BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai organisasi yang memiliki kecenderungan orientasi pada konsultasi terhadap sistem yang berjalan, maka dibutuhkan sistem yang mampu menyimpan, menampilkan dan memproses data sehingga menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk merancang strategi dan mengambil suatu keputusan dengan cepat dan akurat. Banyak perusahaan besar yang menggunakan sistem untuk mendukung diperolehnya informasi. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak sedikit perusahaan yang belum mampu mengevaluasi kesesuaian antara sistem dengan kebutuhan bisnis yang ada. Kondisi inilah yang menyebabkan kurang optimalnya pencapaian tujuan atau sasaran bisnis suatu perusahaan, sehingga membutuhkan waktu yang lebih untuk koordinasi dalam penyediaan data. Jika sistem yang diterapkan telah sampai pada titik optimal dan sesuai dengan tujuan bisnis maka dapat membantu proses bisnis dan juga memudahkan menejemen perusahaan dalam menentukan tindakan. Setiap perusahaan harus memahami bahwa keberhasilan suatu perusahaan didukung oleh sistem informasi yang terimplementasi secara baik. Divisi Operasi, Celco dan Purna Jual (Ops-Celco) adalah divisi yang menyediakan pengadaan material kebutuhan barang dan jasa industri telekomunikasi di PT INTI Bandung, divisi ini menangani kebutuhan tender dari client seperti Telkomsel, Indosat, dan juga perusahan BUMN seperti Pertamina dan PLN. Berdasarkan data Inventory 2013 divisi ini memiliki alat survey dan alat ukur dengan nilai sekitar 25M. Dalam pengelolaannya divisi Operasi, Celco dan Purna Jual (Ops-Celco) memiliki permasalahan dalam inventarisasi alat. Berikut adalah masalah yang terjadi pada proses inventarisasi : 1. Proses inventarisasi yang dilakukan saat ini sangat sulit karena tidak ada jejak rekam alat ukur dan alat survey. 1
2. Sering terjadi perubahan organisasi yang tidak disertai dengan serah terima alat dapat membuat perhitungan akuntasi perusahaan tidak tepat. 3. Tidak terdapat unit khusus untuk mengelola alat ukur dan alat survey pada masing-masing unit kerja yang mengakibatkan banyak alat yang sedia di salah satu divisi namun diperlukan di divisi lain, yang mengakibatkan terjadinya penggandaan alat. 4. tidak ada data yang akurat terkait kepemilikan alat ukur dan alat survey tersebut. 5. Perawatan alat tidak berjalan dengan efektif, banyak alat rusak dibiarkan terbengkalai tanpa adanya tindakan untuk memperbaikinya. Melihat berbagai akibat dari kendala yang ada pada sistem saat ini serta pentingnya proses inventarisasi dan pengelolaan kalibrasi alat bagi perusahaan untuk penghitungan akuntasi maka dapat diusulkan aplikasi inventarisasi alat ukur dan alat survey terpadu berbasis web dan android yang dapat memecahkan masalah pada divisi Operasi, Celco dan Purna Jual (Ops-Celco) dalam mengolah data, peminjaman dan perawatan alat. 1.2 Rumusan Masalah Beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam proyek akhir ini adalah sebagai berikut. 1. Belum tersedianya aplikasi yang dapat mengelola inventarisasi alat ukur dan survey untuk mempermudah proses pengolahan data divisi Operasi, Celco dan Purna Jual (Ops-Celco). 2. Bagaimana pemanfaatan aplikasi inventarisasi alat ukur dan alat survey terpadu untuk membantu pegawai dan admin Ops-Celco dalam mengetahui informasi alat yang terdapat di divisi Operasi, Celco dan Purna Jual (Ops-Celco). 3. Belum ada solusi untuk memberikan perawatan dan rekomendasi tindak lanjut untuk alat ukur dan survey yang rusak kepada bagian terkait. 2
1.3 Tujuan Tujuan pembuatan proyek akhir ini adalah sebagai berikut. 1. Membangun aplikasi inventarisasi alat ukur dan alat survey dengan baik secara online dengan memanfaatkan teknologi web dan mobile yang dapat menjadi sarana informasi bagi divisi Operasi, Celco dan Purna Jual (Ops-Celco) dan pegawai. 2. Dapat mengelola dan menampilkan informasi mengenai data alat, jejak rekam peminjaman, status alat dan jadwal kalibrasi yang terdapat di divisi Operasi, Celco dan Purna Jual (Ops-Celco). 3. Membuat jadwal kalibrasi alat untuk menjaga mutu alat yang tersedia di divisi Operasi, Celco dan Purna Jual (Ops-Celco). 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah dalam pembuatan proyek akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Pada aplikasi android admin tidak dapat memproses inventarisasi. 2. Tidak memproses penyusutan harga alat. 3. Ruang lingkup aplikasi hanya untuk pegawai PT INTI Bandung. 4. Proyek ini hanya dilaksanakan hingga tahap construction (pengujian). 1.5 Definisi Operasional 1. Inventarisasi merupakan proses mengelola pengadaan atau persediaan alat yang dimiliki oleh suatu kantor atau perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya. 2. Aplikasi inventarisasi alat ukur dan alat survey secara terpadu adalah aplikasi yang mengolah data alat, jejak rekam peminjaman, status alat dan penjadwalan kalibrasi alat yang terdapat di divisi Operasi, Celco dan Purna Jual (Ops-Celco). 3. Aplikasi web dan android merupakan sebuah sistem informasi dengan memanfaatkan teknologi web dan mobile seperti HTML, PHP, java, CSS, javascript, jquery mobile dan framework PhoneGap. Aplikasi ini disimpan 3
disebuah server (web server) sehingga dapat diakses secara global pada umumnya. 1.6 Metode Pengerjaan Metodologi yang digunakan dalam proyek akhir ini adalah waterfall, tahapan waterfall dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 1-1 Model Waterfall [1] Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan untuk membangun aplikasi dalam model waterfall: 1. Communication Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan aplikasi, dan tahap untuk mengadakan pengumpulan data dengan mewawancara divisi Operasi, Celco dan Purna Jual PT INTI Bandung, maupun mengumpulkan data-data tambahan baik yang ada di jurnal, artikel, maupun dari internet. 2. Planning Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis requirement). Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembuatan aplikasi, termasuk rencana yang akan dilakukan. 4
3. Modeling Proses modeling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan aplikasi yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur aplikasi, representasi interface, dan detail prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement. 4. Construction Construction merupakan proses membuat kode. Coding atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh divisi Operasi, Celco dan Purna Jual PT INTI Bandung. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu aplikasi, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dengan menggunakan Black Box Testing untuk kemudian bisa diperbaiki. 5. Deployment Tahapan ini bisa dikatakan akhir dalam pembuatan sebuah aplikasi atau sistem. Setelah aplikasi diimplementasikan kemudian aplikasi yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala. 5
1.7 Jadwal Pengerjaan Adapun Jadwal pengerjaan proyek akhir ini terurai pada table berikut yaitu sebagai berikut : Table 1-1 Jadwal Pengerjaan Jadwal Pengerjaan Proyek Akhir KETERANGAN Maret 2014 April 2014 Mei 2014 Juni 2014 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Communication Planning Modeling Construction 6