BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SUHU DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA-NIKEL PADA BAJA KARBON RENDAH SECARA ELEKTROPLATING TERHADAP NILAI KETEBALAN DAN KEKASARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini

BAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai

Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. Melihat kerugian yang terjadi yang akan ditimbulkan oleh korosi. ini maka berbagai usaha dilakukan untuk dapat mencegah korosi

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. Tujuan. Dasar Teori

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN dan dilaksanakan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Pemotongan Sampel. Degreasing dengan larutan Acetone

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

STUDI PELAPISAN KROM PADA BAJA KARBON DENGAN VARIASI WAKTU PENCELUPAN 10, 20, 30, 40, 50 MENIT DAN TEGANGAN 9 VOLT DENGAN ARUS 5 AMPERE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Pemilihan Bahan. Proses Pengelasan. Pembuatan Spesimen. Pengujian Spesimen pengujian tarik Spesimen struktur mikro

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI KECIL PERALATAN RUMAH TANGGA DENGAN PELAPISAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. material lainnya yang dipergunakan sehari-hari memerlukan proses. penyelesaian akhir sebelum digunakan. Proses ini disebut dengan

PENGARUH SUHU LARUTAN ELEKTROLIT DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA PADA PLAT BAJA LUNAK TERHADAP NILAI KETEBALAN ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

W, 2016 PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH KOROSI DAN PELAPISAN LOGAM

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU PELEPASAN MATERIAL, OVERCUT, DAN TAPERING PADA PROSES ELECTROCHEMICAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH. Nizam Effendi *)

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI WAKTU CELUP 4, 6 DAN 8 DETIK TERHADAP TEBAL LAPISAN DAN KEKASARAN TEMBAGA PADA PELAT BAJA KARBON SEDANG DENGAN PROSES ELEKTROPLATING

Hasil Penelitian dan Pembahasan

STUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI WAKTU PENAHAN CELUP TERHADAP KETEBALAN LAPISAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Uraian langkah-langkah penelitian dapat dijabarkan ke dalam diagram alir penelitian pada Gambar 3.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN EKSPERIMENTAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

STUDI KARAKTERISTIK ELEKTROPLATING KUNINGAN (Cu-Zn) PADA BAJA CARBON RENDAH (FeC) SA 516 DENGAN VARIABEL WAKTU

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

PENGARUH PROSENTASE KARBON PADA BAJA KARBON PROSES ELECTROPLATING TEMBAGA

PENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN WAKTU PELAPISAN TERHADAP KEKILAPAN, KEKERASAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena logam mempunyai kelebihan dari usur-unsur yang. mempunyai sifat-sifat khusus seprti ulet, dapat menghantarkan panas

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Teknologi pelapisan logam dewasa ini banyak dikembangkan, kebutuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KEPADATAN PADA PROSES PELAPISAN NIKEL DENGAN VARIASI TEGANGAN DAN LAMA PENCELUPAN BAJA ST 41

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HARDIAN ANDRI PRATAMA NIM : D

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH WAKTU PENCELUPAN DAN TEMPERATUR PROSES ELEKTROPLATING TERHADAP KETEBALAN DAN KEKERASAN PERMUKAAN BAJA ST 42

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir berikut ini : Pelat Baja Tipe SPHC JIS G Pembuatan Spesimen Uji

PELAPISAN STAINLESS STEEL AISI 304 MENGGUNAKAN NIKEL (Ni) MELALUI PROSES ELEKTROPLATING

III. PROSEDUR PERCOBAAN. XRD dilakukan di Laboratorium Pusat Survey Geologi, Bandung dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada prosesnya dilakukan pada bulan Juli Tahun 2011 sampai. 2. BLK Disnaker Kota Bandar Lampung.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENGARUH WAKTU PADA ELEKTROPLATING KROM DEKORATIF DENGAN LOGAM BASIS TEMBAGA TERHADAP LAJU KOROSI

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI

PENGARUH KUAT ARUS DAN WAKTU TERHADAP HASIL PEWARNAAN DAN MASSA ALUMINIUM PADA PROSES ANODIZING DENGAN ELEKTROLIT H 2 SO 4 15%

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGARUH VOLTASE TERHADAP KETEBALAN DAN KILAP PADA PROSES PELAPISAN TEMBAGA PADA MATERIAL BAJA KARBON SEDANG

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental untuk mencari hubungan sebab akibat antara faktor-faktor yang dipilih dalam penelitian dengan faktor-faktor lain yang menganggu. 3.1 Variabel penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara garis besar variabel dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu : variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat, tanpa variabel bebas, maka tidak ada variabel terikat. Jika variabel bebas berubah, maka muncul variabel terikat yang berbeda. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel bebas berupa suhu elektrolit dan lama waktu pelapisan, sementara variabel terikatnya berupa ketebalan lapisan dan kekasaran permukaan lapisan. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 3.2.1 Tempat penelitian : Proses dan tahap penelitian serta pengambilan data penelitian ini dilakukan di beberapa tempat dengan pertimbangan efisiensi waktu dan kelengkapan peralatan. Beberapa tempat yang digunakan tersebut antara lain : (1) Laboratorium teknik mesin POLITAMA Surakarta, untuk proses persiapan, pembuatan spesimen dan proses pelapisan, baik pada saat uji peralatan, pengambilan data awal maupun pada saat penelitian. (2) Laboratorium teknik mesin UNDIP Semarang, untuk mengambil data awal mengenai nilai ketebalan lapisan tembaga dan nikel. (3) Laboratorium teknik mesin UGM Yogyakarta, untuk mengambil data awal berupa nilai kekasaran permukaan lapisan tembaga-nikel dan selanjutnya untuk pengujian dan pengambilan data penelitian berupa nilai kekasaran permukaan dan ketebalan lapisan tembaga-nikel.

3.2.2 Waktu penelitian Waktu penelitian terbagi menjadi 3 tahap, yaitu : (1) Tahap persiapan bahan dan peralatan sampai percobaan kelayakan pakai untuk penelitian : Oktober-Desember 2011 (2) Pengujian data awal : Untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses dan kualitas peralatan elektroplating, sebelum eksperimen penelitian dilakukan. a. Pengujian ketebalan lapisan tembaga-nikel: Februari Maret 2012 b. Pengujian nilai kekasaran permukaan tembaga-nikel: Februari 2012 (3) Pengujian untuk data penelitian : Diujikan pada spesimen yang telah disiapkan untuk penelitian, dengan suatu perlakuan yang diberikan sesuai dengan tujuan penelitiannya. a. Pengujian nilai ketebalan lapisan tembaga-nikel: Juni 2012 b. Pengujian nilai kekasaran permukaan tembaga-nikel: Juni 2012 c. Pengolahan data penelitian : Juni - Juli 2012 3.3 Bahan Penelitian Bahan penelitian dalam hal ini adalah bahan yang termasuk habis pakai atau satu kali pakai dalam proses elektroplating yang meliputi : spesimen uji (katoda), larutan elektrolit dan bahan pelapis (anoda). 3.3.1 Spesimen Uji Spesimen uji berupa plat baja karbon rendah (AISI 1020) yang dipotong menjadi persegi dengan ukuran panjang 40 mm, lebar 28 mm dan tebal 1.8 mm. Masing-masing plat diberi stempel huruf untuk variasi perlakuan dan stempel angka untuk jumlah sampel dalam satu perlakuan. Spesimen diberi lubang untuk pemegang/pengait sekaligus untuk melewatkan arus dari rectifier. Permukaan spesimen dihaluskan bertahap dengan amplas nomor : 400, 600 dan 1000 kemudian proses poles untuk finishingnya. Langkah berikutnya adalah pembersihan lemak dan kotoran-kotoran lain, dengan detergen dan kemudian dibilas dengan air biasa sampai bersih dan dikeringkan. Pembersihan berikutnya spesimen dicelupkan ke dalam larutan HCl kemudian dibilas dengan aquades pada tiga tahapan, kemudian dikeringkan. Hindarkan kontak langsung spesimen dengan

benda-benda di sekitar atau terpegang dengan tangan, dengan cara selama proses pembersihan, pelapisan sampai pengeringan, pegang spesimen pada pengaitnya. 3.3.2 Penghantar arus/pengait Sewaktu proses elektroplating saat pencelupan spesimen ke dalam elektrolit diperlukan pengait dan sekaligus penghantar arus listrik dari sumber tegangan Dalam hal ini digunakan kawat tembaga agar tidak terjadi resistansi yang tinggi sehingga voltase lebih terjaga sewaktu berlangsungnya proses elektroplating. Kawat tembaga yang dipersiapkan berukuran panjang 200 mm dan Ǿ1mm sebanyak jumlah spesimen (27 buah). 3.3.3 Elektrolit Elektrolit yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu elektrolit untuk pelapisan tembaga dan elektrolit untuk pelapisan nikel, masing-masing ± 4.5 liter. Komposisi elektrolit tembaga dalam 1 liter air terdiri dari tembaga sianida 53 gr/l, potasium sianida 103 gr/l dan brigthiner tembaga 1.25 cc/l. Bahanbahan tersebut dilarutkan dalam aquades pada suhu 60 0-80 0 C agar cepat larut dan merata. Sementara itu komposisi larutan elektrolit nikel dibuat dalam 1 liter air terdiri dari nikel sulfat 300 gr/l, nikel klorida 60 gr/l, asam borak 50 gr/l, brigthiner magnum SS 2.5 cc/l dan brigthiner AM 2.5 cc/l. Bahan-bahan tersebut kemudian dilarutkan dalam aquades pada suhu 60 0-80 0 C. 3.3.4 Anoda Anoda sebagai bahan pelapis terdiri dari 2 macam yaitu tembaga dan nikel. Anoda dipotong dengan ukuran penampang tidak terlalu jauh dengan penampang spesimen, hal ini dimaksudkan agar bidang muka spesimen (katoda) dan anoda dapat diletakkan dengan posisi sejajar. 3.4 Peralatan Penelitian Yang termasuk peralatan penelitian adalah peralatan yang dipakai untuk proses penelitian dan peralatan untuk mendapatkan data-data penelitian. Peralatan-peralatan tersebut ini antara lain : 3.4.1 Rectifier Rectifier (penyearah arus) yang digunakan adalah rectifier Essen BX1-160B

yang didesain ulang dengan menambahkan variasi tegangan output : 6, 9, 12, 15 dan 18 volt. Amper trafo dalam penelitian ini diatur sebesar ± 75 Amper. 3.4.2 Pemanas air elektrik Elektrolit perlu dipanaskan sampai pada kondisi suhu spesifik atau suhu penelitian. Dikarenakan bak penampung elektrolit yang digunakan berbahan plastik, maka digunakan pemanas air elektrik 600 watt model celup. 3.4.3 Unit termokopel Termokopel diperlukan untuk mengkondisikan suhu elektrolit agar senantiasa konstan secara otomatis. Dikarenakan pada thermokopel mempunyai toleransi suhu operational, sehingga untuk mengantisipasi kesalahan digunakan termometer konvensional. Guna keperluan tersebut dibuatkan by pass switch yang dioperasionalkan secara manual untuk ON dan OFF pemanas elektrolit. 3.4.4 Stopwatch Stopwatch digunakan untuk mengukur lamanya waktu pelapisan sesuai dengan variasi yang ditentukan dalam penelitian ini. Stopwatch yang digunakan adalah model digital merk Casio dengan tingkat akurasi 1/100 detik. 3.4.5 Mikroskop Mikroskop Olympus BX41M digunakan untuk memperoleh data awal guna memastikan proses elektroplating sudah benar dan baik hasilnya, yaitu dengan terlihatnya lapisan tembaga dan nikel melekat pada plat baja karbon rendah. Adapun untuk mendapatkan nilai ketebalan lapisan tembaga dan nikel harus dilihat dengan mikroskop KARLKOLB yang mempunyai garis ukuran (dimension) pada hasil pemotretatnnya sehingga ketebalan lapisan tembaga-nikel dapat langsung terbaca. 3.4.6 Surface texture measuring instrument Surfcom 120A Alat uji kekasaran permukaan lapisan tembaga-nikel yang digunakan adalah Surfcom 120A. 3.5 Diagram alir penelitian Tahapan penelitian yang meliputi tahap persiapan, proses/pengerjaan, pengambilan data, analisa/olah data dan penarikan kesimpulan mengacu pada diagram alir penelitian yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Benda uji Preparasi benda uji Proses pelapisan Cu Proses pelapisan Ni Pengujian ketebalan lapisan Cu-Ni Uji kekasaran lapisan Cu-Ni Analisa data Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 3.6 Pelaksanaan elektroplating Untuk mendapatkan data-data penelitian ini beberapa ketentuan/spesifikasi yang dapat disebutkan antara lain sebagai berikut : 1 Jumlah katoda (spesimen) : 3 buah 2 Jumlah anoda (pelapis) : 3 buah 3 Jarak katoda-anoda : 200 mm 4 Jarak antar katoda dan anoda : 40 mm 5 Volume larutan : ± 4-5 liter 6 Suhu larutan dikontrol : sesuai pengambilan data 7 Waktu pelapisan dikontrol : sesuai pengambilan data 8 Peletakan elektroda : Berhadapan dan sejajar Kondisi di atas, secara sederhana ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Peletakan muka katoda dan anoda Pemanas elektrik dipasangkan pada dudukan yang sekaligus untuk meletakkan elektroda (katoda dan anoda), Jarak antar elektroda, letak pemanas elektrik, termometerr dan slang udara dari pompa senantiasaa tidak berubah posisinya. Jarak dan posisi yang berubah dapat mengakibatkan kurang validnya data yang diperoleh. 3.6.1 Persiapan spesimen Spesimen dibersihkan secara mekanis, baik dengan digerinda, diampelas dan dipoles, kemudian dibersihkan secara kimiawi dengan dicelupkan dalam HCl dan dibilas dengan aquades kemudian dikeringkan. 3.6.2 Penataan padaa bak elektrolit Posisi termometer dengan ujung pengukuran di tengah ketinggian elektrolit dan elemen pemanas air tercelup penuh. Slang aliran udara dari pompa diberi beban agar senantiasaa lubang-lubang angin berada di dasar larutan.

3.6.3 Pelapisan tembaga Rectifier diposisikan pada tegangan 6 volt. Anoda tembaga ditempatkan pada dudukan dengan terminal positip terpasangkan. Elektrolit tembaga dipanaskan sampai suhu penelitian kemudian pasangkan terminal negatip masingmasing pada 3 buah specimen dan celupkan ke dalam elektrolit. Segera hidupkan power rectifier dan stopwatch. Perhatikan waktu pelapisan setelah waktu selesai segera angkat spesimen. Hal ini dilakukan sebanyak 9 kali percobaan dengan variasi suhu dan waktu sebagai berikut : 1) Percobaan I : Suhu elektrolit 30 0 C dengan waktu 5 menit. 2) Percobaan II : Suhu elektrolit 30 0 C dengan waktu 10 menit. 3) Percobaan III : Suhu elektrolit 30 0 C dengan waktu 15 menit. 4) Percobaan IV : Suhu elektrolit 40 0 C dengan waktu 5 menit. 5) Percobaan V : Suhu elektrolit 40 0 C dengan waktu 10 menit. 6) Percobaan VI : Suhu elektrolit 40 0 C dengan waktu 15 menit. 7) Percobaan VII : Suhu elektrolit 50 0 C dengan waktu 5 menit. 8) Percobaan VIII : Suhu elektrolit 50 0 C dengan waktu 10 menit. 9) Percobaan IX : Suhu elektrolit 50 0 C dengan waktu 15 menit. Masing-masing spesimen setelah proses pelapisan tembaga secara elektroplating, spesimen dibersihkan dengan aquades kemudian dikeringkan. 3.6.4 Pelapisan nikel Rectifier diposisikan pada tegangan 9 volt. Anoda nikel ditempatkan pada dudukan dengan terminal positip terpasangkan. Elektrolit nikel dipanaskan sampai suhu penelitian kemudian pasangkan terminal negatip masing-masing pada 3 buah specimen (yang telah dilapis dengan tembaga pada proses sebelumnya) dan celupkan ke dalam elektrolit. Segera hidupkan power rectifier dan stopwatch. Perhatikan waktu pelapisan setelah waktu selesai segera angkat spesimen. Hal ini dilakukan dalam 9 kali percobaan dengan variasi suhu dan waktu sebagai berikut : 1) Percobaan I : Suhu elektrolit 45 0 C dengan waktu 10 menit. 2) Percobaan II : Suhu elektrolit 45 0 C dengan waktu 20 menit. 3) Percobaan III : Suhu elektrolit 45 0 C dengan waktu 30 menit. 4) Percobaan IV : Suhu elektrolit 55 0 C dengan waktu 10 menit. 5) Percobaan V : Suhu elektrolit 55 0 C dengan waktu 20 menit.

6) Percobaan VI 7) Percobaan VII 8) Percobaan VIIII 9) Percobaan IX : Suhu elektrolit 55 0 C dengan waktu 30 menit. : Suhu elektrolit 65 0 C dengan waktu 10 menit. : Suhu elektrolit 65 0 C dengan waktu 20 menit. : Suhu elektrolit 65 0 C dengan waktu 30 menit. Masing-masingg spesimen setelah proses pelapisan nikel secara elektroplating, spesimen dibersihkan dengan aquades kemudian dikeringkan. 3.7 Pengambilan Data 3.7.1 Pengukuran kekasaran permukaan Setelah proses pelapisan tembaga dan nikel selesai, spesimen dikelompokkan menurut perlakuannya, seperti ditunjukkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Tabel perlakuan proses elektroplating No Variasi Perlakuan Cu - 6 Volt Ni - 9 Volt 1 30 0 C, 5 menit 45 0 C, 10 menit 2 30 C, 10 menit 0 45 C, 20 menit 0 3 30 0 C, 15 menit 45 0 C, 30 menit 4 40 0 C, 5 menit 55 0 C, 10 menit 5 40 0 C, 10 menit 55 0 C, 20 menit 6 40 0 C, 15 menit 55 0 C, 30 menit 7 50 0 C, 5 menit 65 0 C, 10 menit 8 50 0 C, 10 menit 65 0 C, 20 menit 9 50 0 C, 15 menit 65 0 C, 30 menit Dipilih 2 spesimen dari masing-masing perlakuan untuk diukur kekasaran permukaannya dengan Surface texture measuring instrument seperti ditunjukkan pada Gambar 3.3. Gambar 3.3 Pengukuran kekasaran dengan Surfcom 120A 3.7.2 Pengukuran ketebalan lapisan Diperlukan fotomikro dengan mikroskop untuk mendapatkan data penelitian berupa ketebalan lapisan tembaga-nikel hasil proses elektroplating di atas. Untuk keperluan ini spesimen dibuatkan dudukan dari resin dikelompokkan

menurut perlakuannya. Hal ini untuk mempermudah proses pemolesan/polishing dan mempermudah penempatan spesimen di bawah lensa mikroskop. Langkah awal adalah spesimen dipotong menjadi 2 bagian, yaitu bagian kecil dan besar. Bagian potongan yang kecil, kemudian dicor kedalam resin, masing-masing terdapat 3 spesimen yang merupakan satu kelompok perlakuan. Setelah mengeras permukaan atas dipoles agar rata dan terlihat lapisan tembaga- Gambar 3.4. nikelnya. Hasil pengecoran spesimen pada resin ditunjukkan pada Sementara itu untuk melihat ketebalan lapisan tembaga-nikel di bawah mikroskop ditunjukkan pada Gambar 3.5. Gambar 3.4 Hasil pengecoran spesimen dengan resin Gambar 3.5 Pengambilan fotomikro