BAB I PENDAHULUAN. Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan kelas utama di Indonesia. Sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pekerasan Jalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut :

Gambar Distribusi Pembebanan Pada Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hobbs (1995), ukuran dasar yang sering digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk berdampak pada. perkembangan wilayah permukiman dan industri di daerah perkotaan, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM 1.2. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. mengupayakan pengadaan transportasi massal dengan meluncurkan bus Trans

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan I.1. Umum. I.2. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

ASPEK GEOTEKNIK PADA PEMBANGUNAN PERKERASAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 3 METODOLOGI. sehingga akan menghasilkan biaya konstruksi dan perawatan perkerasan lentur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan, terutama pada saat melakukan pengereman dan berhenti. Kendaraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PERHITUNGAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK JALAN TOL MEDAN-KUALANAMU KABUPATEN DELI SERDANG LAPORAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan kebutuhan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. gelombang laut, maka harus dilengkapi dengan bangunan tanggul. diatas tadi dengan menggunakan pemilihan lapis lindung berupa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. portland atau semen hidrolik yang lain, dan air, kadang-kadang dengan bahan tambahan

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL

PENDAHULUAN BAB I. berpopulasi tinggi. Melihat kondisi geografisnya, transportasi menjadi salah satu

struktur dinding diafragma adalah dengan menjaga agar jangan sampai

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Kaku (Rigid Pavement) Pada Ruas Jalan Tol Solo - Ngawi, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

A. LAPISAN PERKERASAN LENTUR

PERANCANGAN STRUKTUR KOMPOSIT PERKERASAN DI LENGAN SEBELAH TIMUR PERSIMPANGAN JALAN PALAGAN DAN RING ROAD UTARA YOGYAKARTA

jalan Jendral Urip Sumoharjo (tipe 4/2 D) DS = 0,67 jalan Walisongo (tipe 4/2 D) DS = 0,67 Khusus untuk jalan Siliwangi karena mempunyai DS = 0,85

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FLEXIBLE PAVEMENT DAN RIGID PAVEMENT. Oleh : Dwi Sri Wiyanti

BAB X PENUTUP KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel

BAB I PENDAHULUAN. terjamin kekuatan dan ketebalannya sehingga tidak akan mengalami distress yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

BAB I PENDAHULUAN. Jalan Palembang - Indralaya dibangun disepanjang tanah rawa yang secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN

METODE PELAKSANAAN DAN ESTIMASI (PERKIRAAN) BIAYA PADA LAPIS PERKERASAN JALAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban

STUDI PERBANDINGAN BIAYA PERKERASAN KAKU DAN PERKERASAN LENTUR METODE ANNUAL WORTH. Retna Hapsari Kartadipura 1)

BAB I PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada bangunan, seperti: gedung, jembatan, perkerasan jalan, balok, plat lantai, ring balok, ataupun plat atap.

BAB IV ANALISA KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN BETON. genangan air laut karena pasang dengan ketinggian sekitar 30 cm. Hal ini mungkin

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB I PENDAHULUAN. Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkerasan jalan adalah suatu bagian dari jalan yang diperkeras dengan lapisan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkerasan Jalan Raya, dibagi atas tiga jenis perkerasan, yaitu

memenuhi efisiensi waktu, mutu dan biaya begitu. Pada Cluster Divena Deshna ini proyek pembangunan jalan terdapat dua jenis perkerasan jalan yaitu pek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN

2.4.5 Tanah Dasar Lapisan Pondasi Bawah Bahu Kekuatan Beton Penentuan Besaran Rencana Umur R

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perkerasan kaku adalah struktur yang terdin dan pelat (slab) beton semen yang

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print D-44

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkerasan kaku (rigid pavement) atau perkerasan beton semen adalah perkerasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat, lapisan lainnya hanya bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Salah satu

LATAR BELAKANG JALAN SEMENTARA RISIKO

BAB I PENDAHULUAN. manajemen konstruksi. Setidaknya upaya yang dilakukan merupakan usaha untuk

PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN SISTEM JALAN PRACETAK SpRigWP. PT. WASKITA BETON PRECAST, Tbk. Tangerang 17 Mei 2017 Didit Oemar Prihadi

4.1. DEFINISI DASAR 4.2. FASILITAS UTAMA DAN FASILITAS DASAR PERAIRAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan kelas utama di Indonesia. Sebagai pelabuhan terbesar, diperlukan sarana dan fasilitas pelabuhan untuk menunjang bongkar muat barang eksport maupun import. Untuk mendukung kegiatan operasional agar dapat berjalan optimal, dibutuhkan sarana transportasi yang menjadi penghubung pergerakan ekonomi masyarakat yang menuju ke dan dari pelabuhan, yang salah satunya adalah jalan. Seiring dengan naiknya muka air laut (air pasang) di daerah Tanjung Priok, yang setiap tahun semakin meninggi, ditambah dengan letaknya pada daerah yang rendah, tanah dasar (subgrade) jalan yang berada pada kawasan pelabuhan tersebut hampir selalu terendam air, yang berdampak melemahnya daya dukung tanah dasar karena tanah dasar pada umumnya adalah tanah berbutir halus yang peka terhadap air, sehingga mengakibatkan jalan menjadi rusak dan amblas. Karenanya, untuk mengerjakan jalan yang sangat baik, diperlukan metode perkerasan yang sesuai dengan kriteria tanah yang berada di daerah ini diikuti dengan pembangunan yang cepat. Pada proyek Pelindo 10 paket di Tanjung Priok, ditemukan kegagalan konstruksi pada perkerasan kaku konvensional setelah pekerjaan selesai dan dibebani oleh kontainer serta aktivitas yang bekerja. Kegagalan tersebut terlihat dari turunnya elevasi pada permukaan pekerasan kaku. Menurut data surveyor pada proyek Pelindo 10 paket, dalam kurun waktu 3 bulan, penurunan elevasi yang terjadi I - 1

sebesar ±40cm dari elevasi rencana. Berarti ada sekitar 0,5cm setiap harinya mengalami penurunan. Kegagalan ini tentu disebabkan oleh tanah dasar (subgrade) yang tidak mampu menahan beban kontainer. Tanah dasar (subgrade) jalan yang berada pada kawasan pelabuhan selalu terendam air, yang berdampak melemahnya daya dukung tanah dasar karena tanah dasar pada umumnya adalah tanah berbutir halus yang peka terhadap air, sehingga tanah dasar mengalami settlement / penurunan yang berakibat jalan menjadi amblas serta mengakibatkan kerusakan dan kerugian. Dengan adanya pekerjaan perbaikan seperti ini, tentunya akan berakibat terhadap biaya yang membengkak dan waktu yang semakin lama pengerjaannya. Kejadian seperti ini tentunya menjadi tanggung jawab kontraktor untuk memperbaiki pekerjaan yang telah selesai. Pada proyek Pelindo 10 Paket, perbaikan akibat settlement tanah dilakukan dengan cara menambah beton Lean Concrete/LC (K- 150/fc 16) dengan tebal antara 15cm-20cm. Kemudian lapisan LC tersebut dilapisi dengan pasir setebal 5cm dan dilanjutkan pemasangan paving block setebal 10cm. Banyak cara untuk membuat perkerasan jalan pada tanah dasar seperti spesifikasi yang ada di Tanjung Priok, baik dengan meningkatkan stabilitas tanah, membuat vertical drain system pada tanah, ataupun dengan membuat perkerasan dengan metode continuously reinforced concrete pavement (CRCP). Pada JICT Expansion Project Phases 6, 7, 8 & 10 memutuskan untuk menggunakan jenis pekerjaan perkerasan baru yaitu metode continuously reinforced concrete pavement (CRCP) I - 2

yang diyakini dapat bekerja pada kondisi tanah Tanjung Priok tanpa terjadi perbaikan/zero maintenance. Di Indonesia, metode CRCP masih jarang digunakan, khusus nya daerah rawa dan daerah pesisir pantai. Jenis perkerasan ini berbeda dengan perkerasan kaku konvensional. Menurut California Department of Transportation (2015), dijelaskan bahwa perkerasan CRCP menggunakan tulangan memanjang yang menerus sehingga tegangan akibat beban tidak hanya terdistribusi pada plat beton, namun juga ditahan oleh tulangan baik secara memanjang maupun melintang. Sehingga mempunyai kekuatan struktural yang tinggi dan mencegah terjadinya pembentukan retak yang besar. Uniknya, terdapat dua buah terminal angkur yang terdapat di ujung perkerasan berfungsi sebagai tumpuan beban perkerasan dan juga sebagai peredam getaran. Rasmussen, dkk (2009), menjelaskan bahwa CRCP mempunyai banyak keunggulan terhadap perkerasan kaku konvensional, yaitu : Mengurangi biaya perawatan pada sambungan untuk memperpanjang umur perkerasan; Berkurangnya perbaikan jalan sehingga tidak menimbulkan kemacetan pada lalu lintas yang padat; Dapat mengendalikan retak yang akan terjadi pada perkerasan CRCP; dan Mempunyai transfer beban yang konsisten pada tegangan geser yang ditimbulkan oleh roda kendaraan, sehingga mempunyai kekuatan untuk menahan kendaraan yang sangat berat. Prof. B. E. Gite (2013) mengatakan bahwa CRCP sudah dilakukan pada negara Amerika dari tahun 1921 dan sekarang telah memiliki 50,000km jalan bebas I - 3

hambatan. Selain itu, negara Belgia juga sudah menerapkan CRCP pada tahun 1950. Belgia menerapkan CRCP bukan hanya di jalan perkotaan, melainkan di jalan pedesaan, dimana tanah akan kurang stabil, menggunakan CRCP. Hal-hal di atas menginspirasi untuk dilakukannya analisis mengenai biaya dan waktu antara perkerasan CRCP dengan perkerasan kaku konvensional. Penggunaan CRCP sebagai metode alternatif, yang digunakan pada kondisi tanah di Tanjung Priok yang memiliki banyak butiran halus dan mempunyai daya dukung yang buruk, menarik untuk dijadikan bahan analisis waktu pekerjaan dan biaya pada konstruksi jalan kemudian hari. Pada proyek JICT Expansion Phases 6, 7, 8 & 10 mempunyai nilai kontrak sebesar Rp449.906.189.824,- termasuk PPn 10%. Untuk pekerjaan CRCP yang akan ditinjau adalah sebesar Rp13.112.000.000,-. Dengan nilai kontrak sebesar ini, besar harapan untuk tidak terjadi pekerjaan perbaikan yang merugikan baik dari segi biaya dan waktu. Oleh karena itu penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Biaya dan Waktu Antara Pekerjaan Continuously Reinforced Concrete Pavement dengan Pekerjaan Perkerasan Kaku Konvensional pada Proyek JICT Expansion Phases 6, 7, 8 & 10 layak untuk dilakukan, yang hasilnya dapat menjadi masukan bagi pengembangan ilmu dan teknologi bidang konstruksi dan masukan kepada industri konstruksi serta berbagai kalangan yang terkait dengan penyelesaian masalah pekerjaan perkerasan pada tanah labil. I - 4

1.2. Identifikasi Masalah Didasarkan latar belakang permasalahan yang ada, dapat dirumuskan beberapa permasalahan. Permasalahan itu sendiri sebenarnya saling berkaitan dan dapat dijelaskan. Tanah pada daerah Tanjung Priok memiliki kekuatan tanah yang buruk, sehingga bangunan ataupun infrastruktur diatasnya haruslah direncanakan dengan baik sehingga terhindar dari perbaikan. Kasus yang sering terjadi adalah settlement pada tanah dasar (subgrade). Khusus pada pekerjaan jalan, perkerasan kaku konvesional dianggap kurang cocok pada daerah Tanjung Priok. Jika dipaksakan dengan perkerasan kaku konvensional maka settlement pada tanah dasar tidak dapat dihindari serta akan adanya perbaikan yang dilakukan dan memakan waktu serta biaya yang tersedia. Sehingga target kontraktor dalam menyelesaikan proyek dan mempunyai margin besar menjadi meleset. Dengan solusi perkerasan tipe CRCP yang memiliki daya dukung tinggi, tanpa adanya biaya perawatan (biaya perawatan tidak ada), dan cocok pada tanah labil karena mempunyai sistem terminal angkur dikedua sisinya, diharapkan mampu untuk mengatasi masalah settlement yang sering terjadi pada tanah dasar khusus nya yang berada di Tanjung Priok. I - 5

1.3. Rumusan Masalah Penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Biaya dan Waktu Antara Pekerjaan Continuously Reinforced Concrete Pavement dengan Pekerjaan Perkerasan Kaku Konvensional pada Proyek JICT Expansion Phases 6, 7, 8 & 10 tersebut dapat diselesaikan dengan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Berapa besar biaya pada pekerjaan perkerasan CRCP dan perkerasan kaku konvensional? 2. Berapa banyak waktu yang dibutuhkan pada pekerjaan CRCP dan perkerasan kaku konvensional? 3. Berapa besar selisih biaya dan waktu yang terjadi antara pekerjaan CRCP dan perkerasan kaku konvensional? 4. Apakah pekerjaan CRCP layak dipertimbangkan menjadi pilihan konstruksi yang didasarkan pada analisis biaya dan waktu pelaksanaan? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai setelah dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Mendapatkan hasil analisis ditinjau dari segi biaya pada pekerjaan CRCP dan perkerasan kaku konvensional. 2. Mendapatkan analisis ditinjau dari segi waktu mengenai CRCP dan pekerasan kaku konvensional. 3. Mendapatkan selisih biaya dan waktu yang terjadi pada pekerjaan CRCP dan perkerasan kaku konvensional. 4. Mendapatkan keputusan pekerjaan CRCP untuk dikerjakan sesuai spesifikasi dengan hasil analisis biaya dan waktu. I - 6

1.5. Pembatasan Masalah Adapun batasan masalah yang diambil pada penelitian ini meliputi : 1. Pekerjaan yang ditinjau adalah metode CRCP dan metode perkerasan kaku konvensional. 2. Lokasi yang ditinjau adalah Pre-gate pada proyek JICT Expansion Project Phases 6, 7, 8 & 10. 3. Data yang dicari adalah total waktu dan biaya kedua metode pekerjaan. 4. Data diambil dari proyek JICT Expansion Project Phases 6, 7, 8 & 10, sehingga tidak memperhitungkan desain perkerasan. 5. Data perkerasan kaku konvensional di ambil dari proyek Pelindo 10 Paket. 6. Perhitungan waktu dan biaya dilakukan dengan dimensi ±19.000m² 1.6. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang diharapkan dengan penilitian ini dapat diutarakan sebagai berikut : 1. Manfaat Secara Teoristis a. Menambakan dukungan keilmuan khususnya di dunia konstruksi jalan dan transportasi. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan data kelebihan serta kekurangan CRCP sebagai salah satu inovasi di dunia konstruksi jalan. b. Membantu pemilik proyek dan konsultan perencana untuk menentukan pilihan perencanaan konstruksi jalan. I - 7

c. Bagi kontraktor menggunakan desain CRCP memberikan gambaran secara spesifik dipelaksanaan khususnya pada segi biaya dan waktu pengerjaan. 1.7. Hipotesa Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah yang diuraikan di atas maka didapat hipotesa sebagai berikut : Jika menggunakan perkerasan CRCP akan mengatasi persoalan yang terjadi (settlement pada tanah dasar) dibandingkan dengan perkerasan kaku konvensional. Disisi lain, CRCP tidak membutuhkan biaya perawatan maupun perbaikan selama lebih dari 40 tahun 1.8. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan pada pengumpulan data ini meliputi : 1. Studi Literatur Metode ini dilakukan dengan cara mengkaji berbagai literatur yang terkait, yang nantinya akan memberikan landasan dalam menganalisis permasalahan yang diteliti. 2. Observasi Lapangan (Pengamatan) Diadakan tinjauan langsung ke lapangan untuk mengamati, melihat, dan mencatat informasi dari pelaksanaan pekerjaan proyek kemudian dianalisis dan dipahami. 3. Pengumpulan Data Mengumpulkan data-data yang sudah tersedia yang terkait, kemudian akan diolah untuk kepentingan penulisan. I - 8

1.9. Sistematika Penulisan Naskah Penulisan naskah proyek akhir ini secara keseluruhan dibagi dalam beberapa bab. Penulisan naskah ini teratur dan sistematis, maka perlu dibuat sistematika penulisan laporan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sitematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab studi pustaka ini dijelaskan mengenai teori-teori yang menunjang untuk membantu proses pemahaman makalah mengenai pekerjaan CRCP dan perkerasan kaku konvensional. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai metode mengenai pekerjaan CRCP dan perkerasan kaku konvensional dalam makalah. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan analisis waktu dan biaya dari pekerjaan CRCP dan perkerasan kaku konvensional. BAB V : PENUTUP Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran, dimana kesimpulan berisikan jawaban atas permasalahan. I - 9