BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hak dari setiap warga Negara dalam mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan nasional sangat dibutuhkan untuk mempertahankan nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan untuk menjawab tuntutan perubahan zaman yang terus berkembang setiap waktu. (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 tahun 2003) Sekolah merupakan salah satu sarana penunjang dalam proses pendidikan. Keberhasilan sebuah sekolah dalam menjalankan fungsinya sangat ditentukan oleh kinerja sekolah tersebut dan kepala sekolah memiliki peranan penting dalam memimpin sebuah sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk bisa menyusun perencanaan, mengembangkan organisasi sekolah, memberdayakan sumber daya sekolah serta melakukan pengawasan terhadap proses pembelajaran. (Peraturan MENDIKNAS no 13 tahun 2007). Sebagai agen pembelajaran, guru dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Undang-Undang no 14 tahun 2005, menyatakan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kinerjanya dengan baik, guru wajib memiliki syarat tertentu, 1
2 diantaranya adalah keterampilan atau kemampuan guru dan kecerdasan emosional guru. Menurut Purwanto (2007), kepala sekolah harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian yang dimiliki oleh masing-masing guru. Hal tersebut akan dapat memotivasi guru untuk terus memberikan pendidikan terbaik kepada siswanya. Dengan demikian, tujuan sekolah akan dapat terwujud. Selain itu, kepala sekolah juga harus memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi guru-guru. Dengan motivasi tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru-guru dan akan berpengaruh pada kualitas pendidikan yang akan diberikan. Motivasi dibutuhkan agar guru dapat bekerja dengan sepenuh hati dan bukan karena paksaan. Dalam memberikan pelayanan terbaiknya, SMP 161 Jakarta terus melakukan perbaikan baik sarana maupun prasarana. Ada beberapa permasalahan yang dihadapi di sekolah SMP 161 Jakarta. Seperti banyak siswa tidak melanjutkan pendidikannya ke sekolah lebih tinggi seperti SMA maupun SMK baik Negeri maupun Swasta. Oleh karena itu, peserta didik juga perlu motivasi dari pengajarnya agar tetap bersemangat belajar hingga ke perguruan tinggi dan mencapai cita-citanya. Selain itu, permasalahan yang terjadi di kalangan pengajar seperti banyaknya guru masih perlu pengawasan kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya, guru yang tidak hadir tanpa ada keterangan, seperti di bawah ini.
3 Gambar I.1 Grafik Absensi Guru 2010-2013 Sumber: Arsip SMPN 161 Jakarta (2010-2013) Selain itu, terjadi peningkatan jumlah jam guru yang datang terlambat serta guru yang pulang tidak sesuai dengan jam pulang. Gambar I.2 Grafik Jam Datang dan Pulang Guru 2010-2013 Sumber: Arsip SMPN 161 Jakarta (2010-2013)
4 Dari grafik di atas terlihat peningkatan jumlah jam keterlambatan guru dari tahun 2012 ke tahun 2013. Selain itu, peningkatan juga terjadi pada jumlah jam guru yang pulang terlebih dahulu sebelum waktunya pulang. Permasalahan lain seperti menurunnya rata-rata nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) dari tahun 2011 hingga 2013. Gambar I.3 Grafik Rata-Rata Nilai UAN 2010-2013 Sumber: Arsip SMPN 161 Jakarta (2010-2013) Prestasi menurut Ahmadi (2005:138) mengemukakan bahwa prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam (internal factor) maupun dari luar diri (external factor) individu. Menurut Cronbach dalam Arifin (2009:13) mengemukakan bahwa kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, salah satunya adalah sebagai umpan balik bagi guru dalam mengajar dan untuk menentukan
5 kebijakan sekolah. Oleh karena itu, kinerja guru secara langsung dan tidak langsung juga akan mempengaruhi hasil prestasi siswa-siswi yang diajarnya. Selain permasalahan di atas, SMP 161 Jakarta juga memiliki permasalahan lain. Hal tersebut terungkap setelah peneliti melakukan wawancara langsung terhadap beberapa guru di SMP 161 Jakarta dan mendapatkan informasi terkait permasalahan yang sering terjadi di SMP 161, seperti kurangnya transparansi keuangan di dalam lingkungan sekolah dimana kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di dalam sekolah diharapkan mampu untuk mengawasi keuangan di sekolah. Selain itu, beberapa guru menyatakan bahwa kepala sekolah memiliki respon yang kurang cepat terhadap permasalahan yang terjadi di dalam sekolah. Berikutnya adalah terbentuknya kelompok-kelompok dikalangan guru di SMP 161. Dengan adanya permasalahan seperti ini, diharapkan kepala sekolah mampu merangkul, memotivasi, dan mengajak para guru serta karyawan untuk terlibat dalam proses belajar mengajar, serta dapat menyatukan visi dan misi sekolah guna untuk mencapai tujuan sekolah. Hal tersebut terjadi karena peraturan dari pemerintah pusat yang masih longgar dan tidak efektifnya sistem absen dengan finger print karena lemahnya sistem pengawasan dari kepala sekolah terhadap guru-guru. Banyak sekali teori-teori yang menyatakan bahwa salah satu yang mempengaruh kinerja adalah gaya kepemimpinan. Salah satunya yang disampaikan oleh Al-Gattan dan Abdul R.A. Dengan menjelasan bahwa gaya kepemimpinan dengna teori path-goal memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja. Demikian juga variabel Motivasi berpengaruh terhadap kinerja. Hal ini
6 sesuai dengan penelitian oleh Pujiyanti yang menjelaskan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Selain itu, Endang P. Tidarini juga melakukan penelitian dan hasil penelitiannya menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja. Berdasarkan hal di atas, penulis memandang perlu untuk melakukan suatu penelitian yang komprehensif terhadap hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi guru terhadap kinerja guru di SMP 161 Jakarta. 1.2 Identifikasi, Rumusan dan Batasan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa masalah bahwa: 1) Meningkatnya guru yang datang terlambat ke sekolah dan pulang sebelum waktunya serta ketidakhadiran tanpa keterangan para guru di SMP 161 Jakarta. 2) Masih kurangnya motivasi kepala sekolah terhadap para guru sehingga diduga merupakah salah satu pengaruh kinerja guru, sehingga kepala sekolah dituntunt untuk lebih memotivasi para guru. 3) Menurunnya rata-rata nilai UAN dalam 3 (tiga) tahun terakhir. 4) Kurang cepatnya respon kepala sekolah terhadap permasalahan sekolah seperti kurangnya transparansi keuangan di dalam sekolah.
7 1.2.2 Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang penelitian dan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru? 2) Apakah terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja guru? 3) Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru? 1.2.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah penelitian ini didasarkan pada pertimbangan waktu, dana, dan sarana penunjang untuk menyelesaikan penelitian ini. Atas dasar pertimbangan itulah, maka penelitian ini dibatasi pada variabel independen yaitu kepemimpinan dan motivasi dan variabel dependen yaitu kinerja guru. Adapun lokasi, waktu, dan sarana penunjang penelitian dijelaskan di bawah ini: 1. Lokasi penelitian bertempat di Sekolah Menengah Pertama Negeri 161 Jakarta. 2. Batasan waktu penelitian dilakukan dengan batasan waktu antara tahun 2010 hingga 2013. 3. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2013 dan 2015.
8 4. Yang dianalisis adalah gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi guru terhadap kinerja guru di sekolah. Atas pertimbangan tersebut, penelitian dibatasi pada variabel-variabel yang berpengaruh terhadap variabel Kinerja Guru yaitu variabel Gaya Kepemimpinan dan variabel Motivasi. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan menjelaskan hal-hal yang dapat mempengaruhi kinerja guru ditinjau dari variabel Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru pada SMP Negeri 161 Jakarta. 2) Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja guru pada SMP Negeri 161 Jakarta. 3) Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi terhadap kinerja guru pada SMP Negeri 161 Jakarta.
9 1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1.4.1 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1) Bagi peneliti agar dapat mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja guru. 2) Bagi kepala sekolah dan guru supaya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan kinerja para guru. 3) Bagi dunia akademik agar melanjutkan penelitian ini demi pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia khususnya mengenai gaya skepemimpinan, motivasi dan kinerja. 1.4.2 Kegunaan Penelitian Kegunaan Penelitian ini adalah: A. Kegunaan Secara Teoritis 1) Memberikan masukan secara teoritis dan metodologis untuk kepentingan akademis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang ilmu pendidikan terutama perilaku kepemimpinan kepala sekolah, motivasi, dan kinerja guru. 2) Dapat dijadikan sebagai pola dan strategi dalam proses meningkatkan kinerja guru sebagai pengajar dan pengembangan bagi perilaku kepemimpinan kepala sekolah.
10 B. Kegunaan Secara Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa informasi atau masukan untuk: 1) Informasi bagi para pelaksana proses penddikan dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. 2) Masukan kepada kepala sekolah sebagai pertimbangan dalam proses meningkatkan kinerja guru. 3) Sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.