BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi suatu instansi, kinerja karyawan merupakan faktor yang sangat penting karena akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengelolaan daerah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur negara harus kreatif menciptakan inovasi, sehingga pekerjaan akan menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam hal ini seorang pemimpin instansi perlu untuk meningkatkan sikap etos kerja dan disiplin kerja pegawai agar tujuan dari instansi dapat tercapai dan akan berdampak pada peningkatan produksivitas kerja pegawai. Peningkatan pelayanan dan tuntutan masyarakat merupakan suatu kondisi yang tidak dapat dihindarkan, ini jelas menuntut adanya profesionalisme dalam bekerja. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan secara adil kepada masyarakat. Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka pembinaan pegawai diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, professional, tanggung jawab, disiplin, etos kerja serta wibawa sehingga dapat memberikan pelayanan sesuai tuntutan perkembangan masyarakat (Octariana, 2012). 1
2 Apabila seorang aparat pemerintahan mempunyai etos kerja yang tinggi maka akan berdampak positif pada kinerja pegawai tersebut, maksudnya adalah kinerja pegawai akan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan karena etos kerja yang sudah diterapkan, sehingga setiap pekerjaan akan dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai akan meningkat apabila ditunjang dengan Team Work yang solid, sikap etos kerja yang baik dan disiplin kerja yang dilaksanakan dimanapun dan kapanpun seorang pegawai berada (Kurniasih, 2013) Etos kerja penting dimiliki oleh setiap orang, Untuk seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor.42 tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS, meningkatkan etos kerja PNS merupakan salah satu tujuan dari pembinaan jiwa korps PNS. Untuk mencapai tujuan ini, kode etik PNS yakni pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan PNS di dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari di pandang merupakan landasan yang tepat untuk dapat mewujudkan pembinaan jiwa korps PNS. Kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaan juga dipengaruhi oleh disiplin kerja, karena faktor kedisiplinan memegang peranan yang amat penting dalam pelaksanaan tugas sehari-hari para pegawai (Sedarmayanti, 2007). Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya, termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang dirasakan menjadi tanggung jawab.
3 Provinsi DKI Jakarta merupakan wilayah ibukota Negara Indonesia, berdasarkan penetapan Presiden RI NO.2 Tahun 1961 tentang Pemerintahan DKI Jakarta dan Penjelasan Undang-Undang No.5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan didaerah bahwa tugas, wewenang, dan kewajiban walikotamadya adalah menjalankan Pemerintahan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan dalam wilayah. Tugas-tugas tersebut meliputi bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, kesejahteraan masyarakat, sosial poitik, agama, tenaga kerja, pemuda dan olahraga, kependudukan, perekonomian, pembangunan fisik prasarana lingkungan dan pendidikan. Kota Jakarta merupakan wilayah padat penduduk yang memiliki potensi besar dalam hal pendidikan, pendidikan merupakan instrumen yang sangat menentukan dalam memberikan kontribusi terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan sarana dalam membangun watak bangsa. Terbentuknya kualitas pendidikan yang dapat mengantarkan masyarakat pada kecerdasan dan kemandirian, sangat bergantung pada kerangka sistem penyelenggaran pendidikan yang meliputi kejelasan arah kebijakan yang ditetapkan. Penelitian ini dilakukan di Kantor Walikota bagian Suku Dinas Pendidikan II Jakarta Barat. Dinas Pendidikan provinsi Jakarta Barat merupakan dinas yang bertanggung jawab untuk melaksanakan pembangunan dibidang pendidikan yang mengacu pada peningkatan SDM dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan pendidikan di wilayah Jakarta Barat. Pendidikan merupakan tumupuan untuk mengembangkan dan menciptakan kemampuan sumber daya manusia yang
4 berwawasan luas dan berkualitas, maka dari itu Dinas Pendidikan Jakarta Barat mempunyai peran yang sangat penting untuk kemajuan pendidikan dan sumber daya manusia di Jakarta Barat. Suku Dinas Pendidikan II mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengendalian penyelenggaraan seperti: menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), penghimpunan, pengolahan, penyajian, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan data informasi pendidikan yang mengatur beberapa wilayah di Jakarta Barat seperti daerah Kebon Jeruk, Kembangan, Palmerah dan Grogol Petamburan. Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta juga mempunyai 7 target operasional yaitu: stop perilaku menyimpang, peningkatan pelayanan guru, peningkatan pelayanan terhadap siswa, peningkatan pelayanan sarana dan prasarana, peningkatan prestasi pendidikan, penyerapan APBD yang tinggi dan pengintegrasian sistem informasi. Fenomena yang terjadi di kantor walikota adalah kinerja pegawai masih cenderung rendah, rendahnya kinerja pegawai diketahui dari masih ada beberapa pegawai yang belum mentaati ketentuan jam kerja, tingkat kerajinan yang rendah ditandai dengan kehadiran pegawai yang sering datang terlambat. Berdasarkan fakta yang terjadi dilapangan, ada beberapa pegawai yang mengisi waktu kerjanya untuk mengobrol, ada pegawai yang berkeliaran dikantin untuk makan serta merokok, mereka tersebar bukan hanya dikantin tetapi ada juga di lorong-lorong kantor. Bahkan ada pegawai yang berbelanja di Hypermart, di koperasi, di restoran cepat saji yang berada diseberang kantor walikota, serta di Mall Puri
5 Indah. PNS yang berjalan-jalan saat jam kerja bukan hanya pada saat menjelang pulang saja, tetapi pada pagi hari sekitar pukul 09.00 para pegawai berbaris dikantin untuk sarapan pagi. Selain itu ada beberapa masalah lainnya, misalnya pegawai tidak mematuhi peraturan kantor seperti pegawai terlambat masuk kerja dan pegawai datangpulang kerja tidak tepat waktu. Ketidakhadiran pegawai memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap kinerja karyawan. Instansi pemerintahan mempunyai peran yang sangat besar dengan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, oleh karena itu sebelum memberikan pelayanan kepada masyarakat maka pegawai yang terlibat dalam tugas dinas juga harus diperhatikan kinerjanya. Terdapat beberapa data penilaian kinerja, pengukuran absensi dan data pelanggaran pegawai Suku Dinas Pendidikan II dalam bekerja pada bulan Januari- Maret 2016, sebagai berikut : Tabel 1.1 Data Penilaian Kinerja Suku Dinas Pendidikan II Kotamadya Jakarta Barat No. Kriteria Bobot Penilaian 1. Kualitas Hasil Kerja 73% 2. Kuantitas Hasil Kerja 65% 3. Ketepatan Waktu Menyelesaikan Tugas 65% 4. Wawasan Dalam Mengerjakan Tugas 75% 5. Tanggung Jawab dalam Pelaksanaan Tugas 70% 6. Inisiatif Dalam Bekerja 60% 7. Kerja Sama dalam Menyelesaikan Tugas 80% Sumber : Kantor Suku Dinas Pendidikan II
6 Tabel 1.2 Data Absensi Suku Dinas Pendidikan Kotamadya Jakarta Barat Bulan Jumlah Karyawan Jumlah Hari kerja/bulan Hari Kerja Sebenarnya Jumlah Absensi Hari Kerja Senyatanya Januari 69 20 1380 135 1245 Februari 69 20 1380 95 1285 Maret 69 21 1449 759 690 Sumber : Kantor Suku Dinas Pendidikan II Tabel 1.3 Tingkat Pelanggaran Pegawai Suku Dinas Pendidikan Kotamadya Jakarta Barat Bulan Jenis Pelanggaran Jumlah Datang Pulang Karyawan Terlambat lebih awal Total Januari 69 175 155 340 Februari 69 144 135 279 Maret 69 105 126 231 Sumber : Kantor Suku Dinas Pendidikan II Secara umum etos kerja Pegawai Negeri Sipil di Indonesia masih cenderung rendah, dilihat dalam hal ketidaktepatan waktu, seringkali terjadi keterlambatan memulai suatu acara, keterlambatan jam waktu kerja dan lain-lain. Pegawai yang memiliki etos kerja yang baik seharusnya berusaha menunjukan suatu sikap,
7 watak serta keyakinan dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan bertindak dan bekerja secara optimal. Hal tersebut mencerminkan bahwa kurangnya etos kerja yang dimiliki oleh pegawai negeri tidak akan berdampak positif pada pencapaian tujuan organisasi. Semua pengaruh buruk dari menurunnya etos kerja seperti ketidaktepatan waktu harus dapat diperkecil dan selanjutnya menaikkan etos kerja dan disiplin kerja yang berarti diharapkan juga dapat meningkatkan kinerja pegawai. Berdasarkan uraian di atas mengenai pentingnya Etos Kerja dan Disiplin Kerja dalam organisasi. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Etos Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Kantor Walikota bagian Suku Dinas Pendidikan II Kotamadya Jakarta Barat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian di atas, maka masalah-masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah etos kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Kantor Walikota di Bagian Suku Dinas Pendidikan II Kotamadya Jakarta Barat? 2) Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Kantor Walikota di Bagian Suku Dinas Pendidikan II Kotamadya Jakarta Barat?
8 C. Tujuan Dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini antara lain : a. Untuk mengetahui pengaruh sikap etos kerja terhadap kinerja karyawan pada Kantor Walikota di Bagian Suku Dinas Pendidikan II Kotamadya Jakarta Barat? b. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada Kantor Walikota di Bagian Suku Dinas Pendidikan II Kotamadya Jakarta Barat? 2. Kontribusi Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian yang dilakukan ini dibagi menjadi dua bagian yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. 1. Kegunaan Akademik a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan penulis dan menambah ilmu, baik dalam teori maupun praktek. b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar studi perbandingan dan referensi bagi penelitian sejenis. 2. Kegunaan Praktik a. Bagi Penulis, penelitian ini memberikan wawasan dan pengalaman mengenai sumber daya manusia khususnya tentang konflik dan disiplin kerja dalam perusahaan.
9 b. Bagi Instansi, penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil, guna melihat apakah konflik dan disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja bagi perusahaan itu sendiri. c. Bagi Penelitian Sejenis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi penelitian sebelumnya yang akan mengadakan penelitian dengan judul yang sama.