BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nira yang dihasilkan oleh setiap tanaman tersebut memiliki ciri fisik serta

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

Untuk Daerah Tertinggal

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI ) gula merah atau gula

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gula merah kelapa diperoleh dari nira kelapa yang telah diuapkan dan dicetak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hylocereus polyrhizuz kulit dan buahnya berwarna merah, Hylocereus

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

PENDAHULUAN. Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan

DIVERSIFIKASI PRODUK AREN UNTUK PANGAN DAN PROSPEK PASAR

I. PENDAHULUAN. mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin banyak. Upaya pemenuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI ), saus sambal

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

II TINJAUAN PUSTAKA. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini

PENDAHULUAN. Berbagai jenis tumbuhan di Indonesia mempunyai banyak manfaat bagi. kelangsungan hidup manusia. Salah satunya adalah tanaman aren (Arenga

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis)

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

Proses Pembuatan Madu

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak masyarakat Indonesia mengkonsumsi buah-buahan bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Standar Nasional Indonesia mendefinisikan tepung terigu sebagai

III. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bahan alam yang mudah diperoleh dan dapat diupayakan

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

PENDAHULUAN. sumber protein hewani selain daging. Telur tidak hanya dijual dalam keadaan. sekarang banyak olahan telur yang menggunakan telur puyuh.

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dadih merupakan hasil olahan susu fermentasi yang berasal dari Sumatera Barat, Jambi dan Riau.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2016 di

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sebagai santan pada masakan sehari-hari, ataupun sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1. Uji Post Hoc One Way Anova Rendemen Kelolosan Tepung Bengkuang "Lokal 1" dan "Lokal 2 dengan Berbagai Perlakuan Pretreatment

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning. Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning. Kandungan Gizi. 0,08 mg.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lemak teremulsi dan udara, dimana sel-sel udara berperan untuk memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Durian (Durio zibethinus Murr.) adalah salah satu buah yang sangat popular

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggumpal, serta kombinasi dari perlakuan-perlakuan tersebut, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakstabilan ini disebabkan karena atom tersebut memiliki satu atau lebih

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka. Penelitian, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH CAIR DAN NIRA TERHADAP KARAKTERISTIK GULA SEMUT (Palm Sugar)

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

I. PENDAHULUAN. mencegah rabun senja dan sariawan (Sunarjono, 2003). Jeruk bali bisa dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini


I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan

PEMBUATAN GULA MERAH DAN GULA SEMUT (Laporan Praktikum Teknologi Pati dan Gula) Oleh. Rimadina Arumayanti Kelompok 6

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tangga, industri, pertambangan dan lain-lain. Limbah berdasarkan sifatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebut tanaman jali dengan sebutan hanjali, hanjaeli, jali,-jali, jali, maupun jelai.

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kelapa merupakan tanaman yang dapat tumbuh di semua

Transkripsi:

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gula Kelapa Gula merupakan bentuk hasil dari pengolahan nira tanaman yang dihasilkan melalui proses pemanasan pada nira dan diubah menjadi bentuk kristal maupun padat. Tanaman yang dapat menghasilkan nira antara lain tebu, aren dan kelapa. Nira yang dihasilkan oleh setiap tanaman tersebut memiliki ciri fisik serta kandungan zat gizi yang berbeda - beda. Pada umumnya jenis gula yang mudah dijumpai di Indonesia adalah gula pasir yang berasal dari tanaman tebu, gula merah atau gula kelapa serta gula aren. Gula kelapa merupakan hasil dari pengolahan nira kelapa dan memiliki cita rasa yang khas sehingga penggunaannya tidak dapat digantikan oleh jenis gula yang lain (Said, 2007). Selain memiliki fungsi sebagai pemanis alami, gula kelapa juga berfungsi untuk memberikan kesan warna coklat pada makanan. Komposisi gula kelapa dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi zat gizi gula kelapa per 100 gram bahan No. Zat gizi Jumlah 1. Kalori 386 kal 2. Karbohidrat 76 g 3. Lemak 10 g 4. Protein 3 g 5. Kalsium 76 mg 6. Fosfor 37 mg 7. Air 10 g Sumber: Santoso (1993)

5 Gula kelapa biasanya dijual dalam bentuk setengah elips yang dicetak menggunakan tempurung kelapa, ataupun berbentuk silindris yang dicetak menggunakan bambu (Kristianingrum, 2009). Secara kimiawi gula sama dengan karbohidrat, tetapi umumnya pengertian gula mengacu pada karbohidrat yang memiliki rasa manis, berukuran kecil dan dapat larut (Aurand et al., 1987). 2.2. Gula Semut Kelapa Gula semut merupakan gula kelapa yang berbentuk serbuk. Gula semut kelapa (gula kelapa kristal) adalah produk hasil olahan nira tanaman familia palmae yang berbentuk serbuk (Dewan Standarisasi Nasional, 1995). Perbedaan antara gula semut kelapa dengan gula merah yaitu di dalam pembuatan gula semut kelapa tidak dilakukan pencetakan melainkan diputar (centrifuge) sehingga akan berbentuk serbuk atau kristal. Pada dasarnya pembuatan gula semut kelapa adalah mengubah senyawa gula yang terlarut menjadi gula padat dalam bentuk kristal atau serbuk. Pada pembuatan gula semut, setelah larutan mengental maka dilakukan pengadukan secara cepat hingga terbentuk kristal-kristal, kemudian kristal-kristal gula yang terbentuk diayak untuk diperoleh ukuran yang seragam (Balai Informasi Pertanian, 2000). Menurut Marsigit (2005) gula semut mempunyai keunggulan dibandingkan gula cetak yaitu ukuran partikel kecil dan kadar air rendah sehingga umur simpan lebih lama, pemanfaatan lebih praktis, mudah larut dalam air panas maupun dingin dan dapat berfungsi sebagai flavour agent. Hal ini diperkuat dengan pendapat Mustaufik dan Karseno (2004) bahwa gula semut memiliki kelebihan dibandingkan

6 dengan gula kelapa biasa yaitu memiliki aroma yang khas, umur penyimpanan yang panjang dengan kadar air 2-3%, mudah larut dalam air dingin/panas, pengemasan yang praktis dalam kantong dan mudah dikombinasikan dengan bahan lain pada industri pengolahan makanan dan minuman. Persyaratan SNI mutu gula semut kelapa dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persyaratan mutu gula semut sesuai dengan SNI. No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1. Keadaan 1.1 Bentuk Normal 1.2 Rasa dan Aroma Normal, khas 1.3 Warna Kuning kecoklatan sampai coklat 2. Bagian yang tak larut dalam air % b/b Maks. 0,2 3. Air % b/b Maks. 3,0 4. Abu % b/b Maks. 2,0 5. Gula pereduksi % b/b Maks. 6,0 6. Jumlah gula sebagai sakarosa % b/b Min. 90,0 7. Cemaran logam 7.1 Seng (Zn) mg/kg Maks. 40,0 7.2 Timbal (Pb) mg/kg Maks. 2,0 7.3 Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 10,0 7.4 Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0,03 7.5 Timah (Sn) mg/kg Maks. 40,0 8. Arsen mg/kg Maks. 1,0 Sumber : SNI 01-3743-1995 2.3. Nira Kelapa Nira merupakan cairan bening yang terdapat di dalam mayang kelapa dan diperoleh dengan proses penyadapan atau penderesan. Satu mayang kelapa dapat memperoleh nira kelapa sebanyak 0,5 sampai dengan 1 liter setiap harinya. Nira kelapa yang dihasilkan oleh masing - masing pohon kelapa tidak selalu sama jumlahnya karena nira yang dihasilkan tergantung oleh beberapa faktor berikut.

7 Faktor - faktor yang mempengaruhi banyak atau sedikitnya nira yang diperoleh adalah iklim, umur tanaman, keterampilan penyadap dan frekuensi penyadapan. Kandungan sukrosa dalam nira kelapa cukup banyak sehingga nira kelapa banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan gula kelapa. Komposisi nira segar dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Komposisi kimiawi nira kelapa segar No Komposisi Bahan Kadar (%) 1 Total padatan 15,20 19,70 2 Sukrosa 12,30 17,40 3 Abu 0,11 0,41 4 Protein 0,23 0,32 5 Vitamin C 0,16 0,30 Sumber: Santoso (1993) Proses penyadapan dan penyimpanan dapat mempengaruhi kualitas nira kelapa karena gula di dalam nira kelapa mudah terfermentasi. Nira kelapa yang tidak dapat diolah menjadi gula kelapa adalah nira yang sudah mengalami proses fermentasi selama 8 jam setelah proses pengambilan dari pohon kelapa (Febriyanti et al., 2015). Oleh karena itu sering ditambahkan pengawet alami pada nira kelapa yang berguna untuk mencegah terjadinya fermentasi pada nira kelapa. Bahan pengawet alami yang biasanya ditambahkan ke dalam nira kelapa antara lain tatal nangka, kulit manggis ataupun bahan kimia seperti senyawa karbonat, nitrit dan bisulfit (Hasbullah, 2001). Fermentasi pada nira terjadi karena terdapatnya mikroba serta kapang - khamir yang mengkontaminasi nira sehingga menyebabkan sukrosa pada nira berubah menjadi gula reduksi (Priyambodo, 2002). Nira kelapa yang digunakan untuk pembuatan gula harus memiliki kualitas yang baik. Nira yang kurang baik aroma

8 dan rasanya kecut, dan akan menghasilkan gula kelapa yang lengket serta memiliki warna coklat kehitaman. Sedangkan nira kelapa yang berkualitas baik dan segar mempunyai rasa manis, berbau harum, tidak berwarna (bening), derajat keasaman (ph) berkisar 6-7 dan kandungan gula reduksinya relatif rendah (Kusumanto, 2008). 2.4. BungaKecombrang Bunga kecombrang (Etlingera elatior) merupakan salah satu jenis tanaman rempah asli Indonesia yang termasuk ke dalam famili Zingiberaceae satu famili dengan tanaman laos. Bunga kecombrang biasanya digunakan sebagai bumbu penyedap pada makanan serta banyak digunakan sebagai obat karena memiliki kandungan zat bioaktif yang cukup banyak. Komposisi bunga kecombrang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Komposisi kandungan kimiawi bunga kecombrang (100 gram) No Komposisi Bahan Kadar 1 Karbohidrat 4,4 g 2 Serat Pangan 1,2 g 3 Lemak 1,0 g 4 Protein 1,3 g 5 Air 91 g 6 Zat Besi 4 mg 7 Kalsium 32 mg 8 Magnesium 27 mg Sumber : Jaffar et al (2007) Zat bioaktif yang dimiliki oleh bunga kecombrang tersebut sangat berpotensi untuk mencegah terjadinya fermentasi nira kelapa serta mencegah terjadinya oksidasi pada bahan pangan, maka dari itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat keefektifan dari senyawa bioaktif yang dimiliki oleh

9 kecombrang tersebut. Bunga kecombrang tersusun dari flavonoid, polifenol, steroid, saponin, minyak atsiri dan alkaloid. Kandungan minyak atsiri yang terdapat di dalam bunga kecombrang rata - rata berkisar 17%. Senyawa yang terdapat pada bunga kecombrang merupakan senyawa - senyawa antimikroba dan antioksidan sehingga mampu bekerja dalam proses membunuh fungisida dan mencegah oksidasi (Naufalin, 2005). 2.5. Gula Reduksi Gula reduksi merupakan golongan karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa penerima elektron. Sebagian besar karbohidrat, terutama golongan monosakarida dan beberapa golongan disakarida mempunyai sifat mereduksi terutama di dalam suasana basa. Golongan tersebut dikenal sebagai gula pereduksi, antara lain adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, laktosa dan altosa (Sukatiningsih, 2010). Jenis gula reduksi yang terdapat di dalam gula semut kelapa adalah glukosa dan fruktosa. Analisis kadar gula reduksi bertujuan untuk mengetahui kadar gula reduksi yang terdapat di dalam gula semut kelapa. 2.6. Antioksidan Antioksidan adalah senyawa reduktan yang mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi dengan mencegah terbentuknya radikal. Kochar dan Rossel (1990) mengemukakan bahwa antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi auto-oksidasi radikal bebas. Radikal bebas merupakan senyawa kimia yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak

10 berpasangan pada orbital terluarnya, sehingga dapat menyerang senyawa seperti protein, DNA, membran lipid. Terdapat dua jenis senyawa antioksidan yaitu alami dan sintetis. Senyawa antioksidan alami berasal di dalam tumbuh - tumbuhan yang sering dikonsumsi dan telah diisolasi. Senyawa antioksidan yang terdapat pada tumbuhan antara lain adalah flavonoid, vitamin C, katekin, vitamin E dan resveratrol (Winarsi, 2007). Sedangkan senyawa antioksidan sintetis harus memiliki standar perizinan penggunaan dalam bahan pangan untuk menjaga mutu serta menjaga dari perubahan sifat kimia makanan yang dapat mengakibatkan terjadinya proses oksidasi selama waktu penyimpanan bahan pangan. Senyawa antioksidan sintetis antara lain Butylated Hidroxynasol (BHA), Butylated Hidroxytoluene (BHT) dan Tert-Butyl Quinon (TBHQ) (Jaffar et al., 2007). Bunga kecombrang terdiri dari beberapa komponen zat aktif seperti alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin dan minyak atsiri yang merupakan senyawa anti mikrobial yang memiliki kemampuan antiseptik, antioksidan, fungisida (Valianty, 2002). Berdasarkan penelitian Sukandar et al. (2011) bahwa ekstrak kering bunga kecombrang memiliki aktivitas antioksidan yang kuat karena mempunyai IC50 sebesar 61,65 ppm. 2.7. Warna Warna merupakan salah satu faktor penentu kesukaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Warna dapat menentukan menarik atau tidaknya suatu produk (Setyaningrum, 2010). Ekstrak bunga kecombrang berkemungkinan

11 memberikan efek perubahan pada warna gula semut kelapa dikarenakan ekstrak kecombrang memiliki warna merah sehingga dapat mengakibatkan perubahan yang signifikan terhadap gula semut kelapa. Warna merah yang dihasilkan kecombrang berasal dari senyawa antosianin. Kandungan senyawa antosianin dalam bunga kecombrang sebesar 200 ppm. Senyawa antosianin merupakan senyawa turunan dari flavonoid yang memiliki kestabilan pada ph asam dan pada suhu 50 o C (Fathinatullabibahet al., 2014). Secara kimia, antosianin merupakan hasil dari glikosilasi polihidroksi dan atau turunan polimetoksi dari garam 2-benzopirilium atau dikenal dengan struktur flavilium (Mateus dan Freitas, 2009). Antosianin membentuk garam flavilium dalam suasana asam, sehingga menghasilkan warna merah yang lebih stabil. Menurut Markakis (1982), molekul antosianin disusun dari aglikon yang teresterifikasi dengan satu atau lebih glikon. 2.8. Rendemen Rendemen merupakan perbandingan antara berat gula semut kelapa yang dihasilkan dengan berat nira panen (sebelum pemasakan). Sehingga dari hasil perhitungan rendemen tersebut dapat diketahui berapa besar kehilangan berat bahan selama proses pebuatan gula semut kelapa berlangsung (Zuliana et al., 2016). 2.9. Organoleptik Penilaian organoleptik adalah penilaian dengan memanfaatkan panca indera manusia untuk mengamati tekstur, warna, aroma, bentuk dan rasa suatu produk

12 pangan (Ayustaningwarno, 2014). Faktor yang sangat menentukan diterima atau tidaknya suatu produk adalah sifat indrawinya. Penilaian uji organoleptik bersifat subjektif karena berdasarkan pada respon subjektif manusia sebagai alat ukurnya (Soekarto, 1990). Penilaian indrawi ini ada enam tahap yaitu pertama menerima bahan, mengenali bahan, mengadakan klarifikasi sifat sifat bahan, mengingat kembali bahan yang telah diamati dan menguraikan kembali sifat indrawi produk tersebut.