Sambutan Presiden RI pd Peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip, di Jatim tgl. 7 Okt 2014 Selasa, 07 Oktober 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN FASILITAS PRODUKSI LAPANGAN BANYU URIP BLOK CEPU, BOJONEGORO, JATIM DI RUANG GAJAH MADA I, BANDARA INTERNASIONAL JUANDA, SURABAYA, JAWA TIMUR TANGGAL 7 OKTOBER 2014 Bismillahirrahmanirrahim, Saudara-saudara,
Kita mengetahui bahwa energi sangat penting untuk mendukung pembangunan nasional kita. Ekonomi kita tumbuh dengan pesat, terutama tahun-tahun terakhir ini. Industri kita, transportasi kita, dunia komersial kita, dan bahkan rumah tangga-rumah tangga kita. Oleh karena itu, negara dalam hal ini pemerintah, berkewajiban untuk meningkatkan kapasitas produksi sumber energi kita. Apakah itu minyak, gas, batu bara, dan kemudian akhirnya listrik. Tentu kita ingin kekuatan energi yang lebih besar, tetapi kita juga mesti memperhatikan faktor lingkungan. Oleh karena itulah, energi harus kita letakkan sebagai bagian dari mesin pertumbuhan ekonomi, tetapi sekaligus mencapai tujuan pembangunan ekonomi berkelanjutan, sustainable growth with equity. Inilah tugas negara, inilah juga tugas Dewan Energi Nasional untuk memastikan kita mencapai dua-duanya. Cepu memiliki sejarah yang panjang. Ketika saya mengemban tugas memimpin negara dan menjalankan pemerintahan, pada tanggal 20 Oktober 2004 yang lalu, 10 tahun yang lalu, penyelesaian masalah Cepu merupakan prioritas. Saya masih ingat kita melakukan
pembicaraan maraton, kita melakukan serangkaian negosiasi di Indonesia dan di Amerika Serikat. Bahwa ketika, bahkan, bahkan ketika terjadi silang pendapat antara Jawa Tengah dengan Jawa Timur, saya sendiri turun tangan dalam kapasitas saya sebagai Presiden dengan Menteri Pertambangan dan Pertambangan dan Energi waktu itu untuk mengakurkan. Alhamdulillah, tercapailah kesepakatan Jawa Timur, Jawa Tengah. Kemudian, Bojonegoro kabupatennya. Satu lagi kabupatennya? Blora, di... masyarakat pertemuannya di Surabaya ini. Oleh karena itu, sebagaimana disampaikan oleh Menko Perekonomian tadi, Saudara Chairul Tanjung, ini harus menjadi bagian penting untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak kita. Saudara tahu, tahun-tahun terakhir Indonesia sudah menjadi net importer, tadinya net exporter. Oleh karena itulah, saya memastikan untuk keluar dari OPEC beberapa tahun lalu karena tidak relevan lagi kita berada di sana, sementara sumber-sumber minyak kita mengalami penurunan, declining. Oleh karena itu, kita ingin menyukseskan eksplorasi dan produksi di semua tempat yang masih tersisa, baik onshore maupun offshore. Dengan demikian, pendek kata, kita ingin kalau sekarang kapasitas produksi baru mencapai 40 ribu barel per hari, insya Allah dalam waktu yang tidak terlalu lama lapangan Banyu Urip ini, Blok Cepu ini, bisa kita tingkatkan menjadi maximum production yaitu 165 ribu barel per hari. Hanya dengan tekad yang membaja, kerja keras, sikronisasi dan koordinasi antara semua pihak, antara ESDM, Pertamina, SKK Migas, Mobile Oil, Pemerintah Daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan masyarakat lokal. Itu semualah yang bisa segera mencapai target yang kita harapkan. Sebelum saya, saya tandatangani prasasti ini, saya ingin Saudara-saudara, kita, memiliki tekad bersama untuk menjadi bagian dari solusi. Jangan sampai ada hambatan-hambatan, kalau ada masalah selesaikan dengan baik, jangan saling
mengunci, jangan saling menghambat, sehingga kita rugi bertahun-tahun. Harusnya sudah bertambah kita punya produksi minyak, tetapi karena satu dua hal yang mestinya bisa diselesaikan, lantas tidak selesai. Ini yang ingin saya sampaikan. Dan, dengan terlebih dahulu memohon ridha Allah Subhanahu wataala, saya mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, saya akan resmikan produksi terkini Lapangan Banyu Urip yang berkapasitas 40.000 barel per hari. Dan, besok Menko Perekonomian akan mengajak semua yang hadir, untuk betul-betul bertindak dengan cepat dan tepat agar produksi itu bisa kita tingkatkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Demikianlah Saudara-saudara, terima kasih, selamat bekerja, Tuhan beserta kita. Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, Kementerian Sekretariat Negara RI