BAB I PENDAHULUAN. Bumi yang terbentuk dengan proporsi jumlah perairan yang lebih luas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. 3. Sebagai penghalang sampainya air ke bumi melalui proses intersepsi.

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

POLA DAN PROSES KONSUMSI AIR MASYARAKAT PERMUKIMAN SEPANJANG SUNGAI JAJAR DI KABUPATEN DEMAK (Kecamatan Demak Kecamatan Kebonagung) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Yuliyanti,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya mutu hidup manusia adalah terpenuhinya kebutuhan dasar

I. PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber kehidupan yang mutlak diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati sampai saat ini. Air merupakan sumber daya yang sangat diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan air tersebut dapat diperoleh dari berbagai macam sumber,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang esensial bagi kebutuhan rumah tangga, pertanian,

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya air bersifat dinamis dalam kualitas dan kuantitas, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

Analisis Dampak Kawasan Resapan Terhadap Kebutuhan Air Bagi Masyarakat Di Kota Surakarta Oleh : Bhian Rangga JR K Prodi Geografi FKIP UNS

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang meliputi kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun makluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan salah satu upaya manusia dalam meningkatkan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH PENDUDUK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU SAMPAI TAHUN

Oleh: Mayang Sari 1, Sidharta Adyatma 2, Ellyn Normelani 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENETAPAN KRITERIA WILAYAH SUNGAI DAN CEKUNGAN AIR TANAH 14 JULI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA Mojosongo Surakarta 1

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dan penggunaan sumber daya alam secara tidak efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen esensial bagi makhluk hidup akan tetapi, air juga merupakan

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 31 km di atas area seluas 1145 km² di Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia. Di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di zona khatulistiwa hal tersebut menyebabkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup makhluk itu sendiri. Seperti dalam firma-nya:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amilia Widya, 2013

Kajian Pengenaan PPN atas Penyediaan Air Bersih dan Biaya Jasa Penggelolaan SDA (BPSDA)

Air bagi Kehidupan Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

PENGANTAR PENGEMBANGAN SUMBERDAYA AIR

PEDOMAN TEKNIS PENENTUAN NILAI PEROLEHAN AIR DARI PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DALAM PENGHITUNGAN PAJAK PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH

Pengembangan Sumber Daya Air

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, yang berarti

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik

Pemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan

Modul 1: Pengantar Pengelolaan Sumber Daya Air

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

BAB I PENDAHULUAN. kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini. Berdasarkan UU RI No.7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. air. Demikian juga dengan manusia tidak dapat hidup tanpa air. Tubuh kita

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kelangsungan hidup

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gambar 2.1. Diagram Alir Studi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menuju kemandirian sebagai daerah otonom tersebut, pemerintah daerah

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

MAKALAH. PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR MELALUI PENDEKATAN DAERAH TANGKAPAN AIR ( Suatu Pemikiran Untuk Wilayah Jabotabek ) Oleh S o b i r i n

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG


KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

Merapi sebagai gunungapi strato muda memiliki potensi mataair yang cukup besar. Polapersebaran mataair ini umumnya melingkari badangunungapi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di negara kita semakin hari semakin pesat. Pesatnya laju

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/PRT/M/2015 TENTANG KRITERIA DAN PENETAPAN WILAYAH SUNGAI

BAB I PENDAHULUAN. bawah tanah atau disebut sebagai underground river, misalnya sungai bawah tanah di

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah yang merupakan daerah Non-CAT. Sehingga tidak terdapat air tanah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum d

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)

`1qBAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik

SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Bagi manusia selain

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bumi yang terbentuk dengan proporsi jumlah perairan yang lebih luas daripada daratan, menjadikan jumlah air yang tersedia sangatlah berlimpah. Tapi dalam kenyataannya, kondisi ini tidak demikian adanya. Kita lihat jumlah kitaran air yang ada dimuka bumi ini (diatmosfer/di atas permukaan tanah dan di bawah permukaan tanah) adalah sebanyak 1.400 x 10 6 km 3 atau 1.400x10 15 m 3. Dalam jumlah tersebut sebagian besar merupakan air laut yang asin (air asin) dengan jumlah prosentase 97% dan 3% berupa air tawar. Tabel 1.1 Perkiraan Jumlah air di Permukaan Bumi Air Dalam Fase Siklus Luas (Km 3 ) Persen (%) Hidrologi 1. Air Laut Asin 1.358.000.000 97 2. Air Tawar: 42.000.000 3 a. Air Salju/Es 31.500.000 75 b. Air Tanah 10.080.000 24 c. Butiran-butiran Air 126.000 0,3 d. Hujan 147.000 12.600 0,035 0,03 Total 1.400.000.000 100 Sumber: Diolah dari CD.Soemarto,1986 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah air yang ada di permukaan bumi ini sangatlah berlimpah, akan tetapi jumlah air yang dapat digunakan langsung untuk kehidupan manusia sangat terbatas yakni hanya berjumlah 3% dari total air yang ada di permukaan bumi, selebihnya merupakan air laut asin yang tidak bisa langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan sebanyak 97%.

2 Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat esensial bagi manusia. Disamping itu, peranan air sebagai sumberdaya alam yang dimanfaatkan manusia untuk memuhi segala aktivitas yang meliputi berbagai sektor, mulai dari pemenuhan kebutuhan rumah tangga (kebutuhan air domestik), sampai kebutuhan air non domestik (industri, transportasi, pariwisata, kesehatan, pembangkit energi), yang tidak bisa dielakan keberadaannya. Peranan air sebagai sumberdaya memiliki potensi yang tidak dapat dipisahkan dari berbagai aspek, seperti aspek kualitas serta aspek kuantitas air. Standar kualitas air atau mutu yang dibutuhkan untuk pemanfatan air yang sesuai dengan fungsinya, menurut Sutrisno dkk (1987:21) memiliki syarat yang dilihat dari aspek: 1. Syarat Fisik, yaitu keadaan fisik air yang tidak boleh memiliki warna, memiliki rasa, bau, serta memiliki suhu air di bawah sela udara (udara sejuk sekitar 25 0 C). 2. Syarat Kimia, yaitu keadaan air yang tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral/kimia yang melampaui batas yang telah ditentukan. 3. Syarat Bakteriologi (Biologis), yaitu keadaan air yang tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyebab penyakit (patogen). Dari segi kuantitas air, dapat di katakan sebagai sejumlah atau seberapa besar air yang tersedia di suatu tempat, yang selalu bersikulasi mengikuti siklus hidrologi, serta persebarannya yang tidak merata di setiap daerah. Syarat-syarat seperti yang telah disebutkkan di atas mungkin dapat dijadikan sebagian pedoman untuk memperoleh air bersih yang sesuai dengan standar kualitas serta kuantitas air, sehingga air dapat dikonsumsi masyarakat secara langsung, tapi tentu saja pengkonsumsiannya terlebih dahulu dengan melewati proses pengolahan terlebih dahulu, hal ini bertujuan untuk menghindari sifat-sifat

3 air yang tidak sesuai untuk digunakan secara langsung untuk pemenuhan kebutuhan. Pertumbuhan penduduk dari waktu ke waktu yang semakin meningkat menyebabkan tingkat aktivitas penduduk dalam pemenuhan kebutuhan air, khususnya air bersih semakin meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pertumbuhan penduduk, laju peningkatan industri dan pembangunan yang terus menerus yang bersifat mengesampingkan daya dukung ekologis. Dari berbagai faktor itulah akan menyebabkan terjadinya kelangkaan air, yang secara nyata harus kita hadapi saat ini. Untuk menghindari terjadinya kelangkaan air bersih ini diperlukan penggelolaan yang sangat tepat guna mempertahankan eksistensitas air bersih, dengan cara pengelolaan sumber air yang berdasarkan satuan hidroligis, yang dimulai dari cara yang paling sederhana sampai yang cara yang lengkap (Complete Treatment process). Pengelolaan air secara sederhana, menurut Harmanto (2000:55) dapat dimulai dengan cara: Pengelolaan daerah aliran sungai, pengelolaan kuantitas air (water quatity management), pengelolaan kualitas air (water quality management), pengendalian banjir (flood control management), pengelolaan lingkungan sungai (river environment management), pengelolan prasarana pengairan (infrastructure management), serta penelitian dan pengembangan (research and development). Adapun pengelolaan secara lengkap (Complete Treatment process) dimulai dari: proses pengolahan fisik, kimia serta bakteriologik yang langsung dilakukan terhadap air, dengan catatan air yang dikatagorikan sebagai yang kotor/keruh, seperti air sungai. Desa Bayongbong merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi sumber daya air yang melimpah, dimana di daerah ini, terdapat mataair yang menjadi sumber air untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mataair di Desa Bayongbong ini

4 dikenal sebagai air yang memiliki kualitas serta kuantitas yang baik, hal ini terbukti dari penggelolaan yang telah dilakukan oleh Desa Bayongbong untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk Bayongbong dan PDAM (Peusahaan Daerah Air Minum) Kabupaten Garut, untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk luar Desa Bayongbong seperti: Garut Kota, Tarogong, dan daerah sekitarnya. Dari adanyanya pengelolaan yang telah dilakukan, menarik perhatian penulis untuk lebih jauh mengidentifikasi serta mengetahui secara lebih dalam tentang potensi mataair yang ada di Desa Bayongbong, proses pengelolaan yang telah dilakukan baik oleh PDAM maupun Desa Bayongbong, untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk Bayongbong Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mencoba untuk mengemukakan masalah sebagai berikut: Seberapa besar potensi mataair yang ada di Desa Bayongbong, bagaimana bentuk pengelolaan mataair yang telah dilakukan guna memenuhi kebutuhan air bersih penduduk Desa Bayongbong Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut dan Prediksi Kebutuhan air bersih (domestik) penduduk Desa Bayongbong Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. Untuk lebih jelasnya, maka permasalahannya akan diperinci sebagai berikut:

5 1. Seberapa besar potensi mataair di Desa Bayongbong Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut? 2. Bagaimanakah bentuk pengelolaan mataair yang dilakukan oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dan Desa Bayongbong guna memenuhi kebutuhan air bersih penduduk Desa Bayongbong Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut? 3. Seberapa besar kebutuhan air bersih penduduk Desa Bayongbong Kecamatan Bayongbong kabupaten Garut? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Menghitung seberapa besar potensi mataair di Desa Bayongbong Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. 2. Mengetahui proses dan bentuk pengelolaaan mata air yang telah dilakukan oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Kabupaten Garut. 3. Menghitung seberapa besar kebutuhan air bersih (air domestik) penduduk Kecamatan Bayongbong kabupaten Garut. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan gambaran sebagai bahan informasi kepada pemerintah yang berkaitan, tentang proses serta bentuk pengelolaan mata air yang telah

6 dilakukan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Kabupaten Garut serta Desa Bayongbong. 2. Memberikan gambaran sebagai bahan informasi kepada pemerintah yang terkait tentang seberapa besar kebutuhan air bersih penduduk Kecamatan Bayongbong Kaupaten Garut. 3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang bentuk pengelolaan mata air yang telah dilakukan PDAM serta Desa Bayongbong. 4. Berkaitan dengan proses belajar mengajar khususnya geografi, hasil Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu penyampaian bahan pengajaran yang memudahkan dipahami oleh peserta didik. E. Definisi Operasional Berikut ini akan dijabarkan definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian, untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam mengintepretasikan penelitian ini, yaitu: 1. Potensi Air Potensi air menurut Winarno (1986:21) yaitu: Jumlah air yang tersedia, berupa air permukaan dan air tanah yang dinyatakan dalam jangka rata-rata setahun. Sedangkan dalam Penelitian di sini, potensi air yang dimaksud adalah potensi mataair, baik yang dikelola oleh PDAM ataupun mataair yang dikelola oleh Desa Bayongbong\serta aliran larian dari mataair ini.

7 2. Pengelolaan Sumber Daya Air Pengelolaan sumber daya air menurut Sunaryo (2004:51) yaitu: upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Sedangkan pola pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air. 3. Mataair Mataair adalah pemusatan pengeluaran air tanah yang muncul di permukaan tanah sebagai arus dari aliran air, pelepasan air tanah juga yang mengalir secara alami menuju permukaan tanah ataupun batuan. Mataair berasal dari tanah dalam, yang hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas/ kuantitasnya sama dengan keadaan air dalam. 4. Kebutuhan Air Bersih Penduduk Menurut Kodoatie (2005:150) mengatakan bahwa kebutuhan air yang dimaksud adalah: Kebutuhan air yang digunakan untuk menunjang segala kegiatan, meliputi air bersih domestik dan non domestik, air irigasi baik pertanian maupun perikanan, dan air untuk penggelontoran kota. Kebutuhan air bersih penduduk ini terdiri dari kebutuhan air domestik serta kebutuhan air non domestik. Kebutuhan air domestik meliputi: kebutuhan untuk keperluan rumah tangga sedangkan kebutuhan air non domestik meliputi: kebutuhan yang digunkan untuk industri, pariwisata, tempat ibadah, tempat sosial, serta tempat komersial atau tempat umum lainnya.

8 5. Penduduk Desa Bayongbong Penduduk Desa Bayongbong yang dimaksud dalam Penelitian ini adala seluruh penduduk yang ada di daerah Penelitian yaitu penduduk Desa Bayongbong Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat kebutuhan air bersih dengan melihat tingkatan ekonomi, yang juga dilihat dari perbedaan mata pencaharian serta pendapatan, serta diklasifikasikan menjadi tiga kelas yaitu: kelas rendah, sedang dan kelas tinggi. Jadi dapat disimpulkan mengenai definisi operasional dalam penelitian ini adalah perhitungan tentang potensi mataair serta pengelolaan mataair yang dilakukan PDAM Kabupaten Garut dan Desa Bayongbong dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk Desa Bayongbong Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. Dimana kebutuhan air bersih penduduk ini di batasi oleh kebutuhan rumah tangga, seperti mencuci, minum, wudhu, serta kebutuhan lainnya dengan melihat acuan standar kebutuhan air rata-rata per orang menurut Ditjen Cipta karya tahun 1982, yang disesuaikan dengan melihat jumlah penduduk.