BAB V PENUTUP A. Simpulan Agustinus Tanggu Daga, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB IV PENUTUP. 2. siswa mempunyai sikap untuk menghargai dan mencintai segala sesuatu yang diciptakan Tuhan YME.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani

PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUKU KODE ETIK DOSEN

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENAG. Sekolah Menengah Agama. Katolik. Perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

No Profil Lulusan Deskripsi Profil

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati lansung oleh pihak luar

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

KOMPETENSI GURU 1. Kompetensi Profesional 2. Kompetensi Kepribadian

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI 1 Lembar Pengesahan 2 Daftar Distribusi 2 Catatan Perubahan 2

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru sebagai teladan bagi peserta didik harus memiliki sikap dan

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE

BAB I PENDAHULUAN. negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal

ETIKA AKADEMIK. Program Studi D3 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Pemetaan kompetensi dan sub kompetensi guru secara fomal seperti. berikut: SUB KOMPETENSI. PEDAGOGIK 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mendorong tegaknya

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 202 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

PERBANDINGAN KTSP DAN K13 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI KELAS 7

I. PENDAHULUAN. seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan. mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik guna

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk

UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL. Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 11 MAGELANG KOTA MAGELANG

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian simpulan dapat dibagi dua yaitu :

Transkripsi:

BAB V PENUTUP Bagian ini mengemukakan dua pokok pembahasan yaitu simpulan hasil penelitian, dan saran kepada pihak-pihak terkait. A. Simpulan Mengacu pada hasil evaluasi kurikulum mata kuliah Pendidikan Agama Katolik dalam mengembangkan karakter mahasiswa dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kurikulum mata kuliah Pendidikan Agama Katolik relevan dalam mengembangkan karakter mahasiswa prodi PGSD Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Weetebula. Dan secara khusus hasil evaluasi terhadap kurikulum mata kuliah Pendidikan Agama Katolik dalam mengembangkan karakter mahasiswa dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Aspek konteks kurikulum mata kuliah Pendidikan Agama Katolik relevan dalam mengembangkan karakter mahasiswa prodi PGSD STKIP Weetebula terlihat pada: a. Visi mengarahkan prodi PGSD untuk menghasilkan guru SD yang profesional, mampu memberi teladan, menghargai perbedaan, bermoral pancasila, mengembangkan kreatif mahasiswa PGSD. b. Misi prodi PGSD menuntun mahasiswa PGSD guru yang profesional dan berkualitas dalam bidang penalaran, bakat, dan minat, bekerja secara efektif, efisien, bekerjasama,mengabdikan ilmu untuk kemajuan masyarakat. c. Tujuan prodi PGSD mengarahkan mahasiswa menjadi sosok yang terampil, ahli, profesional, berdaya saing, mampu melakukan penelitian, berbudi pekerti luhur, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, cerdas, berwawasan kebangsaan luas, disiplin, inovatif, mampu bekerjasama (networking), bertangungjawab. d. Manfaat yang diperoleh dari prodi PGSD membuat mahasiswa berkualitas dalam pendidikan dasar, berkembang menjadi praktisi pendidikan dasar, peneliti di bidang pendidikan untuk meningkatkan produk yang unik dan spesifik sesuai dengan kearifan lokal. e. Dosen mata kuliah Pendidikan Agama Katolik memiliki kepribadian yang patut diteladani oleh mahasiswa, lulusan sarjana kateketik yang mahir dalam pendidikan nilai dan karakter, berpengalaman dalam pendidikan agama, nilai, karakter baik

formal maupun non formal, teribat dalam reksa pastoral keuskupan sehingga sangat paham dengan masalah dan kebutuhan masyarakat sumba. Namun kualifikasi pendidikan dosen tidak relevan karena masih sarjana (S-1). f. Mahasiswa prodi PGSD merupakan lulusan SMA sederajat yang berasal dari latar belakang keluarga sederhana sehingga mereka memiliki motivasi, keterbukaan, kesiapan diri untuk belajar dan mengembangkan kepribadian atau karakter yang selaras dengan profesi guru. g. Sarana dan prasarana di prodi PGSD relevan dalam mengembangkan karakter mahasiswa. Namun sarana dan prasarana yang ada belum memadai baik jenis maupun jumlahnya. Kekurangan sarana ini justru mendorong krestivitas mahasiswa untuk menciptakan sarana pembelajaran dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di lingkungan sekitar kampus. Meskipun demikian pihak kampus perlu melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang pengembangan karakter mahasiswa. h. Tujuan Pendidikan Agama Katolik secara khusus mengarahkan mahasiswa menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa berdasarkan ajaran iman katolik; menjadikan mahasiswa menjadi pribadi yang berbudi pekerti luhur, bijaksana, rasional, dinamis, berpartisipasi dalam pembangunan sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya, terbuka dan bekerjasama dengan dan antar umat beragama. 2. Aspek input kurikulum mata kuliah Pendidikan Agama Katolik relevan dalam mengembangkan karakter mahasiswa prodi PGSD STKIP Weetebula: a. Kompetensi dasar mata kuliah Pendidikan Agama Katolik mengarahkan mahasiswa untuk memahami dan menghargai manusia dan martabatnya sebagai ciptaan Tuhan, memaknai hidup bersama dan bekerjasama untuk menangapi berbagai masalah aktual, menjadi pribadi yang beriman dan menghayati imannya seturut ajaran agama katolik, memahami gereja dan tugasnya untuk terlibat dalam pembangunan manusia dalam masyarakat. b. Aspek-aspek kompetensi mata kuliah Pendidikan Agama Katolik mengarahkan mahasiswa memiliki sikap keagamaan, sikap sosial, pengetahuan dan keterampian yang dibutuhkan sebagai calon guru. Mahasiswa mampu memahami dan menghayati pola hidup Yesus dalam kehidupan nyata, mahasiswa memiliki empati dan keterlibatan dengan orang lain dalam masyarakat, mahasiswa mengerti dirinya dan

menghargainya, mahasiswa mamu bekerjasama dengan uat beragama lain dalam menanggapi masalah-masalah aktual kemasyarakatan. c. Satuan Acara perkuliahan (SAP) sebagai desain pembelajaran memiliki struktur dan komponen yang cukup lengkap, SAP menjabarkan secara sistematis Silabus Pendidikan Agama Katolik, ada ketrkaitan antara komponen dalam SAP, SAP juga mengorganisir proses pebelajaran untuk memahami/menghayati/menampilkan karakter-karakter yang diharapkan dari mahasiswa PGSD, SAP telah disetujui dan disahkan oleh pihak yang berwewenang. Namun, SAP perlu direvisi terutama dari segi format supaya lebih jelas komponen-komponennya: metode lebih spesifik pada tiap pertemuan, sumber/media/alat pembelajaran harus lebih variatif, kegiatan inti lebih terinci, penilaian sikap dan perilaku perlu dirumuskan. d. Sarana pembelajaran yang ada dimanfaatkan secara maksimal dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sarana pembelajaran yang ada seperti komputer atau laptop, LCD projector, bahan ajar, buku penunjang, white board, spidol, ruang kelas yang cukup luas. Namun demikian sarana pembelajaran tersebut harus dilengkapi jumlah, jenis dan ukurannya. e. Materi pembelajaran tersedia dalam bentuk buku ajar yang disusun oleh tim ahli dan sudah diterbitkan. Materi pembelajaran disusun berdasarkan silabus serta sesuai dengan tujuan dan kompetensi mata kuliah Pendidikan Agama Katolik. Materi pembelajaran meliputi pribadi mahasiswa sebagai manusia, pribadi dan kehidupan Yesus, hakikat gereja yang berisi tentang dogma atau ajaran-ajaran resmi gereja, gereja di tengah masyarakat dan dunia yang menjelaskan tentang kiprah geraja dalam kehidupan manusia. f. Karakter dalam materi pembelajaran mengandung banyak ajaran iman, nilai-nilai moral, karakter yang dapat dipelajari oleh mahasiswa. Materi pembelajaran memuat karakter yang berkaitan dengan sikap keagamaan, sikap sosial, pengetahuan dan perilaku keagamaan. 3. Aspek proses kurikulum mata kuliah Pendidikan Agama Katolik relevan dalam mengembangkan karakter mahasiswa prodi PGSD STKIP Weetebula. a. Tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas terlaksana dengan urutan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam melewati tahap-tahap

tersebut nampak banyak karakter yang dipelajari dan ditampilkan oleh mahasiswa. Misalnya, kegiatan doa dan salam dalam kegiatan pendahuluan. Pada kegiatan inti dimana terjadi pembahasan topik tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran menampilkan berbagai karakter yang relevan dengan pengembangan karakter. b. Keterampilan dasar mengajar yang ditampilkan dosen meliputi keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi metode/strategi pembelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan membimbing kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan pembelajaran perseorangan, keterampilan membuka dan menutup kegiatan pembelajaran. Beberapa katerampilan yang menonjol adalah keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan menjelaskan, keterampilan membimbing kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan membuka dan menutup kegiatan pembelajaran. Kemampuan dosen menggunakan keterampilan mengajar ini dapat mendorong mahasiswa untuk mengeksplorasi dirinya dengan berbagai kapasitas yang dimiliki sekaligus memfasilitasi mahasiswa untuk menampilkan karakter-karakter yang perlu dikuasai sebagai calon guru. c. Komunikasi dosen dengan mahassiwa dalam proses pembelajaran nampak dalam beberapa aktivitas seperti pertanyaan diskusi, memberi kesempatan mahasiswa menjawab atau mendiskusikan pertanyaan, sangat respek terhadap jawaban atau pendapat mahasiswa, terbuka terhadap pandangan baru dalam proses pembelajaran, menggunakan beberapa metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi mahasiswa, memberikan penjelasan atau informasi dengan lugas dan jelas. Dosen menunjukan perilaku yang patut diteladani oleh mahasiswa dalam pembentukan karakter mahasiswa seperti penghargaan terhadap pendapat mahasiswa. Dengan menggunakan berbagai metode pembelajaransecara variatif dosen dapat mendorong dan memfasilitasi mahasiswa untuk menunjukan karakter-karakter yang sesuai dengan profesi sevagai (calon) guru. d. Komunikasi dan aktivitas mahasiswa dalam proses pembelajaran nampak dalam perilaku mendengarkan dan memperhatikan pengajaran dan pendapat dosen dan sesama mahasiswa, memanfaat kesempatan bertanya yang diberikan dosen, memanfaat kesempatan menjawab yang diberikan dosen, ramah dan sopan terhadap

dosen, peduli terhadap dosen sesama mahasiswa. Dan dalam proses komunikasi dan interaksi tersebut akan muncul banyak karakter yang penting untuk mahasiswa seperti mendengarkan, menghargai, toleran, peduli, mengerti, mendengarkan, menerima, kritis, dan sebagainya. e. Dosen melaksanakan peran dalam proses pembelajaran sebagai motivator, komunikator, fasilitator, evaluator, bahkan konselor. Peran-peran tersebut dilaksanakan secara proporsional selaras dengan keadaan kelas dan kebutuhan mahasiswa. Pelaksanaan peran-peran tersebut dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan karakter mahasiswa. f. Pada dasarnya alat, bahan, media, sumber belajar yang ada belum memadai tetapi secara keseluruhan alat, bahan, media, sumber belajar yang ada dimanfaatkan dalam proses pembelajaran dalam mengembangkan karakter mahasiswa. Pemanfaatan berbagai alat, bahan, media, sumber belajar yang ada membantu mahasiswa menampilan berbagai karakter seperti kreatif, inovatif, cermat, tekun, sabar, dan sebagainya. g. Metode pembelajaran relevan karena sesuai dengan tujuan atau kompetensi pembelajaran, dan sesuai dengan materi pembelajaran. Pemanfaatan berbagai metode pembelajaran oleh dosen menjadi alat yang efektif untuk menumbuhkan dan mengembangkan berbagai karaker bagi mahasiswa. Misalnya metode diskusi dapat menumbuhkan karakter kritis, percaya diri, obyektif, mendengarkan, menerima, toleransi, dan sebagainya. h. Karakter yang diharapkan cukup nampak dalam proses pembelajaran khususnya dalam proses interaksi dosen dengan mahasiswa dan interaksi antara mahasiswa dalam diskusi kelompok. Karakter yang ditampilkan secara proporsional dalam proses pembelajaran seperti beriman, mencintai, bersyukur, berdoa, gembira, sederhana, lembut, berterimakasih, rendah hati, tulus, sabar, bekerja keras, belajar, sopan, menjaga harga diri, menolong. mendengarkan, disiplin, rasional, obyektif, kreatif, demokratis, rasa ingin tahu, toleransi, terbuka, percaya diri, empati. 4. Aspek hasil kurikulum mata kuliah Pendidikan Agama Katolik relevan dengan tujuan Pendidikan Agama Katolik, kebutuhan atau keadaan mahasiswa, tuntutan kebutuhan

masyarakat, perkembangan IPTEK dalam mengembangkan karakter mahasiswa prodi PGSD STKIP Weetebula. a. Aspek hasil kurikulum mata kuliah Pendidikan Agama Katolik meliputi aspek pengetahuan, aspek afektif atau sikap, aspek perilaku atau tindakan. Mahasiswa mengetahui, menginginkan atau suka melakukan karakter-karakter dalam kehidupan di kampus. b. Pencapaian hasil kurikulum mata kuliah Pendidikan Agama Katolik meliputi pencapaian hasil kurikulum aspek pengetahuan, aspek sikap, dan aspek perilaku. Pencapaian tersebut nampak dalam interaksi dosen dan mahasiswa, mahasiswa dengan mahasiswa dalam dinamika proses pembelajaran. c. Kesesuaian hasil kurikulum mata kuliah Pendidikan Agama Katolik nampak dalam kesesuaian dengan tujuan pendidikan agama katolik, standar kompetensi dan kompetensi dasar mata kuliah Pendidikan Agama Katolik, kebutuhan atau keadaan mahasiswa, tuntutan kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. B. Saran Saran-saran yang disampaikan kepada pengambil kebijakan, pengembang, tenaga pendidik (dosen), dan peneliti adalah: 1. Pimpinan Yayasan Pendidikan Nusa Cendana (Yapnusda) Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan teoritis dan praktis dalam menyusun kebijakan dalam mendorong dan melakukan pengembangan dan inovasi kurikulum baik dalam bentuk dokumen maupun pedoman pelaksanaan di STKIP. Disarankan kepada pimpinan Yapnusda sebagai pengambil kebijakan pendidikan untuk semakin mendalami visi, misi, tujuan, manfaat STKIP agar semua kebijakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan relevan dengan pengembangan karakter mahasiswa khususnya di prodi PGSD. 2. Pimpinan STKIP Weetebula Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan praktis menyusun implementasi kurikulum dalam mengembangkan karakter mahasiswa. Oleh karena itu Pimpinan STKIP dan pmpinan Prodi PGSD perlu menelaah kebijakan pemerintah tentang inovasi kurikulum dan dokumen kurikulum agar dapat mempersiapan mahasiswa sebagai calon guru (sekolah dasar) sesuai kualifikasi dan kompetensi yang dituntut standar pendidikan nasional, serta

menyiapkan berbagai sarana dan prasarana yang mendukung pengembangan karakter mahasiswa. C. Dosen Mata Kuliah Pendidikan Agama Katolik Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan praktis dalam menyusun perangkat pembelajaran silabus, SAP) dan proses implementasi dalam mengambangkan karakter mahasiswa Pendidikan Agama Katolik prodi PGSD. oleh karena itu dosen mata kuliah Pendidikan Agama Katolik perlu menelaah dokumen dan kebijakan kurikulum baik yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun oleh Komisi Kateketik KWI dan meningkatkan kualifikasinya, kompetensinya sesuai Standar pendidikan nasional dan perundangundangan yang berkaitan dengan guru dan dosen. D. Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan teoritis dan praktis bagi peneliti selanjutnya tentang inoesi kurikulum mata kuliah Pendidikan Agama Katolik. Oleh karena itu, disarankan peneliti selanjutnya menemukan dan menerapkan model evaluasi kurikulum mata kuliah Pendidikan Agama Katolik dalam mengembangka karakter mahasiswa.