BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian global yang mengalami tekanan akibat krisis menghadapkan perekonomian Indonesia pada beberapa tantangan yang tidak ringan pada tahun 2009. Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara global. Akibat masih kuatnya dampak krisis perekonomian global, tantangan tersebut cukup mengemuka terutama pada awal tahun 2009. Ketidakpastian karena krisis perekonomian terkait dengan sampai seberapa cepat pemulihan ekonomi global akan terjadi, bukan saja menyebabkan tingginya risiko di sektor keuangan, tetapi juga berdampak negatif pada kegiatan ekonomi di sektor riil domestik. Perkembangan yang kurang menguntungkan tersebut telah menurunkan berbagai capaian positif pada beberapa tahun sebelumnya. Sejumlah kebijakan telah ditempuh oleh Bank Indonesia dan pemerintah untuk menghadapi tantangan tersebut sepanjang tahun 2009 diantaranya kebijakan Bank Indonesia di bidang perbankan diarahkan untuk memperkuat daya tahan industri perbankan dengan tetap melanjutkan upaya-upaya untuk meningkatkan peran intermediasi perbankan dan di bidang fiskal pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan stimulus, baik melalui insentif pajak maupun upaya menjaga daya beli masyarakat. Ketidakstabilan di pasar keuangan global tetap terjadi akibat masih kuatnya persepsi negatif terhadap prospek pemulihan ekonomi global.
Kondisi itu mengakibatkan investor mengurangi penempatan dana di pasar kredit dan pasar modal baik di negara maju maupun negara berkembang. Pasar modal (capital market) memiliki peranan besar dalam perekonomian karena perkembangan suatu negara dapat diukur salah satunya dengan melihat perkembangan pasar modal di negara tersebut. Pada dasarnya pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Instrumen keuangan jangka panjang menurut Fakhruddin (2001:1) antara lain saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan/derivatif seperti opsi (put atau call), baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Di Indonesia pengertian pasar modal sebagaimana tertuang di dalam Keputusan Presiden (Kepres) No. 52 Tahun 1976 tentang Pasar Modal Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa pasar modal adalah bursa-bursa perdagangan di Indonesia yang didirikan untuk perdagangan uang dan efek. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut emiten (perusahaan go public). Kehadiran pasar modal dapat memperbanyak pilihan sumber dana bagi emiten, serta menambah pilihan investasi bagi investor. Investasi merupakan komitmen atas sejumlah atau sejumlah sumber dana lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001:1). Sebelum melakukan keputusan investasi, investor dihadapkan pada keinginan untuk mendapatkan hasil pengembalian yang maksimal dari nilai
investasi, dan tingkat resiko yang akan dihadapi. Dua unsur yang melekat pada setiap dana atau modal yang diinvestasikan adalah hasil (return) dan resiko (risk). Umumnya semakin besar hasil yang diperoleh maka semakin besar resiko yang dimilikinya, sebaliknya semakin kecil hasil yang diperoleh maka semakin kecil pula resiko yang dihadapinya. Investor memerlukan analisis yang cermat, teliti dan didukung dengan data yang akurat dan terpercaya sehingga dapat mengurangi resiko dalam berinvestasi. Pada dasarnya investor mengukur kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan. Jika suatu perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik maka investor akan menanamkan modalnya, karena bisa dipastikan akan memperoleh keuntungan dari penanaman modal tersebut. Seorang investor membeli sejumlah saham dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham atau pembayaran sejumlah dividen oleh perusahaan sebagai imbalan atas waktu dan resiko didalam investasi tersebut. Penempatan investasi di pasar modal investor memerlukan informasi yang akurat sehingga investor tidak terjebak pada kondisi yang merugikan karena investasi di bursa efek merupakan jenis investasi dengan resiko relatif tinggi, meskipun menjanjikan keuntungan yang relatif besar. Informasi-informasi yang diperlukan yaitu mengetahui variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi terjadinya fluktuasi harga saham dan juga mengetahui bagaimana bentuk hubungan antara variabel-variabel tersebut. Dengan mengetahui variabel-variabel tersebut, investor dapat memilih perusahaan yang benar-benar dianggap sehat sebagai tempat menanamkan modalnya. Informasi-informasi yang dibutuhkan
investor tersebut terkait dengan informasi rasio keuangan. Dengan menganalisis rasio-rasio keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan akan dapat dipakai oleh investor dalam memprediksi keuntungan investasi yang akan diterima. Penelitian mengenai harga saham telah banyak dilakukan di Indonesia. Beberapa peneliti terdahulu telah membuktikan bahwa rasio-rasio keuangan mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Namun secara parsial tidak semua rasio-rasio keuangan dapat berpengaruh terhadap harga saham. Dipo Satria (2007) meneliti pengaruh rasio keuangan (likuiditas, solvabilitas, aktivitas, profitabilitas, dan pasar) terhadap harga saham industri manufaktur di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan rasio likuiditas (Current Ratio), solvabilitas (Total Debt to Total Assets Ratio), aktifitas (Total Assets Turnover, Inventory Turnover), profitabilitas (Net Profit Margin, Return On Equity), dan rasio pasar (Price Earning Ratio) mempengaruhi harga saham. Secara parsial, rasio likuiditas dan profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pada tahun berikutnya Juventus (2008) meneliti pengaruh rasio profitabilitas dan leverage terhadap harga saham perbankan di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan rasio profitabilitas (Return On Equity) dan rasio leverage (Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio) berpengaruh terhadap harga saham perbankan. Secara parsial hanya Return On Equity dan Debt to Asset Ratio yang memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. Dua tahun berikutnya Leonardo Guntur (2009) meneliti analisis pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham pada industri rokok di BEI. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan PER, ROE, dan NPM memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial PER dan NPM memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat transaksi perdagangan saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia. Peneliti memilih meneliti perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena perbankan mempunyai peranan besar dimana kebanyakan transaksi yang dilakukan baik dibidang perdagangan ekspor dan impor barang dan jasa maupun dalam bentuk aliran modal melalui dunia perbankan. Melalui BEI peneliti dapat memperoleh laporan keuangan dan data perusahaan yang diperlukan dalam penelitian, khususnya yang menjadi objek penelitian secara lengkap. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas, solvabilitas dan likuiditas. Peneliti tertarik untuk menggunakan ketiga rasio tersebut adalah karena rasio-rasio ini memiliki keterkaitan dengan tolok ukur penilaian kesehatan bank yaitu permodalan, kualitas aset, manajeman, rentabilitas, likuiditas, dan sensitifitas terhadap resiko pasar. Selain itu, ketidakkonsistenan pada hasil yang ditemukan pada penelitian terdahulu tentang harga saham mendorong penulis untuk meneliti kembali mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik ingin meneliti kembali pengaruh profitabilitas, solvabilitas, dan likuiditas terhadap harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah rasio profitabilitas, solvabilitas, dan likuiditas berpengaruh terhadap harga saham baik secara simultan maupun parsial?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas, solvabilitas, dan likuiditas baik secara simultan maupun parsial terhadap harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut : 1. bagi peneliti, yaitu dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai masalah yang diteliti sehingga memperoleh gambaran yang jelas antara kesesuian di lapangan dengan teori yang ada 2. bagi perusahaan, penelitian ini dapat memberi masukan kepada manajemen perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan yang memiliki pengaruh positif terhadap harga saham
3. bagi peneliti lain, penelitian ini dapat bermanfaat menambah pengetahuan serta dapat memberikan informasi sebagai refrensi atau perbandingan bagi peneliti lain dalam penelitian mengenai harga saham