BAB V SIMPUL DAN SARAN A. Simpulan 1. Tata cara ritual Pangguni Uttiram pelaksanaannya dilakukan dan dimulai dengan rangkaian doa doa dan membakar sesaji di depan omom (api) dan dilanjutkan dengan menaikan lambang atau bendera yang bergambar Ayam jantan, kemudian melakukan doa-doa kepada Dewa Murgan, lalu dilakukan prosesi pelepasan nazar yakni di sungai yang ada di dekat kota lubuk Pakam. Dalam perjalanan menuju sungai peserta nazar dan masyarakat di wajibkan melepaskan sendal atau sepatunya.kemudian sampai di sungai prosesi dilakukan pertama memandikan peserta nazar ke sungai lalu dilakukan ritual dan doa-doa, kemudian dilaksankan penusukan lidah atau bagian tubuh lainnya sesuai yang di amanahkan oleh pemandu ritual. Kemudian mereka berkeliling kota sambil membawa kepalo kodo (air suci/susu) yang sudah di doakan untuk di persembahkan kepada dewa Murgan. Sambil menari dan bernyanyi mereka berjalan menuju kembali kekuil. Sampai di kuil mereka peserta nazar melakukan menari cukup lama, lalu dilanjutkan doa kembali dan kemudian alu(besi) atau vell dilepaskan yang dilakukan oleh pemandu ritual, luar biasa tidak ada luka atau darah yang bercucuran padahal pipi atau lidah mereka tembus oleh alu besi atau vell. Dan malamnya dilaksanakan arak kereta kencana yang di dalamnya ada arca dewa Murgan sebagai simbol bahwa dewa
Murgan akan memberikan keberkahan kepada seluruh umat yang belum sempat atau sibuk datang ke kuil maka dewa Murgan dengan kereta Kencana mengelilingi kota Lubuk Pakam dan memberikan restu dan berkah kepada siapa saja yang meminta kepadanya. Aktifitas masyarakat suku India Tamil Lubuk Pakam pada saat prosesi ritual Pangguni Uttiram tidak bersifat semu, namun dilaksanakan dengan kesadaran dan tanggung jawab sebagai anggota dan bahagian kelompok masyarakat yang berbudaya yang tersistematis dan terkoordinir dengan baik. Aktifitas masyarakat suku India Tamil dalam melaksanakan ritual Pangguni Uttiram mencerminkan proses interaksi sosial, dimana tindakan, perilaku dan sikap masyarakat sebelum, saat prosesi ritual dan setelah akhir kegiatan ritual Pangguni Uttiram konsisten melaksanakan tugasnya dengan pola kerja sistem gotong royong, dan hal ini masih dijumpai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat suku India Tamil di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang terutama dalam bidang bidang sosial kemasyarakatan. 2. Eksistensi ritual Pangguni Uttiram yang dilaksanakan oleh masyarakat suku India Tamil di Kecamatan Lubuk Pakam masih dalam binaan Kuil Shri Tendayudhabani, namun belum mendapat apresiasi penuh dari pemerintah Kabupaten Deli Serdang, mungkin disebabkan minimnya informasi tentang pelaksanaan ritual Pangguni Uttiram serta kegiatannya dilakukan tidak secara rutin terjadwal karena kegiatan ini jatuh tepat pada malam bulan purnama jadi tidak ada kejelasan tanggal dan hari pelaksanaannya.
3. Makna simbol, fungsi serta nilai-nilai budaya dan sosial dalam ritual Pangguni Uttiram yang dilaksanakan oleh masyarakat suku India Tamil di Kecamatan Lubuk Pakam menggambarkan pentingnya menjaga keseimbangan hubungan manusia dengan penguasa alam yang diwujudkan melalui serangkaian pendekatan nilai-nilai dan makna simbol yang tersirat melalui alat dan bahan pada ritual Pangguni Uttiram. B. Impliklasi 1. Esensi ritual Pangguni Uttiram yang dilaksanakan oleh masyarakat suku India Tamil di Kecamatan Lubuk Pakam adalah bentuk perwujudan sebuah kepercayaan yang diyakini sebagai apresiasi terhadap eksitensi diri sebagai anggota suatu kelompok masyarakat. Aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat suku India Tamil dalam ritual Pangguni Uttiram menggambarkan pentingnya menjaga keseimbangan hubuungan manusia dengan penguasa alam yang diwujudkan melalui serangkaian pendekatan nilai-nilai luhur yang tersirat dalam makna simbol yang digunakan serta menjadikannya sebagai bentuk kearifan lokal (local wisdom) dalam menjalani kehidupan sehari-hari 2. Interaksi sosial pada kegiatan ritual Pangguni Uttiram adalah bentuk dari sistem sosial yaitu gotong royong yang merupakan ciri khas kebudayaan Indonesia yang dipahami mereka sebagai suku India
Tamil yang dapat dipertahankan dan dikembangkan sebagai apresiasi nilai-nilai luhur bagi generasi selanjutnya. 3. Peran dan fungsi sosial dari pelaksanaan ritual Pangguni Uttiram dapat dijadikan motivasi bagi masyarakat suku India Tamil untuk menunjukan indenditas etnis dalam upaya menjaga eksistensi budaya India Tamil di Kabupaten Deli Serdang khususnya di Kota Lubuk Pakam dan terbentuknya pranata sosial, organisasi sosial dari tindakan sosial yang dilakukan anggota masyarakat dalam pelaksanaan ritual Pangguni Uttiram untuk peduli terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi dimasyarakat sekitarnya. C. Saran 1. Diharapkan adanya penelitian lanjutan yang meneliti tentang bentuk kegiatan budaya yang beragama dari masyarakat suku india Tamil khususnya yang tinggal atau bermukim di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. 2. Adanya publikasi hasil penelitian dalam bentuk seminar atau pameran seni budaya masyarakat suku India Tamil dengan tujuan eksistensi dan pelestarian yang di prakarsai Lembaga adat atau perkumpulan Parishada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Deli Serdang. 3. Lembaga agama sebagai pembina umat khususnya agama Hindu untuk lebih melakukan perhatian terhadap kegiatan-kegiatan budaya yang bersifat ritual agar tidak terjadi yang bersifat kecelakaan ritual karena kesalahan-kesalahan dalam prosesi ritual berlangsung.
4. Diharapkan perhatian dan pembinaan dari Pemerintah Kabupaten Deli Serdang khususnya dinas Pariwisata untuk lebih aktif menggali potensi budaya dalam konteks wisata budaya. 5. Kepada generasi muda suku India Tamil agar lebih proaktif mempertahankan nilai-nilai budayanya sehingga indentitas etnis tidak hilang