Tanaman kedelai mempunyai akar yang terdiri dari akar lembaga, akar tunggang dan akar cabang berupa akar rambut yang dapat membentuk bintil akar dan

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan tanaman pangan yang. sedangkan produksi dalam negri belum mencukupi, untuk mengatasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Kedelai Hitam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Steenis, dkk (2005) tanaman kedelai termasuk ke dalam,

PENDAHULUAN. krim, susu kedelai, tepung kedelai, minyak kedelai, pakan ternak,dan bahan baku

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman

akan muncul di batang tanaman (Irwan, 2006).

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) berasal dari daratan Cina, yang kemudian

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman kedelai adalah : Kingdom : Plantae, Divisio :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai merupakan tanaman polong-polongan yang memiliki

I. TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya termasuk Divisio: Spermathopyta, Subdivisio: Species: Glycine max (L.) Merrill (Sumarno dan Harnoto, 1983).

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Fachrudin (2000) di dalam sistematika tumbuhan, tanaman kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

MORFOLOGI TANAMAN KEDELAI

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Sifat Tanaman Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar- akar cabang yang lurus.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (2005) klasifikasi tanaman kedelai sebagai berikut

BABn TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Class:

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

II. TINJAUAN PUSTAKA. green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), klasifikasi tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar-akar cabang yang lurus.

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

Gambar 1. Telur R. linearis Sumber: Foto langsung

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae,

PENAMPILAN BEBERAPA GENOTIPE KEDELAI (Glycine max L. Merrill) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE VEGETATIF

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal

PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS MALABAR DAN KIPAS PUTIH PADA DOSIS PUPUK FOSFOR (P) RENDAH

KEDELAI (Gliysine max L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kedelai. Lingkungan Tumbuh Kedelai

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. negara indonesia pada tahun 1750 dan mulai dikenal sebagai bahan makanan serta

TINJAUAN PUSTAKA Asal-Usul, Taksonomi kedelai, dan Morfologi Kedelai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

KERAGAMAN KARAKTER TANAMAN

: Leguminoceae (kacang-kacangan)

Transkripsi:

n. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kedelai (Glycine nuvc (L) Merril ) merapakan tanaman polongpolongan yang memiliki beberapa botani yaitu Glycine max ( kedelai kuning) dan Glycine soja (kedelai hitam). Secara lengkap, kedelai memiliki klasifikasi sebagai berikut: kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio : Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Subkelas: Archichlamydae, ordo: Resales, Subordo: Leguminosinae, famili: leguminosae, subfamili: papilionaceae, genus: Glycine, spesies: Glycine max (L) Merril (Adisarwanto, 2005). Pada kenyataanya kedelai adalah termasuk tanaman yang mudah untuk dibudidayakan, tanaman ini dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik, memiliki cittah hujan 100-400 mm^ulan, dengan suhu udara 23 C - 30"C, serta kelembaban antara 60% - 70%, dengan ph tanah 5,8-7 dan ketinggian kurang dari 600 m dibawah permukaan laut (dpi). Bahkan kedelai salah satu tanaman yang dapat diusahakan di lahan pasang surut dengan hasil yang cukup memadai, namun cara mengusahakannya berbeda daripada di lahan sawah irigasi dan lahan kering (Purwono et. ah, 2007). Kedelai merupakan tanaman dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Tinggi tanaman berkisar antara 30 cm - 100 cm, batangnya beruas-ruas dan memiliki cabang sebanyak 3-7 cabang. Tipe pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan setengah terbatas (semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan batang bagian tengah, daun teratas sama besar dengan daun batang tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbimga secara bertahap dari bawah ke atas. Tanaman berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karakteristtk antara kedua tipe lainnya (Adisarwanto, 2005).

Tanaman kedelai mempunyai akar yang terdiri dari akar lembaga, akar tunggang dan akar cabang berupa akar rambut yang dapat membentuk bintil akar dan merupakan koloni dari bakteri Rhizobium japonicum. Akar tunggangnya dapat menembus tanah yang gembur sedalam 150 cm sedangkan bintil akamya mulai terbentuk pada umur 15-20 hari setelah tanam (hst). Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan lendah (Fachrudin, 2000). Purwono (2007) menyatakan bahwa kedelai mempunyai empat tipe daun yang berbeda yaitu kotiledon atau daun biji, daun primer sederhana, daim bertiga dan daun profila. Pada buku {nodus) pertama tanaman yang timibuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempimyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwama hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Bunga kedelai termasuk bunga sempuma yaitu setiap bimga mempunyai alat kelamin jantan dan alat kelamin betina. Penyerbukan terjadl pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwama ungu atau putih. Tidak semua bimga dapat menjadi polong walaupxm telah teijadi penyerbukan secara sempuma. Adisarwanto (2005) melaporkan Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong. Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan 100 250 polong. Polong kedelai berbulu dan berwama kuning kecoklatan atau abu-abu. Selama proses pematangan buah, polong yang mula-mula berwama hijau akan bembah menjadi cokelatkehitaman. * t ^ Kedelai harus dipanen pada tingkat kematangan biji yang tepat. Panen yang terlalu awal menyebabkan banyak butir kedelai yang menjadi keriput. Panen yang terlambat akan mengakibatkan meningkatnya butir yang rusak dan kehilangan biji yang tinggi disebabkan oleh biji yang mudah rontok. Ciri-ciri kedelai siap panen ialah daimnya telah menguning dan mudah rontok, polong biji memgering dan berwama 5

kecokelatan, Hasil produksi kedelai lokal optimal mencapai 2 ton per hektar dengan masa tanam sekitar 75 hari atau maksunal tiga bulan. Pertumbuhan dan produksi tanaman sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan, Kedua faktor ini mempengaruhi satu sama lainnya. Tanaman akan berpenampilan baik bila ditanam pada lingkungan yang optimimi, namun meskipun begitu bila faktor genetiknya tidak menimjang maka tanaman akan menunjukkan penampilan yang jelek sesuai sifat genetiknya (Leiwakabessy, 1980) Heritabilitas merupakan salah satu indikator pengukur yang sering digunakan dalam pemuliaan tanaman. Secara sederhana heritabilitas merupakan perbandingan antara besaran ragam genotip terhadap besaran total ragam fenotip dari suatu karakter. Pada dasamya sifat dari tanaman tidak dapat ditentukan apakah pengaruh dari faktor genetik atau faktor lingkungan. Faktor genetik tidak akan memperlihatkan sifat yang dibawanya kecuali dengan adanya faktor lingkungan yang diperlukan (Adisarwanto et a. 2000). Heritabilitas berfungsi sebagai ukuran mudah atau sulitnya suatu sifat untuk dimodiiikasi. Nilai heritabilitas yang tinggi menandakan bahwa sifat tersebut mudah imtuk di modliikasi dibandingkan dengan nilai heritabilitas yang rendah. Selain nilai heritabilitas yang merupakan salah satu komponen faktor genetik, nilai keragaman atau variabilitas juga menentukan suatu sifat apakah mudah atau sulit untuk dimodiiikasi. Maryanto et al. (2002) menyatakan bahwa hasil suatu seleksi akan mantap jika sifat yang diseleksi memiliki keragaman genetik yang luas dan nilai keragamannya dikendalikan oleh faktor genetik yang ditunjukkan dengan nilai heritabilitas yang tinggi. Rasyad (1997) melaporkan bahwa semakin seragam suatu tanaman dalam populasi, maka akan semakin sulit untuk melakukan seleksi. Faktor lingkungan mempakan salah satu indikator menentukan penampilan sifat. Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan maupun produksi dari tanaman kedelai adalah kebutuhan imsur hara tanaman (Yustisia et.al, 2005). Sering kali unsur hara didalam tanah diubah menjadi bentuk senyawa yang 6

tidak tersedia bagi tanaman, sehingga mengakibatkan pertumbuhan menjadi tidak maksimal karena kahat unsur hara. Untuk pertumbuhan dan hasil yang tinggi, tanaman kedelai membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang cukup bagi tanaman. Unsur-unsur yang harus tersedia bagi tanaman yang utama sekali adalah N,P,K dan beberapa unsur hara mikro dan unsur hara tersebut dapat diberikan ke tanaman melalui pemupukan (Adisarwanto, 2005). Untuk memperoleh produksi yang tinggi, unsur yang berperan adalah fosfor. Data statistik menunjukkan bahwa dalam kurun wakta lima belas tahun terakhir, rata-rata produktivitas kedelai nasional tidak mengalami perkembangan berarti dan stagnan di kisaran 1,1-1,3 t/ha. Meskipun jumlah P yang diperlukan kedelai relatif lebih kecil dibandingkan N,K ataupun Ca, tetapi pemupukan P dilaporkan dapat meningkatkan hasil tanaman kedelai. Menurut Soepardi (1990) menyatakan bahwa hanya 8-13 % dari pupuk yang diberikan diserap oleh tanaman, selebihnya terakumulasi di dalam tanah. Diantara tiga unsur hara penting yaitu N,P dan K, pemberian unsur P sering berpengaruh nyata terhadap hasil kedelai. Kahat unsur P menyebabkan pembentukan bintil akar, aktivitas bintil akar, dan hasil biji tidak maksimal. Pada dasamya kebutuhan pupuk fosfor kedelai yaitu berkisar antara 75-100 Kg P2O5 / Ha. Suhaya et.al (2000) melaporkan bahwa pemberian 270 kg P2O5 /ha dapat meningkatkan hasil sebanyak 213% dibandingkan tai^>a dipupuk Upaya-upaya peningkatan produktivitas kedelai gencar dilakukan oleh para pemulia tanaman, salah satunya yaitu dengan cara mengembangkan galur-galur harapan yang berpotensi hasil tinggi dan toleran terhadap P yang cukup rendah. Suryati et, al (1999) menyatakan bahwa lima galur ditemukan sebagai galur terpilih dengan keunggulan efisiensi terhadap penyer^an hara fosfor, berpolong banyak, dan berumur genjah, kelima galur tersebut antara lain 11 AB, 13 ED, 14 DD, 19 BE dan 25 EC. Galur-galur ini diperoleh dari hasil persilangan varietas malabar dan kipas putih dari biji F- 1 dan selalu ditanam pada kondisi P tersedia rendah. Rosmimi,dkk. (2002) dari Hasil penelitian melaporkan bahwa varietas kipas putih meberikan hasil 7

produksi biji tertinggi pada dosis pupuk P 40 kg P2O5 /ha, sedangkan produksi biji terbaik varietas malabar yaitu pada perlakuan tanpa dipupuk. Welsh dalam Mogea (1991) menyatakan bahwa penelitian terhadap sejumlah karakter tanaman akan mempengaruhi penerapan dan keberhasilan suatu program pemuliaan tanaman. Jika seluruh variasi karakter benar-benar dikendalikan oleh faktor lingkungan maka akibatnya sebagian besar program tidak akan mencapai sasaran. Sedangkan jika faktor utama dikendalikan oleh faktor genetik maka akan dicapai sasaran yaitu seperangkat variasi genetik. Pendugaan nilai keragaman genetik yang dicerminkan oleh koefisien keragaman genetik dan nilai heritabilitas suatu sifat akan bervariasi tergantung kepada faktor lingkungan. Nilai heritabilitas perlu diketahui sebab, heritabilitas ini merupakan parameter genetik untuk memilih seleksi yang efektif (Pinaria et.al. 1995). 8