ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH GIZI KURANG KELUARGA TN.S TERUTAMA PADA AN.YK DI DESA SANGGUNG, GATAK, SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 01 Januari 2008

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH GIZI KURANG KELUARGA TN.S TERUTAMA PADA AN.R DI DESA TRANGSAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. S DENGAN MASALAH UTAMA TUBERCULOSIS PARU PADA Ny. R DI SANGGRAHAN, KRAJAN, GATAK, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental

ASUHAN. Diajukan. kan Program. Disusun oleh: J PROGRAM FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN. A KHUSUSNYA PADA Ny. S DENGAN MASALAH UTAMA : ANEMIA PADA IBU HAMIL DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sehingga berkontribusi besar pada mortalitas Balita (WHO, 2013).

Pemberian Modisco Meningkatkan Status Gizi Balita Kabupaten Purworejo

Perbedaan Kecepatan Kesembuhan Anak Gizi Buruk yang Diberi Modisco Susu Formula dan Modisco Susu Formula Elemental Di RSU dr.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH GIZI KURANG KELUARGA TN.S TERUTAMA PADA AN.R DI DESA TRANGSAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. pada saat persalinan. Di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

Penatalaksanaan Pendidikan Kesehatan Diit Anemia Ibu Hamil Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

PREVALENSI BALITA DENGAN BERAT BADAN RENDAH DI SULAWESI UTARA PADA TAHUN 2009 Marsella Dervina Amisi*, Ester Candrawati Musa*

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. R DENGAN DEMAM TIFOID DI RUANG MAWAR RSUD BANYUDONO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Nutrisi yang cukup sangat penting pada usia dini untuk memastikan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN TBC PADA Sdr. H DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAJAHAN KOTA SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN. A KHUSUSNYA PADA Ny. S DENGAN MASALAH UTAMA : ANEMIA PADA IBU HAMIL DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan suatu negara. Berdasarkan target Millenium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menurunkan prevalensi kurang gizi sesuai Deklarasi World Food Summit 1996

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi pada anak pra sekolah akan menimbulkan. perbaikan status gizi (Santoso dan Lies, 2004: 88).

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM:

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Menyeleseikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.

Leni Merdawati dan Rika Sabri 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

BAB I PENDAHULUAN. http ://digilip.unimus.ac.id

GAMBARAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI PPA (PUSAT PENGEMBANGAN ANAK) ID-127 DI KELURAHAN RANOMUUT MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu riset menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. P DENGAN MASALAH UTAMA ASAM URAT (GOUT) PADA Tn. P DI DESA, MAYANG, GATAK, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. D DENGAN. MASALAH UTAMA DIABETES MELITUS PADA Ny. R DI DUKUH NAMPAN RT 2/RW 1 JATI, GATAK, SUKOHARJO

BAB III TINJAUAN KASUS. b. Usia : 51 tahun. d. Pekerjaan KK : Buruh lepas (sablonan) e. Alamat : Sambiroto 11 RT 05 RW 07

EFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BINAAN PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KELUARGA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI BANGSAL AMARTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

BAB II LANDASAN TEORI

Esti Nurwanti, S.Gz., Dietisien., MPH

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi. Millenium Development Goals (MDGs) yang merupakan. salah satunya adalah kebutuhan nutrisi (BAPPENAS, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dijelaskan dan diuraikan tentang latar belakang,

UPAYA PENGENALAN MASALAH KESEHATAN PADA KELUARGA Ny. S KHUSUSNYA An. Z DENGAN STATUS GIZI KURANG DI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) ialah. menurunkan angka kematian anak (Bappenas, 2007). Kurang gizi merupakan

RIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

Sikap ibu rumah tangga terhadap penyuluhan gizi dalam pemenuhan gizi balita di wilayah binaan puskesmas I Gatak kecamatan Gatak kabupaten Sukoharjo

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. R DENGAN MASALAH UTAMA KEHAMILAN DENGAN HIPERTENSI PADA Ny. J DI DESA NGEMPLAK WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA

PERBEDAAN PEMBERIAN KABOHIDRAT DAN PROTEIN TELUR TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA ANAK BALITA GIZI BURUK

Anisia Mikaela Maubere ( ); Pembimbing Utama: Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes ABSTRAK

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. mikro disebabkan karena kurangnya asupan vitamin dan mineral essensial

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

KEMANDIRIAN FUNGSIONAL LANSIA DIABETES MELITUS DI KELURAHAN BANGSAL KOTA KEDIRI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. E DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: EPILEPSI DI BANGSAL MELATI II RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.K KHUSUSNYA

HUBUNGAN FREKUENSI KEHADIRAN ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI ANAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU DESA JOTOSANUR KECAMATAN TIKUNG TAHUN 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keemasan, yang memiliki masa tumbuh kembangnya berbagai organ tubuh. Bila

No. Dokumen : C. KEBIJAKAN Puskesmas Gedongan mengatur tata cara melakukan konsultasi gizi kepada pasien

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP), gangguan akibat kekurangan yodium. berlanjut hingga dewasa, sehingga tidak mampu tumbuh dan berkembang secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau diobati dengan akses yang mudah dan intervensi yang terjangkau. Kasus utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN KOTA UPTD PUSKESMAS SEMEMI

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK A USIA 3 TAHUN DENGAN GANGGUAN NUTRISI DI BPS KASIYATI, S.ST. DESA SELOREJO SAMBENG LAMONGAN EFA TRYNOVIA SARTI

Transkripsi:

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH GIZI KURANG KELUARGA TN.S TERUTAMA PADA AN.YK DI DESA SANGGUNG, GATAK, SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan Disusun Oleh : AYUN FITRIA LESTIANI J 200 120 066 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH GIZI KURANG KELUARGA TN.S TERUTAMA PADA AN.YK DI DESA SANGGUNG GATAK SUKOHARJO (Ayun Fitria Lestiani, 2015, 85 halaman) ABSTRAK Latar Belakang : Masalah kurang gizi adalah sebuah masalah yang kompleks yang terjadi di Indonesia. Kegagalan pertumbuhan yang nyata pada dasarnya akan terlihat pada saat anak berusia empat bulan sampai dua tahun. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2008) gizi kurang merupakan salah satu masalah kesehatan yang harus mendapatkan perhatian yang serius. Anak yang mengalami masalah gizi kurang di wilayah Sukoharjo sebanyak 10 %. Tujuan : untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan gizi kurang yang meliputi pengkajian, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Hasil : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x kunjungan setiap kunjungan 30 menit didapatkan hasil, mampu mengenal masalah gizi kurang, mengambil keputusan yang tepat, dapat membuat minuman modisco dan menyiapkan menu gizi seimbang, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan. Kesimpulan : dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dan klien dengan gizi kurang diperlukan pendekatan dan perhatian yang lebih dari semua pihak terutama keluarga. Serta dari tenaga kesehatan setempat untuk menangani masalah kesehatan klien dalam pemenuhan asuhan keperawatan supaya masalah gizi kurang tidak terjadi berkelanjutan. Kata kunci : gizi kurang, malnutrisi, kwashiorkor, marasmus, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kurang pengetahuan,.

FAMILY NURSING CARE WITH MALNUTRITION PROBLEM OF MR.S FAMILY PARTICULARLY FOR CHILD.YK IN SANGGUNG VILLAGE, GATAK,SUKOHARJO (Ayun Fitria Lestiani, 2015, 85 pages) ABSTRACT Background: Malnutrition is a complex problem that occurred in Indonesia. Indonesian children are essentially born with a normal weight and length.the real growth failure would be basicallyseen by the age of four months to two years. According data from the World Health Organization ( WHO, 2008) malnutrition is one of the health problems that should receive serious attention. Children who experience the problem of malnutrition in the Sukoharjo as much as 10 % Objective: To describe the family nursing care in malnutrition patients which include assessment, intervention, implementation, and nursing evaluation. Results: After nursing care for 3 days in 3 times of visitation: able to recognize the problem of malnutrition, take the right decisions, can make modisco and prepare nutritionally balanced menu, modify and utilize the health care environment. Conclusion: In providing family nursing care and clients with malnutrition, it is required an approach and more attention from all parties, especially family. As well as from local health workers to deal with health problems in fulfilling clients nursing care so that malnutrition problems do not continuously occur. Keywords: malnutrition, kwashiorkor, marasmus, imbalance nutrition: less than body requirements, lack of knowledge.

A. Latar Belakang Masalah kurang gizi adalah sebuah masalah yang komplek yang terjadi di Indonesia. Anak Indonesia pada hakikatnya lahir dengan berat dan panjang yang normal kegagalan pertumbuhan yang nyata pada dasarnya akan terlihat pada saat anak berusia empat bulan sampai dua tahun. Gizi kurang merupakan salah satu masalah kesehatan yang harus mendapatkan perhatian yang serius. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2008), ada sekitar 3,1 juta anak di seluruh dunia yang meninggal akibat kekurangan gizi setiap hari. Kebanyakan dari mereka berusia di bawah 5 tahun. Berbagai upaya sudah dilakukan bahkan salah satu tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional (RPJMN) tahun 2005-2009 bidang kesehatan adalah menurunkan prelavensi gizi kurang setinggitingginya adalah 20 % pada tahun 2009 ( Masidu, 2008). Persoalan kurang gizi juga merupakan masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia. Maka dari itu, persoalan ini menjadi salah satu butir penting dalam kesepakan global dalam Millenium Development Goals (MDGs) setiap negara harus bisa menurunkan angka kejadian balita yang kurang gizi hingga mencapai 15 % pada tahun 2015 ini. Pada tahun 2003 terdapat sekitar 27,5 % balita kurang gizi dimana, 2% dalam tingkat gizi kurang dan 8,3 % anak gizi buruk (Depkes, 2004). Menurut hasil pengkajian khusunya untuk Pemprov Jawa Tengah didapatkan anak yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang sebanyak 10 % khusus untuk daerah sukoharjo sebanyak 2%. Dari wilayah puskesmas gatak terdapat 15 penyakit terbanyak antara lain Dengue Hemoragic fever, hipertensi, tbc, diare, asma, dm, febris, stroke, campak, polio, dan gizi kurang. Gizi kurang merupakan peringkat ke 11 dengan persentasi 15%. Dari angka kejadian di atas menunjukkan bahwa masalah kurang gizi merupakan masalah yang penting. Hal ini terjadi karena beberapa faktor penting yang mempengaruhi diantaranya adalah kondisi sosial ekonomi yang kurang,

pengetahuan keluarga tentang makanan bergizi yang masih kurang. Sehingga untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tersebut maka perlu diberikan asuhan keperawatan kepada keluarga supaya keluarga mampu meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia (Santoso, 2009). Masalah gizi kurang tersebut apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan akibat-akibat yang dapat merugikan bangsa. Akibat-akibat tersebut antara lain, kecerdasan yang semakin menurun, kualitas pendidikan yang berkurang, dan generasi penerus bangsa yang semakin minim. Sehingga akibat tersebut harus dicegah secara dini supaya tidak berkelanjutan (Santoso, 2009). Terkait dengan data data tersebut penulis tertarik untuk mengetahui sejauh mana pengelolaan keluarga terhadap masalah kurang gizi dalam lingkup asuhan keperawatan keluarga. Dalam bentuk Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah Gizi Kurang. B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah Gizi Kurang Keluarga Tn.S, Terutama Pada An.Yk Di Desa Sanggung Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Tujuan umum penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu memberikan, meningkatkan ketrampilan, kemampuan mengetahui, dan menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah gizi kurang terutama pada keluarga di desa Sanggung Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo dengan pendekatan proses keperawatan. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus karya tulis ilmiah ini adala sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengkajian pada keluarga dengan masalah gizi kurang terutama pada keluarga di Desa Sanggung Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga dengan masalah gizi kurang terutama pada keluarga Di Desa Sanggung Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. c. Menyusun rencana keperawatan pada keluarga dengan gizi kurang terutama pada An.Yk dirumah keluarga Tn.S Di Desa Sanggung Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. d. Melaksanakan tindakan keperawatan keluarga terutama pada An.Yk dengan gizi kurang dirumah keluarga Di Desa Sanggung Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. e. Melakukan evaluasi keperawatan keluarga pada keluarga dengan gizi kurang terutama pada keluarga Di Desa Sanggung Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. C. Tinjauan Teori Gizi kurang adalah keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama (Sodikin, 2013). Menurut UNICEF dalam Sokirman (2005), penyebab dari gizi kurang pada balita ada 2 yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung yaitu makanan tidak seimbang untuk anak dan penyakit infeksi yang mungkin di derita anak sedangkan penyebab tidak langsung ialah ketahanan pangan dalam keluarga, pola pengasuhan anak, dan pelayanan kesehatan yang tidak baik. D. Tinjauan Kasus 1. Biodata Nama kepala keluarga Tn.S berumur 40 tahun, alamat desa Sanggung RT 03 Rw 01, Sanggung, Gatak, Sukoharjo. Tn.S bekerja sebagai swasta dengan

pendidikan terakhir SD. Tn.S mempunyai istri yang bernama Ny.S berumur 38 tahu, bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pendidikan terakhir Ny.S adalah SD. Komposisi keluarga Tn.S terdiri dari 3 anggota An.Yd anak pertama Tn.L yang berumur 11,5 tahun, An.Yk anak kedua Tn.S yang berumur 3,5 tahun yang mengalami gizi kurang, dan Ny.K yang berumur 75 tahun yaitu ibu dari Tn.S. 2. Pengkajian Keperawatan Pengkajian keperawatan keluarga menurut Muhlisin (2012) : a. Data Umum Terdiri dari nama kepala keluarga (KK), alamat, pekerjaan kepala keluarga, pendidikan kepala keluarga, komposisi kepala keluarga digambarkan dengan genogram, tipe keluarga, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi keluarga, aktivitas rekreasi keluarga, riwayat dan tahap perkembangan, pengkajian lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik, harapan keluarga. b. Analisa Data Dari hasil pengkajian didapatkan analisa data, data subyektif : Ny.S mengatakan An.Yk susah makan, mau makan tetapi hanya menghabiskan 3-5 sendok saja itu juga harus dipaksa terus. Selain itu An.Yk juga tidak mau minum susu setiap di buatkan susu hanya dibuang-buang saja. An.Yk lebih menyukai jajanan seperti chiki dan permen dari pada minum susu atau makan. An.Yk sebenarnya mau mengonsumsi sayur namun hanya sedikit sedikit saja dan itu harus dipaksa. Ny.S juga mengatakan dulu anaknya yang pertama juga mempunyai berrat badan yang rendah namun setelah besar dapat tumbuh dengan normal. Dari hasil wawancara dengan bidan desa setempat An.Yk tercatat sebagai anak yang mengalami kurang gizi BB/TB. Data obyektif : Hasil pemeriksaan fisik An.Yk terlihat sangat kurus. Usia : 40 bulan

E. Pembahasan BB : 9 kg, TB : 73 cm, BBI : 14,8 kg, LILA : 13 cm, LK : 40 cm, IMT : 16,41 kg, dari buku KMS posyandu setempat An.Yk berada di grade warna kuning. Dari data diatas didapat diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.S terutama pada An.Yk berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami kurang gizi. Data subyektif: Ny.S mengatakan belum mengetahui kenapa An.Yk tidak dapat tumbuh secara normal dan berat badannya terus kecil padahal sudah makan sayuran walaupun hanya sedikit-sedikit. Ny.S juga mengatakan belum mengetahui penyebab dan akibatnya apabila terus seperti ini. Data obyektif: Pasien tampak kebingungan. Dari data diatas didapat diagnosa kurang pengetahuan pada keluarga Tn.S terutama pada An.Yk berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah gizi kurang. 1. Diagnosa Keperawatan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (Nanda, 2012)pada An.Yk berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami gizi kurang (Friedman, 2010). Diagnosa tersebut dapat diangkat penulis karena pada saat pengkajian An.Yk sangat kurus, susah makan, tidak suka minum susu. Kemudian berdasarkan data dari puskesmas setempat An.Yk juga tercatat sebagai anak dengan gizi kurang. Dilihat dari buku KMS posyandu An.Yk berada digrade warna kuning. Tn.S belum mengetahui solusinya bagaimana supaya An.Yk berat badannya bisa normal seperti anak-anak seusianya. Diagnosa tersebut menjadi prioritas pertama dengan skor 5 1/6. Kurang pengetahuan pada keluarga Tn.S terutama pada An.Yk berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah gizi kurang. Diagnosa tersebut dapat diangkat penulis karena pada saat pengkajian keluarga Tn.S mengatakan belum mengetahui mengapa An.Yk tidak dapat tumbuh seperti

anak seusianya padahal sudah makan sayuran dan makan makanan yang bergizi walaupun hanya sedikit-sedikit. Diagnosa tersebut penulis angkat sebagai diagnosa kedua dengan skore 2 7/6. 2. Rencana Tindakan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.S terutama pada An.Yk berhubungn dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami kurang gizi. Rencana tindakan yang akan penulis lakukan yaitu berikan pendidikan kesehatan mengenai penyebab, tanda gejala, akibat dari gizi kurang, lakukan penimbangan pada klien, bantu penyiapan menu gizi seimbang sehari-hari, kolaborasi dengan petugas kesehatan tentang masalah gizi kurang, anjurkan untuk menciptakan lingkungan agar nafsu makan klien bertambah, dan anjurkan keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Kurang pengetahuan pada keluarga Tn.S terutama pada An.Yk berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah gizi kurang Rencana tindakan yang akan penulis lakukan adalah berikan pendidikan kesehatan Mengenai pengertian, penyebab, tanda gejala, dan akibat dari gizi kurang, cara mengatasi gizi kurang, demostrasikan cara pembuatan modisco untuk meningkatkan berat badan, kolaborasi dengan keluarga tentang pemberian modisco secara teratur, jelaskan kepada keluarga mengenai lingkungan yang sehat, dan cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada apabila terjadi masalah. 3. Implementasi Implementasi yang dilakukan untuk diagnosa pertama adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit gizi kurang yang bertujuan untuk mengatasi masalah mengenai tahap mengenal masalah dan memutuskan masalah yang dihadapi oleh keluarga. Materi yang diberikan pengenalan masalah antara lain pengertian gizi kurang, penyebab gizi kurang, tanda dan gejala gizi kurang. Sedangkan isi materi yang diberikan untuk implementasi memutuskan masalah

antara lain, tentang akibat bila gizi kurang terjadi, bagaimana perawatan untuk gizi kurang bila terjadi, serta penangananya. Diagnosa kedua, penulis melakukan tindakan yaitu memberikan penjelasan bagaimana merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkugan yang sehat, serta pemanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. Materi yang diberikan saat implementasi yang diberikan antara lain untuk bagian bagaimana merawat anggota yang sakit perawat mengajarkan penkes pembuatan minuman modisco untuk meningkatkan berat badan dan pemberian diit menu seimbang yang tinggi kalori dan protein. 4. Evaluasi Masalah teratasi sebagian, keluarga kooperatif, dapat mengatakan gizi kurang adalah keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Penyebabnya gizi kurang penyebab langsung contohnya diare dan pilek,selanjutnya dari penyebab tidak langsung contohnyaa kemiskinan keluarga dan tingkat pendidikann dan pengetahuan. Tanda dan gejalanya tampak sangat kurus, lemas. Cara mengatasi masalah gizi kurang dengan cara pemberian gizi seimbang, caraya dengan memberikan makanan yang brgizi, banyak sayur, buah, dan makanan tinggi kalori dan protein serta pemberian minuman modisco. Keluarga juga dapat menjawab semua pertanyaan dan memahami materi yang disampaikan. F. Penutup 1. Simpulan a. Diagnosa yang muncul dari dari hasil pengkajian diatas adalah Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.S terutama pada An.Yk berhubungn dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami kurang gizi dan Kurang pengetahuan pada keluarga Tn.S terutama pada An.Yk berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah gizi kurang.

b. Hampir seluruh intervensi mampu diselesaikan oleh penulis sampai klien dan keluarga paham dan mengerti. Implementasi juga dapat berjalan sesuai kriteria dan standar dimana klien dan keluarga mengerti dan dapat melaksanakannya. c. Dari kedua diagnosa yang ditemukan, telah dilakukan intervensi sesuai teori tetapi tidak sepenuhnya dijadikan intervensi oleh penulis pada pengelolaan klien dan keluarga karena situasi dan kondisi klien dan keluarga serta kebijakan dari pihak yang terkait. 2. Saran Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah gizi kurang keluarga Tn,S terutama pada An.Yk di desa Sanggung, Gatak, Sukoharjo, maka saran yang dapat diberikan untuk dijadikannya pengalaman kea rah lebih baik maka penulis tunjukkan kepada : a. Klien dan keluarga Diharapkan keluarga untuk senantiasa meningkatkan kualitas kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan setempat seta melaksanakan dan membantu asuhan keperawatan yang diberikan semaksimal mungkin. b. Perawat Hendaknya penyuluhan kesehatan dijadikan suatu program diruang guna memberikan informasi kesehatan bagi pasien dan keluarga tentang penyakit pasien dan dapat mencegah komplikasi yang dapat terjadi. c. Penulis Untuk penulis selanjutnya yang terkait dengan kasus kurang gizi pada asuhan keperawatan keluarga mampu melakukan pengkajian yang lebih spesifik dan mendekati sempurna. d. Institusi Pendidikan Penulisan Karya Tulis Ilmiah yang benar-benar ilmiah dalam pengkajian maupun pendokumentasian agar lebih ditingkatkan. penyediaan lahan praktek yang memadai memudahkan penulis untuk mendapatkan data secara

akurat serta pemahaman persepsi dari berbagai pihak perlu dikaji kembali, sehingga ketika penulis melaporkan hasil pengkajian tidak terjadi ketimpangan. G. Daftar Pustaka Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. (2012) Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Edisi ke-7. Jakarta : Rajawali Pers Friedman, M.M. (2010) Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC Irawan, Roedi. (2006) Perbedaan Kecepatan Kesembuhan Anak Gizi Buruk yang Diberi Modisco di RSU Dr.Soetomo Surabaya. Sari Pediatri Vol:8. Nomor:3 Desember 2006: 226-230 Istiana, Murah. (2014) Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah Gizi Kurang keluarga Tn.S terutama pada An.R di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Sukoharjo. KTI. Surakarta : FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta Judith M. Wilkinson. (2012) Buku Saku Diagnosis Keperawatan, NANDA NIC NOC. Edisi ke-5. Jakarta : EGC Merdawati, Leni. (2008) Upaya Perbaikan Gizi Balita Melalui Gerakan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) di RW 01 Kelurahan Gurun, Padang. Warta Pengambidan Andalas Vol:14. Nomor:21 Desember 2008: 196-201 Muhlisin, Abi. (2012) Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing Nugroho, Reihan. (2006) Faktor Penyebab Gizi Buruk. Diakses tanggal 27 April 2006 dari http://www.tipspengetahuan.com/faktor-faktor-penyebab-giziburuk-anak-698.html Riski, Muhammad. (2013) Kelebihan dan Kekurangan Metode Wawancara. Diakses tanggal 10 Mei 2013 dari http://www.masterjurnal.com/kelebihan-dan-kekurangan-metodewawancara-dalam-penelitian.html Santoso, Soegeng. (2009) Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT Asdi Mahasatya

Saputra, Wiko. (2012) Faktor Demografi dan Gizi Buruk dan Gizi Kurang. Tanjung Biru Research Institude Vol:2. Nomor :12 Desember 2012: 95-101 Sodikin, (2013) Asuhan Keperawatan Anak Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika Supariasa, Bakri, Ibnu Fajar. (2005) Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC World Health Organization. (2008) Data Gizi Buruk menurut WHO Tahun 2008. Diakses tanggal 02 Mei 2011 dari http://www.ilmukesehatan.com/artikel/data-gizi-buruk-menurut-who.html. Yulianti, Rita. (2006) Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto