KEBUTUHAN ELIMINASI BOWEL

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Pendahuluan Eliminasi Alvi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan

SISTEM PENGELUARN (EKSKRESI )

SISTEM PENGELUARAN (EKSKRESI ) Rahmad Gurusinga

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konstipasi berasal dari bahasa Latin constipare yang berarti ramai bersama. 18

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

Sistem Pencernaan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MASALAH ELIMINASI FECAL

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB V HASIL PENELITIAN

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Konstipasi adalah perubahan dalam frekuensi dan konsistensi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Rongga Mulut. rongga-mulut

BAB 1 PENDAHULUAN. di daerah anus yang berasal dari pleksus hemoroidalis (Simadibrata, 2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI

BAB II PENGELOLAAN KASUS. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi 1. Definisi Eliminasi Fekal

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus

KONSEP DASAR KEBUTUHAN ELIMINASI

BAB II. Mega kolon adalah dilatasi dan atonikolon yang disebabkan olah. Mega kolon suatu osbtruksi kolon yang disebabkan tidak adanya

MODUL MATA PELAJARAN IPA

Universitas Sumatera Utara

DEFINISI Kanker kolon adalah polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitar.

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

TUGAS BIOLOGI DASAR DIARE. Oleh : Nama : Yunika Dewi Wulaningtyas NIM : Prodi : Pendidikan Matematika (R) Angkatan : 2008/2009

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA ELIMINASI B.A.B CHOLINA TRISA SIREGAR. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA ELIMINASI. Oleh : ENNO DIAN GUSDIANI L. S.Kep

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN KONSTIPASI DENGAN DERAJAT HEMOROID DI URJ BEDAH RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN. Sri Hananto Ponco Nugroho...ABSTRAK...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERGERAKAN MAKANAN MELALUI SALURAN PENCERNAAN

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN NURSING CARE INKONTINENSIA. Blok Urinary System

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar

KONSEP KEBUTUHAN ELIMINASI MASYKUR KHAIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

SET 13 TUBUH MANUSIA 2 (SISTEM PENCERNAAN) Karbohidrat - Beras - Gandum - Jagung - Sagu. Lemak - Keju - Mentega - Minyak Kelapa

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan

Bab. Peta Konsep. Gambar 3.1 Orang sedang makan. Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. terdiri dari. Saluran Pencernaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengobati kondisi dan penyakit terkait dengan proses menua (Setiati dkk, 2009).

BAB I KONSEP DASAR. dapat dilewati (Sabiston, 1997: 228). Sedangkan pengertian hernia

BAB I PENDAHULUAN. dinding abdomen dan uterus (Fraser, 2009). Sedangkan menurut Wiknjosastro

LAPORAN PENDAHULUAN (NUTRISI)

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

BAB 1 PENDAHULUAN. 2005, angka harapan hidup orang Indonesia adalah 70,0 tahun. Tahun 2006

by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besa

PENGERTIAN ILMU GIZI

Keluhan-keluhan Selama Kehamilan

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien

PENGATURAN FUNGSI TRAKTUS GASTROINTESTINAL

Sistem Pencernaan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dasar (usia 6-12 tahun) adalah pola makan yang tidak tepat. Anak usia sekolah dasar

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Organ Pencernaan Pada Manusia Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan.

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.6

PROSES PENCERNAAN SECARA MEKANIK DAN KIMIAWI

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan NO. DX Hari/Tanggal Pukul (wib) Tindakan Keperawatan 1 Senin/17 Juni

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah.

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Konstipasi adalah kesulitan buang air besar dengan konsistensi feses yang

PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH. Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

APPENDISITIS. Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: a. Fekalis/ massa keras dari feses b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid c.

YANG DIBERIKAN SECARA REKTAL

Nutrition in Elderly

BAB I KONSEP DASAR. saluran cerna tinggi artinya disertai dengan pengeluaran banyak aliran cairan dan

Gambar 1 urutan tingkat perkembangan divertikulum pernapasan dan esophagus melalui penyekatan usus sederhana depan

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA

BAB III ANALISA KASUS

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD

SISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada jalan

BAB I KONSEP DASAR A.

Transkripsi:

KEBUTUHAN ELIMINASI BOWEL DISUSUN OLEH : 1. SEPTIAN M S 2. WAHYU NINGSIH LASE 3. YUTIVA IRNANDA 4. ELYANI SEMBIRING

ELIMINASI Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).

ANATOMI PENCERNAAN MANUSIA 1. Mulut 2. Esophagus 3. Lambung 4. Usus Halus 5. Usus Besar

1. MULUT Pencernaan secara mekanik dan kimiawi dimulai dari mulut. Gigi menguyah makanan, memecahnya menjadi ukuran tertentu Sekresi saliva mengandung enzim seperti ptialin yang mencerna elemen makanan tertentu.

2. ESOPHAGUS Ketika makanan memasuki esophagus bagian atas, ia berjalan melewati spinkter esophagus bagian atas dimana ada sebuah otot sirkular yang mencegah udara masuk ke esophagus dan makanan dari refluks ke tenggorokan. Bolus dari makanan mengadakan perjalanan 25 cm di esophagus.

3. LAMBUNG Dalam lambung, makanan disimpan sementara dan dipecahkan secara mekanik dan kimiawi untuk pencernaan dan absorpsi. Lambung mensekresi HCl, mukus, enzim pepsin, dan faktor intrinsik. Sebelum makanan meninggalkan lambung, ia diubah menjadi bahan yang semifluid yang disebut CHYME.

4. USUS HALUS Usus halus merupakan saluran yang diameternya 2,5 cm dan panjangnya 6m. Usus terdiri dari 3 bagian : doudenum, jejenum, ileum. Chyme tercampur dengan enzim pencernaan (seperti empedu dan amilase) ketika berjalan melewati usus halus.

5. USUS BESAR Bagian bawah dari saluran gastrointestinal adalah usus besar (kolon) karena diameternya lebih besar dari usus halus. Usus besar terbagi atas caecum, kolon, dan rektum. CAECUM Chyme yang diabsorpsi memasuki usus besar pada caecum melalui katup ileocecal.

KOLON Chyme yang halus ketika memasuki kolon volume airnya berkurang. Kolon terdiri dari ascending, tranverse, descending, dan sigmoid. Kolon mempunyai 4 fungsi : absorpsi, proteksi, sekresi, dan eliminasi. Ketika makanan berjalan melalui kolon, terjadi kontraksi HAUSTRAL.

A. FISIOLOGI DEFEKASI Dalam defekasi ada dua refleks yaitu : 1. Refleks Defekasi Intrinsik 2. Refleks Defekasi Parasimpatis

1. Refleks defekasi intrinsik Refleks ini berawal dari feses yang masuk rektum yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus ingentikus dan terjadilah gerakan peristaltik. Setelah feses tiba di anus secara sistematis spingter interna relaksasi maka terjadi defekasi.

2. Refleks Defekasi Parasimpatis Feses yang masuk ke rektum akan merangsang saraf rektum yang kemudian diteruskan ke spinal coral, dan dari sini kemudian dikembalikan ke kolon descenden, sigmoid, dan rectum yang menyebabkan intensifnya peristaltik. Relaksasi spingter maka terjadilah defekasi.

B. PRODUK DEFEKASI Produk dari defekasi ialah feses Feses terdiri atas 75 % air dan 25% materi padat Feses normal berwarna coklat Baunya Khas Konsistensi : lembek namun berbentuk Defekasi disertai dengan pengeluaran gas Gas terdiri dari CO 2, metana, H 2 S, O 2, N 2

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES DEFEKASI 1. Umur 2. Diet 3. Cairan 4. Tonus otot 5. Faktor psikologi 6. Gaya hidup 7. Obat-obatan

8. Prosedur diagnostik 9. Anastesi dan pembedahan 10. Nyeri 11. Iritan 12.Gangguan saraf sensorik dan motorik 13. Posisi saat defekasi 14. Kehamilan

D. MASALAH UMUM PADA 1. Konstipasi ELIMINASI 2. Fecel infaction/impaksi 3. Diare 4. Flatuence 5. Hemoroid 6. Inkontinensia

1. Konstipasi Konstipasi merupakan gejala, bukan penyakit. Konstipasi adalah penurunan frekuensi defekasi, yang diikuti oleh pengeluaran feses yang lama atau keras dan kering. Adanya upaya mengedan saat defekasi adalah suatu tanda yang terkait dengan konstipasi.

2. Fecel infraction/impaksi Impaksi feses didefenisikan sebagai suatu massa atau kumpulan yang mengeras, feses seperti dempul pada lipatan rektum. Impaksi terjadi pada retensi yang lama dan akumulasi dari bahan-bahan feses. Penyebab dari impaksi feses biasanya kebiasaan buang air besar yang jarang dan konstipasi.

3. Diare Diare berhubungan dengan pengeluaran feses yang cair dan meningkatnya frekuensi dari proses defekasi. Pada orang dengan diare dijumpai kesulitan Pada orang dengan diare dijumpai kesulitan dan ketidakmungkinan untuk mengontrol keinginan defekasi dalam waktu yang lama.

Penyebab Tabel : Penyebab yang sering menyebabkan diare Stres psikologis Obat-obatan Antibiotik Zat besi Zat katartik Alergi pada makanan atau minuman Intoleransi pada makanan atau minuman Penyakit pada kolon Sindrom malabsorpsi Penyakit Chron Respon fisiologis Peningkatanpergerakan intestinal dan sekresi mukus Inflamasi dan infeksi pada mukosa mengarah pada pertumbuhan yang berlebih dari mikroorganisme yang normal pada intestinal Iritasi pada mukosa intestinal Pencernaan makanan dan minuman yang inkomplit Peningkatan pergerakan intestinal dan sekresi mukus Mengurangi absorpsi cairan Inflamasi mukosa sering mengarah pada bentuk luka

4. Flatuence Udara atau gas di saluran gastrointestinal disebut flatus. Ada 3 sebab utama flatus : 1. Kerja dari bakteri dalam chyme di usus besar 2. Udara yang tertelan 3. Gas yang berdifusi dari pembuluh darah ke dalam intestinal

5. Hemoroid Hemoroid sering juga disebut wasir, yaitu adanya pelebaran pembuluh darah vena di anus, dapat terjadi secara internal dan eksternal Hemorhoid dapat terjadi dari dampak meningkatnya tekanan pada daerah anus, sering terjadi karena konstipasi kronik, peregangan selama defekasi, kehamilan dan obesitas

6. Inkontinensia Merupakan ketidakmampuan mengontrol keluarnya feses dan gas dari anus. Kondisi fisik yang merusak fungsi atau kontrol sfingter anus dapat menyebabkan inkontinensia. Kondisi yang membuat seringnya defekasi, feses encer, volumenya banyak dan feses mengandung air juga mempredisposisi individu untuk mengalami inkontinensia.

ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. RIWAYAT KEPERAWATAN 2. PEMERIKSAAN FISIK 3. KEADAAN FECES

A. PENGKAJIAN Pengkajian eliminasi feses termasuk pengambilan suatu riwayat keperawatan yang menetapkan pola defekasi dan termasuk pemeriksaan fisik pada abdomen, dengan referensi khusus pada daerah saluran intestinal. Feses juga dikaji adanya flatus

1. RIWAYAT KEPERAWATAN Sebagai besar riwayat keperawatan terdiri dari : 1. Pola defekasi Frekuensi dan waktu klien mengalami defekasi, apakah pola b.a.b berubah baru-baru ini, apakah pola b.a.b pernah berubah. 2. Pola tingkah laku Penggunaan laksatif, dan bahan-bahan yang sama yang mempertahankan pola b.a.b yang normal.

3. Dekripsi feses Bagaimana klien mendeskripsikan fesesnya, termasuk warna, teratur (keras, lembut, berair), bentuk, bau. 4. Diet Makanan apa yang dipercayai oleh klien yang dapat mempengaruhi proses defekasi, ; makanan dengan jenis apa dan tipe apa? 5. Cairan Berapa jumlah jenis cairan yang diasup setiap hari (contoh : 6 gelas air, 5 cangkir kopi)

6. Latihan pola latihan seperti apa yang dilakukan klien setiap hari? 7. Obat-obatan Apakah klien mengonsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi saluran intestinal (contoh : zat besi, antibiotika) 8. Stres Apakah klien mengalami stres dalam jangka waktu yang lama atau singkat? 9. Pembedahan Apakah klien mengalami pembedahan atau penyakit yang berpengaruh terhadap saluran cerna?

2. PEMERIKSAAN FISIK 1. Rektum dan Anus -Inpeksi Derah perianal dikaji warnanya, peradangan, scar, lesi, fisura, fistula atau hemorhoid -Palpasi Selama pemeriksaan rektal sangat penting bahwa palpasi harus lembut sehingga tidak merangsang refleks dari nervus vagus, yang dapat menekan denyut jantung.

2. Pola B.A.B Waktu b.a.b dan jumlahnya serta frekuensinya bersifat individu. Sebagian besar orang membiasakan b.a.b setelah sarapan pagi, ketika refleks gastrocolon dan duodenocolon menyebabkan massa pada usus besar. Adanya flatus juga dikaji.

3. KEADAAN FESES Konsistensi Secara normal feses berbentuk tetapi lembut dan mengandung air sebanyak 75% jika seseorang mendapat intake cairan yang cukup, sedangkan 25% lagi adalah bagian padat. Bentuk Feses normal berbentuk rektum

Bau Bau feses merupakan hasil kerja bakteri pada intestinal, dan bervariasi pada seseorang dengan orang lain. Darah darah yang terdapat pada feses adalah abnormal. Bahan-bahan abnormal kadang-kadang feses mengandung bahanbahan asing yang dicerna secara kebetulan, banyak ditemukan pada anak-anak.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Menurut NANDA (2003), masalah keperawatan untuk dieliminasi meliputi : - Konstipasi -Impaksi -Diare -Flatuensi -hemoroid - Inkontinensia

C. PERENCANAAN DAN IMPLEMNTASI Dalam perencanaan dan implementasi ini, akan dibahas beberapa masalah dalam eliminasi sebagai perwakilan dari masalah dalam eliminasi.

1. Konstipasi Perencanaan 1. Catat dan kaji warna, konsistensi,jumlah dan waktu buang air besar 2. Kaji dan catat pergerakan usus 3. Jika fecal impaction, lakukan pengeluaran manual dan lakukan gliserin klisma Implementasi 1.Pengkajian dasar untuk mengetahui adanya masalah bowel 2.Deteksi dini penyebab konstipasi 3.Membantu mengeluarkan feses

Perencanaan 4.Konsultasikan dengan dokter tentang pemberian laktasif, enema, pengobatan 5. Berikan cairan adekuat 6.Berikan makanan tinggi serat dan hindari makanan yang banyak mengandung gas dengan konsultasi bagian gizi Implementasi 4.Meningkatkaneliminasi 5.Membantu feses lebih lunak 6. Menurunkan konstipasi

Perencanaan 7.Bantu klien dalam melakukan aktivitas pasif dan aktif 8.Berikan pendidikan kesehatan tentang personal hygine, kebiasaan diet, cairan dan makanan yang mengandung gas, aktivitas dan kebiasaan buang air besar Implementasi 7.Meningkatkan pergerakan usus 8.Menguatkan otot dasar pelvis

2. Diare Perencanaan 1.Kaji konsisten, warna, bau feses, pergerakanusus, cek berat badan setiap hari 2.Monitor dan cek elektrolit, intake dan output cairan 3.Kolaborasi dengan dokter pemberian cairan IV, oral, dan makanan lunak Implementasi 1. Dasar memonitor kondisi 2. Mengkaji status hidrasi 3. Mengurangi kerja usus

Perencanaan 4. Berikan antidiare, tingkatkan intake cairan 5.Cek kulit bagian perineal dan jaga dari gangguan integritas 6.Kolaborasi dengan ahli diet tentang diet rendah serat dan lunak Implementasi 4.Mempertahankan status hidrasi 5.Frekuensi buang air besar yang meningkat menyebabkan iritasi kulit sekitar anus 6. Menurunkanstimulasi bowel

Perencanaan 7.Hindari stres dan lakukan istirahat cukup 8.Berikan pendidikan kesehatan tentang cairan, diet, obatobatan, perubahan gaya hidup Implementasi 7.Stres meningkatkan stimulus bowel 8.Meningkatkan pengetahuan dan mencegah diare

3. Inkontinensia Perencanaan 1. Tentukan penyebab inkontinensia 2. Kaji jumlah dan karakteristik inkontinensia 3. Atur pola makan dan sampai berapa lama terjadinya buang air besar Implementasi 1. Memberikan data dasar untuk memberikan askep 2. Menentukan pola inkontinensia 3. Membantu mengontrol buang air besar

Perencanaan 4.Lakukan latihan otot panggul 5.Berikan pengobatan dengan kolaborasi dengan dokter Implementasi 4.Menguatkan otot dasar pelvis 5.Mengontrolfrekuensi buang air besar

D. EVALUASI Tindakan asuhan keperawatan dikatakan berhasil bila: 1. Secara optimal klien akan mampu mengeluarkan feses 2. Klien akan memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan pola eliminasi normal 3. Klien akan mampu melakukan defekasi secara normal dengan memanipulasi komponenkomponen alamiah dalam kehidupan sehari-hari seperti diet, asupan cairan, dan olahraga.