ANALISIS CUACA TERKAIT ANGIN KENCANG DI KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA TANGGAL 13 MARET 2017 STASIUN Eusebio METEOROLOGI Andronikos Sampe, NABIRE S.Tr PMG Pelaksana Lanjutan Stasiun Meteorologi Nabire I. PENDAHULUAN KUDUS (MuriaNewsCom) Sebanyak tiga desa di Kecamatan Undaan, Kudus, dilanda bencana angin puting beliung, Senin (13/3/2017). Kejadian itu berakibat ratusan unit rumah di tiga desa tersebut rusak. Camat Undaan Catur Widiyanto mengatakan, puting beliung menyerang tiga desa sekitar pukul 13.30 WIB siang. Tiga desa yang paling parah diserang amukan angin, meliputi Desa Glagah Waru, Berugenjang dan juga Kalirejo. Angin puting beliung yang menyerang kawasan Undaan itu sekitar 30 menit lamanya. Meski hanya sebentar saja, namun cukup membuat kerusakan yang cukup parah, kata Catur di Kudus, kepada MuriaNewsCom. Menurutnya, dari data yang dihimpun sementara, untuk Desa Glagahwaru, total rumah yang rusak akibat puting beliung mencapai 103 rumah. Kerusakan pada rumah tersebut bervariatif, dengan kerusakan ringan hingga sedang. Sementara, untuk Desa Kalirejo, angin menyerang RT 02 RW 04. Dari pusaran angin, mampu merusak rumah dengan jumlah 45 rumah. Tingkat kerusakan dengan kategori ringan sampai dengan rusak sedang. Untuk Desa Berugenjang masih dalam proses pendataan. Namun perkiraan kerusakan ringan hingga sedang juga mencapai jumlah puluhan rumah, ungkapnya. KUDUS (ANTARA News ) - Ratusan rumah di dua desa di Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengalami kerusakan akibat diterjang angin kencang, Senin. "Kedua desa tersebut, yakni Desa Glagahwaru dan Kalirejo, Kecamatan Undaan," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bergas Catursasi Penanggungan di Kudus, Senin. Berdasarkan keterangan warga yang terdampak, kata dia, bencana tersebut terjadi pada pukul 16.00 WIB. Peristiwa tersebut, katanya, di awali dengan turun hujan, kemudian disertai tiupan angin kencang. Informasinya, kata dia, angin kencang berawal dari Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, kemudian bertiup ke arah Desa Berugencang, Kemudian Glagahwaru dan terakhir di Desa Kalirejo. Desa yang lebih dahulu dilewati angin kencang, katanya, tidak ada rumah warga yang mengalami kerusakan. Untuk Desa Glagahwaru, tercatat ada 103 rumah rusak sedang dan ringan, kemudian di Desa Kalirejo tercatat ada 45 rumah rusak sedang maupun ringan. Kerusakan yang terjadi berupa genteng rumah warga yang tersapu angin. "Rumah warga yang mengalami kerusakan ringan, sudah dibantu diperbaiki karena tim relawan BPBD langsung diterjunkan ke lokasi kejadian," ujarnya. Sementara rumah warga yang mengalami kerusakan sedang, katanya, akan diperbaiki Selasa (14/3) pagi. "Kebutuhan genteng diperkirakan antara 10.000-15.000 genteng. Nantinya akan dicarikan genteng milik pemkab yang disimpan di Gedung Ngasirah," ujarnya. Ia mengatakan, bencana puting beliung di Kudus ini merupakan yang kesekian kalinya, karena sebelumnya pada tanggal 3 Maret 2017 juga melanda tiga desa, yakni Desa Kandangmas (Kecamatan Dawe), Desa Honggosoco, dan Rejosari (Kecamatan Jekulo). Total rumah warga yang mengalami kerusakan berjumlah 395 rumah dengan kerusakan bervariasi. Untuk itu, dia mengimbau, warga untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam serupa, karena berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG wilayah Jateng bakal terjadi hujan deras dengan durasi pendek. "Intentsitasnya tinggi, bisa berupa hujan deras, angin kencang atau disertai petir dan puting beliung," ujarnya. Bahkan, lanjut dia, di Desa Menawan, Kecamatan Gebog, Kudus, juga sempat mengalami hujan es, sebagai pertanda sedang masa peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau. Ia mengimbau, rumah warga yang atapnya agak rapuh untuk segera diperbaiki, sedangkan pohon yang terlalu rimbun perlu dirimbas.
Gambar 1. Sumber Informasi kejadian angin kencang di Kabupaten Kudus tanggal 13 Maret 2017
Gambar 2. Lokasi Peta Wilayah Kabupaten Kudus (Sumber : google maps) II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Dinamika Atmosfer A.1 Suhu Muka Laut Nilai analisis suhu muka laut di perairan dekat wilayah Kabupaten Kudus, tanggal 13 Maret 2017 berkisar 28 s/d 31 0 C dengan anomaly (0) s/d (-1). Nilai negatif ini menunjukkan kondisi laut lebih dingin dan kurang adanya penguapan sehingga kurang pula pasokan untuk terbentuknya awan-awan hujan di sekitar wilayah Kabupaten Kudus. Gambar 3. SST dan anomaly perairan Indonesia tanggal 13 Maret 2017 (Sumber : bmkg.go.id/) A.2 MJO (Madden Julian Oscillation) Berdasarkan data diagram fase MJO pada tanggal 13 Maret 2017 yang berada di tengah lingkaran, sehingga tidak mempengaruhi kondisi curah hujan di sekitar wilayah Indonesia.
Gambar 4. Track MJO tanggal 13 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) A.3 Outgoing Longwave Radiation (OLR) Berdasarkan hasil analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 14 September 2016 s/d 15 Maret 2017 nilai anomali OLR disekitar wilayah Kabupaten Kudus : -10 W/m2 s/d -30 W/m2. Anomali OLR bernilai negatif menandakan tutupan awan cenderung tebal dari rata-rata klimatologisnya. Gambar 5. Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 14 September 2016 s/d 15 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
A.4 Analisa Isobar Berdasarkan gambar isobar dari tanggal 13 Maret 2017 terlihat bahwa secara umum wilayah Indonesia bagian selatan terdapat beberapa pola gangguan cuaca yakni 5 (lima) daerah tekanan rendah (Low Pressure). Hal BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA tersebut BALAI menandakan BESAR bahwa METEOROLOGI kondisi yang mendukung DAN GEOFISIKA aktifnya pergerakan WILAYAH massa V udara dari wilayah Indonesia bagian utara menuju wilayah Indonesia STASIUN bagian METEOROLOGI selatan. NABIRE Gambar 6. Analisa Isobar Jam 00.00 tanggal 13 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) A.5 Angin Streamline Dari peta streamline, pola angin dengan ketinggian 3000 feet menunjukkan diatas terlihat adanya pola konvergensi pertemuan massa udara dari samudera Pasifik karena adanya daerah tekanan rendah (Low Pressure) di perairan sebelah utara Kalimantan dan dari massa udara dari Australia serta terjadi pola shearline pembelokan angin tepat diatas wilayah pulau Jawa termasuk wilayah Kabupaten Kudus. Kondisi ini yang dapat menyebabkan untuk pembentukan awan awan konvektif penghasil hujan lebat serta angin kencang. Kecepatan angin diperkirakan mencapai 20 knots. Gambar 7. Analisa Streamline Jam 00.00 tanggal 11 Maret 2017 (Sumber : www.bmkg.go.id/)
A.6 Kelembaban Relatif Berdasarkan data kelembaban relatif pada lapisan 850, 700, 500 & 200 mb jam 06.00 UTC, kelembaban relatif berkisar antara 60-90%. Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan awan di level bawah sampai level atas BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA cukup tinggi. BALAI Dapat BESAR disimpulkan METEOROLOGI bahwa pada DAN saat kejadian GEOFISIKA angin WILAYAH kencang, kondisi V udara basah hingga lapisan 200 mb, sangat berpotensi untuk perbentukan STASIUN awan-awan METEOROLOGI konvektif NABIRE di sekitar wilayah Kabupaten Kudus. Gambar 8. RH Lapisan 850, 700, 500 & 200 mb jam 06.00 UTC tanggal 13 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) A.7 Indeks Labilitas Udara Nilai K.Indeks yaitu 35 yang mengindikasikan potensi pembentukan awan konvektif sedang. Nilai Lifted Indeks berkisar antara -2 yang mengindikasikan udara labil. Nilai Showalter Indeks yaitu -1 yang mengindikasikan kemungkinan terjadi badai guntur.
Gambar 9. KI, LI, SI jam 06.00 UTC tanggal 13 Maret 2017 A.8 Analisa Udara Atas (PIBAL) Berdasarkan hasil pengamatan PIBAL dari Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang (jarak +50 km dengan Kabupaten Kudus) tanggal 13 Maret 2017 jam 06.00 UTC menunjukkan pada tampilan Hodograph (Semarang berada di BBS), diperoleh bahwa pada pembacaan 1 6, udara bergerak secara siklonik. Ini menandakan udara mengandung adveksi dingin, yang berarti juga udara Labil. Pembacaan 7-10, udara bergerak secara anti siklonik. Ini menandakan udara mengandung adveksi panas, yang berarti juga udara Stabil. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata dominan siklonik = adveksi dingin = udara labil. Hal ini sangat mendukung pembentukan awan awan konvektif (awan cumulunimbus) dan berpotensi terjadinya cuaca buruk. Gambar 10. Tampilan Hodograph jam 06.00 UTC tanggal 13 Maret 2017 B. Satelit Cuaca Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 EH pada tanggal 11 Maret 2017 yang diambil mulai pukul 08.00 s/d 15.00 UTC (15.00 s/d 22.00 WIB) memperlihatkan terdapatnya awan-awan konvektif tebal meluas disekitaran wilayah Kabupaten Kudus. Terlihat kumpulan awan-awan konvektif tebal tersebut bergerak masuk ke wilayah Kabupaten Kudus berasal dari arah timur pulau Jawa. Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 EH yaitu (-69) s/d (-100) 0 C, yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat maupun angin kencang. Kumpulan awan Cumulunimbus tersebut bergerak menuju wilayah Kabupaten Kudus pada jam 08.00 UTC.
Gambar 11. Citra satelit Himawari 8 EH pukul 08.00 s/d 15.00 UTC tanggal 13 Maret 2017