Spesifikasi aspal cair tipe penguapan sedang

dokumen-dokumen yang mirip
Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

SNI 6832:2011. Standar Nasional Indonesia. Spesifikasi aspal emulsi anionik

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Spesifikasi lapis tipis aspal pasir (Latasir)

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Cara uji daktilitas aspal

Cara uji penyulingan aspal cair

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

Cara uji kelarutan aspal modifikasi dalam toluen dengan alat sentrifus

Cara uji kadar air dalam produk minyak dan bahan mengandung aspal dengan cara penyulingan

Cara uji penetrasi aspal

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

Cara uji kelarutan aspal

Cara uji titik nyala dan titik bakar aspal dengan alat cleveland open cup

Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

TKS 4406 Material Technology I

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji berat jenis aspal keras

Cara uji berat jenis tanah

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Cara uji jalar api pada permukaan bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Cara uji ketahanan campuran beraspal terhadap kerusakan akibat rendaman

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Cara uji ekstraksi kadar aspal dari campuran beraspal menggunakan tabung refluks gelas

Spesifikasi bahan lapis penetrasi makadam (LAPEN)

Cara uji slump beton SNI 1972:2008. Standar Nasional Indonesia

Bab IV Persiapan Pengujian Laboratorium Untuk Mengukur Kondisi Bonding Antar Lapis Perkerasan

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... ix

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Spesifikasi campuran Asphalt Treated Permeable Base (ATPB)

Spesifikasi agregat untuk lapis permukaan jalan tanpa penutup

METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Revisi SNI Daftar isi

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

PENGARUH PENAMBAHAN SABUT KELAPA TERHADAP STABILITAS CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN

Spesifikasi stone matrix asphalt (SMA)

Cara identifikasi aspal emulsi kationik mantap cepat

METODE PENGUJIAN KADAR RESIDU ASPAL EMULSI DENGAN PENYULINGAN

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Spesifikasi bahan anti pengelupasan (anti stripping) pada campuran beraspal panas

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK TERHADAP STABILITAS CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN

Tata cara pembuatan benda uji di laboratorium mekanika batuan

Spesifikasi lapis fondasi agregat dan campuran beraspal panas menggunakan batukarang kristalin

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Spesifikasi kompon cair pembentuk membran untuk perawatan beton

Tata cara pemulihan aspal dari larutan dengan penguap putar

Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi

Revisi SNI Daftar isi

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

METODE PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL

Spesifikasi pasir laut untuk campuran beraspal

Kertas, karton dan pulp Cara uji kadar abu pada 525 o C

SEKSI Skh 6.8 CAPE BUTON SEAL

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PENGARUH VISKOSITAS ASPAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN PADA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN

Cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan hidrometer ganda

ANALISA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN DAN PERBANDINGAN STABILITAS ASPAL EMULSI DINGIN DENGAN LASTON

Kata Kunci: Blok Bahan Pasangan Dinding, Agregat bekas, Aspal emulsi sisa, Kuat tekan

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Kayu bundar daun jarum Bagian 2: Cara uji

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

Cape Buton Seal (CBS)

Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong

Cara uji sifat tahan lekang batu

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

Cara uji bliding dari beton segar

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Spesifikasi material baja tahan karat unit instalasi pengolahan air

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Spesifikasi aspal cair tipe penguapan sedang ICS 75.140 Badan Standardisasi Nasional i

Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan... 1 5 Spesifikasi... 2 Tabel 1 Persyaratan aspal cair tipe penguapan sedang... 3 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Spesifikasi aspal cair tipe penguapan sedang adalah revisi dari SNI 0347991998, Spesifikasi aspal cair mantap sedang. Adapun perbedaan dengan SNI sebelumnya adalah sebagai berikut : 1) Viskositas dengan alat Say Bolt Furol dapat dinyatakan dengan range detik untuk masingmasing jenis MC. Kelas MC Viskositas Say Bolt Furol pada 25 C adalah 75 detik sampai dengan 150 detik; Kelas MC 70 Viskositas Say Bolt Furol pada 50 C adalah 60 detik sampai dengan detik; Kelas MC 250 Viskositas Say Bolt Furol pada 125 C adalah 125 detik sampai dengan 250 detik, Kelas MC 800 Viskositas Say Bolt Furol pada 82,2 C adalah 100 detik sampai dengan 200 detik; Kelas MC 00 Viskositas Say Bolt Furol pada 82,2 C adalah 0 sampai dengan 600 detik. 2) Batasan viskositas pada standar spesifikasi yang lama minimum 20 cst sedangkan dalam revisi minimum cst; 3) Penetrasi residu minimum 20 pada revisi penetrasi minimum ; Spesifikasi aspal cair tipe penguapan sedang ini dipersiapkan oleh Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil melalui Gugus Kerja Bahan dan Perkerasan Jalan pada Subpanitia Teknis Rekayasa Jalan dan Jembatan. Tata cara penulisan disusun mengikuti PSN 08:2007 dan dibahas pada forum rapat konsensus yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal Mei 2006 oleh Subpanitia teknis Rekayasa Jalan dan Jembatan dengan melibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga terkait. ii

Pendahuluan Aspal cair Tipe penguapan Sedang dibuat dari aspal dan bahan pelarut yang akan menguap pada penggunaan. Aspal cair Tipe penguapan Sedang digunakan sebagai bahan lapis resap ikat perkerasan baru atau sebagai bahan perkerasan jalan lainnya. Karena sebagai bahan lapis resap ikat atau bahan jalan maka mutu aspal cair tersebut sangat menentukan keberhasilan pekerjaan di bidang jalan. Spesifikasi ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan pelaksana dan produsen dalam menilai mutu aspal cair Tipe penguapan Sedang atau memproduksi aspal cair Tipe penguapan Sedang untuk bahan jalan, agar diperoleh aspal cair yang memenuhi persyaratan fisik untuk perencanaan dan pelaksanaan peningkatan atau pembangunan jalan iii

Spesifikasi aspal cair tipe pengupan sedang 1 Ruang lingkup Spesifikasi ini digunakan untuk menilai mutu hasil pengilangan minyak bumi yang berupa liquid (larutan), yang dihasilkan dengan cara melarutkan aspal dengan distilat hasil pengilangan minyak bumi yang sesuai (seperti minyak tanah), yang akan digunakan sebagai bahan dalam pekerjaan pengaspalan jalan. 2 Acuan normatif AASTHO M 8275 (2000), Standard specification for cutback asphalt. SNI 0663992000, Tata cara pengambilan contoh aspal SNI 0624561991, Metoda pengujian penetrasi bitumen SNI 0624321991, Metoda pengujian daktilitas aspal SNI 0624901991, Metoda pengujian kadar air aspal SNI 0667202, Metoda pengujian Kekentalan aspal cair dan aspal emulsi dengan alat Say Bolt Furol SNI 0624881991, Metoda pengujian fraksi aspal cair dengan cara penyulingan SNI 0667222002, Metoda pengujian titik nyala aspal cair dengan alat Tag Open Cup SNI 0668252002, Metoda pengujian noda untuk aspal minyak SNI 0364402000, Metoda pengujian Viskositas aspal dengan viscometer pipa kapiler hampa 3 Istilah dan definisi 3.1 aspal cair tipe penguapan sedang medium curing (MC) campuran antara aspal keras dengan pelarut hasil pengilangan minyak bumi jenis minyak tanah (kerosene) yang mempunyai daya penguapan sedang. 3.2 uji bintik (uji noda) pengujian untuk mengetahui homogenitas suatu bahan dengan cara meneteskan aspal pada kertas saring, apabila tidak ada bintik pada bekas tetesan maka hasil uji bintik dinyatakan negatif yang berarti larutan tersebut homogen. 4 Ketentuan 4.1 Ketentuan umum a) Aspal harus berasal dari minyak bumi; b) Aspal harus bersifat sejenis; c) Tidak mengandung air. 1 dari 3

4.2 Ketentuan teknis Apabila dipanaskan hingga temperatur 175 C dan tidak terjadi pemisahan atau penggumpalan waktu digunakan. 5 Spesifikasi Spesifikasi aspal cair tipe penguapan sedang harus sesuai dengan Tabel 1. 2 dari 3

No Jenis pengujian Tabel 1 Persyaratan aspal cair tipe penguapan sedang Satuan MC MC 70 MC 250 MC 800 MC 00 Min Mak Min Mak Min Mak Min Mak Min Mak 1 Viskositas kinemtis,60 C cst 60 70 140 250 500 800 1600 00 6000 2 Titik nyalatag open cup, C C 38 38 66 66 66 3 Kadar air % 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 4 Penyulingan sampai temp 225 C sampai temp 260 C sampai temp 315 C Sisa penyulingan sampai 360 C 5 6 Pengujian pada sisa penyulingan ViskositasAbsolut pada 60 C % total isi % Isi contoh 40 75 50 25 70 93 Pa S (Pois) Daktilitas,5cm/menit,25 C cm 100 100 100 100 100 Kelarutan dalam % 99,0 99,0 99,0 99,0 99,0 Triclorehylen (TCE) Uji Bintik dengan pelarut: Naptha Standar Naphthaxylene,% xylen Negatip semua kelas Hepthanxylene, % xylene 7 Kelekatan terhadap batuan Standar % 80 80 80 80 80 Catatan: 1. Sebagai alternatif Viskositas Say Bolt Furol dapat dinyatakan sebagai Kelas MC Viskositas Say Bolt Furol pada25 C adalah 75 sampai dengan 150 detik Kelas MC 70 Viskosias Say Bolt Furol pada 50 C adalah 60 sampai dengan detik Kelas MC 250 Viskositas Say Bolt Furol pada 125 C adalah 125 sampai dengan 250 detik Kelas MC 800 Viskositas Say Bolt Furol pada 82,2 C adalah 100sampai dengan 200 detik Kelas MC 00 Viskositas Say Bolt Furol pada 82,2 C adalah 0 sampai dengan 600 detik 0 20 65 55 3 dari 3 20 60 90 0 15 60 67 10 55 87 0 45 75 35 80 0 15 80 SNI 4799:2008 2. ViskositasResidu sebagai pilihan dapat diganti dengan pengujian penetrasi residu pada 25 C,100 gr dan 5 detik. Antara sampai 250. Bagaimanapun tidak pernah dua2nya diperlukan. 3. Penggunaan pengujian uji bintik adalah pilihan. Bila dperlukan maka teknisi harus menentukan pelarut mana yang digunakan dan juga pada pelarut xylene maka berapa % xylene yang digunakan. 15 75