3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011 bertempat di Laboratorium Bahan Baku Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan dan Laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi lobster air tawar capit merah (Cherax quadricarinatus) dengan size 15 ekor/kg (ukuran konsumsi) yang diperoleh dari tempat budidaya Johanes Farm di Ciseeng, Kabupaten Bogor. Lobster yang akan digunakan dalam penelitian dipilih lobster yang memiliki anggota tubuh lengkap, tidak dalam keadaan moulting, bugar, dan tidak sedang bertelur. Bahan pembantu lainnya pada penelitian ini adalah air laboratorium yang telah diendapkan selama 24 jam sebagai media pembugaran dan pemeliharan lobster sebelum penelitian, es batu, koran sebagai media alas bahan pengisi kemasan, serbuk gergaji, pakan lobster, dan arus listrik sebagai bahan pemingsanan lobster. Peralatan yang digunakan pada penelitian ini meliputi akuarium, freezer, serok, aerator, filter, pipa paralon (shelter), wadah pemingsanan lobster, kabel, stabilizer, pengatur tegangan listrik (Slide regulator), dan voltmeter (Lampiran 1). Alat lain yang digunakan adalah termometer, stopwatch, timbangan digital, penggaris, ember plastik, kotak styrofoam berukuran 39 cm x 25,5 cm x 16 cm, dan lakban. 3.3 Tahap dan Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri dari persiapan penelitian, penelitian pendahuluan, dan penelitian utama.
15 3.3.1 Persiapan penelitian Persiapan penelitian meliputi persiapan media air, rancang bangun alat pemingsan biota perairan, media pengisi kemasan, dan lobster air tawar uji. a) Media air Air yang digunakan selama penelitian berasal dari air laboratorium yang telah diendapkan dalam tandon selama 1 hari. Tujuan pengendapan air tersebut adalah untuk mengendapkan zat-zat yang berbahaya bagi lobster seperti amoniak dan CO 2. Air laboratorium yang telah diendapkan kemudian diukur kualitas airnya meliputi suhu, ph, DO (Dissolved oxygen), alkalinitas, kesadahan dan konduktivitas air untuk mengetahui kelayakan air laboratorium sebagai media adaptasi, pemuasaan serta pembiusan lobster air tawar, selanjutnya hasil pengukuran kualitas air tersebut dibandingkan dengan hasil pengukuran kualitas air kolam budidaya sebagai habitat awal lobster. Metode pengukuran kualitas air disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Metode pengukuran kualitas air No Parameter Alat Cara peneraan 1 Suhu air Termometer Pembacaan skala 2 ph ph meter Pembacaan skala 3 DO DO meter Pembacaan skala 4 Alkalinitas Alat gelas Titrasi 5 Kesadahan Alat gelas Titrasi 6 Konduktivitas air Konduktometer Pembacaan skala Sumber: Boyd (1982) dan Wijaya (2011) b) Rancang bangun alat pemingsan biota perairan Bahan uji yang dicobakan adalah sumber listrik yang disalurkan dari PLN kemudian distabilkan tegangannya menggunakan stabilizer. Tegangan listrik yang dihasilkan lalu diatur dengan menggunakan alat pengatur tegangan listrik (slide regulator) dan pengecekan tegangan yang keluar dari slide regulator diukur menggunakan voltmeter. Arus listrik yang dihasilkan yaitu arus listrik bolak-balik (AC atau alternating current). Listrik dialirkan melalui kabel konduktor dari sumber listrik menuju penstabil tegangan, dilanjutkan ke pengatur tegangan listrik, dan diakhiri melalui dua kabel konduktor tembaga yang dicelupkan kedalam bak air. Kedua ujung tembaga yang dicelupkan hanya bagian 1 cm paling bawah dan dilakukan
16 penyetruman. Jarak kedua ujung kabel yang dicelupkan kedalam bak air pengujian dirancang tetap, yaitu diletakkan pada kedua sisi bak air pengujian. Setiap tingkatan tegangan yang dilakukan dapat diamati menggunakan voltmeter. Voltmeter sebelumnya dikalibrasi menggunakan baterai komersial 1,5 volt. Air yang digunakan sebagai media penghantar listrik merupakan air yang diambil dari laboratorium yang telah diendapkan. Rancang bangun alat pemingsan biota perairan mengadopsi metode Hasler dan Larsen (1974) diacu dalam Achmadi (2005) yang dimodifikasi menjadi seperti pada skema yang disajikan pada Gambar 2. Voltmeter Slide regulator Stabilizer Arus Sumber listrik bolak-balik Arus bolak-balik Kabel tembaga I Kabel tembaga II Gambar 2 Rancang bangun alat pemingsan biota perairan c) Media pengisi kemasan Media pengisi kemasan yang digunakan pada penelitian ini adalah serbuk gergaji (Sukarsa 2005). Sebelum digunakan, serbuk gergaji dicuci dengan air tawar lalu direndam selama 24 jam dan dijemur. Pencucian bertujuan untuk membersihkan serbuk gergaji dari senyawa-senyawa berbahaya bagi hewan uji. Perendaman serbuk gergaji bertujuan untuk mengurangi zat-zat kimia yang berbahaya dan juga memperluas pori-pori serbuk sehingga penyerapan air dapat optimal. Proses pencucian hingga penjemuran dilakukan sebanyak 3 kali. Serbuk gergaji yang telah kering direndam dalam air tawar dengan perbandingan serbuk gergaji : air tawar = 1 : 1 (w/v). Selanjutnya, serbuk gergaji tersebut didiamkan selama 2 jam kemudian diaduk dan ditiriskan. Sebelum digunakan sebagai media
17 pengisi kemasan, serbuk gergaji didinginkan di dalam freezer selama ± 2 jam. Suhu serbuk gergaji dibiarkan menurun untuk mendapatkan suhu awal serbuk gergaji ± 12 o C (Ikasari et al. 2008). d) Lobster air tawar uji Biota perairan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lobster air tawar capit merah dengan size 15 ekor/kg (ukuran konsumsi). Lobster dalam kondisi sehat dan bugar, tidak cacat fisik ataupun luka. Lobster air tawar yang sehat ditandai dengan gerak tubuh yang aktif, reaktivitas terhadap rangsangan luar sangat tinggi, bagian tubuh seperti kaki maupun capit utuh, dan tidak dalam kondisi moulting serta tidak sedang bertelur. Sebelum digunakan untuk penelitian, lobster diadaptasikan terlebih dahulu selama 1-2 hari dalam akurium pemeliharaan, kemudian lobster dipuasakan selama 24 jam di dalam akuarium untuk menurunkan aktivitas metabolisme dan membersihkan sisa-sisa makanan di dalam usus. 3.3.2 Penelitian pendahuluan Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai tingkatan tegangan listrik dan lama penyetruman terhadap aktivitas lobster serta menentukan daya anestesinya. Lobster yang telah dipuasakan selama 24 jam dalam akuarium, lalu dimasukkan ke dalam wadah pemingsanan pada rancang bangun alat pemingsan biota perairan (Gambar 2). Penentuan lama penyetruman terbaik dilakukan pada pengaruh lama penyetruman dan besarnya tegangan listrik terhadap kondisi lobster yang menghasilkan fase pingsan berat yaitu dengan lama penyetruman 1, 2 dan 3 menit. Selanjutnya, dilakukan pengamatan tingkah laku lobster terhadap berbagai tingkatan tegangan listrik secara visual selama pemingsanan dan setelah penyetruman. Penyetruman dimulai dari tegangan lemah hingga tinggi dengan skala 15 volt dan stunning interval (lama waktu pemingsanan/penyetruman) 3 menit. Penilaian fase lobster akibat penyetruman ditentukan pada hasil pengamatan respon lanjutan terhadap aktivitas lobster air tawar selama penyetruman pada setiap tingkatan tegangan. Selang tegangan yang menghasilkan jumlah lobster pada fase pingsan berat (deep sedation) dinyatakan
18 sebagai tegangan untuk pembiusan/pemingsanan lobster air tawar pada penelitian utama (Mc Farland 1959). 3.3.3 Penelitian utama Penelitian utama bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemingsanan menggunakan arus listrik terhadap tingkat kelulusan hidup lobster air tawar selama penyimpanan sistem kering pada selang waktu tertentu. Pemingsanan lobster air tawar menggunakan arus listrik pada tegangan dan lama waktu penyetruman yang sesuai yang menghasilkan pingsan berat (deep sedation) hasil dari penelitian pendahuluan. Diagram alir pemingsanan lobster air tawar menggunakan arus listrik pada tingkatan tegangan pingsan berat terhadap kelulusan hidupnya dapat dilihat pada Gambar 3. Lobster uji Pemingsanan menggunakan arus listrik (0, 180, 195 dan 210 volt) Tingkatan tegangan pingsan berat lobster; 3 menit Pengemasan ± 12 o C Penyimpanan selama 12, 24, 36, 48, 60 jam Pembongkaran Pengukuran suhu media pengisi kemasan Penimbangan Pembugaran Perhitungan kelulusan hidup (%) Gambar 3 Diagram alir pemingsanan lobster air tawar menggunakan arus listrik pada tingkatan tegangan pingsan berat terhadap kelulusan hidupnya
19 Pengujian tingkat kelulusan hidup dilakukan sebanyak lima ekor lobster air tawar pada tiap ulangan. Lobster ditempatkan dalam wadah pengujian, kemudian disetrum selama 3 menit hingga menghasilkan lobster dalam kondisi pingsan berat. Kondisi pingsan berat (deep sedation) didefinisikan sebagai kondisi dimana saat lobster dikemas tidak mencapit dan mudah ditangani, selain itu juga dapat menekan proses metabolisme selama transportasi (Suryaningrum et al. 2007). Kemudian dikemas di dalam media serbuk gergaji dengan suhu awal ± 12 o C dalam wadah styrofoam. Pengemasan lobster air tawar menggunakan serbuk gergaji dingin dalam wadah kotak styrofoam dilakukan dengan diisi es batu dalam plastik sebanyak ± 0,5 kg yang disusun secara diagonal dan dilapisi koran. Kemudian ditaburi serbuk gergaji dingin (± 12 o C ) dengan ketebalan 3-5 cm, lalu dimasukkan 5 ekor lobster air tawar untuk setiap pengujian. Selanjutnya diatas lobster tersebut dilapisi kembali dengan serbuk gergaji dingin sampai kemasan penuh, lalu kemasan ditutup dan dieratkan dengan menggunakan lakban. Lobster yang telah dikemas, kemudian disimpan dengan lama penyimpanan 12, 24, 36, 48, dan 60 jam Pembugaran lobster dilakukan secara bertahap, yaitu lobster dianginanginkan terlebih dahulu selama 3-5 menit agar amonia yang terjadi selama penyimpanan menguap. Kemudian lobster dimasukkan ke dalam bak pembugaran dengan ketinggian air setengah dari badan lobster dan lobster dibiarkan selama 1 jam, untuk menghilangkan kotoran berupa isi perut dan serbuk gergaji yang menempel (Suryaningrum et al. 2007). Selanjutnya lobster ditampung ke dalam akuarium. Pengamatan uji kelulusan hidup lobster air tawar dilakukan terhadap berbagai tingkatan tegangan yang menghasilkan pingsan berat dengan lama penyimpanan. Selain itu, diamati pula perubahan suhu media serbuk gergaji dalam kemasan dan penyusutan bobot lobster selama penyimpanan. Pengukuran suhu media serbuk gergaji dilakukan sebelum lobster dikemas dan sesudah uji penyimpanan dengan menggunakan termometer. Penyusutan bobot lobster diukur dengan menggunakan timbangan digital pada saat sebelum dan sesudah lobster dikemas.
20 Pengujian ini dilakukan sebanyak 2 kali ulangan. Prosentase kelulusan hidup lobster air tawar dihitung setelah dilakukan pembugaran selama 1 jam. Persamaan yang digunakan untuk perhitungan tingkat kelulusan hidup (Survival rate SR) lobster air tawar adalah sebagai berikut: SR = jumlah lobster hidup setelah penyadaran jumlah lobster yang dikemas 100% 3.4 Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap faktorial (RAL faktorial) untuk menganalisa data hasil penelitian tahap kedua yang terdiri dari dua faktor, yaitu faktor tegangan pemingsanan dan faktor lama penyimpanan. Model matematika RAL faktorial adalah sebagai berikut : Y ijk = µ + α i + β j + (αβ) ij + E ijk Keterangan : Y ijk : nilai pengamatan pada satuan percobaan ke- k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij (taraf ke-i dari faktor α dan taraf ke-j dari faktor β) μ : nilai tengah populasi α i : pengaruh perlakuan α taraf ke-i (i = 1,2,3) β j : pengaruh perlakuan β taraf ke-j (j = 1,2,3) (α β)ij : pengaruh interaksi perlakuan α taraf ke-i dan perlakuan β taraf ke-j E ijk : galat dari satuan percobaan ke-k dengan kombinasi perlakuan ij Bila hasil percobaan yang digunakan memberikan pengaruh yang nyata, uji diteruskan dengan uji lanjut. Uji lanjut yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Duncan. Pengolahan data secara statistika ini menggunakan program SPSS 13.0 for windows.