GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 46.1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA BERGULIR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 236 TAHUN 2011

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

PENGELOLAAN DANA HIBAH YANG BERSUMBER DARI APBD

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH, BELANJA BANTUAN SOSIAL DAN BELANJA TIDAK TERDUGA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7.A TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BELANJA HIBAH

WALIKOTA BLITAR PERATURAN W ALIKOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR,

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI MALANG,

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN DANA BANTUAN KEUANGAN UNTUK SERIKAT PEKERJA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2012 BUPATI MALANG,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

You will GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 08 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2009

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN HIBAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 8.C TAHUN 2014 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN BESARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2011

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL WALIKOTA KEDIRI,

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 32.1 TAHUN 2015 TENTANG HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI APBD PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DALAM KOORDINASI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR : 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN HIBAH

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2008

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MUSI BANYUASIN

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 06

BUPATI BAN BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBUKAAN, PENUTUPAN DAN PENEMPATAN REKENING SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PERMEN/M/2010 TENTANG KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BAGI BALITA DI POSYANDU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG

PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN PPKD SERTA PENYAMPAIANNYA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2017

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

BUPATI BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 39 Tahun 2016 Seri E Nomor 28 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1 TAHUN 2013

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 12 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA HIBAH PEMERINTAH KOTA SOLOK

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2016

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR : 0 /TAHUH 2013 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 40 PERATURAN WALIKOTA CILEGON TENTANG

Transkripsi:

SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2008, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Daerah dapat menganggarkan belanja bantuan dalam bentuk hibah atau bantuan sosial; b. bahwa sebagai pelaksanaan lebih lanjut ketentuan hibah dan Bantuan Sosial telah diatur dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 36.a Tahun 2009 tentang Tata Cara Hibah dan Bantuan Sosial; c. bahwa setelah dilakukan evaluasi terhadap Peraturan Gubernur Nomor 36.a Tahun 2009 sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu disempurnakan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Tata Cara Hibah dan Bantuan Sosial; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 3 jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 827); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang- Undang Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 58);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Tata cara Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 6. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007 Nomor 7) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2008 (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008 Nomor 11); 7. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007 Nomor 7); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Hibah adalah pemberian pemerintah daerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, organisasi semi pemerintah, perusahaan daerah, dan organisasi non pemerintah, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dalam bentuk uang dan/atau barang dan/atau jasa yang dialokasikan pada belanja tidak langsung dan belanja langsung, untuk menunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah. 2. Bantuan Sosial adalah bantuan pemerintah daerah yang diberikan kepada kelompok/anggota masyarakat dalam bentuk uang dan/barang yang dialokasikan pada belanja tidak langsung maupun belanja langsung, dengan tujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. 3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 4. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD. 5. Daerah adalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 6. Gubernur adalah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. 7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

8. Satuan Kerja Perangkat Daerah pelaksana teknis yang selanjutnya disingkat SKPD Teknis adalah perangkat daerah atau unit kerja selaku Pengguna Anggaran /Pengguna Barang atau Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang, yang mempunyai program kegiatan hibah dan atau bantuan sosial. BAB II KRITERIA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL Pasal 2 Pemerintah Daerah dalam memberikan Hibah harus memperhatikan kriteria sebagai berikut: a. Hibah diberikan satu kali dalam satu tahun anggaran. b. Hibah tidak diberikan secara terus menerus dari tahun ke tahun (rutin) kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan yang sama. c. Dalam hal kemampuan keuangan daerah memungkinkan pemerintah daerah dapat memberikan kembali Hibah secara selektif. d. Hibah dilaksanakan dengan perjanjian hibah daerah. e. Belanja hibah dalam bentuk uang dialokasikan pada belanja tidak langsung. f. Belanja hibah dalam bentuk barang dan atau jasa dialokasikan pada belanja langsung dalam program kegiatan SKPD Teknis. Pasal 3 Pemerintah Daerah dalam memberikan Bantuan Sosial harus memperhatikan kriteria sebagai berikut: a. Bantuan sosial diberikan satu kali dalam satu tahun anggaran. b. Belanja bantuan sosial dalam bentuk uang dialokasikan pada belanja tidak langsung. c. Belanja bantuan sosial dalam bentuk barang/jasa dialokasikan pada belanja langsung dalam program kegiatan SKPD Teknis. d. Bantuan sosial dalam bentuk uang yang merupakan rangkaian program kegiatan SKPD harus memiliki kejelasan peruntukannya. e. Bantuan sosial dalam bentuk uang yang merupakan kebijaksanaan atas dasar permintaan/proposal dari masyarakat diberikan secara selektif tergantung kemampuan keuangan daerah. BAB III PENGAJUAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL Pasal 4 (1) Penanggung jawab Instansi/organisasi/lembaga/kelompok/anggota masyarakat mengajukan permohonan Hibah atau Bantuan Sosial kepada Gubernur melalui SKPD Teknis, dengan melampirkan:

a. Proposal yang memuat paling kurang rencana penggunaan Hibah atau Bantuan Sosial latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, program kegiatan, rencana anggaran biaya, susunan organisasi/panitia. b. Nama, dan alamat penanggungjawab. (2) SKPD Teknis melakukan identifikasi, menyusun, dan mengajukan anggaran belanja Hibah dan atau Bantuan Sosial yang merupakan bagian dari program kegiatan SKPD Teknis kepada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset selaku PPKD. (3) PPKD melakukan inventarisasi, menyusun dan mengajukan anggaran hibah dan bantuan sosial yang berada pada program kegiatan SKPD Teknis dalam RAPBD. Pasal 5 (1) Penanggung jawab Instansi/organisasi/lembaga/kelompok/anggota masyarakat mengajukan permohonan Bantuan Sosial kepada Gubernur melalui PPKD, dengan melampirkan: a. Proposal yang memuat paling kurang rencana penggunaan Bantuan Sosial, latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, program kegiatan, rencana anggaran biaya, susunan organisasi/panitia. b. Nama, dan alamat penanggungjawab, serta Nomor rekening Bank yang pencairannya melalui SP2D-LS. (2) PPKD melakukan inventarisasi, identifikasi, menyusun dan mengajukan anggaran kepada Gubernur, serta mengelola Bantuan Sosial yang berada pada anggaran PPKD. BAB IV PENERIMA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL Pasal 6 Instansi/organisasi/lembaga penerima Hibah terdiri atas: 1. instansi vertikal ; 2. pemerintah daerah kabupaten/kota; 3. organisasi semi pemerintah; dan 4. organisasi non pemerintah. Pasal 7 (1) Kelompok/ anggota masyarakat/organisasi/lembaga penerima Bantuan Sosial terdiri atas: a. organisasi kemasyarakatan; b. panitia/kelompok Kegiatan kepemudaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan; c. organisasi profesi/ikatan/badan; dan d. Lembaga yang berkaitan dengan program dan kegiatan SKPD Teknis. (2) Pemberian Bantuan Sosial kepada kelompok/ anggota masyarakat/organisasi/lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada penerima yg sudah dianggarkan dalam APBD.

(3) Penerima Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD. (4) Dalam hal penerima Bantuan Sosial belum tercantum dalam APBD, pemberiannya harus mendapat persetujuan Sekretaris Daerah atas nama Gubernur. BAB V PENCAIRAN ANGGARAN Pasal 8 (1) Pencairan hibah dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a. Hibah dalam bentuk uang: 1) Calon penerima hibah menyampaikan syarat-syarat pencairan kepada PPKD berupa: a) perjanjian hibah daerah, yang sekurang-kurangnya memuat identitas pemberi dan penerima hibah, tujuan pemberian hibah, jumlah uang yang dihibahkan, hak dan kewajiban. b) Bukti Penerimaan. 2) PPK-PPKD mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Surat Perintah Membayar (SPM). 3) PPKD menerbitkan SP2D-LS. 4) Pencairan hibah dalam bentuk uang dilakukan dengan cara transfer. b. Hibah dalam bentuk barang/jasa dilakukan oleh SKPD Teknis dengan berita acara serah terima. (2) Pencairan Bantuan Sosial dilakukan melalui tahapan sebagai berikut : a. Untuk calon penerima bantuan yang sudah tercantum dalam APBD: 1) permohonan pencairan bantuan sosial dalam bentuk uang diajukan kepada Gubernur lewat SKPD Teknis, dengan melampirkan persyaratan proposal yang sudah disetujui, fotocopy KTP penanggungjawab/perwakilan organisasi/lembaga yang bersangkutan, nomor rekening, nama dan alamat bank penerima bantuan. 2) SKPD Teknis menetapkan penerima bantuan sosial dan merekomendasikan kepada PPKD. 3) PPK-PPKD mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Surat Perintah Membayar (SPM) 4) PPKD menerbitkan SPD dan SP2D. b. Untuk calon penerima bantuan yang belum tercantum dalam APBD: 1) permohonan bantuan berupa proposal kegiatan diajukan kepada Gubernur, untuk mendapatkan persetujuan Sekretaris Daerah dengan melampirkan Proposal, yang paling kurang memuat penanggung jawab/wakil organisasi/pengurus/panitia, tujuan penggunaan dana yang diajukan, rincian rencana anggaran yang dibutuhkan 2) Berdasarkan persetujuan Sekretaris Daerah, PPKD merealisasikan Bantuan Sosial.

(3) Pencairan Bantuan Sosial dapat dilakukan secara tunai/cek/transfer oleh Bendahara PPKD. (4) Bantuan Sosial dalam bentuk barang/jasa dilakukan oleh SKPD Teknis dengan berita acara serah terima. BAB VI PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN Pasal 9 (1) SKPD Teknis merangkum SPJ dan program kegiatan yang sudah dialokasikan dananya kepada penerima Hibah. (2) Penerima Hibah dan Bantuan Sosial wajib menyampaikan surat pertanggungjawaban penggunaan dana Bantuan Sosial kepada Gubernur melalui SKPD Teknis dengan tembusan kepada Inspektorat dan PPKD, dengan klasifikasi sebagai berikut : a. Pelaksanaan Hibah kepada pemerintah (instansi vertikal) supaya dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah dan Menteri Keuangan setelah tahun anggaran berakhir. b. Pelaksanaan Hibah kepada Pemerintah daerah kabupaten/kota, pertanggungjawaban berupa laporan penggunaan dana. c. Pelaksanaan Hibah kepada Lembaga Semi pemerintah dan Lembaga non pemerintah berupa surat pertanggungjawaban penggunaan dana. (3) Penggunaan dana hibah dan batuan sosial diaudit oleh Aparat Pengawas Fungsional. (4) Hibah dalam bentuk barang dipertanggungjawabkan berdasarkan berita acara serah terima barang dan penggunaan atau pemanfaatannya harus sesuai dengan perjanjian hibah daerah. (5) Khusus untuk bantuan Partai Politik dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. (6) Bantuan yang belum tercantum dalam APBD laporan pertanggungjawaban berupa laporan penggunaan sesuai dengan Proposal yang diajukan dan kwitansi penerimaan bantuan sosial. (7) Sisa anggaran penggunaan hibah wajib disetorkan kembali ke kas daerah melalui rekening penerimaan kas daerah, kecuali hibah kepada Kabupaten / Kota. (8) Dalam hal penerima hibah mempunyai program berkelanjutan lebih dari satu tahun anggaran, sisa anggaran penggunaan hibah pada tahun berkenaan dapat digunakan sebagai dana cadangan. (9) Sisa anggaran yang digunakan sebagai dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dituangkan dalam MoU hibah. Pasal 10 Pada saat mulai berlakunya Peraturan Gubernur ini, Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 36.a Tahun 2009 tentang Tata Cara Hibah dan Bantuan Sosial (Berita Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009 Nomor 36.a) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 26 Juli 2010 GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, ttd HAMENGKU BUWONO X Diundangkan di Yogyakarta pada tanggal 26 Juli 2010 SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, ttd TRI HARJUN ISMAJI BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2010 NOMOR 20 Salinan Sesuai Dengan Aslinya KEPALA BIRO HUKUM, ttd DEWO ISNU BROTO I.S. NIP. 19640714 199102 1 001

PENJELASAN ATAS PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL I. UMUM Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2008, untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat pemerintah daerah dapat menganggarkan belanja bantuan dalam bentuk hibah dan bantuan sosial. Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2677/Sj, tanggal 8 November 2007 Perihal Hibah dan Bantuan Sosial, dalam rangka tertib administrasi keuangan pegelolaan hibah dan bantuan sosial perlu disusun mekanisme hibah dan bantuan sosial II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Pasal 2 : Pasal 3 Pasal 4 Huruf a : Huruf b : Huruf c : Huruf d : Huruf e : Huruf f : Yang dimaksud dengan satu kali dalam satu tahun anggaran adalah pemberian hibah/bantuan sosial dalam satu periode tahun anggaran kepada penerima yang sama. Anggota masyarakat adalah anggota dalam bentuk kelompok, organisasi atau panitia

Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Ayat 8: Yang dimaksud dengan program berkelanjutan adalah program kegiatan yang merupakan satu rangkaian proses yang berkesinambungan dalam jangka lebih dari satu tahun anggaran. Ayat 9: Yang dimaksud Dana Cadangan adalah dana yang dialokasikan sebagai dana simpanan yang akan dipergunakan untuk mendanai program kegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat sekaligus dibebankan dalam satu tahun anggaran. Pembentukan dana cadangan harus jelas tujuan, program kegiatan yang akan dibiayai, besaran dana yang dibutuhkan serta tahun pelaksanaan program kegiatan yang akan didanai dengan dana cadangan. Pasal 10 Pasal 11