BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan sebuah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie (semula pelesetan

BAB I PENDAHULUAN. hanya untuk hiburan tetapi juga untuk pendidikan dan penerangan. 1. menangani berbagai subjek yang tidak terbatas ragamnya.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB I PENDAHULUAN. mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar.

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I PENDAHULUAN. daya cipta dari beberapa cabang seni sekaligus. 1 Gambar bergerak adalah bentuk

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan majunya teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai. mungkin hingga mampu menembus ruang dan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana

BAB I PENDAHULUAN. film merupakan media massa yang digemari oleh masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan salah satu bentuk dari media massa yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Film bermula pada akhir abad ke-19 sebagai teknologi baru, yang kemudian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengolah unsur-unsur tadi, film itu sendiri mempunyai banyak unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Media Massa saat ini, telah menjadi bagian penting dalam hidup. keseharian masyarakat. setiap orang pasti pernah menonton televisi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

perkembangan fotografi yang berkembang pesat setelah ditemukannya... a. kamera obscura b. phenakistoscope c. kodak d. kinetoscope

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood.

BAB I PENDAHULUAN. bentuknya senantiasa menerapkan dirinya kepada media massa. 1. mudah menyampaikan pesan dan informasi melalui media teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai. hingga mampu menembus ruang dan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses pernyataan manusia yang dinyatakan dalam bentuk pikiran atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Film merupakan media komunikasi massa pandang dengar dimana

BAB I PENDAHULUAN. olahraga dengan penggunaan teknik super slow motion berjudul ASA.

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengaruh, dampak dan implikasi pada seluruh kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak atau sesaat.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

STUDIO PRODUKSI FILM DI JAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MORPHOSIS

BAB 1 PENDAHULUAN. sinematografi, memanfaatkan pencahayaan dan lensa serta sense of art yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup, sering juga disebut movie, film sering

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mempengaruhi kompleksitas sistem sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari banyaknya judul film yang muncul di bioskop bioskop di Indonesia saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. efektif selain dari media cetak dan media elektronik seperti televisi.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan media informasi seperti media elektronik dan cetak kian

BAB I PENDAHULUAN. dan sajian teknisnya kepada masyarakat umum. 3 Film adalah sebuah karya cipta

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kasus kekerasan seksual, free sex,dan semacamnya. Dengan semakin

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source),

BAB I PENDAHULUAN. realitas yang tumbuh, serta berkembang di dalam masyarakat, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk face to face maupun menggunakan alat (media). Media

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini film adalah media yang paling populer. Kemunculan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 1. Pendahuluan. Film Hachiko : A Dog s Story adalah film drama yang didalamnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan. banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman ilmu komunikasi dan teknologi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi semenarik mungkin agar penonton tidak merasa bosan. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa, akhir-akhir ini perkembangan media massa sangat pesat, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya sineas-sineas muda seperti Raditya Dika, Pandu. Birantoro (kru film Superman, Smallville), M Taufik Pradana (Sutradara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi telah mempengaruhi kehidupan kita tanpa

BAB I PENDAHULUAN. media visual yang bekerja dengan gambar-gambar, simbol-simbol, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam alur ceritanya yang berbeda-beda. Film yang bertemakan horor yang banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat setiap bisnis film di bioskop tetap eksis dan mulai mampu bersaing

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memiliki peran yang sangat penting. Di era modern saat

BAB I PENDAHULUAN. medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),


BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB I PENDAHULUAN. maupun media elektronik mengalami kemajuan yang sangan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. sarana cerita itu, penonton secara tidak langsung dapat belajar merasakan dan

BAB I PENDAHULUAN. disajikan oleh media sering dibentuk sedemikian rupa, sehingga menimbulkan

film mudah dipengaruhi, maka film banyak dipengaruhi campuran tangan. 3

BAB I PENDAHULUAN. perorangan, kelompok ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan hal terpenting yang terjadi dalam kehidupan manusia. Komunikasi digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan sebuah pesan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Komunikasi dilakukan oleh seorang komunikator kepada komunikan. Dalam setiap aspekaspek kehidupan, komunikasi memiliki hubungan yang erat. Sehingga perubahan penting yang terjadi pada komunikasi akan mempunyai pengaruh dan dampak secara keseluruhan dalam kehidupan masyarakat pada umumnya. Manusia selalu membutuhkan komunikasi dalam hidupnya untuk menyampaikan pesan, melakukan interaksi dan mendapatkan respon atas komunikasi yang mereka lakukan, terlebih manusia selalu menginginkan respon tersebut sama seperti apa yang ada di dalam benak si komunikan. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source), pesan ( message), saluran (channel), dan penerima pesan (receiver), serta efek (effect). Menurut Harold D. Lasswell guna memahami komunikasi, kita harus mengerti unsur-unsur yang diformulasikan olehnya dalam bentuk pernyataan, who say what in which channel to whom and with what effect? Yang bisa kita artikan

2 dengan siapa berbicara apa di saluran apa, untuk siapa, dan apa efeknya? 1. Komunikasi itu sendiri dibagi menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah komunikasi massa. Ciri utama dari komunikasi massa adalah berlangsung satu arah dan biasanya komunikatornya berjumlah banyak, pesan bersifat umum, media massa menimbulkan keserampakkan dan komunikan yang heterogen. Untuk mendukung jalannya komunikasi massa maka diperlukan sebuah media komunikasi atau sarana yang dikenal sebagai media massa. Media massa merupakan alat atau sarana yang digunakan dalam penyampaian pesan kepada khalayak. Media massa adalah terdiri dari media komunikasi yang termasuk media cetak yaitu surat kabar, majalah, dan tabloid sedangkan media elektronik yaitu radio, televisi, serta media film. Film yang dijadikan sebagai media komunikasi massa adalah film layar lebar atau bioskop. Film atau gambar bergerak adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa inggris cinematography yang berasal dari bahasa latin kinema gambar. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide ( dapat mengembangkan cerita ). 2 Film sebagai penemuan teknologi baru telah muncul pada akhir abad kesembilan belas, tetapi apa yang dapat diberikannya sebenarnya 1 Riswandi,.Ilmu Komunikasi.Graha Ilmu. 2008 hal 2-3 2 James Monaco.Cara Menghayati Sebuah Film. Yayasan Citra. 1977. Hal 34

3 tidak terlalu baru jika dilihat dari segi isi atau fungsi. Film berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum. 3 Film merupakan salah satu bentuk media massa elektronik yang sangat besar pengaruhnya kepada komunikan, dampak yang ditimbulkannya bisa positif atau negatif. Jadi fungsi media massa dan tugas media massa harus benar-benar diperhatikan oleh komunikator, terutama yang menggunakan media massa elektronik.film dalam menyampaikan pesan-pesan komunikasinya sangat berpengaruh terhadap komunikan. 4 Menurut sejarah,film yang kita kenal sekarang ini merupakan perkembangan lanjut dari fotografi. Seperti diketahui, penemu fotografi adalah Joseph Nicephore Niepce dari prancis pada 1826. Penyempurnaan fotografi terus berlanjut yang kemudian mendorong rintisan percetakan film/gambar hidup. Dua nama penting dalam rintisan penemuan film adalah Thomas Alva Edison (Amerika Serikat) dan Lumiere bersaudara (Prancis). Edison menciptakan kinetoskop (kinetoscope) yang bentuknya menyerupai sebuah kotak berlubang untuk mengintip pertunjukan. Adapun Lumiere bersaudara merancang sinematograf (cinematographe) yang dipatenkan pada 1895. Keunggulan alat ini terletak pada adanya mekanisme gerakan tersendat (intermittent movement). Gerakan tersendat 3 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa suatu pengantar, Erlangga, Jakarta, 1987 hal.13 4 James Monaco, op.cit., 35

4 ini mirip dengan mesin jahit, yang menungkinkan setiap frame dari film yang diputar akan berhenti sesaat untuk disinari lampu proyektor. Akibatnya, hasil proyeksi tidak tampak berkedip-kedip. 5 Film pertama kali diperkenalkan dan dipertunjukkan kepada public secara luas oleh lumiere bersaudara (Louis dan Auguste) di Grand Café di Boulevard de Capucines No. 14 Paris, Prancis, tahun 1895. Selanjutnya, tahun itu dinyatakan sebagai awal mula lahirnya film di dunia. Kegemparan bukan hanya dirasakan penontonnya pada zaman itu, tapi juga sebagian orang yang menganggap bahwa fim seharusnya sudah harus dianggap muncul jauh sebelum pertunjukan dari Lumiere bersaudara. Thomas Alva Edison mungkin akan mejadi orang yang paling berang diantaranya. Sebagai seorang penemu jempolan, antara lain menemukan kinetoskop (sebuah kotak berlubang untuk mengintip pertunjukan), sebenarnya film sudah lahir seiring dengan kelahiran kinetoskop tersebut. Bahkan, dikabarkan Lumiere bersaudara itu adalah pengagum alat temuan Edison ini. Namun, apa boleh buat. Konsep film sebagai pertunjukan itu nyatanya muncul dengan kriteria : ditonton secara massal di dalam sebuah gedung pertunjukan, menggunakan karcis masuk dan suguhan pertunjukan gambar hidup. Dengan catatan tersebut, film diawali dari kondisi pertunjukan yang bersifat massal, adanya konsep teknologi film, ekonomi dan hiburan. Hal-hal 5 Rahayu Supanggah.Sejarah kebudayaan Indonesia Seni Pertunjukan dan Seni Media.Raja Grafindo Persada.2009.hal 13

5 inilah yang menggerakkan perkembangan film sampai sekarang, yang umumnya berupa pengelolaan secara industrial semacam industry film di Hollywood. 6 Film atau motion pictures ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan proyektor. 7 Film juga merupakan hasil karya seni yang lahir dari suatu kreatifitas orang-orang yang terlibat dalam proses penciptaan film sebagai karya seni. Film merupakan sarana pengungkapan daya cipta dari beberapa cabang seni sekaligus dan produksinya bisa diterima dan diminati layaknya karya seni. Film sebagai sarana baru digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, menyajikan cerita, peristiwa, dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum 8. Kehadiran film merupakan respon terhadap penemuan waktu luang di luar jam kerja dan jawaban terhadap kebutuhan menikmati unsur budaya yang sebelumnya telah dinikmati oleh orang-orang yang berada diatas mereka. Dengan demikian dapat terlihat bahwa film telah menjadi alat yang memenuhi kebutuhan. Film merupakan media yang paling ampuh untuk memberikan pengetahuan dan pendidikan bagi penontonnya. Semakin banyak edukasi yang ditampilkan dalam sebuah film, semakin banyak pula minat masyarakat untuk menontonnya. Film merupakan salah satu cerminan dari realitas hidup, tak ayal banyak film 6 ibid hal 107 dan 108 sejarah kebudayaan Indonesia Seni Pertunjukan dan Seni Media. 7 Elvinaro dan Lukiati, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007. Hal.143 8 Moekijat.Teori Komunikasi.Mandar Maju. Bandung. 1977.hal 150

6 yang terinspirasi dari kehidupan sang penulis naskah/produser atau kehidupan di lingkungan masyarakat sehari-hari. Kekuatan film dalam mempresentasikan kehidupan sehingga mampu membuat nilai budaya masyarakat. Pada era baru film, gambar yang dihasilkan masih tidak berwarna alias hitamputih, dan belum didukung oleh efek audio. Ketika itu, saat orang-orang tengah menyaksikan pemutaran sebuah film, akan diiringi oleh permainan musik langsung. Gambar akan ditampilkan di layar dengan instrument musik di luar gambar tersebut. Hingga pada akhirnya film kini sudah menjelma sebagai sebuah industri besar yang sangat mendunia, banyak rumah produksi berlomba-lomba membuat film-film terbaik untuk disuguhkan kepada masyarakat, karena film saat ini telah menjadi suatu kebutuhan mutlak bagi manusia. Seiring berkembangnya dunia perfilman, maka semakin banyak pula film yang di produksi dengan bermacam-macam tipe atau corak, film sendiri diklasifikasikan berdasarkan cerita, orientasi pembuatan dan berdasarkan genre. Untuk mengklasifikasikan film yang paling mudah adalah dengan menggunakan metode dengan menjabarkannya berdasarkan genre, seperti aksi, drama, horror, musikal dan sebagainya. Genre secara umum membagi film berdasarkan jenis dan latar belakang ceritanya. Masing-masing memiliki karakteristik khas yang membedakan satu genre dengan genre lainnya. Istilah genre berasal dari bahasa Perancis yang bermakna bentuk atau tipe. Di dalam film, genre dapat didefinisikan sebagai jenis atau klasifikasi dari sekelompok film yang memiliki karakter atau pola yang sama (khas) seperti setting, isi, dan subyek

7 cerita, tema,struktur cerita, aksi atau peristiwa, periode, gaya, situasi, ikon, mood, serta karakter. Dari klasifikasi tersebut, dapat dihasilkan genre-genre film popular seperti aksi, petualangan, drama, komedi, horor, western, film noir, roman, dan sebagainya. 9 Berdasarkan ragam cerita,film dikelompokkan dalam dua pembagian besar, yaitu film cerita atau film fiksi dan film nonfiksi. Macam-macam atau penjabaran dari film jenis cerita atau fiksi adalah : - Film bergenre aksi : Mission Imposible - Film bergenre Drama: Titanic, Eat Pray Love, Little Bit of Heaven. - Film bergenre Petualangan: Journey to The Center of Earth - Film bergenre Epic/sejarah : Kingdom Of Heaven - Film bergenre Fantasi : Pirates Of Caribean - Film bergenre fiksi Ilmiah : Time Machine - Film bergenre Komedi : Mr. Bean Holliday - Film bergenre Kriminal : The GoodFather - Film bergenre Musikal : High School Musical, GLEE. - Film bergenre Perang : Tears of The Son, Pleeton, Save Private Ryan, - Film bergenre Horror : 13 Ghost, Chernobyl Diarys 10 9 Himawan Pratista. Memahami Film. Homerian Pustaka : Yogyakarta, 2008. Hal 10 10 Heru Effendy. Mari Membuat Film. Panduan Menjadi Produser. Yogyakarta : Jalasutra, 2005, hal 11-14

8 Sedangkan di dalam film nonfiksi, penjabaran akan jenis-jenisnya adalah : Film documenter dan Film Faktual 11 Dari sekian banyak rumah produksi yang ada di dunia ini, terdapat delapan production house raksasa yang selama ini telah merajai industri perfilman dunia,yaitu : Columbia, FOX, MGM, Paramount, Universal, Warner Bros, Disney, dan Tristar. Mereka adalah bagian dari Integrasi vertikal konglomerisasi yang mendominasi distribusi dan produksi film, setiap tahunnya masing-masing perusahaan tersebut mampu memproduksi 15 hingga 25 film setiap tahunnya. Paramount pictures adalah salah satu rumah produksi terbesar yang rutin membuat dan melahirkan film-film kelas atas atau film-film yang banyak di tonton. Para penggemar film pasti tahu akan paramount picture, paramount pictures atau paramount pictures corporation adalah perusahaan produsen dan distributor film Amerika Serikat yang bermarkas di Hollywood, California. Paramount Pictures adalah perusahaan film tertua yang ada, berbagai film kelas atas atau Box Office dengan berbagai genre telah di ciptakannya seperti, Iron Man, kungfu panda, Transformers, Shrek, Case 39, The Last Airbender dan yang terakhir ada Hansel and Gretel : Witch Hunter. Hansel and Gretel: Witch Hunter adalah satu dari sekian banyak film kelas atas atau box office yang dibuat oleh Paramount Picture. Film yang di Rilis perdana pada 25 Januari 2013 arahan sutradara Tommy Wirkola ini adalah film 11 Marseli Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, Jakarta : Grasindo 1996 hal 10

9 bergenre aksi dengan nuansa horror serta komedi di dalamnya. Meski dominan bergenre aksi tetapi banyak para pecinta film yang menilai film ini lebih dominan akan nuansa horror di dalamnya. Film yang di bintangi oleh Jeremy Renner, Gemma Arterton, Famke Janssen dan Ingrid Bolso Berdal ini bercerita tentang kakak beradik bernama Hansel dan Gretel (Jeremy Renner, Gemma Arterton) yang dibuang oleh kedua orang tuanya saat masih kecil di tengah hutan, kakak beradik tersebut dikisahkan menemukan sebuah rumah yang terbuat dari permen dan kue, tanpa disangka mereka ditangkap oleh penyihir yang memiliki rumah tersebut, akan tetapi Hansel dan Gretel berhasil membunuh penyihir tersebut, sejak saat itulah mereka menjadi satu tim yang sangat kompak dalam melakukan misi mereka, yaitu membunuh para penyihir. Hingga suatu saat nasib berputar, dan mereka berdua menjadi budak perburuan, bukan oleh penyihir melainkan oleh masa lalu yang menghantui mereka berdua. Meskipun film ini bergenre Aksi dominan tetapi nuansa horror yang lekat dengan sadisme amat sangat terasa di dalam cerita ini. Unsur Sadisme memang sangat kental terasa dalam film ini misalnya saat adegan Hansel dan Gretel membunuh ratu penyihir jahat dengan cara memenggal kepalanya dengan sekop, lalu saat penyihir jahat membunuh sekelompok pemburu bayaran dengan cara memecahkan kepala pemburu tersebut dengan sihirnya, itu merupakan sedikit dari sekian banyak penggambaran akan unsur sadisme yang terdapat di dalam film Hansel and Gretel : Witch Hunter.

10 Sadisme adalah hasrat untuk secara mutlak dan tak terbatas menguasai mahluk hidup, baik itu binatang maupun manusia. Menyakiti atau melecehkan orang dengan sengaja tanpa memberinya kesempatan untuk mempertahankan diri atau menghindar merupakan salah satu wujud penguasaan mutlak, namun ini sama sekali bukan wujud satu-satunya. Seseorang yang memiliki kekuasaan penuh atas mahluk hidup lain dan menjadikan mahluk hidup yang dikuasainya itu sebagai benda miliknya atau kekayaannya, sedangkan dia sendiri sebagai dewanya. 12 Peneliti memilih untuk meneliti Hansel and Gretel : Witch Hunter dengan unsur sadismenya karena film ini notabene sangatlah menyimpang dari cerita awalnya yang merupakan cerita dongeng anak-anak menjadi sebuah cerita yang bergenre aksi dengan nuansa horror dan sadisme yang sangat kental. Di dalam cerita dongeng anak-anak, Hansel and Gretel adalah cerita yang mengisahkan tentang kakak beradik yang di buang oleh ibu tiri mereka ke tengah hutan di malam hari, dalam pelariannya Hansel dan Gretel menemukan sebuah rumah kue di tengah-tengah hutan tersebut, mereka yang kelaparan pun akhirnya memakan kue dan permen yang terdapat d rumah tersebut, akan tetapi saat mereka tengah asik menikmati kue dan permen dari rumah tersebut datanglah seorang nenek sihir jahat dari dalam rumah tersebut dan menangkap mereka untuk dijadikan makanan atau tumbal, hingga akhirnya kakak beradik tersebut dapat meloloskan diri setelah 12 Erich Fromm. Akar Kekerasan, Analisis Sosio-Psikolog atas Watak Manusia ( terjemahan Imam Muttaqin ) Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2001, hal 416

11 berhasil membunuh nenek sihir tersebut. Ending di dalam cerita Hansel and Gretel di cerita dongeng tersebut merupakan sebuah prolog dalam film Hansel and Gretel : Witch Hunter, yang bisa dibilang merupakan pengembangan dari cerita dongeng anak-anak tersebut. Di dalam film Hansel and Gretel : Witch Hunter sangatlah berbeda isi dan ceritanya dengan Hansel and Gretel dalam cerita di dongeng, di dalam film Hansel and Gretel : Witch Hunter unsur kejam dan sadis sangatlah kental terasa sehingga memberi kesan yang sangat berbeda dengan cerita dongengnya. Walaupun hal tersebut adalah lumrah untuk mengembangkan kreativitas, akan tetapi dalam budaya di dunia, sadisme merupakan unsur yang sangat berbahaya bagi kehidupan. Sadisme dapat memicu kekerasan dan juga peperangan antara manusia dan lingkungan. Kreativitas yang tinggi dapat memacu diri untuk membuat karya yang tidak sedikit menyinggung dan juga melumrahkan beberapa hal yang tabu. Di dalam meneliti film Hansel and Gretel : Whitch Hunter ini peneliti juga menemukan sebuah motif yang besar dibalik pengembangan ide cerita dan penambahan banyak unsur kekerasan hingga sadisme yang begitu banyak terdapat di dalam film ini, Berkaca kepada sebuah industry, saat ini industry film terbilang sangatlah menguntungkan, pada saat ini banyak sekali berbagai rumah produksi Hollywood yang berlomba-lomba untuk menggarap ulang film-film yang terbilang sudah lawas ataupun mengambil sebuah cerita dongeng, mitos ataupun sebuah legenda masyarakat untuk di produksi menjadi sebuah film, hal ini

12 dilakukan dengan tujuan agar audience atau penonton menjadi lebih tertarik untuk menyaksikan film tersebut, peneliti mencurigai bahwa penambahan unsur sadisme dalam film Hansel and Gretel : Whitch Hunter adalah semata-mata untuk menarik perhatian audience terhadap film ini, sebab jika hanya membuatnya berdasarkan cerita aslinya saja maka jalan cerita akan menjadi mudah ditebak dan cenderung akan membuat audiens kurang tertarik untuk menyaksikannya dan jika hal tersebut sudah terjadi maka Bisnis lah yang menjadi alasan yang melatarbelakangi terjadinya penambahan unsur kekerasan serta sadisme di dalam film Hansel and Gretel : Whitch Hunter dengan tujuan menarik perhatian penonton sebanyak-banyaknya untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dan di inginkan oleh pihak rumah produksi Paramount Pictures. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk menjabarkan sadisme di dalam film, terutama film yang cerita dasarnya sangatlah terkenal di dunia, terutama dunia anak anak, Hansel and Gretel. Dengan pengembangan epic cerita terbarunya Hansel and Gretel : the Witch Hunter dengan metode analisis semiotika Charles Shanders Pierce.

13 1.2 Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dengan ini peneliti dapat merumuskan masalah bagaimana Representasi Sadisme dalam film Hansel and Gretel : Witch Hunter 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penggambaran sadisme dalam film Hansel and Gretel : witch Hunter dengan melihatnya dari teori semiotika

14 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara akademis maupun praktis sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Akademis Secara akademis, memperluas pengetahuan para pengajar baik dosen ataupun mahasiswa/i sendiri dalam ilmu semiotika dalam sebuah film khususnya dalam penekanan atau pengkajian suatu unsur dalam sebuah film dalam hal ini unsur sadisme dalam sebuah film. 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi insan perfilman seperti produser, sutradara, dan para pecinta film dalam mengkaji sebuah unsur sadisme dalam pembuatan sebuah film.