PEMBENTUKAN STRUKTUR MIKRO PADUAN TITANIUM TI6AL6MO AS CAST SEBAGAI BAHAN DASAR IMPLAN.

dokumen-dokumen yang mirip
PERLAKUAN TERMOMEKANIKAL INGOT PADUAN Ti-Al-Mo

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR SOLUTION TREATMENT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN PADUAN TI-6AL- 6NB UNTUK APLIKASI BIOMEDIS

PENGARUH TEMPERATUR DAN NITROGEN HASIL HOT ROLLING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN Co-Cr- Mo UNTUK APLIKASI BIOMEDIS

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

Proses Perlakuan Termomekanis pada Paduan α/β Ti-6Al- 6Mo sebagai Alternatif Baru untuk Aplikasi Biomedis

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian oksidasi baja AISI 4130 pada

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al

PENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA BAJA TAHAN KARAT MARTENSITIK 13Cr3Mo3Ni

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Penambahan Yttrium Terhadap Struktur Mikro, Sifat Mekanik Dan Ketahanan Termal Pada Paduan Mg-6Zn Sebagai Aplikasi Engine Block

KAJIAN PENDAHULUAN PEMBUATAN PADUAN Fe-Ni-Al DARI BAHAN BAKU FERRONIKEL PT. ANTAM Tbk. TUGAS AKHIR. Fiksi Sastrakencana NIM :

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA ABSTRAK

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310 S. Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia

Dosen Pembimbing : Sutarsis, S.T, M.Sc.Eng

PENAMBAHAN AlTiB SEBAGAI PENGHALUS BUTIR PADA PROSES RAPID SOLIDIFICATION ALUMINIUM

Pengaruh Temperatur Heat-Treatment terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Paduan Al-Fe-Ni

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA Sigit Gunawan 1 ABSTRAK

Analisis Struktur Mikro Baja Tulangan Karbon Sedang

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

Pengaruh Solution treatment Singkat pada Paduan Al-Si-Mg : Sebuah Studi Awal

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Variasi Media Quenching Air, Oli, dan Angin Kompresor Terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Pada Baja AISI 1045

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING TERHADAP STRUKTURMIKRO BAJA MANGAN HADFIELD AISI 3401 PT SEMEN GRESIK

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

Vol. 21 No. 1 Maret 2014 ISSN :

4.1 ANALISA STRUKTUR MIKRO

PERLAKUAN PANAS MATERIAL AISI 4340 UNTUK MENGHASILKAN DUAL PHASE STEEL FERRIT- BAINIT

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 191

BAB IV HASIL PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM

ANALISIS KEKERASAN PERLAKUAN PANAS BAJA PEGAS DENGAN PENDINGINAN SISTEM PANCARAN PADA TEKANAN 20, 40 DAN 60 PSi. Abstract

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

PENGARUH PENAMBAHAN Mo TERHADAP STABILITAS FASA-FASA SENYAWA ANTAR LOGAM Ti-Al

PENGARUH PENAMBAHAN Mg DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PROSES AGING PADA PADUAN Co-Cr-Mo TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI UNTUK APLIKASI BIOMEDIS

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT BAHAN PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

METALURGI FISIK. Sifat Mekanik dan Struktur Mikro. 10/24/2010 Anrinal - ITP

PENGARUH KANDUNGAN NIOBIUM TERHADAP MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN PADUAN Zr Nb Fe Cr

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PROSES AUSTEMPER PADA BAJA KARBON S 45 C DAN S 60 C

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

Karakterisasi Material Sprocket

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR SILIKON (Si) PADA ALUMINIUM PADUAN HASIL REMELTING VELG SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS SKRIPSI

PEMBENTUKAN FASA INTERMETALIK α-al 8 Fe 2 Si DAN β-al 5 FeSi PADA PADUAN Al-7wt%Si DENGAN PENAMBAHAN UNSUR BESI DAN STRONSIUM SKRIPSI

KARAKTERISASI INGOT PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr PASCA PERLAKUAN PANAS

pendinginan). Material Teknik Universitas Darma Persada - Jakarta

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN UZrNb PASCA PERLAKUAN PANAS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2012 di Instalasi Elemen

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Optimalisasi Sifat Mekkanik Paduan Kobalt Sebagai Implan Tulang Prosthesis Melalui Proses Sintering.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

BAB III PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR. Penelitian

STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN GETARAN MEKANIK VERTIKAL TERHADAP PEMBENTUKAN SEGREGASI MAKRO PADA PADUAN EUTEKTIK Sn Bi

ANALISA PENGARUH VARIASI MEDIA QUENCHING DAN PENAMBAHAN SILIKON PADA PADUAN Al-Si REMELTING VELG SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIS SKRIPSI

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

METALURGI Available online at

ANALISIS KEGAGALAN PISTON SEPEDA MOTOR BENSIN 110 cc

Transkripsi:

PEMBENTUKAN STRUKTUR MIKRO PADUAN TITANIUM TI6AL6MO AS CAST SEBAGAI BAHAN DASAR IMPLAN. Cahya Sutowo 1*, Fendy Rokhmanto 2, Galih Senopati 3, Kholqillah Ardian Ilman 4 *123. Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI 4 Departemen Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada E-mail : csutowo@yahoo.com ABSTRAK Paduan Ti6Al6Mo as-cast hasil proses remelting menggunakan vaccuum arc furnace telah diobservasi dalam penelitian ini. Beberapa pengujian dilakukan untuk mengetahui pembentukan struktur mikro dan efeknya terhadap sifat mekanis paduan titanium Ti6Al6Mo as-cast dan melalui perlakuan panas homogenisasi untuk aplikasi sebagai material implan. Struktur mikro yang terbentuk dikarakterisasi dengan menggunakan mikroskop optik dan scanning electron machine (SEM) sedangkan komposisi paduan dievaluasi menggunakan energy-dispersive X-ray Spectrometry (EDX). Hasil pengamatan menunjukkan struktur β (bcc) dan α (hcp) yang memberikan peningkatan nilai kekerasan berkisar dari 54,3 sampai 61,6 HRc. Struktur mikro berupa acicular yang terbentuk pada suhu kamar menunjukkan pola Widmanstätten yang ditandai dengan munculnya struktur α yang berbentuk menyerupai garis dan bergerak dari batas butir. Fase β yang muncul memberikan peluang pada paduan ini untuk diberikan perlakuan panas lanjutan untuk mengatur kekerasannya. Kata kunci: Ti6Al6Mo, as-cast, titanium alloy, material implan ABSTRACT Ti6Al6Mo alloy as-cast remelting process results using vaccuum arc furnace has been observed in this study. Some testing was conducted to determine the formation of microstructure and its effect on the mechanical properties of titanium alloys Ti6Al6Mo as-cast and heat treatment homogenization through to the application as implant material. Microstructure formed characterized using optical microscopy and scanning electron machine (SEM), while the alloy composition was evaluated using energy-dispersive X- ray spectrometry (EDX). The results showed the structure of β (bcc) and α (hcp) that provide increased hardness value ranged from 54.3 to 61.6 HRc. In the form of acicular microstructure formed at room temperature patterns show Widmanstatten marked by the emergence of α structure shaped like a line and move from the grain boundary. β phase which appeared provide opportunities for these alloys to be given further heat treatment to adjust the hardness. Keywords: Ti6Al6Mo, as-cast, titanium alloy, the implant material PENDAHULUAN Titanium bersifat allotropy, yaitu memiliki dua struktur kristal yang berbeda pada temperatur yang berbeda. Pada temperatur ruang, titanium murni memiliki struktur kristal hexagonal closed packed (HCP). Struktur ini disebut fasa alpha, dan stabil sampai temperatur 1620 o F (882 o C) sebelum struktur kristalnya berubah. Pada temperatur yang lebih tinggi, struktur kristal berubah menjadi body centered cubic (BCC). Struktur ini disebut fasa beta. Temperatur transisi dari alpha menjadi beta disebut beta transus. Fasa alpha beta dari 1620 o F sampai titik leleh (3130 o F). Kandungan 6% Al (aluminium) dimanfaatkan sebagai unsur penguat karena membentuk presipitasi fasa intermetalik TiAl 3 [1]. Unsur Alumunium juga berfungsi sebagai penstabil fasa α (alpha) yaitu unsur yang dapat menaikkan temperatur beta transus dengan menstabilkan fasa alpha. Sedangkan unsur Mo (molibdenum) sebagai penstabil fasa β (betha), yaitu unsur yang dapat menurunkan temperatur beta transus dengan menstabilkan betha. Paduan Ti6Al6Mo merupakan paduan Tiαβ yang memiliki kekuatan dan ketahanan korosi lebih tinggi dibandingkan paduan Tiα. Adanya fasa betha 1

dengan struktur kristal kubik memudahkan dalam pembentukan melalui pengerjaan panas. Titanium atau titanium murni dan paduannya telah menjadi biomaterial yang menarik karena mempunyai ketahanan korosi, biokompatibilitas, kekuatan spesifik, dan modulus young yang lebih rendah dibandingkan dengan logam biomaterial lain seperti baja tahan karat dan Co-Cr paduan [2]. Alur proses pembuatan suatu paduan akan menentukan struktur mikro dan tekstur kristalogafi tertentu, termasuk paduan titanium. Titanium memiliki struktur atom hexagonal closed packed (hcp) pada suhu ruang, sehingga cenderung untuk membentuk tekstur kristalografi yang kuat. Struktur ini akan berpengaruh pada sifat mekanis produk yang dihasilkan[3]. Sehingga merupakan hal yang penting untuk mengetahui struktur mikro dan efek yang muncul dari alur proses pembuatan suatu material paduan, dalam hal ini proses remelting. Tidak seluruh paduan titanium mampu untuk mengalami proses perlakuan panas, hanya yang memiliki fase α+β dan β [4]. Kandungan unsur lain yang berfungsi sebagai α-stabilizer dan β-stabilizer sangat berperan pada sifat mekanis yang dihasilkan. Tujuan dan sasaran dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembentukan struktur mikro dan pengaruhnya terhadap sifat mekanis paduan titanium Ti6Al6Mo as-cast. METODE Langkah pertama dari penelitian ini adalah pengaturan komposisi paduan (material balance) dari bahan penyusun yang terdiri dari tiga raw material, yaitu : titanium murni, alumuniun murni, dan molibdenum murni. Komposisi berat paduan sebagaimana pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi paduan titanium. Unsur Massa (%) Massa (gr) Titanium 88 17,6 Alumunium 6 1,2 Molibdenum 6 1,2 Total 100 20 Setelah ditimbang sesuai dengan komposisinya, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan ingot paduan Ti6Al6Mo dengan menggunakan tungku busur listrik vakum (vaccuum arc furnace) yang terdapat di laboratorium Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Tangerang Selatan. Target massa ingot yang dihasilkan sesuai dengan material balance tabel 1 yaitu 20 gram. Spesimen ingot yang dibuat dengan komposisi 6% berat Al dan 6% berat Mo dan sisanya 88% titanium sebanyak 3 buah spesimen ingot paduan. Gambar. 1. Raw Material ingot paduan titanium Ti, Al dan Mo Spesimen ingot paduan hasil remelting menggunakan arc vaccuum furnace sebagaimana pada Gambar 2. Dibawah ini Gambar. 2. Spesimen ingot hasil remelting Pemotongan spesimen ingot untuk membuat spesimen dilakukan menggunakan cutting machine. Sampel dibagi untuk pengamatan metalografi dan pengujian kekerasan serta untuk perlakuan panas selanjutnya. Setelah dilakukan pemotongan, kemudian dilakukan preparasi utuk metalografi yaitu melalui pengampelasan dan pemolesan sampai dihasilkan permukaan yang sangat halus. Setelah dicapai permukaan yang mengkilap tanpa scratch, maka proses selanjutnya adalah pengetsaan (etching) dengan menggunakan larutan HF : HNO 3 : H 2 O = 10 : 5 : 85. Proses etching dilakukan sekitar 2-4 detik kemudian dicuci dengan menggunakan air yang mengalir. Setelah selesai proses etching dan sampel dikeringkan langkah selanjutnya adalah pengamatan struktur mikro menggunakan mikroskop optik. 2

Pengujian kekerasan dilakukan dengan menggunakan metode Rockwell Hardness. Indentor yang digunakan berupa diamond 120 o dengan beban sebesar 150 kgf. Diambil 3 titik secara acak untuk masing-masing spesimen. Pengamatan SEM (scanning electron microscope) dilakukan untuk mengamati struktur mikro dengan perbesaran yang lebih tinggi. Pengambilan gambar difokuskan pada daerah sekitar batas butir. Selain dilakukan pengujian untuk mengetahui komposisi secara semi kualitatif menggunakan EDX (energydispersive X-ray Spectrometry). Pengamatan persebaran unsur pada sampel paduan dilakukan dibeberapa titik / area. HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur mikro yang terbentuk berbentuk adalah plate-like acicular. Paduan titanium ini tergolong paduan dengan phase α+β karena menggunakan paduan unsur Aluminium (Al) yang merupakan α-stablizer dan Molybdenum (Mo) yang merupakan β-stabilizer. Alpha-phase (α) berwarna lebih terang sedangkan beta-phase (β) berwarna lebih gelap. Bagian berwarna putih yang berbentuk seperti jarum merupakan fase alpha yang terbentuk dari fase beta yang berubah menjadi alpha. Struktur ini juga memliki kemiripan dengan struktur mikro Ti-6Al-4V yang didinginkan di udara pada Gambar 3. α. Fase α terbentuk dari fase β yang merubah fase menjadi α ketika paduan melewati garis transformasi akan tetapi masih terdapat fase β yang bertahan. Nampak struktur mikro mikro tersebut terdapat tekstur yang lebih menggumpal (blocky) [3]. Bagian yang berwarna lebih terang merupakan fase α dan yang lebih gelap merupakan fase β. Tampak pula bahwa pola butir yang terbentuk relatif tegak lurus dan bergerak menjauh dari batas butir. Karena hal ini terjadi hampir disepanjang batas butir maka gerak pembekuan fase α di suatu titik bertemu dengan fase α di titik yang berlainan, pola ini disebut dengan Widmanstätten [5]. (a) (b) Gambar 3. Struktur mikro dengan phase Acicular α+β, prior beta grain boudaries. Etchant: 10 HF, 5 HNO 3, 85 H 2 O. 250X [5]. Hasil pengamatan struktur mikro pada 3 spesimen Ti-6Al-6Mo dapat dilihat pada Gambar 4. dengan perbesaran 200X menunjukkan struktur mikro plate-like acicular (c) Gambar 4. Struktur mikro Ti-6Al-6Mo as-cast, perbesaran 200 X. Gambar 5 merupakan hasil pencitraan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) dengan perbesaran 2000 kali, 3

pengamataan difokuskan pada daerah batas butir karena memberikan gambaran umum tentang kondisi struktur mikro paduan. Tampak jelas bahwa struktur mikro Ti6Al6Mo berbentuk plate-like acicular dan memiliki orientasi yang berbeda - beda. Perbedaan orientasi ditandai dengan adanya batas butir. grain boundar α β 1 Gambar 5. Hasil pengamatan menggunakan SEM. Sebagai perbandingan ditunjukkan pada Gambar 6 yang menunjukkan struktur mikro paduan titanium Ti-6Al-4V dengan fasa α-β yang mengalami pendinginan secara lambat dari suhu di atas β-transus. Jika dilihat tampak sama dengan struktur mikro Ti-6Al-6Mo yang ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 6. struktur mikro paduan titanium Ti- 6Al-4V [5]. Hasil pengujian komposisi ingot Ti-6Al- 6Mo as-cast menggunakan SEM/EDX secara semikualitatif sebagaimana pada pada Tabel 2. Pengujian dilakukan pada 6 titik/spot atau lokasi yang dievaluasi. Hasil menunjukkan setiap titik pengamatan kandungan titanium sebagai unsur utama memiliki jumlah yang 6 paling besar. Jumlah titanium yang besar ini berpengaruh pada nilai kekerasan. Unsur alumunium sebagai unsur penstabil fasa alpha (α stabilizer) berkisar antara 3,31 4,65%. Komposisi unsur molibdenum yang merupakan penstabil fasa betha ( β stabilizer) berkisar 1,28 6,63%. Spot dengan kandungan molibdenum terendah berada pada titik 001 dan tertinggi pada titik 002 yang merupakan fase beta titanium. Tidak meratanya persebaran paduan dikarenakan perbedaan titik lebur yang menyebabkan terjadinya fenomena segregasi [6]. Tabel 2. Komposisi ingot Ti-6Al-6Mo as-cast hasil remelting Titik Unsur Massa (%) 001 Al 3,99 Ti 90,45 Mo 1,28 002 Al 4.30 Ti 89,07 Mo 6,63 003 Al 3,95 Ti 80,85 Mo 6,35 004 Al 3,31 Ti 87,62 Mo 3,41 005 Al 4,65 Ti 91,51 Mo 3,84 006 Al 4,20 Ti 84,32 Mo 4,28 Pengujian kekerasan dilakukan sebanyak masing masing 3 jejakan untuk setiap spesimen. Hasil pengujian sebagaimana pada Tabel 3. Hasil pengujian menunjukkan nilai kekerasan spesimen A yang paling tinggi sedangkan B yang terendah. Jika dilihat per spesimen maka nilai HRc setiap titik tidak jauh berbeda, namun jika dibandingkan antara spesimen A, B, dan C maka terlihat adanya perbedaan kekerasan yang cukup jauh. Hal ini mengindikasikan bahwa homogenitas paduan setiap ingot tidaklah sama antara satu dengan lainnya. Nilai kekerasan yang tinggi juga kemungkinan disebabkan oleh terbentuknya presipitat [7], akan tetapi tidak setinggi nilai kekerasan dalam penelitian sebelumya dimana nilai kekerasan yang tinggi ini disebabkan karena pembentukan fasa intermetalik TiAl 3 Ti [8]. 4

Tabel 3. Nilai kekerasan paduan Ti6Al6Mo Spesimen No. Nilai kekerasan Rockwell A 1. 61,6 2. 61,6 3. 60,5 B 4. 54,3 5. 56,5 6. 54,8 C 7. 56,3 8. 57,9 9. 57,9 Rata-rata 57,93 SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengujian dan pembahasan menunjukkan bahwa paduan Ti-6Al-6Mo ascast memiliki struktur mikro acicular dengan formasi kristal membentuk Winsmandtatten. Keberadaan unsur alumunium dan molybdenum memberikan perpaduan fasa pada struktur mikro paduan titanium yaitu fasa Tiαβ (alpha + beta). Pembentukan fasa terlihat dari struktur mikro, unsur alumunium (α- stabilizer) berada pada bagian dengan warna yang lebih terang sedangkan molybdenum (β- stabilizer) berada pada bagian dengan warna yang lebih gelap. Hasil kekerasan Rockwell memberikan nilai antara 54,8 61,6 sehingga Ti-6Al-Mo as-cast ini perlu diberikan perlakuan panas lanjutan untuk menghomogenkan struktur mikro dan nilai kekerasannya. and technology of titanium alloys. Warrandable (PA): TMS; 1997. p. 3-73. Donachie, M.J., 2000. Titanium, A Technical Guide 2nd ed., America: ASM International. Callister, W.D. & Wiley, J., Materials Science. Yuswono Marsumi, Andika Widya Pramono,: Influence of Niobium or Molybdenum in Titanium Alloy for Permanent Implant Application, Advanced Materials Research Vol. 900 (2014) pp 53-63, Trans Tech Publications, Switzerland, 2014 Cahya Sutowo, Galih Senopati, Edy PU, I Nyoman GPA, Struktur Mikro dan Sifat Mekanik As-Cast Ti-6Al-xMo, Prosiding Seminar Material Metalurgi 2016. Daftar Pustaka Hasimoto, Keizo, et.al, (1994) Alloy Design of gamma Titanium Alumunide Intermetalic Compounds, Nippon Steel Technical Report no.62. Mitsuno Nomini, Resent Metallic Material for Biomedic Application, Metallurgical and Material Transaction A. Vol. 33A, March 2002 Obasi, G.C. et al., 2012. The influence of rolling temperature on texture evolution and variant selection during α β α phase transformation in Ti 6Al 4V. Acta Materialia, 60(17), pp.6013 6024. Semiatin SL,Seetharman V, Weiss I. In: Weiss I, Srinivasan R, Bania P, Eylon D, Semiatin SL, editors. Avanced in science 5