengalihkan, menghasilkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan dan teknologi rekayasa pertambangan dan metalurgi, bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

PENEMUAN (FINDING) PEMBUKTIAN (PROVING) Persiapan Penambangan Penerapan konsep-konsep eksplorasi bahan galian Geologi Mineralogi ENDAPAN BAHAN GALIAN (Mineral & Batubara) Ekonomi Sistem Penambangan Kecukupan data dalam penentuan kualitas dan kuantitas Fasilitas Pendukung Lingkungan Perencanaan dan Operasi Penambangan Kondisi Geologi Karakteristik material Desain & rekayasa Stabilitas bidang kerja Fasilitas pendukung Infrastruktur Peraturan Lingkungan PERENCANAAN DAN DESAIN Pemilihan metoda, Perencanaan, Faktor pembatas, dan Desain Penambangan PROSES PENAMBANGAN Pembongkaran, Pemberaian, Pemuatan, Pengangkutan, Pengolahan, Kontrol Biaya Pemberaian material Peralatan Pengelolaan air Ventilasi Pembiayaan Keselamatan Kerja Pemantauan Reklamasi PEMASARAN Pada dasarnya core dari keilmuan rekayasa pertambangan adalah mencakup ilmu dan teknologi penambangan mineral dan batubara dan pemanfaatannya menjadi produk yang bernilai tambah secara efektif dan efisien. Program Studi Magister Rekayasa Pertambangan memiliki pengetahuan dan ketrampilan mengenai teknologi pencarian, perhitungan cadangan, analisis keekonomian, penambangan mineral dan batubara dan pemanfaatannya menjadi produk yang bernilai tambah secara efektif dan efisien serta ramah lingkungan. Struktur kurikulum Program Studi Magister Rekayasa Pertambangan disusun sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan SDM yang dapat berkontribusi secara optimal bagi kemajuan pertambangan nasional. Pada dasarnya Bidang Khusus yang dikembangkan mencakup aspek hulu dari pertambangan mineral dan batubara yang direpresentasikan oleh Bidang Khusus Eksplorasi Sumberdaya Bumi, aspek teknologi penambangan dan pengolahan mineral dan batubara yang direpresentasikan oleh Bidang Khusus Geomekanika, Bidang Khusus Rekayasa Mineral dan Metalurgi dan Bidang Khusus Teknologi Pemanfaatan Batubara serta aspek-aspek manajemen, pengelolaan lingkungan pertambangan, keekonomian dan enjiniring yang direpresentasikan oleh keberadaan Bidang Khusus Pengelolaan Sumberdaya Bumi, Bidang Khusus Pengelolaan Lingkungan Pertambangan, Bidang Khusus Ekonomi Mineral, dan Bidang Khusus Rekayasa Mineral, Batubara, dan Metalurgi.

Tantangan yang Dihadapi Pemanfaatan sumberdaya bumi haruslah dilakukan dengan sebaik-baiknya dengan mengacu kepada suatu kebijakan yang berkelanjutan (sustainable), yang juga berarti suatu pemanfaatan sumberdaya bumi secara optimun dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Untuk menghadapi perubahan yang cepat dan persaingan global serta kompleksitas hubungan antar negara, maka sangat perlu mendidik tenaga ahli yang profesional dalam bidang teknologi eksplorasi sumberdaya bumi. Tenaga ahli tersebut tidak hanya sekedar mampu menemukan cadangan-cadangan sumberdaya bumi, tetapi juga harus mampu memberikan gambaran yang nyata secara kuantitatif mengenai cadangan bahan-bahan yang sudah dikenal manfaatnya, maupun untuk menemukan bahan-bahan baru yang diperlukan oleh teknologi masa depan serta memberikan pula gambaran mengenai kemungkinan-kemungkinan pengusahaan bahan galian yang ditemukan tersebut. Para ahli eksplorasi juga harus mampu melakukan suatu tugas eksplorasi yang efisien dan efektif, baik dilihat dari segi waktu, biaya, maupun dalam memperkecil resiko pengolahan endapan tersebut. Perkembangan ke depan membutuhkan tenaga ahli eksplorasi yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya kuantitatif, dalam arti mampu menyediakan data akurat untuk para perencana (tambang) yang umumnya masih kurang. Di samping itu proses inventarisasi sumberdaya bumi di Indonesia masih belum seperti yang diharapkan, apalagi dengan mulai berlakunya otonomi sampai dengan Daerah Tingkat II. Selain itu, kondisi kerja pertambangan dan kondisi sumberdaya alam di Indonesia di masa mendatang akan semakin berat dan kompleks, antara lain karena kadar atau kualitas cebakan pada umumnya akan semakin rendah, letaknya semakin dalam atau berada di lepas pantai, tumpang tindih dalam pemanfaatan lahan dengan peruntukan lain, tuntutan upaya pelestarian lingkungan hidup yang lebih baik dan meningkatnya persaingan dalam merebut pangsa pasar karena adanya sistem perdagangan internasional yang bebas dan terbuka. Tantangan-tangangan tersebut menuntut adanya inovasi, modifikasi dan pengembangan teknologi pertambangan agar diperoleh kinerja dan biaya penambangan yang efisien. Tantangan lain adalah tuntutan keterbukaan dalam lalulintas para tenaga kerja tambang. Dengan demikian para Magister Rekayasa Pertambangan ITB pada masa mendatang harus terampil dalam menangani teknologi maju dan modern, sehingga mampu untuk bersaing tidak saja dengan para lulusan perguruan tinggi lain di Indonesia, tetapi juga dengan yang dari manca negara. Khusus di sektor industri pengolahan logam, menunjukkan permintaan yang meningkat akan tenaga ahli dalam bidang metalurgi baik untuk mengisi kegiatan-kegiatan industri hulu maupun industri hilir. Baru-baru ini DPR telah mengesahkan undang-undang baru tentang mineral dan batubara yaitu UU No. Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang salahsatu klausul pentingnya adalah kewajiban bagi perusahaan-perusahaan tambang untuk mengolah hasil tambangnya menjadi produk yang bernilai tambang di dalam negeri. Dengan diberlakukannya undang-undang ini, ke depan sesudah masa transisi hingga tahun 2014 ekspor bijih tidak lagi diperbolehkan oleh undang-undang. Agar amanah undang-undang tersebut dapat terwujud dengan baik diperlukan ahli-ahli pengolahan mineral dan metalurgi yang mempunyai pengetahuan dan keahlian yang memadai baik yang bekerja di institusi pemerintah sebagai regulator, di industri maupun di lembaga penelitian.

Akreditasi Program Studi S2 Rekayasa Pertambangan memperoleh Akreditasi A dari BAN PT pada Tanggal 10 Juni 2016 yang berlaku hingga 10 Juni 2021.