BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan banyak aspek, sulit, berbahaya dan stressfull (Lutfiyah,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. situasi persaingan khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sejenis menjadi

Selviana Anggraini 1. Universitas Mulawarman.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. munculnya berbagai masalah dalam pelayanan pemerintah kepada rakyat, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia mempunyai peran penting di dalam setiap kegiatan. keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Etos Kerja. kepribadian, serta cara mengekspresikan, memandang, meyakini dan cara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Sumber daya pada suatu organisasi merupakan kunci dari lajunya dan

PETUNJUK PENGISIAN tanda ( ) Sangat Sering Sering Jarang Tidak Pernah tanda ( = )

1. Bagaimana gambaran burnout pada anggota. 2. Mengapa terjadi burnout pada anggota polisi. 3. Bagaimana dampak burnout pada anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang dapat memenuhi kebutuhannya ia akan mempunyai kepuasan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber masalah produktivitas individu. Kepercayaan dalam hampir

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu organisasi. Dalam setiap perusahan maupun dalam sebuah instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tertinggal dari masyarakat lainnya, pembangunan di. berdampak positif bagi peningkatan berbagai aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebaik mungkin. Keberhasilan sebuah perusahaan atau organisasi tidak hanya dari

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan positif terhadap sasaransasaran

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang berhasil dalam bidang pekerjaan, umumnya mempunyai kedisiplinan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai lebih dibandingkan dengan organisasi lainnya.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Widjaja, 2006). Pegawai memiliki peran yang besar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kepadanya dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. ada didalam suatu organisasi. Sumber daya manusia (SDM) harus dikelola

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang menentukan. keberhasilan pembangunan Indonesia. Penyelenggaraan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menginginkan terciptanya kinerja yang tinggi dalam bidang pekerjaannya. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perusahaan yang telah disepakati oleh semua karyawan. Karyawan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan sesuai tuntutan perkembangan masyarakat. digunakan untuk mempromosikan dirinya dalam mengembangkan karirnya.

PP-PAUD & DIKMAS JABR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam dunia kerja. Di masa pembangunan

Hubungan Antara Karakteristik Pekerjaan Dengan Etos Kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan suatu bisnis perusahaan membutuhkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara satu dengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang cukup. Oleh karena itu harus memiliki semangat yang tinggi untuk

BAB I PENDAHULUAN. ini tercermin dari penetapan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila

BAB 6 PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang ditinjau secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam suatu perusahaan sumber daya manusia yang merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. sudah berjalan berdasarkan market oriented. Demikian juga perguruan tinggi saat

LAMPIRAN A-1 SKALA KOMPETENSI INTERPERSONAL

I. PENDAHULUAN. Saat ini pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Banyak yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan karyawan yang memiliki loyalitas pada organisasi tempat mereka

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah memasuki berbagai lapisan kehidupan di dunia termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai salah satu elemen utama di dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya perilaku agresif saat ini yang terjadi di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LAMPIRAN 1 Skala Organizational Citizenship Behaviour (OCB) dan Iklim Organisasi Try Out

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ETOS KERJA PEGAWAI DI KELURAHAN MALEBER KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS AZIS MUHAMAD FAUZI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai aspek tatanan dan sumber daya layanan sebagai dampak

I. PENDAHULUAN. Unsur terpenting dalam sebuah organisasi ialah manusia. Sumber daya manusia

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH NOMOR : 800/ /203 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SALATIGA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 7 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (public service. Perbaikan atau reformasi di bidang kepegawaian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya

BAB I PENDAHULUAN. sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Masyarakat memberikan kepercayaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

PENGARUH SIKAP MANDIRI DAN PERSEPSI TENTANG KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN CV. SUMBER JATI SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal, hingga kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan rasa aman,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor untuk

BAB I PENDAHULUAN. penggerak seluruh aktivitas perusahaan (Larasati, 2014). Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan secara adil kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. keilmuan, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya,

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang penting bagi organisasi. Peran para pegawai yang bekerja

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN Kinerja Pegawai Di Sekretariat Direktorat Jenderal. Pendidikan Islam Kementrerian Agama RI

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DALAM INSTITUSI PENDIDIKAN DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN. sama, serta berusaha secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tersebut.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Kepolisian merupakan salah satu lembaga negara yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar, yaitu melindungi dan melayani masyarakat. Menurut Ira Glasser pekerjaan polisi merupakan sebuah pekerjaan yang membutuhkan banyak aspek, sulit, berbahaya dan stressfull (Lutfiyah, 2011). Walaupun demikian pegawai kepolisian dituntut untuk selalu siap memberikan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat. Keadaan tersebut mengisyaratkan bahwa pegawai kepolisian harus memiliki etos kerja yang tinggi. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 1 ayat 2, menyatakan bahwa Anggota Kepolisian adalah Pegawai Negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia. Selanjutnya pada Pasal 20 disebutkan: 1) Pegawai Negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia terdiri atas: a) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan b) Pegawai Negeri Sipil, 2) terhadap Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian. Setiap organisasi termasuk lembaga kepolisian tentu saja megharapkan semua pegawai dan anggotanya memiliki etos kerja yang tinggi. Etos kerja inilah yang perlu dimiliki oleh seorang pegawai, jika para pegawai mempunyai dedikasi dalam menyeleseikan pekerjaan atau tugas yang sudah menjadi

2 tanggung jawabnya masing-masing, memberikan kontribusi dengan menggunakan seluruh potensi yang dimiliki maka keberhasilan tujuan organisasi akan tercapai. Etos kerja didefinisikan sebagai ilmu kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia yang merupakan pertimbangan perbuatan melakukan perbuatan kerja keyakinan bahwa bekerja itu ibadah, dengan ciri-ciri sebagai berikut yang mencakup disiplin, jujur, percaya diri, tanggung jawab, memiliki jiwa wirausaha, mandiri, memperhatikan kesehatan dan gizi, menjalin komunikasi (Tasmara, 2002). Menurut Yoesef (2000), etos kerja merupakan konsep yang memandang pengabdian atau dedikasi terhadap pekerjaan sebagai nilai yang sangat berharga. Jika para pegawai memiliki dedikasi yang tinggi dalam bekerja, maka pegawai memberikan kontribusinya dengan mengerahkan seluruh potensinya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Etos kerja yang profesional adalah kunci keberhasilan dan harapan setiap organisasi, termasuk institusi kepolisian. Dalam pelaksanaannya etos kerja pegawai tidak selalu berjalan sesuai harapan, selalu saja ada permasalahan seperti halnya di kepolisian wilayah Bumiayu. Berdasar studi awal peneliti dengan melakukan wawancara kepada Kepala Kepolisian Sektor Bumiayu diperoleh informasi adanya permasalahan etos kerja pegawai kepolisian di wilayah Bumiayu. Permasalahan etos kerja yang terjadi adalah: 1) suka bermalas-malasan dan selama jam kerja seperti ngobrol, membaca koran, merokok, 2) menyelesaikan pekerjaan dengan asal-asalan, menunda pekerjaan misalnya pekerjaan harus selesai hari ini tetapi diselesaikan besok, 3) malas-malasan dalam bekerja sama, dan 4) melakukan pungutan yang tidak resmi (pungli) untuk

3 kepentingan sendiri, 5) tidak disiplin seperti terlambat masuk kerja, pulang sebelum waktu kerja selesai, tidak masuk kerja tanpa alasan, istirahat melebihi jam istirahat. Etos kerja merupakan bagian dari tata nilai yang dimiliki seseorang yang akan tampak dalam sikap dan tingkah lakunya, dengan ciri-ciri yaitu disiplin, jujur, percaya diri, tanggung jawab, mandiri, dan menjalin komunikasi yang baik (Puspitasari, 2009) Demikian pula menurut Anoraga (1992) tentang etos kerja, yaitu bahwa etos kerja merupakan suatu pandangan dan sikap suatu bangsa atau umat terhadap kerja. Bila individu-individu dalam komunitas memandang kerja sebagai suatu hal yang luhur bagi eksistensi manusia, maka etos kerjanya akan cenderung tinggi. Sebaliknya sikap dan pandangan terhadap kerja sebagai sesuatu yang bernilai rendah bagi kehidupan, maka etos kerja dengan sendirinya akan rendah. Dengan demikian maka etos kerja seseorang berbeda dengan etos kerja yang dimiliki oleh orang lain. Perbedaan etos kerja dapat disebabkan oleh faktor perbedaan lingkungan dan faktor perbedaan kemampuan menyerap nilai-nilai baik sosial, budaya, dan agama yang tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya. Seorang pegawai yang berasal dari lingkungan santai kemudian bekerja di lingkungan yang keras, akan merasa tertekan, tidak nyaman dalam bekerja, terjadi konflik dalam dirinya antara keluar atau bertahan. Konflik yang terjadi akan menyebabkan etos kerja pegawai tersebut menurun, seperti malas bekerja, sering meninggalkan tempat kerja saat jam kerja, tidak mau berkumpul dengan sesama pegawai dan sebagainya.

4 Berdasar pengamatan dan informasi yang diperoleh peneliti pada saat melakukan studi awal di Polsek Bumiayu, ada beberapa pegawai dengan etos kerja kurang, seperti: 1) terlambat masuk kerja, meninggalkan kantor pada saat jam kerja untuk kepentingan pribadi, dan pulang sebelum waktunya pegawai yang melakukan hal ini sekitar 7 orang, 2) melayani masyarakat dengan rasa malas, santai dan asal-asalan dalam menyelesaikan tugas misal sambil ngobrol atau merokok, kadang ditinggal minum kopi dan diselesaikan besok, ada yang meminta uang kepada masyarakat yang dilayani padahal pelayanan tersebut tidak di pungut biaya agar cepat selesai (pungli), pegawai yang demikian sekitar 3 orang, 3) pegawai yang lebih senior menyuruh pegawai yang baru atau lebih junior seenaknya dan tidak menyelesaikan tepat pada waktu yang telah di tentukan karena menganggap lebih senior, pegawai yang berlaku demikian sekitar 3 orang. Salah satu faktor yang mendorong individu untuk melakukan sesuatu adalah pengaruh antara sesama rekan kerja (Komunikasi personal, 23 Pebruari 2016). Pekerjaan sebagai polisi tidak hanya bekerja di kantor mengerjakan administrasi seperti mengadministrasikan laporan kasus dari masyarakat, pembuatan berita acara kasus yang ditangani polisi, dan lain-lain. Tetapi polisi juga melakukan pekerjaan di lapangan, seperti ke tempat kejadian perkara, menangani kasus kejahatan atau kriminal yang terjadi di masyarakat. Pekerjaan pekerjaan ini memerlukan profesionalisme dan komitmen yang tinggi, sehingga etos kerja yang baik sangat penting bagi pegawai kepolisian. Selain itu pegawai kepolisian adalah pegawai pemerintah yang bertugas melayani masyarakat, bukan

5 saja agar masyarakat dapat memperoleh pelayanan yang memuaskan tetapi juga agar tercipta pemerintah yang baik dan bersih (Good Governance). Hal ini harus dilakukan oleh semua pegawai negeri atau pegawai pemerintah di semua tingkatan, demikian pula pegawai kepolisian dari tingkat pusat sampai tingkat sektoral, seperti kepolisian di wilayah Bumiayu. Dalam suatu perusahaan, organisasi atau lembaga, konflik biasanya sering terjadi baik dengan atasan, antar individu, antara individu dan kelompok, dan antar kelompok, namun jika komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan maupun sesama pegawai dapat terjalin maka kecil kemungkinan konflik itu dapat terjadi. Konflik adalah persaingan yang kurang sehat berdasarkan ambisi dan sikap emosional dalam memperoleh kemenangan (Hasibuan, 2003). Konflik kerja diartikan sebagai ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota atau kelompok dalam suatu perusahaan karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. Selain itu konflik diartikan sebagai perbedaan, pertentangan dan perselisihan, konflik yang bertentangan dengan tujuan kelompok disebut konflik disfungsional. Adapun konflik kerja yang bersifat disfungsional yaitu, mendominasi diskusi, tidak senang bekerja dalam kelompok, benturan kepribadian, perselisihan antar individu dan ketegangan (Fauji, 2013).. Pada dasarnya konflik yang terjadi di dalam suatu perusahaan sangatlah berpengaruh terhadap karyawan dalam bekerja, sehingga dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan. Namun konflik tidak selalu mempunyai efek negatif bagi perusahaan yang dapat menciptakan gejolak dalam organisasi

6 atau hubungan interpersonal karyawan, menumbuhkan ketidakpercayaan, membangun perasaan ingin selalu menang, atau memperlebar jurang kesalahpahaman antar karyawan. Kepolisian di tingkat wilayah kabupaten dan kecamatan merupakan ujung tombak pertama pelaksanaan tugas dan tanggung jawab kepolisian dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat. Demikian pula pegawai kepolisian di wilayah Bumiayu merupakan ujung tombak kepolisian Negara Republik Indonesia yang bersentuhan langsung dengan pelayanan masyarakat di tingkat bawah. Dalam melayani masyarakat, pegawai kepolisian di kecamatan tidak terlepas dari permasalahan seperti konflik kerja yang terjadi pada para pegawainya, yang mempengaruhi etos kerja pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang dirasa belum memuaskan. Konflik kerja yang terjadi di kepolisian wilayah Bumiayu dapat terlihat pada komunikasi yang kurang harmonis antara karyawan. Berikut dipaparkan beberapa konflik yang terjadi di kepolisian wilayah Bumiayu, yaitu: 1) diberi tugas untuk menagani perkara pidana padahal yang dikuasai perkara perdata, rolling tugas di tempat yang tidak sesuai keinginannya, ada 7 orang, 2) tanpa diberi surat tugas langsung diperintahkan menangani pekerjaan di suatu tempat, tiba-tiba diperintahkan untuk melakukan pekerjaan pegawai lain, sekitar 5 orang, 3) saling menyalahkan di antara sesama pegawai, sekitar 4 orang 4) enggan bekerja sama dengan beberapa pegawai lain karena tidak cocok, ketidakcocokkan ini disebabkab oleh karakter yang bebeda, cara bicara, kecemburuan sosial, sekitar 3 orang, 5) kurang harmonis dalam bekerja, enggan

7 berkomunikasi, disebabkan senior dan junior dalam pekerjaan, sekitar 3 orang (Komunikasi personal, 24 Pebruari 2016). Adanya sebuah konflik yamg timbul dalam perkembangan organisasi, pasti memberikan sebuah dampak bagi kelangsungan organisisasi teresebut. Lingkup konflik tersebut dapat memberikan dampak terhadap individu maupun dampak terhadap organisasi tersebut. Terdapat dua dampak yang di akibatkan dengan adanya konflik, yaitu (a) dampak negatif, (b) dampak positif. Menurut Edelmann yang dikutip oleh Sofiyati dkk (2011), efek negatif dari konflik bisa merusak kinerja organisasi sekaligus unit-unit yang ada di dalamnya karena konflik dapat mendorong terbitnya sinisme baik terhadap klien (masyarakat) ataupun rekan kerja, sehingga menurunkan etos kerja. Efek positif dari konflik antara lain dapat memperkuat hubungan sesama pegawai, dengan mengenali perbedaan akibat konflik terjadi diskusi untuk menyelesaikannya sehingga dapat saling mengenal lebih dalam. Di samping itu juga dapat menguatkan kreativitas dan produktivitas, dengan adanya diskusi antar orang dengan kepentingan berbeda sehingga terjadi peningkatan etos kerja yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas. Berdasar uraian di atas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Konflik Kerja dengan Etos Kerja Pegawai Kepolisian di Wilayah Bumiayu.

8 B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara konflik kerja dengan etos kerja pegawai kepolisian di wilayah Bumiayu? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konflik kerja dengan etos kerja pegawai kepolisian di wilayah Bumiayu D. Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini antara lain adalah: 1. Secara teoritis; sebagai bahan referensi tambahan untuk pengembangan ilmu psikologi pada umumnya, dan ilmu perilaku pegawai pada khususnya. Serta sebagai referensi tambahan bagi penelitian selanjutnya tentang konflik kerja dan etos kerja pegawai. 2. Secara praktis; sebagai masutkan bagi lembaga terkait tentang konflik kerja dan etos kerja pegawai yang ada, sehingga dibuat kebijakan yang dapat diimplementasikan terkait konflik kerja dan etos kerja pegawai.