BAB I PENDAHULUAN. kenyamanan dalam rangka menuju masyarakat sejahtera, adil, dan makmur.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. Primary needs, Pengalaman-pengalaman tersebut menghasilkan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. UUD 1945 pasal 1 ayat (3) bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas.

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi

I. PENDAHULUAN. hukum serta Undang-Undang Pidana. Sebagai suatu kenyataan sosial, masalah

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana sekarang ini telah menjadi suatu fenomena, dimana hampir setiap hari ada berita

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang buruk terhadap manusia jika semuanya itu tidak ditempatkan tepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan hukum akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kejahatan merupakan suatu fenomena kompleks yang dapat dipahami dari

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia segala sesuatu atau seluruh aspek kehidupan diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB III PENUTUP. Yogyakarta melakukan upaya sebagai berikut : Pemasangan kamera CCTV di berbagai tempat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. laku manusia agar dapat terkontrol, selain itu hukum juga merupakan aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap masyarakat dengan karakteristiknya masing-masing, mungkin

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun Setiap

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut, aturan-aturan tersebut disebut juga normanorma

TINJAUAN PUSTAKA. tengah-tengah masyarakat telah memberikan dampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

JURNAL PENEGAKAN HUKUM OLEH POLRI TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN KEKERASAN DI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan baik pembangunan ekonomi, politik, maupun pengembangan

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. positif dari pembangunan tersebut antara lain semakin majunya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Era modernisasi saat ini, kejahatan sering melanda disekitar lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun yang benar-benar menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia serta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia baik pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat maupun dari para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. (BT), Kabupaten Wonosobo berjarak 120 Km dari Ibu Kota Jawa Tengah

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dilarang atau diharuskan dan diancam dengan pidana oleh undang-undang,

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

I. PENDAHULUAN. Munculnya gelombang reformasi di akhir dekade 90-an yang ditandai dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mereka tidak tahu tentang batasan umur yang disebut dalam pengertian

BAB I PENDAHULUAN. keamanan dalam negeri melalui upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PELACURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Perkembangan globalisasi sangat berpengaruh terhadap pola dan

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

I. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

I. PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar keseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur, materil spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

I. PENDAHULUAN. tanpa ada satu pun aparat keamanan muncul untuk mengatasinya. Selama ini publik Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tindak pidana dan pemidanaan merupakan bagian hukum yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara republik Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan pancasila

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam UUD 1945 ditegaskan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

I. PENDAHULUAN. tidak sesuai dengan perundang-undangan. Sebagai suatu kenyataan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya Barat yang masuk melalui

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai pihak. Penyebabnya beragam, mulai dari menulis di mailing list

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

PERANAN INTEROGASI OLEH PENYIDIK TERHADAP TERSANGKA DALAM KASUS TINDAK PIDANA PENCURIAN. (Studi pada Polsekta Medan Baru) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia salah satunya Kota Malang terdapat tradisi yang biasanya

Jenis Kelamin. Umur : tahun

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-

I. PENDAHULUAN. hukum sebagai sarana dalam mencari kebenaran, keadilan dan kepastian hukum. Kesalahan,

BAB I PENDAHULUAN. serasi, selaras dan seimbang. Pembinaan dan perlindungan anak ini tak

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, sering terjadi tindak

I.PENDAHULUAN. Kejahatan merupakan salah satu masalah kehidupan masyarakat

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan

I. PENDAHULUAN. masing-masing wilayah negara, contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

cenderung meningkat, juga cukup besar dibandingkan komponen pengeluaran APBN yang lain,

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Adapun tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang melekat dan menyatu pada

Kejahatan merupakan bayang-bayang peradaban manusia, bahkan lebih maju dari peradaban

SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

JURNAL SKRIPSI DISKRESI KEPOLISIAN TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DI KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan membangun dalam rangka mengisi kemerdekaan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia bertujuan mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945).Dalammewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur yang berdasarkan Pancasila dan UUD1945, maka peran pemerintah dan fungsi kepolisian dalam hal ini sangatlah penting. Pemerintah dan kepolisian berperan untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat sehingga dalam masyarakat terjadi ketentraman dan kenyamanan dalam rangka menuju masyarakat sejahtera, adil, dan makmur. Selanjutnya, meskipun pemerintah dan kepolisian telah berusaha mewujudkan keamanan dan ketertiban, diindonesia masih banyak terjadi tindak kejahatan dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, maka perlu ada pembenahan dalam kehidupan masyarakat, sehingga tidaksering timbul tindakkejahatan yang meresahkan kehidupan masyarakat.dalam hal ini kepolisian sebagai alat negara yang diberi kewenangan sebagaimana yang telah diatur dalam Undang- undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, untuk mengatur dan menindak lanjuti suatu permasalahan yang terjadi di dalam negara, terkhusus kepada tindak kejahatan yang marak terjadi.sebagaimana dinyatakan oleh Rahardi (2014: 11) bahwa: 1

2 Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sebagai salah satu institusi pemerintahan yang bertanggung jawab di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban dalam negeri memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good governance) dalam pelaksanaan tugas sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat maupun sebagai aparat penegak hukum. Di dalam perkembangannya, Polri telah melaksanakan kewajibannya dalam memelihara keamanan, namun kejahatan di Indonesia semakin meningkat.pemenuhankebutuhan hidup semakin sulit dan banyaknya jumlah penggangguran menjadi salah satu faktor meningkatnya kejahatan. Kebutuhan masyarakat semakin banyak namun lapangan pekerjaan sangat sulit. Dengan keadaan ekonomi pada masyarakat sekarang ini maka akan cenderung menimbulkan terjadinya kejahatan. Kejahatan yang terjadi setiap tahunnya tidak terhitung jumlahnya. Kejahatan merupakan suatu permasalahan yang sering terjadi di lingkungan masyarakat, yang disebabkan oleh faktor ekonomi maupun faktor-faktor lainnya. Dalam konsep sosiologis kejahatan disebut perbuatan yang melanggar normanorma hidup dalam masyarakat. Adapun dalam konsep yuridis kejahatan adalah sebagai perbuatan yang dilarang oleh undang-undang, setiap orang yang melakukan kejahatan akan diberikan sanksi hukum yang sesuai dengan yang dilakukannya. Abdussalam (2007: 16-17) menyatakan bahwa: Kejahatan merupakan suatu perilaku manusia yang diciptakan oleh masyarakat. Kejahatan (tindak pidana) tidak semata-mata dipengaruhi oleh besar kecilnya kerugian yang ditimbulkannya atau karena sifat amoralnya, melainkan lebih dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan pribadi atau kelompoknya sehingga kepentingan tersebut merugikan masyarakat luas. Salah satu bentuk kejahatan yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat saat ini adalah kejahatan pencurian. Tindakan pencurian merupakan 2

3 sebuah tindakan yang melanggar norma hukum. Mengambil hak milik orang merupakan tindak pencurian yang harus dikenai sanksi yang tegas, karena tanpa izin walaupun dilihat secara sekilas hal ini merupakan hal yang sepele, akan tetapi jika dibiarkan terus menerus pelaku kejahatan tersebut akan semakin merajalela. Kejahatan pencurian dianggap sebagai salah satu tindak pidana yang sangat merugikan dan meresahkan masyarakat. Telah disadari bahwa kejahatan dari segi manapun tidak boleh dibiarkan merajalela dalam pergaulan hidup. Maka untuk menanggulangi kejahatan (tindak pidana), dibutuhkan kebijakan penindakan dan antisipasi yang menyeluruh. Tindak pidana pencurian diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) terdapat beberapa pasal yang mengatur dan memberikan sanksi tegas bagi tindak pidana pencurian. Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling sedikit enam puluh rupiah.. KUHP telah mengatur secara yuridis pasal-pasal yang menyangkut kejahatan atau tindak pidana pencurian mulai dari Pasal 362 pada Bab XXII Buku II KUHP. Namun pencurian masih sering terjadi dan meresahkan masyarakat. Salah satu tindak pidana pencurian yang meresahkan masyarakat adalah tindak pidana pencurian hewan ternak di Humbang Hasundutan. Pencurian ternakkerbau merupakan tindakan pidana yang sering terjadi di daerah Humbang Hasundutan. Pencurian ternak kerbau yang termasuk dalam golongan kejahatan yang baru, karena harga daging kerbau yang dijual di pasaran mahal dan hewan 3

4 ternak kerbau merupakan hewan ternak primadona selain kuda bagi para peternak di Humbang Hasundutan. Kejahatan pencurian hewan ternak ini dianggap sebagai salah satu tindak pidana yang sangat merugikan sekaligus meresahkan masyarakat Humbang Hasundutan. Berdasarkan fakta yang terjadi di Kabupaten Humbang Hasundutan, diketahui telah terjadi beberapa kali tindak pidana pencurian hewan ternak kerbau. Kejadian ini terjadi semenjak tahun 2010. Dilaporkan sebanyak 6 kepala keluarga yang menjadi korban dari kasus pencurian ternak kerbau ini. Dua kepala keluarga berasal dari Desa Lobulotong, Kecamatan Paranginan. Adapun keempat keluarga lainnya berasal dari Desa Nagasaribu, Kecamatan Lintongnihuta. Pada tahun 2011 kejadian yang sama terjadi di Desa Siboro-boro, Kecamatan Dolok Sanggul. Pada tahun 2012 kejadian tersebut terulang kembali di Desa Silaga-laga, Kecamatan Dolok Sanggul. Pada tahun 2013 pencurian terjadi di Desa Dolok Sait dan Desa Purba, Kecamatan Dolok Sanggul dan yang terakhir pencurian terjadi pada Tahun 2015 di Desa Sibuluan, Kecamatan Dolok Sanggul dan Desa Simamora, Kecamatan Baktiraja. Terkait dengan banyaknya laporan masyarakat tentang pencurian hewan ternak kepada pihak kepolisian, kinerja Polres Humbang Hasundutan dalam penanganan kasus tindak pidana pencurian hewan ternak belum cukup optimal dalam pengungkapan kasus-kasusnya. Hal tersebut dibuktikan dari beberapa kasus yang terjadi selama tahun 2010 sampai dengan 2015,hanya satu kasus saja yang dapat terselesaikan. Kendala-kendala yang sering dialami oleh pihak Kepolisian dalam penanganan kasus tindak pidana pencurian adalah kurangnya bukti dan 4

5 saksi atas kejadian pencurian yang terjadi serta para pencuri kerbau tersebut ratarata beraksi pada malam hari. Tindak pidana pencurian ternak kerbau di Humbang Hasundutan sampai saat ini masih dilematis dan menjadi masalah yang cukup serius serta memerlukan pemecahan. Oleh karena itu, diperlukan usaha penanggulangan yang baik dari semua pihak, baik aparat hukum maupun masyarakat, agar penyelesaian masalah tindak pidana pencurian ternak tersebut dapat berjalan secara tertib, terarah, dan terencana. Dengan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Peran Kepolisian Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pencurian Ternak Kerbau di Kabupaten Humbang Hasundutan. B. Identifikasi Masalah Mengingat dalam suatu penelitian banyak dijumpai permasalahanpermasalahan maka sebelum merumuskan masalah penelitian tersebut, terlebih dahulu diidentifikasi masalah-masalah yang berkenaan dengan penelitian. Agar penelitian lebih terarah dan jelas tujuannya maka perlu dijelaskan identifikasi masalah. Berdasarkan judul dan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pidana pencurian kerbau. 2. Peran pihak Kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana pencurian ternak kerbau. 3. Upaya-upaya yang dilakukan pihak Kepolisian dalam menanggulangi kasus tindak pidana pencurian ternak kerbau. 5

6 4. Kendala yang dihadapi pihak Kepolisian dalam menangani kasus tindak pidana pencurian ternak kerbau. 5. Strategi atau solusi yang dilakukan pihak Kepolisian untuk mengatasi kendala dalam menanggulangi kasus tindak pidana pencurian ternak kerbau. C. Batasan Masalah Berikut batasan-batasan masalah yang akan diteliti, agar ruang lingkup masalah tidak terlalu luas sehingga tidak menyimpang dari latar belakang dan identifikasi masalah. 1. Upaya pihak Kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana pencurian ternak kerbau. 2. Kendala yang dihadapi pihak Kepolisian dalam menangani kasus tindak pidana pencurian ternak kerbau. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana upaya pihak Kepolisian dalam menanggulangi pencurian ternak kerbau di Kabupaten Humbang Hasundutan? 2. Apa saja kendala yang dihadapi pihak Kepolisian dalam menangani kasus tindak pidana pencurian ternak kerbau? 6

7 E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui upaya pihak Kepolisian dalam menanggulangi pencurian ternak kerbau di Kabupaten Humbang Hasundutan. 2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi pihak Kepolisian dalam menangani kasus tindak pidana pencurian ternak kerbau. F. Manfaat Penelitian Manfaatyang dapat diperoleh dari hasil penelitian yakni 1. Secara teoritis, penelitianini diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Secara praktis, bagi Kepolisian sebagai aparat penegak hukum khususnya di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dan bagi masyarakat umum kiranya penelitian ini dapat menjadikan sebagai masukan dalam menentukan kebijakannya untuk menangani dan menyelesaikan perkaraperkara tindak pidana pencurian khususnya. 7